Burhan memberanikan diri menggandeng tangan Rani di pasar. Mata Rani pun terkesima disaat Burhan meraihnya.
Sebenarnya Burhan merasakan hal yang sama. Jantung nya berdegup kencang. Disaat dia memberanikan diri untuk memegang Rani, ada sedikit ketakutan di hati Burhan. Kalau Rani tidak suka tangan nya di pegang.
"Burhan kamu ke pasar disuruh ibu mu membeli apa?" Rani mengingatkan apa yang mau di beli Burhan suruhan ibu nya. Jangan sampai Burhan lupa karena telah mengantar Rani.
"Cuma di suruh beli bumbu untuk buat gado gado besok. Kalau yang untuk hari ini sudah ada kok." Burhan menjelaskan ke Rani.
"Oh, syukurlah takut saja ibu mu menunggu." Ujar Rani yang sambil berjalan menelusuri pasar bersama Burhan.
"Rani, juga mau beli apa ke pasar."
"Aku mencari mutiara mutiara buat kerajinan tangan, aku lagi mencoba membuat tas menggunakan mutiara itu." Jelas Rani ke Burhan.
Sambil berjalan di sepanjang pasar Burhan dan Rani melihat riuk pikuk suara orang berjualan. Pasar juga sangat ramai pengunjung. Beraneka ragam orang yang datang silih berganti. Entah berasal dari mana mana.
"Dubrak."
"Aduh." seseorang menabrak Rani dari samping.
"Hei, kemana matamu. Bisa bisa nya kau menabrak ku." Rani menjerit.
Burhan pun menarik laki laki itu.
"Hei, mengapa kau sengaja ya menabrak Rani." Burhan sambil memegang baju laki laki itu.
"Ma...ma..maaf. Aku tidak sengaja." Laki laki itu setengah ketakutan.
Burhan seakan Kalaf ingin memukul laki laki itu.
"Udah Han." Rani melerai malah dia ketakutan kalau sampai Han memukul laki laki itu.
"Awas kau ya." Teriak Burhan melepaskan baju laki laki itu.
Rani pun menarik Burhan kembali.
"Ayo Han. kita lanjut jalan lagi."
"Ayo." Burhan melangkah mengikuti langkah Rani yang menarik tangan nya.
Rani berhenti di toko di tempat jualan manik manik dan mutiara.
"Bu, minta mutiara yang ini setengah kilo ya!" Ujar Rani sambil menunjuk mutiara yang berwarna putih ke emasan.
"Yang ini juga Bu ya." Tambah Rani.
"Baik mbak. Terus apa lagi."
"Sudah Bu. Itu saja. Berapa?"
"Semuanya Rp 150. 000, mbak."
Rani pun mencari dompet nya di dalam tas. Tapi ketika dia mengaduk aduk isi tas nya tak ada dompet di dalam nya.
"Han..Han. Ya ampun Han, dompet aku pasti di copet oleh laki laki tadi."
"Beneran Rani." Tanya Han seakan tak percaya.
"Bener Han."
"Gila orang itu. Awas dia. Tunggu sini ya Rani." Burhan emosi dan mau mencari laki laki itu di tengah keramaian pasar ini.
"Han..kamu mau kemana?"
"Tunggu sini ya."
"Han. nggak usah."
"Tidak apa apa." Burhan sambil berjalan menuju kearah pasar yang tempat Rani di tabrak laki laki tadi.
"Pasti laki laki itu belum jauh dari sini." Gumam Burhan dalam hati.
Burhan berkeliling memutar kesana-kemari, mata nya tak diam bergerak mencari kemana laki laki itu berada.
Tak lama mata nya tertuju di dalam warung kopi. Di dalam warung tersebut nampak laki laki yang telah menabrak Rani.
Burhan langsung saja menyerobot menarik laki laki itu dan langsung memukulnya.
"Kembalikan dompet teman saya. Kembalikan! Ujar Burhan mengertak laki laki itu terus.
"Mau kembalikan tidak." Tonjokan bertubi tubi ke muka laki laki tadi.
"Kalau tidak aku teriak maling. Biar seluruh orang memukul mu disini." Ujar Burhan yang sudah sangat emosi.
"I...i...iya..ya, Bentar." Laki laki tadi mengaku dengan babak belurnya.
"Cepat.."
"Iya mas." Sambil mengeluarkan dompet Rani dari saku celana nya.
"Awas kamu ya. Kalau sampai keluargaku kau ganggu lagi. Ku bunuh kau." Burhan masih sedikit kesal.
Kemudian Burhan mendorong laki laki itu.
Laki laki itu pun lari ketakutan. Tanpa bicara satu kata pun.
Semua orang menatap tertuju dengan Burhan.
"Hebaatt." Tepuk tangan dari salah penjual.
"Hmmm." Burhan memberikan senyuman balik.
"Orang itu mungkin kapok. Terlalu sering dia buat onar disini." kata penjual tadi.
"Mudah mudahan saja pak."
Burhan pun melangkah kan kaki nya menuju ke toko tempat Rani menunggu..
"Han..Han. Kamu tidak apa apa kan. Gimana ketemu dengan orang itu." Tanya Rani sedikit khawatir.
"Ya ketemu. Ini benar dompet kamu kan?. Periksa uang nya ada yang kurang tidak?" Tanya Burhan.
"Cukup Han." Rani menghitung uang yang ada di dompetnya.
"Syukur lah kalau begitu."
"Ya lain kali kalau kamu ke pasar sendiri. Hati hati ya, sama aku aja orang berani Ran." Burhan sambil menatap Rani.
"Makasih ya Han. Kamu hebat."
"Emmm." Burhan tersenyum mendengar pujian Rani.
"Selesai apa belanja nya Ran."
"Tunggu ya, aku bayar dulu."
"Iya."
Setelah membayar jumlah belanjaan. Rani mengajak Burhan untuk membeli belanjaan Burhan yang di suruh ibu nya.
"Han. Sekarang kita membeli belanjaan ibu mu."
"Iya." Mereka menuju ke toko bumbu.
"Bang. Beli bumbu gado gado nya ya. Kacang, kencur. dan lain lain bang." Ujar Burhan ke penjual bumbu.
Penjual mengambilkan macam macam bumbu yang diminta Burhan. Kemudian sudah lengkap penjual memberikan nya ke Burhan.
"Berapa?"
"Rp 30. 000
Burhan pun membayar belanjaan. Dan meninggalkan pasar, pulang bersama Rani.
"Ayo, Rani. Kita pulang. Kamu tidak ada yang mau di beli lagi kan?"
"Tidak ada Han."
"Ya udah kita pulang yuk." Mereka sambil berjalan menuju parkiran.
Rani memberikan uang parkiran.
"Ini bang, parkiran nya."
"Terima kasih" Jawab tukang parkir.
Burhan melajukan motor nya, kemudian mengarah pulang.
"Jadi, gimana Rani besok kita jadi pergi apa?"
"Jadi lah Han. Besok tunggu saja ya di tempat kita ketemu."
"Oke."
"Han, kita mampir makan bakso dulu yuk, perut ku udah lapar banget."
"Boleh. Aku pun lapar."
Burhan berhenti di warung bakso. Tak jauh dari pasar tadi.
"Srtttt." Suara motor berhenti di depan warung.
Burhan mengambil tempat duduk posisi di belakang.
"Mas bakso telur ya satu. Rani kamu bakso apa?"
"Aku bakso telur juga."
"Kita sama ya suka bakso telur. Atau Rani ikut ikutan aku saja." Canda Burhan ke Rani.
"Nggak Han. Aku memang suka bakso telur."
"Berati kita banyak ke samaan ya." Burhan sambil tersenyum malu mengatakan hal itu.
"Iya Han kita jodoh kayaknya." Ternyata Han tidak bertepuk sebelah tangan. Kata kata Burhan di sambut balik oleh Rani.
Rani pun mempunyai perasaan yang dalam ke Burhan. Cuma memang Rani pengen Burhan sebagai laki laki menembak mengungkap kan perasaan.
B E R S A M B U N G
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Simak kembali kelanjutan di episode berikut nya.
Dukung selalu ya novelku "Pulang Malu Tak Pulang Rindu."
Sebelum nya juga novelku berjudul "Dinding Pemisah".
Jangan lupa like dan komen nya di tunggu🙏🙏😎🤗
......................
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Buna Seta
Hadir
2022-10-14
1
Hulapao
mataku ketinggalan di rumah ran
2022-09-16
1
tintakering
rani ama burhan cocok😁
2022-09-06
2