Ke pasar, awal kedekatan ku dengan Rani

"Pulang bro...Sudah malam." Ajak Burhan.

"Oke. let's go.

Mereka pun meluncur pulang. Di perjalanan.

"Berhenti cari makan yuk. Lapar." Ajak Udin.

"Makan apa kita bro."

"Makan?"

"Pecel lele saja."

"Oke. sip. Mantap."

*Srrrrttt*

Mobil di hentikan Anton di depan warung pecel lele.

"Enak apa disini, Anton?" Tanya Udin.

"Enak kok, aku sudah pernah makan di sini. Sahut Anton.

Karena Anton sudah pernah makan disini. Mereka berempat pun turun kembali.

"Bebek bakar satu, mas." Pesan Anton.

"Ayam bakar.saja aku." Ujar Burhan.

"Kalian berdua apa Udin dan Budi?" Anton nanya.

"Sama kami berdua ayam bakar juga." Sahut Udin dan Budi.

"Minum apa mas?" Tanya pelayan pecel lele.

"Es jeruk."

"Es jeruk semua." Ujar Anton.

Sambil menunggu pesanan, mereka pun bersenda gurau.

Kemudian satu persatu pelayanan mendekatkan pesanan.

Setelah selesai semua menu nya di hidangkan. Mereka pun menyantap dengan lahap nya. Karena mereka sudah sangat lapar di pantai tadi.

"Hei bro. Pelan pelan kenapa?" Ujar Anton menegur Udin.

"Hehe..Aku Lapar sekali sudah bro." Ungkap Udin sambil tertawa kecil.

"Makan disini memang enak, Anton. Wajar Udin makan nya lahap." Ujar Burhan.

"Betul sekali, kawan. Apa yang kau ucap kan." Sahut Udin.

"Hemmm.."

Selesai makan mereka melanjutkan kembali perjalanan mereka. Perut mereka semua sudah kenyang.

Kali ini yang bayar traktir Udin. Mereka memang tidak ada perhitungan dalam berteman. Setelah selesai pembayaran mereka melanjutkan perjalanan lagi.

Dengan menyetel lagu lagu favorit mereka berjalan dengan lamban. Menikmati perjalanan pulang.

Hari sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tak lama lagi mereka tiba. Anton mengantar teman nya satu persatu.

"Burhan yang terakhir di antar Anton, karena rumah Burhan tak jauh dari rumah Anton.

"Terima kasih kawan." Kata Burhan.

"Yoi, bro."

Anton pun melaju kan kembali mobil nya dan menuju rumahnya. Karena semua teman nya sudah diantar kan nya satu persatu.

Burhan pun pulang kerumahnya.

Tok..

Tok..

Tok..

"Bu...Bu, Buka ini Burhan." Panggil nya dengan ibu nya.

"Bu..Bu."

"kriyeeek..." Suara pintu di buka.

"Bu, maaf Han pulang malam." Maaf nya Burhan ke ibu.

" Oh ya nggak apa pa, Han. Kamu sama ketiga teman mu kan tadi pergi." Tanya ibu yang sudah percaya dengan teman Burhan. Karena Ibu sudah menganggap teman Burhan seperti anak nya juga.

"Iya, bu." Sahut Burhan.

Burhan pun langsung ke kamar mandi. Bersihkan tubuhnya. Kemudian ke kamar tidur.

"Han..Tidak makan dulu." Ujar ibu.

"Han, sudah kenyang Bu. Tadi Anton dan Udin yang traktir.

"Oh ya sudah." Sahut ibu.

Burhan pun mulai terbaring di tempat tidur. Sungguh hari ini perjalanan yang melelahkan.

Burhan mengingat kan ketiga teman temannya.

"Aku beruntung memiliki mereka, walau mereka kaya dan aku sendiri yang sederhana. Mereka mau berteman dengan ku dengan tulus dan mereka baik lagi." Gumam Burhan berbicara sendiri.

Setelah lama kantuknya datang. matanya pun mulai berat Burhan pun tertidur lelap.

"Han...Han." Panggil ibu.

"Eaaaaaghhhhh..Hela Burhan ketika baru terbangun.

"Han..Han."

"Iya Bu." Sahut Burhan.

"Bantu ibu bentar nak. Ibu minta tolong belike bumbu ke pasar sebentar." Teriak ibu dari luar kamar.

"Ya Bu bentar. Tapi Burhan mandi dulu ya Bu."

Burhan bangun dari tempat tidur nya kemudian beranjak mandi.

Setelah sudah rapi.

"Bu tadi ibu bilang apaan." Ujar Burhan.

"Ya. Ibu minta tolong Han belikan bumbu buat ibu masak. Ibu lupa kemaren belinya." Ujar Ibu sambil memberikan uangnya.

"Ya Bu." Burhan pun keluar dengan mengendarai motor menuju ke pasar.

Burhan mengendara motor nya dengan pelan sambil menikmati suasana pagi hari.

Di perjalanan Burhan lagi lagi ketemu Rani yang lagi di jalan nunggu mobil entah mau kemana.

Karena Rani adalah wanita impiannya dari dulu. Jadi ketika melihat Rani , dia langsung peka dan berhenti untuk menegur Rani.

*Srtttttt*

Motor Burhan berhenti pas di depan Rani.

"Hai Rani, mau kemana?" Tegur Burhan

"Hai. Han.." Rani seperti sontak senang melihat Han muncul tiba tiba di depan nya.

"Aku mau ke pasar Han. Kamu mau kemana?" Tanya Rani balik.

Dalam hati Burhan bak Pungguk merindukan bulan. Seakan akan ini juga jodoh, ibunya menyuruh membeli bumbu untuk mengantarkan ke pujaan hatinya. Burhan terus bergumam sendiri dalam hatinya.

"Bisa ja ibu ya, nyuruh aku ke pasar. Rupanya buat ngantar pujaan ku Rani ke pasar." Gumamnya dalam hati.

"Hei, Han. Kok di tanya malah melamun." Rani menegur mengganggu Han yang lagi melamun.

"Eh iya..Kamu tadi bilang apa ke aku Rani?" Tanya Han yang baru tersadar dari lamunannya.

"Aku bilang. Aku mau ke pasar Han. Kamu sendiri mau kemana?" Ulang Rani sedikit menghela nafas panjang.

"Kalau begitu udah ikut aku saja. Kita tujuan nya sama." Sahut Burhan.

"Masa bisa kebetulan gini Han." Rani seolah tak percaya.

"Berati kita jodoh Ran." Canda Burhan tapi dalam hati nya ia serius dan berkata "Amiin".

"Hemmmm..." Rani pun tersenyum.

Seperti Rani juga memiliki perasaan yang sama ke Burhan. Cuma ya namanya perempuan gengsi juga untuk mengungkapkan duluan. Apalagi Rani lebih dewasa dari Burhan. Tapi Burhan takut Rani menolaknya dengan keadaan nya yang lebih mudah setahun dari Rani.

"Ayo, Rani. Naiklah ke motor ku!"

"Baiklah."

"Pelukan ya."

"Hemmm."

Rani pun melakukan apa yang di minta Burhan walaupun mungkin itu cuma candaan tapi bagi mereka berdua sama berharap.

Dengan melihat tangan memeluk di pinggang Burhan. Rasa bahagia Burhan bergejolak dalam hati. Seolah Burhan tak ingin cepat sampai ke pasar. Dan ingin menikmati indah nya berdua di atas motor.

Apa yang di inginkan nya selama ini terjadi. Ingin berdua di atas motor bersama Rani. Dan. hari ini , walaupun di awali dengan tujuan pergi ke pasar. Ucapan syukur yang tak terhingga di dalam hati Burhan.

"Rani, Kapan masuk kuliahnya?" Burhan. mengawali pembicaraannya di atas motor.

"Seminggu lagi Han."

"Oh masih lama juga ya."

"Iya, lumayan."

"Rani, mau nggak kita jalan yuk ke pantai." Burhan memberanikan diri nya.

"Mau. Kapan?"

"Bener Ran, kamu mau?"

"Iya bener."

"Yes...yes." Dalam hati Burhan berkata.

"Besok gimana?" Tanya Burhan yang tak sabaran lagi ingin pergi berdua dengan Rani.

"Boleh."

"Bener Ran?"

"Iya."

"Besok aku jemput ya."

"Boleh. Besok jemput di tempat tadi ya."

"Siap." Jawab Burhan bersemangat.

Dalam perjalanan yang penuh dengan perbincangan. Tak terasa Burhan dan Rani sudah sampai di pasar.

"Ran, mau di antar nggak belanja nya?" Tanya Burhan menawarkan diri.

"Kalau kamu nggak keberatan, boleh dong."

"Ya mau lah. Nggak ada yang keberatan."

Mereka pun turun dari motor. Dan mulai berkeliling pasar. Han lupa dengan tujuan membelikan ibu nya bumbu buat masak.

BERSAMBUNG

...****************...

Simak di episode berikutnya!!

Terima kasih ya sudah membaca novel ku Pulang Malu Tak Pulang Rindu. Jangan lupa like dan komennya ya.

Dan dukung juga novelku sebelum nya Dinding Pemisah

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Buna Seta

Buna Seta

Semangat terus

2022-10-07

1

Mega

Mega

wah, Han ku ada di sini juga

2022-09-26

0

tintakering

tintakering

pulang2 bisa ga bawa pesenan ibu nih..😁. dah q vote thor.

2022-09-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!