Yulia

"Tidakkah kamu menganggap hidup ini berharga?" Melisa coba menenangkan Ronald yang terlihat sudah gila dan seakan putus asa.

"Berharga? aku begitu menderita, bagaimana aku bisa menganggap hidupku berharga? aku bukan orang bodoh!"

Melisa segera termenung, ia tak mampu berkata-kata. Memang benar apa yang dikatakan oleh Ronald, hidupnya memang menderita.

"Tapi tidak seharusnya kamu memilih jalan buntu seperti ini. Kamu adalah sosok pendekar sejati, orang-orang akan menertawakan dirimu jika sampai bunuh diri." Melisa segera duduk di samping Ronald.

"Selain itu, ada beberapa orang yang menunggu kepulangan mu. Sebagian besar masyarakat menantikan kehadiran dirimu, setidaknya kau harus bertahan untuk mereka."

Melisa kemudian bergerak lalu mengambil kembali pisau itu. Dengan cepat, Melisa meletakkan pisau itu di samping Ronald.

"Sekarang terserah dirimu, tapi kau harus ingat! di balik dirimu yang masih selamat, ada seorang gadis yang sangat menginginkan kamu baik-baik saja." Melisa menambahkan sebelum akhirnya pergi.

Saat Melisa berjalan dan hampir mencapai pintu, Ronald bertanya, "Di mana gadis itu sekarang?"

"Dia sedang di rawat di ruangan lain, dan sampai sekarang masih dalam kondisi kritis. Kau beruntung, teknik tenaga dalam yang kamu miliki mampu membantu memulihkan luka-luka mu secara tidak normal. Sedangkan gadis itu... tidak tahu akan bagaimana nasibnya." Melisa menjawab pertanyaan Ronald sebelum akhirnya pergi dan meninggalkan Ronald.

Sementara itu, Ronald akhirnya mengingat kejadian sebelumnya, saat gadis itu bertarung demi melindunginya.

"Benar juga, gadis itu sampai rela mengorbankan nyawa demi menyelamatkan hidupku. Jika aku menyerah sekarang, bukankah akan membuat perjuangan gadis itu sia-sia? bukankah gadis itu akan sedih? Ku akui aku cukup menderita belakangan ini, tapi setidaknya ada hal baik. Ada seorang gadis yang sangat mencintaiku."

"Hidup ini, tidak akan aku sia-siakan!" Ronald akhirnya memutuskan untuk bertahan dan memperjuangkan kehidupannya setelah mempertimbangkan beberapa hal.

Sementara itu, Melisa terlihat sedang mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat. Melisa tersenyum saat melihat Ronald tidak jadi bunuh diri. Kebahagiaan kembali mengisi hati Melisa.

Sementara itu, di ruangan lain, Yulia akhirnya mengeluarkan suara setelah seminggu tidak sadarkan diri akibat koma.

"Ronald... Ronald... dimana kamu? Ronald... apakah kamu... baik-baik saja?"

Ekspresi wajah Jendral Sudirman seketika berubah datar. Jendral Sudirman terus mendengar suara-suara yang keluar dari mulut Yulia.

"Bahkan... disaat seperti ini, orang pertama yang dia khawatirkan bukan aku, ayahnya. Hanya pria brengsek itu saja... aku tidak mengerti, apa yang dilakukan pria itu sampai putriku seperti ini?" Jendral Sudirman berdecak kesal karenanya.

Tampak Jendral Sudirman membelai rambut panjang Yulia dengan air mata.

"Kenapa? kenapa kau tidak pernah mengingat ayahmu ini? padahal ayah sangat merindukanmu. Tidak apa jika kau sangat mencintai pria itu, tapi hanya satu yang ayah inginkan, setidaknya... ingatlah ayah juga. Biar bagaimanapun, ayahlah yang merawat mu sampai seperti ini."

Jendral Sudirman yang terkenal sangat arogan, berwatak keras, dan sangat kejam, ternyata bisa menangis juga. Benar saja, Jendral Sudirman telah pernah kehilangan seluruh keluarganya dalam satu waktu dan hanya menyisakan Yulia seorang yang masih bayi waktu itu.

Karena Yulia adalah satu-satunya anak dan satu-satunya keluarga yang dia miliki, Jendral Sudirman tentu sangat menyayangi Yulia. Kepergian Yulia beberapa tahun yang lalu membuatnya seakan kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Sekarang... akhirnya setelah bertahun-tahun Yulia kembali. Akan tetapi, kondisinya tidak memungkinkan.

Bisa saja Yulia akan tewas seketika mengingat luka yang diperoleh dari hasil pertempuran satu melawan sepuluh. Yulia termasuk jenius dalam dunia persilatan. Di umurnya yang kurang dari 20 tahun telah menjadi sosok pendekar yang mampu menggemparkan dunia persilatan dengan kehebatannya. Begitu juga dengan Ronald, ia termasuk murid paling berbakat di Gunung Bunga Persik. Suatu ketika, Ronald terpaksa pergi dari Gunung Bunga Persik karena suatu tugas.

Perjalanan pahit Ronald di mulai saat ia melangkahkan kakinya keluar sekte. Dalam perjalanannya mengemban misi di dunia luar, Ronald bertemu dengan Yulia di lembah seratus pedang. Lembah seratus pedang menjadi saksi pertemuan kedua kekasih ini.

Sayangnya... Yulia adalah satu-satunya anak Jendral Sudirman yang merupakan salah seorang petinggi Benteng Lentera jiwa yang merupakan salah satu aliran hitam sedangkan Ronald adalah salah seorang dari Gunung Bunga Persik yang berasal dari aliran putih.

Hubungan keduanya di tentang baik oleh Gunung Bunga Persik maupun Benteng Lentera jiwa. Ronald dan Yulia dipaksa putus hubungan, namun kekuatan cinta mereka berdua membuatnya tidak terima.

Antara Yulia dan Ronald mencapai kesepakatan, bahwa mereka akan keluar sekte dan menjadi pendekar pengelana tanpa latar belakang. Kepergian mereka berdua membuat gejolak besar dalam hati para pendekar dunia persilatan. Baik dari pihak Gunung Bunga Persik maupun Benteng Lentera jiwa, memutuskan untuk membunuh Ronald dan Yulia.

Namun, Jendral Sudirman selaku ayah Yulia, diam-diam ingin melindungi putrinya. Jendral Sudirman sama sekali tidak peduli dengan nasib Ronald, ia hanya peduli dengan putrinya.

Berkat keputusan keduanya, Ronald dan Yulia akhirnya hidup bersama. Akan tetapi, mulai saat itulah Yulia maupun Ronald tidak pernah melewati hari tenang. Sebab banyak orang yang mengincarnya.

Sampai pada akhirnya, Ronald bertarung dengan deretan pendekar terkenal. Kekuatan Ronald dan Yulia sungguh diluar nalar, dua orang itu telah berhasil membunuh puluhan pendekar kuat dan berpengalaman. Hanya tersisa sepuluh orang pendekar sampai pada akhirnya Ronald terluka parah.

Tidak ingin kehilangan Ronald, Yulia segera memukul mundur sepuluh orang itu dan segera membawa Ronald menggunakan kuda. Saat pelarian, kuda itu secara tiba-tiba mengamuk ketika terkena jebakan yang terpasang di tengah hutan. Ronald dan Yulia terjatuh sementara kudanya berlari entah kemana.

Saat itulah detak jantung Ronald berhenti. Yulia yang telah menyadarinya, langsung merasa sedih. Yulia sadar betul, Ronald sudah meninggal dan tidak mungkin menghidupkan seorang yang telah meninggal.

Namun... takdir berkata lain.

Wahyu yang telah meninggal dunia dengan cara bunuh diri, malah hidup kembali sebagai Ronald. Namun, kondisinya sangat buruk saat itu. Saat ruh Wahyu masuk ke tubuh Ronald, Yulia kembali merasakan detak jantung. Sesaat setelahnya, Ronald akhirnya membuka matanya, namun kali ini adalah Wahyu yang memulai hidup barunya sebagai Ronald di dunia lain.

Kurang lebih, begitulah situasinya.

Saat ini, Yulia akhirnya membuka matanya. Yulia melihat sekitar dan hanya menemukan dirinya sendiri tengah berada di sebuah ruangan yang dulunya adalah kamarnya.

"Ronald? dimana Ronald?" Yulia kembali mengingat kejadian saat ia berhasil mengalahkan dan membunuh tiga dari sepuluh orang pendekar yang di lawannya.

Saat Yulia sekarat, Jendral Sudirman segera datang dan menolongnya. Yulia dapat merasakan tubuhnya di bawa oleh Jendral Sudirman. Yulia memandang Ronald yang terbaring tanpa ada yang menolongnya. Dengan sedikit kesadaran, Yulia terus memanggil-manggil nama Ronald sampai akhirnya tidak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi? dimana Ronal?" Yulia segera mencoba menggerakkan tubuhnya dengan tujuan mencari keberadaan Ronald, meski ia masih sangat lemah.

"Yulia?!"

Jendral Sudirman memasuki kamar Yulia dengan membawa bubur sampai akhirnya ia melihat Yulia sedang mencoba untuk bergerak.

Terpopuler

Comments

xiaoyan

xiaoyan

kebanyakan narasi

2022-05-14

0

Fiah msi probolinggo

Fiah msi probolinggo

semakin bagus ceritanya kak

2022-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!