Ibu

Satu bulan kemudian,

*Srttttt*

Suara mobil stop tepat berada di depan rumah Burhan.

"Selamat pagi Bu."

"Pagi. Apa kabar kalian?"

"Baik Bu.." Semua kompak menjawab

"Hei bro.. Kemana aja kalian. Sudah melupakan aku semua ya kalian."

"Oh tidak mungkin bro." Anton menjawab

"You are our best friends."

"Thank you bro".

"Bro, yuk kita daftar kuliah." Seru teman teman nya saat menjemput Burhan untuk mengajak pergi.

"Aku nggak melanjutkan guys." Burhan dengan wajah menunduk sedih.

"Ayo lah bro." Suara kompak.

"Nggak bro.... Aku tak bisa melanjutkan kuliah, orang tua ku dalam kesusahan saat ini. Aku tak bisa membebani mereka." Ujar Burhan.

Teman teman Burhan tak bisa memaksakan kehendak, karena mereka juga memakluminya dan tak bisa berbuat apa apa untuk membantu Burhan..cuma kata kata semangat saja yang bisa mereka lontarkan.

"Semangat ya!"

"Senyum dong. Don't sad forever. Spirit!"

"Hmmm." Mata Burhan berbinar ketika melihat semangat dari ketiga temannya

"Oke bro. Kami cabut dulu ya."

"Oke. sip."

"Bu, kami permisi ya." Pamit ketiga teman Burhan.

"Makan gado gado dulu nak."

"Makasih Bu." Kami sudah sarapan semua di rumah kok."

Mereka ber 3 pun meninggalkan Burhan.

Burhan pun menatap kepergian teman teman dengan sedikit hati terenyuh. Tapi harus bagaimana keadaan yang membuat Burhan harus memilih tidak melanjutkan kuliahnya.

Ayah Burhan sebenarnya dulu adalah seorang pegawai swasta dari salah satu perusahaan ternama di kota Lampung Selatan. Tapi karena ada nya pengurangan karyawan ayah Burhan juga ikut PHK. Jadi sekarang ini , kehidupan ekonomi keluarga Burhan dibawah standar. Ayah nya pun sering sakit - sakitan. Jadi sekarang ini Burhan dituntut menjadi tulang punggung keluarga pengganti ayahnya. Ibu Burhan pun saat sekarang beralih profesi sebagai tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya hanya berjualan gado gado di depan rumahnya.

Terdengar suara ibu meminta bantu Burhan, Ibu nya tahu Burhan saat ini lagi sedih. Karena ibu nya tidak sengaja lewat mendengar pembicaraan teman teman Burhan yang mau ngajak daftar kuliah.

"Han... Bantu ibu ambilkan sayuran di lemari ya."

"Iya Bu."

Burhan pun keluar membantu ibu nya yang lagi sibuk berjualan di depan rumah nya.

"Han,.. Kenapa tadi tidak pergi dengan teman temanmu. Teman mu tadi ngajak kau jalan ya."

"Tidak Bu."

"Kalau mau jalan ya udah pergi saja tadi. Telpon teman mu sana suruh belok"

"Tidak Bu, Mereka tadi ngajak Han buat daftar kuliah."

"Oh.." Jawaban ibu singkat tapi dihati ibu nya rasa menyayat hati ketika melihat anak nya tidak bisa melanjutkan kuliah.

"Bu, sayur udah di cuci belum. Han bantu cuci ya?". Ujar Han mengalihkan pembicaraan agar ibu nya tidak sedih.

Burhan memang anak yang baik. Baik terhadap orang tuanya, bahkan untuk ketiga temannya, Burhan adalah teman yang paling baik. Semua orang yang mengenal Burhan sangat senang kalau sudah berada di dekat nya. Anak nya ringan tangan dan suka membantu.

"Sudah ibu cuci sayur nya. Ibu hanya menyimpan sebagai tambahan saja tadi di lemari."

"Han... anak ku sayang. Han mau kuliah ya?"

"Tidak Bu, Han mau langsung kerja saja. Kuliah itu bisa nanti Han sambil kerja Bu." Ujar Han ingin membuat ibu senang dan tidak bersedih.

"Bener Han mau langsung kerja saja."

"Bener Bu."

"Iya sudah. Baguslah." Ibu Burhan kelihatan sedikit lega.

Burhan tidak ingin membuat ibu bersedih. Sebenarnya cita cita Burhan sangat tinggi, Burhan ingin jadi pengusaha sukses. Tapi dengan kemampuan hanya sebatas tamat SMA. Apakah Burhan akan mampu mewujudkan impiannya.

"Bu, Han mau makan gado gado ya. Tolong buatin Han ya bu!"

"Pasti nya sayang."

Tuk

Tuk

Tuk

Terdengar suara sepatu yang tidak asing di telinga Burhan.

Ternyata benar sepatu Rani. Burhan sudah sangat hafal di telinga nya. Karena Rani adalah gadis impian Burhan selama ini.

"Bu, minta gado gado nya dua ya Bu. Satu pedas satu nggak. Di bungkus semua ya Bu."

"Iya cantik."

Rani membelokkan badannya ke kiri. Rani melihat Burhan yang lagi asyik menyantap gado gado jualan ibu nya. Sebenarnya Burhan sudah tahu ada Rani, tapi Burhan pura pura tidak melihat Rani. Kalau Rani melihatnya Rani pasti menegurnya.

Burhan asyik melahap gado gado jualan ibu nya sambil menunggu Rani menyapanya.

"Hei, Han..Kamu makan gado gado juga."

"Iya, Ran. Ini yang jual ibu ku."

" Oh ibu mu, Aku baru tahu kalau kau anak ibu Ayu." Gado gado ibu mu enak sekali Han."

"Terima kasih Ran." Dalam hati Burhan serasa berbintang bintang.

Burhan dan Rani bercengkrama dan bercanda, selama menunggu ibu nya Burhan membuatkan pesanan gado gado Rani. Ibu Burhan merasakan betapa bahagianya anaknya bersama gadis cantik ini. Namanya bathin seorang ibu bisa merasakan kapan anak bahagia atau bersedih.

"Jadi kamu melanjutkan kemana Han kuliahnya."

"Aku tidak melanjutkan."

"Kenapa Han? Kan sayang, khabarnya kamu anak yang paling pintar di sekolah mu. Apa kamu tidak dapat beasiswa dari sekolahmu?"

"Dapat. Tapi Han mau langsung kerja saja."

"Sayang lho Han."

"Nggak, Selagi kita ikhlas Tuhan akan menggantinya dengan yang lebih." Ujar Burhan menyemangati diri nya sendiri.

"Emmm" Rani pun mengangguk dengan kagum.

"Kata kata yang bijak."

"Hmmm." Burhan tersenyum senang mendengar pujian Rani.

Burhan tahu memang dia di sekolah mendapatkan beasiswa tapi tidak seluruh di tanggung. Jadi Burhan tidak mungkin membebankan ke orang tua nya.

Yang ada dipikirannya bukan kuliah tapi mencari kerja saat ini untuk membantu meringankan beban orang tuanya.

"Ran, kapan kamu mulai kuliah lagi?"

"Besok, seminggu lagi kami masuk kuliah. Tapi besok aku sudah berangkat." Ujar Rani memberitahu.

"Oh ya, hati hati Ran. Jaga diri baik baik disana."

Pesan Burhan ke Rani seolah olah Rani itu adalah kekasih nya.

"Ok.. Ganteng." Balas Rani dengan senang.

Sebenar nya Rani juga menyukai Burhan namun nama nya seorang cewek gengsi lah untuk mengungkapkan perasaannya.

"Ini nak gado gado nya!"

"Oh iya Bu." Rani mendekati ibu Burhan dengan menyerahkan uang gado gado.

"Ni Bu uangnya. Makasih ya Bu."

"Sama sama."

"Han, aku pulang dulu ya. Bu pulang ya, terima kasih. Daaa Burhan". Pamit Rani.

Tuk

Tuk

Tuk

Langkah Rani meninggalkan Burhan. Burhan pun menatap langkah Rani yang begitu indah terdengar di telinganya.

"Ayoo..... ada yang jatuh cinta, neh."

"Apaan sih Bu." Burhan terlihat malu di mata ibunya.

"Semangat ya sayang."

"Apaan Bu."

Dalam hati Burhan memang tersenyum dan sangat bahagia pertemuan tanpa di sengaja tadi.

"Aku harus sukses." Bisik hati Burhan.

"Aku harus mendapat kan Rani gadis cantik idolaku." sambil tersenyum senyum sendiri.

"Hei....!!

Kaget ibu ke Burhan yang lagi senyum senyum sendiri. Lupa kalau di depannya ada ibunya yang memperhatikan.

"Iihh..Ibu ngagetin saja."

"Hmmm..," Ibu tersenyum bahagia.

Jangan lupa like dan komen nya ya!!!!

Terpopuler

Comments

linda sagita

linda sagita

setiap orang tua pasti menginginkan yg terbaik unk anak mereka, hanya saja keadaan yg membuat mereka tak berdaya, sebagaimana ibunya burhan

2022-10-25

0

Ameyas Rayman

Ameyas Rayman

kata kata yang indah sebuah motifasi yang patut dipegang... 👍👍

2022-10-01

0

Mega

Mega

next

2022-09-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!