Bukan Pesulap

Karin dikejutkan dengan seseorang yang menarik tangannya dan membawanya ke tepi jalan, "Kau gila ya, kalau mau bunuh diri jangan disini. Bagaimana kalau orang lain kecelakaan gara-gara kamu?"

Ternyata pria itu Bara, Bara tidak sengaja melihat Karin yang hampir tertabrak mobil.

Karin menganga, dia tak percaya ada yang bisa menyentuh dan melihatnya, "Kau bisa melihat aku? Bahkan menyentuhku?"

Bara yang mendapatkan pertanyaan itu menghela nafas kasar, sepertinya dia berurusan dengan gadis pemabuk.

Karin masih tak mempercayai hal ini, dia mencoba untuk mencolek pipi Bara, ternyata tidak tembus, begitu terasa sangat nyata dia bisa mencolek pipi Bara dengan sempurna. "Wah ya ampun benar, bahkan aku bisa menyentuhmu!" Karin sangat girang sekali.

Sangat konyol dia begitu girang hanya karena bisa saling bersentuhan dengan orang lain, bahkan ada yang bisa melihatnya. Sementara dulu dia disekolah banyak sekali yang mendekatinya namun dia bersikap cuek, hanya Revan yang bisa meluluhkan hatinya karena dia terus meminta bantuan pada Elsa untuk mendekatkannya dengan Karin.

Bara merasa risih saat ada yang mencolek pipinya, ini pertama kalinya ada yang menyentuh pipinya, dia menggosok pipinya yang dicolek Karin tadi. "Apa yang kau lakukan? Sepertinya kau mabuk berat, cepat pulang sana!"

Rasanya Karin tidak rela jika harus berpisah dengan Bara, karena hanya dia satu-satunya orang yang bisa melihat dan menyentuhnya selayaknya manusia. "Eh tunggu kau mau kemana?"

Bara tak menjawab pertanyaan dari Karin, dia segera masuk ke dalam mobil.

"Dia tidak boleh pergi! Hanya dia yang bisa melihat dan menyentuhku, setidaknya aku tidak kesepian selama aku koma."

Bara yang mau menstater mobil terkejut saat menyadari ada Karin berada di sampingnya, jantungnya hampir mau copot.

"Huaaa!" Bara memegang dadanya karena begitu kagetnya saat menyadari ada Karin di sampingnya sedang tersenyum manis padanya.

"Kau? Kenapa bisa masuk ke dalam mobilku?" Bara membulatkan matanya.

"Aku.... " Karin bingung menjelaskannya.

"Ah apa mungkin kau seorang pesulap?" Bara mencoba untuk menebak, dia menepukan tangannya.

Prok! Prok! Prok!

"Wah kau hebat sekali bisa bersulap seperti itu, tapi sayangnya aku tidak tertarik, jadi lebih baik kamu keluar dari mobil aku, oke!" Bara mengusir Karin agar segera keluar dari mobilnya.

"Tidak bisa! Hanya kamu satu-satunya orang yang bisa melihat dan menyentuhku. Setidaknya bersama kamu aku bisa seperti manusia... "

"Ya ampun nona kau itu manusia, berapa banyak kau minum sampai ngelantur seperti itu?" Bara merasa pusing di buatnya, "Cepat pergi sana!"

"Aku bukan manusia, tepatnya aku hanya arwah atau mungkin bisa di bilang hantu!"

Bara yang mendengar ucapan Karin tak kuasa menahan tawa, sampai perutnya terasa sakit. "Hahaha... terimakasih untuk hiburannya, sudah lama aku tidak tertawa, kau pantas di sebut pesulap yang ahli melawak!"

Bara meronggoh saku celana , membawa dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang yang berwarna merah. "Nah ini bayaran untukmu. Kau mengikutiku karena ingin ini kan? Jadi lebih baik cepat turun dari mobilku!"