Chapter 20. Villa

Serena tidak tahu Dave akan membawanya kemana, yang Serena lihat hanyalah jalanan sepi seperti jalan menuju mansionnya—tapi tidak Serena kenali. Asing, dingin, dan sepi. Serena takut, tapi Dave seakan tidak peduli sama sekali dengan tangan di genggaman Dave yang bergetar.

Diam pun adalah pilihan terbaik Serena, sebab berbicara tidak juga di gubris oleh Dave. Seakan-akan, Serena berbicara dan bertanya pada patung yang berjalan.

Serena ingin marah, tapi bagaimana cara ia marah sedangkan sekarang ini Dave tampak lebih marah darinya. Melawan hanya akan membuat hubungan mereka tidak nyaman, dan Serena enggan orang tuanya tahu akan hal ini.

Makanya, mengalah dan menunggu amarah Dave reda adalah pilihannya.

Sampai tiba mobil berhenti di sebuah vila berukuran sangat besar di tengah ladang teh. Villa berchat putih itu terlihat sangat cantik alih-alih menyeramkan saat hujan turun seperti ini di tengah hutan.

“Uncle,” panggil Serena, namun Dave langsung keluar dari mobil dan membuka pintu tepat di sampingnya.

Dave masih diam, membuat Serena menurut dengan turun dari mobil, lalu tangannya kembali di genggam dan membawanya menghampiri vila.

“Eh, Tuan Dave!” pekik seorang perempuan yang terlihat beberapa tahun lebih tua dari Serena, mungkin berumur 23 atau 24. Dia sangat cantik dengan pakaian sederhananya.

“Tuan, saya panggilkan bapak sama ibu dulu,” dia berlari meninggalkan kegiatannya dalam memetik bunga di sekitar vila, meninggalkan Dave yang menarik Serena untuk masuk.

“Uncle, ini villa siapa?” tanyanya kembali mulai berani, berharap Dave menjawab pertanyaannya.

“Ya ampun, Nak, kamu kok basah seperti ini?” seorang wanita setengah baya datang dari arah belakang sambil membawa handuk. Di sampingnya ada seorang laki-laki yang juga terlihat berumur.

Dave tersenyum menyambut kehadiran mereka, membuat dada Serena terasa sesak begitu saja.

“Aku kehujanan saat turun dari mobil tadi,” jawabnya sangat lembut, melebihi saat Dave mengobrol bersama kedua orang tuanya sendiri.

“Kamu ini.” Wanita itu menghampiri Dave dan mengusap rambutnya dengan handuk.

“Tuan Dave, ini teh hangatnya.” Perempuan yang tadi datang dengan mapan berisi beberapa gelas dan teko berukuran sedang. Dia menaruhnya di atas meja, kemudian duduk di sofa sebelah ayahnya.

“Kenapa tiba-tiba kesini? Hujan-hujan lagi,” tanya pria tua itu pada Dave.

“Hanya ingin kesini, aku juga butuh suasana tenang.”

“Tuan, saya memetik bunga di depan. Mau saya taruh di kamar tuan?” tawar perempuan itu antusias.

“Tidak perlu, Fey. Saya hanya sebentar di sini,” balas Dave.

“Oh begitu. Lain kali aja ya, tuan!”

Dave mengangguk, dia juga tersenyum.

Serena menundukkan kepalanya, mendengarkan semua obrolan mereka yang kian berlanjut. Dave sama sekali tidak mengenalkannya pada mereka, jangankan itu, menganggap kehadirannya saja seakan tidak.

“Tuan, kalau hujan reda, mau ikut saya metik pucuk teh?” ajak perempuan itu.

“Bol—“

“SERENA MAU PULANG!!” teriak Serena kasar dengan tubuh berdiri, tangan yang sedari tadi di genggam Dave, ia empaskan dengan kuat hingga terlepas.

Mata Serena memerah, bibirnya di gigit paksa menahan gejolak yang ia pun tidak tahu maknanya. Yang jelas, Serena merasa sangat marah sekarang.

“Serena mau pulang, Uncle,” getirnya menahan tangis.

“Eh ya ampun. Saya gak merhatiin kamu, Nak, saking fokusnya sama Tuan Dave. Kamu kenapa, Nak, ada apa?” wanita itu bertanya hangat, namun tidak sama sekali membuat Serena merasa baik.

“Duduk, Serena,” tekan Dave tidak ada lembut-lembutnya, malah terdengar seperti nada perintah di telinga Serena.

“Gak mau! Aku mau pulang!” dengan perasaan campur aduk, Serena memilih pergi keluar dari vila—tidak mendengarkan teriakan orang-orang di dalam.

Sungguh, hati Serena terasa sakit di perlakukan seperti itu. Ia terasa tidak di anggap, dan sifat Dave padanya benar-benar membuat dada Serena sesak.

“Uncle jahat! Serena gak mau temenin Uncle lagi!” makinya sembari langkah terus berjalan menembus hujan yang rintiknya sudah mulai mereda.

“Wow wow wow! Siapa yang gue temuin sekarang!”

Pekikan itu terasa sangat familier di telinga Serena, sehingga membuatnya menoleh ke sisi kanan dan mendapati Erlan duduk di bawah gazebo dengan rokok di selipan tangannya.

Erlan full senyum, ia melompat sembari membuang putung rokoknya. “Hei pretty girl! Kita jodoh kayaknya bisa ketemu di vila ini,” sapanya senang.

Serena sedang berada dalam mood buruk, maka ia tidak merespons dengan baik ucapan Erlan. “Minggir, aku mau pulang!”

“Eits!” Erlan menahannya. “Lo mau pulang kemana? Emang lo tau ini dimana? Mikir sebelum bertindak, cantik!” Erlan mengacak-acak rambut Serena gemas.

“Tau! Aku bisa jalan kaki lewat jalan sana!” tunjuk Serena ke arah jalan besar.

Erlan tergalak di tempat, kemudian mulutnya berdecap-decap. “Kalau lo mau ketemu danau, silakan aja,” ucap Erlan kelem.

Serena mengentakkan kakinya kesal, lalu memilih duduk di gazebo. “Aku mau pulang, Kak. Anterin,” pintanya memelas.

Erlan duduk di samping Serena, menatap wajah merah gadis ini sedikit bingung. “Lo sama Dave ke sini, ya? Terus di mana tuh orang? Pasti lagi asyik main sama Feyra!” Erlan ikut kesal juga.

Alis Serena mengerut, tapi langsung teringat dengan panggilan Dave pada perempuan tadi. ‘Fey’ begitu Dave memanggil namanya.

“Kamu kenal?” tanya Serena.

“Iyalah kenal! Dia suka main sama gue juga dulu waktu kecil. Anaknya penjaga villa tuh dia,” papar Erlan santai.

Serena terdiam, berani Dave sangat mengenal perempuan itu. Mereka pasti sudah sangat mengenal lama.

“Mereka tinggal di villa itu?” tanya Serena sambil menatap villa yang berjarak puluhan meter dari tempatnya berada saat ini.

“Enggak. Mereka tinggal di belakang, tapi di bolehin sama Dave tinggal di situ. Wong itu villa dia sekarang, kakek ngasih villa itu buat hadiah ulang tahun dia ke 20. Anjir kan emang?! Gue aja dulu waktu ultah ke 17, gak di kasih apa-apa. Yang ada di kasih sumpah serapah gue!”

Serena tertawa, moodnya sedikit membaik. “Emang kenapa bisa di marahin?”

Erlan menghela nafas, matanya berotasi. “Biasalah. Ketahuan balapan liar sama tawuran,” jawabnya membuat tawa Serena semakin merekah.

Diam-diam, Erlan mengulas senyum juga menatap Serena yang tertawa. Cantik sekali, selayaknya bidadari yang ia temui di saat pelangi hadir.

“Serena, ayo pulang.”

Suara itu langsung menghentikan tawa Serena dan Erlan. Keduanya menatap ke belakang, di mana sekarang Dave berdiri tatapan yang masih terlihat dingin.

“Gak mau!” tolak Serena masih marah.

“Ingin pulang ke rumah, atau menginap di sini? Tapi besok, kamu gak akan sekolah.”

“Ih, apasih!” bentak Serena dengan tatapan mata tidak terima. “Uncle kenapa, sih?! Hari ini nyebelin banget! Serena bingung sama Uncle! Serena marah!” moodnya kembali hancur.

“Ayo pulang.” Tidak ingin berdebat, Dave memilih menarik tangan Serena—tapi gadis itu langsung menghempaskan cekalan Dave dan memilih berlindung di punggung Erlan.

“Aku gak mau! Uncle aja sana!”

Helaan nafas Dave terdengar rendah, tanda bahwa itu bahaya. Dan Erlan menyadari itu, namun ia tetap akan menahan.

“Lo kenapa sih, Kak? Tadi aja waktu Serena pergi, lo gak nyariin cepat. Kalau gak ada gue, mungkin dia bakal lewat sana, ke danau!” hardik Erlan ikut kesal.

“Bukan urusanmu!” Dave mendorong pundak Erlan ke samping, menyuruhnya menyingkir dari gadisnya. “Serena, come here,” suruhnya dengan nada pelan.

Serena memasang wajah memelas. “Uncle, Serena gak mau ...” nyaris menangis, tapi Serena menahannya.

“Pulang atau menginap di sini?” lagi-lagi Dave memberi pilihan.

“Uncle ...” Serena menatapnya lesu, namun alhasil Serena menyerah. Ia memilih menerima uluran tangan Dave, lalu berjalan keluar mendekati Dave.

“Good girl.”

Erlan berdecak kesal, tapi juga tidak bisa ikut campur sebab Serenalah yang memutuskan menyerah dari ancaman Dave.

“Serena, nanti kita ketemu lagi, ya! Hati-hati sama nih orang, dia bahaya.” Sebuah usapan gemas namun lembut Erlan berikan pada pucuk kepala Serena, sebelum cowok berkalung itu berlari menghampiri motornya.

“Iya Kak Erlan! Makasi ya!” Serena melambai.

“Ayo pulang.” Dave menarik Serena untuk kembali naik ke villa.

Lagi-lagi Serena harus menatap wajah perempuan bernama Feyra itu. Serena tidak menyukainya.

“Aku pulang dulu. Terima kasih buat tehnya tadi.” Dave tersenyum ke arah Feyra juga dua orang tua di sana.

“Nak, kamu gak kenapa-napa, kan?” tanya wanita itu cemas.

Serena mendongak, memaksakan sebuah senyuman. “Iya,” jawabnya pelan.

“Syukur kalau gitu, Nak.”

“Kalau gitu kami pamit.”

Serena tidak mengangkat kepalanya lagi setelah Dave menariknya pergi dari hadapan mereka bertiga. Sungguh rasanya tidak nyaman, Serena tidak menyukai tatapan perempuan itu.

“Uncle, Serena mau pulang ke rumah,” ucap Serena tiba-tiba.

“Iya, kita memang akan pulang ke rumah.”

Serena menggeleng. Tangan yang berada di genggaman Dave kini ia lepaskan. “Bukan rumah, Uncle. Tapi rumah Serena.”

...💗💗💗...

Terpopuler

Comments

Mak.lind

Mak.lind

haduduhh .. main apa ma Freya nih si uncle Dave

2022-07-01

1

Anonymous

Anonymous

makin seru ajah thor fighting ya nulisnya

2022-06-30

1

Anonymous

Anonymous

like it😊😍😘

2022-06-30

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Dave Charles
2 Chapter 2 - Cutie Baby
3 Chapter 3. Satnight
4 Chapter 4. Girl In The Night
5 Chapter 5. Go Home
6 Chapter 6. Really Beautiful
7 Chapter 7. Live Together
8 Chapter 8. ILY
9 Chapter 9. Bandage
10 Chapter 10. With Kenneth
11 Chapter 11. A Hug
12 Chapter 12. Terrible Night
13 Chapter 13. Birthday
14 Chapter 14. Special Night
15 Chapter 15. Dave's Anger
16 Chapter 16. June 24th
17 Chapter 17. Having Fun With ...
18 Chapter 18. Lie
19 Chapter 19. Horrible
20 Chapter 20. Villa
21 Chapter 21. Destroy
22 Chapter 22. AX Company Is Destroyed.
23 Chapter 23. Serena Skips
24 Chapter 24. Hug Me
25 Chapter 25. Promise
26 Chapter 26. Fine
27 Chapter 27. Dinner?
28 Chapter 28. Hotel
29 Chapter 29. Obsession
30 Chapter 30. Dave's Gone
31 Chapter 31. Good Bye, Uncle!
32 Chapter 32. Berlin
33 Chapter 33. My Name is Arles
34 Chapter 34. Last Day
35 Chapter 35. Gift's
36 Chapter 36. Swim with u
37 Chapter 37. Deisya Charles
38 Chapter 38. Dave Is Always Jealous
39 Chapter 39. Bad Day!
40 Chapter 40. It's Okay, Right?
41 Chapter 41. Without Serena
42 Chapter 42. Rain
43 Chapter 43. Sick
44 Chapter 44. Karma
45 Chapter 45. Kiss
46 Chapter 46. Chaotic
47 Chapter 47. Erlan
48 Chapter 48. Bad Feeling
49 Chapter 49. Love u too, Uncle
50 Chapter 50. Good Bye-End Season 1
51 Chapter 51-S2. Bad Routine
52 Chapter 52-S2. Tired
53 Chapter 53-S2. Serena's Story
54 Chapter 54-S2. Break
55 Chapter 55-S2. Good Bye, Serena
56 Chapter 56-S2. Twenty Years
57 Chapter 57-S2. Miss Someone
58 Chapter 58-S2. Determination
59 Chapter 59-S2. Dave Comeback
60 Chapter 60-S2. Wait For Me
61 Chapter 61-S2. Feyra
62 Chapter 62.S2. Get Rid Of
63 Chapter 63-S2. I Hate Rainy
64 Chapter 64-S2. Hurtful
65 Chapter 65-S2. Get Well Son, Dave
66 Chapter 66-S2. True Love
67 Chapter 67-S2. It's Not Dream
68 Chapter 68-S2. Wake Up
69 Chapter 69-S2. Worry
70 Chapter 70-S2. Good Day
71 Chapter 71-S2. Cute Couple
72 Chapter 72-S2. Hot Situation
73 Chapter 73-S2. Is Love Wrong?
74 Chapter 74-S2. Secrets
75 Chapter 75-S2. Who Is Rey?
76 Chapter 76-S2. Back Home
77 Chapter 77-S2. Night With You
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Chapter 1 - Dave Charles
2
Chapter 2 - Cutie Baby
3
Chapter 3. Satnight
4
Chapter 4. Girl In The Night
5
Chapter 5. Go Home
6
Chapter 6. Really Beautiful
7
Chapter 7. Live Together
8
Chapter 8. ILY
9
Chapter 9. Bandage
10
Chapter 10. With Kenneth
11
Chapter 11. A Hug
12
Chapter 12. Terrible Night
13
Chapter 13. Birthday
14
Chapter 14. Special Night
15
Chapter 15. Dave's Anger
16
Chapter 16. June 24th
17
Chapter 17. Having Fun With ...
18
Chapter 18. Lie
19
Chapter 19. Horrible
20
Chapter 20. Villa
21
Chapter 21. Destroy
22
Chapter 22. AX Company Is Destroyed.
23
Chapter 23. Serena Skips
24
Chapter 24. Hug Me
25
Chapter 25. Promise
26
Chapter 26. Fine
27
Chapter 27. Dinner?
28
Chapter 28. Hotel
29
Chapter 29. Obsession
30
Chapter 30. Dave's Gone
31
Chapter 31. Good Bye, Uncle!
32
Chapter 32. Berlin
33
Chapter 33. My Name is Arles
34
Chapter 34. Last Day
35
Chapter 35. Gift's
36
Chapter 36. Swim with u
37
Chapter 37. Deisya Charles
38
Chapter 38. Dave Is Always Jealous
39
Chapter 39. Bad Day!
40
Chapter 40. It's Okay, Right?
41
Chapter 41. Without Serena
42
Chapter 42. Rain
43
Chapter 43. Sick
44
Chapter 44. Karma
45
Chapter 45. Kiss
46
Chapter 46. Chaotic
47
Chapter 47. Erlan
48
Chapter 48. Bad Feeling
49
Chapter 49. Love u too, Uncle
50
Chapter 50. Good Bye-End Season 1
51
Chapter 51-S2. Bad Routine
52
Chapter 52-S2. Tired
53
Chapter 53-S2. Serena's Story
54
Chapter 54-S2. Break
55
Chapter 55-S2. Good Bye, Serena
56
Chapter 56-S2. Twenty Years
57
Chapter 57-S2. Miss Someone
58
Chapter 58-S2. Determination
59
Chapter 59-S2. Dave Comeback
60
Chapter 60-S2. Wait For Me
61
Chapter 61-S2. Feyra
62
Chapter 62.S2. Get Rid Of
63
Chapter 63-S2. I Hate Rainy
64
Chapter 64-S2. Hurtful
65
Chapter 65-S2. Get Well Son, Dave
66
Chapter 66-S2. True Love
67
Chapter 67-S2. It's Not Dream
68
Chapter 68-S2. Wake Up
69
Chapter 69-S2. Worry
70
Chapter 70-S2. Good Day
71
Chapter 71-S2. Cute Couple
72
Chapter 72-S2. Hot Situation
73
Chapter 73-S2. Is Love Wrong?
74
Chapter 74-S2. Secrets
75
Chapter 75-S2. Who Is Rey?
76
Chapter 76-S2. Back Home
77
Chapter 77-S2. Night With You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!