“Ingat, kalau udah waktunya pulang, tetap tunggu di dalam gerbang, jangan di luar sampai Kang Adi jemput. Jangan bandel dong sayang kayak kemarin-kemarin. Serena paham kan, Nak?” Florez memberi pesan begitu panjang setiap kali putrinya turun dari mobil untuk masuk ke dalam sekolah. Pesan yang selalu sama, tapi anehnya putrinya itu selalu bengal.
Serena mengerucutkan bibirnya. “Serena ‘kan udah besar, Mom, udah ngerti. Lagian, Serena kan ngikuti Angel kalau udah bel pulang. Angel aja udah boleh bawa mobil sendiri sama mamanya.”
“Hush! Malah balik ceramahi Mommy.” Florez tarik hidung Serena gemas. “Angel itu beda sama kamu, jadi jangan sok-sokan. Ingat kata Mommy, kan?”
“Sayang, Serena bukan anak kecil lagi. Biarin lah dia bebas sebentar aja, gak bakal kenapa-napa juga kok.” Louis memberi pembelaan pada putrinya, yang langsung saja menciptakan senyum cerah di bibir Serena.
“That Right!”
“Gak ada perlawanan. Cepat masuk sana, nanti telat.”
“Ish, Mommy selalu nyebelin.” Dengan wajah cemberut dan di tekuk, Serena berjalan ke masuk ke sekolahnya yang ramai, meninggalkan Florez yang berdecak melihat tingkah itu.
“Woi Siren!”
Serena memutar bola mata mendengar suara Angel memanggilnya dari jauh, tak luput nama ejekan yang menyebalkan.
“Serena! Not Siren, Angelaaaaa!” makin jengkel saja Serena pagi ini.
“Hehehe iya sih, gak cocok emang sama nama lo. Lo kan cupu.”
“Tuhkan, nyebelin!”
Angela tertawa renyah, membuat pagi Serena kian petang saja.
“Yok masuk.” Angela menggandeng lengan Serena untuk masuk bersama ke dalam gedung sekolah. “Eh malam ini ‘kan malam minggu yak. Gue, Rain sama Sea mau hang out nih. Lo mau ikut gak?”
“Kemana???? Mau dong jalan-jalan malam juga.”
“Di bolehin gak masalahnya lo! Secara ya, lo kan paling beda dari kita-kita. Aneh aja sih kok bisa gue mau temenan sama cupu kayak lo.”
“Ih! Angela nyebelin banget. Aku sedih, nih?”
“Bukan gimana-gimana ya, Siren. Lo kan tau emak lo sendiri gimana, over banget ngelebihi cowok gue. Gue tau ya lo anak satu-satunya, cewek juga, dodol lagi. Gak heran juga di kekang banget. Butttttt ... why outrageous??? Lo kan udah gede juga,” lontar Angela penuh keheranan, masih tidak paham kenapa ibu Serena begitu posesif.
“Gak tau sih. Mungkin karena Mommy aku sayang aku kali, ya?”
Sontak, kepala Serena mendapat toyoran kasar dari Angela. “Semua emak di muka bumi ini juga sayang kali sama anaknya. Cuman ortu gak waras yang gak sayang sama anaknya.”
“Iya juga sih ...”
“Goblok banget temen gue!” jengah Angela.
“Gini aja, gimana kalau lo izin buat nginep di rumah gue? Ortu kita kan deket juga, temenan, pasti di bolehin lah kayak kemarin-kemarin lo nginep rumah gue buat ngerjain tugas padahal aslinya ngedrakor. Gitulah pokoknya! Lo boong aja, gak papa kali cuman beberapa puluh aja lo boong, kan? Lo kan anak baik, gak mungkin boong kayak gue yang udah gak terhitung.”
Sebenarnya, Serena puyeng mendengarkan ocehan Angela yang panjang dan cepat. Tapi, Serena menangkap kalau dia harus berbohong dengan menginap di rumah Angela, tapi faktanya mereka akan jalan-jalan.
“Oke deh! Tapi nanti bantuin izinnya, ya?”
“Sip lah, Siren! Gue ajakin dua babu kita juga ya!”
Serena memberikan jempolnya, senyumnya mengembang. “Sesekali gak papa, kan?” gumamnya.
...💗💗💗...
“Em ... Ngel, kok kamu pakai baju seksi gitu, sih?” Serena tatap penuh tanya pada Angela yang sudah siap style super terbuka ciri khas Angela sekali. Tapi malam ini Angela terlalu terbuka, dia hanya mengenakan jeans super pendek, dan tank top corp tanpa ada lapisannya lagi. Ugh! Serena yang malu.
“Kenapa? Lo mau pakai gini juga?”
“IHH!!” Serena langsung menutup tubuhnya sembari menjauh. “Yang ada aku bakal beku kedinginan!” katanya super positif.
“Kita juga bakal pergi ke dalam ruangan, bukan jalan-jalan di luar, Siren. Lo kenapa lagi pake baju serba panjang gitu? Setidaknya pake rok di atas lutut, kek! Ini lo mau ke kutub utara?”
“Dingin, Angela. Gimana kalau nanti ada yang liatin aku? Bahaya tau!”
“Iya-iya anak polos.” Angela malas berdebat hanya karena pakaian, maka dengan cepat ia mengambil tasnya. “Yok buruan! Rain sama Sea udah di sana.”
Serena mengikuti langkah Angela keluar dari kamar, membuntuti langkah itu sembari berpikir bolehkan ia melakukan ini? Pukul sepuluh malam, orang tua Angela bahkan sudah tidur.
Serena lantas menarik tali tas milik Angela saat mereka hampir mencapai pintu utama. “Angel ...” panggilnya pelan membuat Angela menoleh sambil mengangkat alis.
“Ngapa?”
“Aku takut, Ngel, keluar malam-malam gini. Kamu aja gak izin,” lontar Serena cemas.
“Duh, Siren! Lo gak jalan sendirian, ada gue, Rain sama Sea. Gak usah takut, lo kita jagain, kok.”
“Aku gak yakin kamu bakal jagain aku.” Serena memasang wajah jengah, tampak sudah terbiasa dengan omong kosong sahabatnya ini.
Angela mengibaskan tangannya cepat. “Aman aja kok, Siren. Asal lo yakin.”
“Yakin gimana?”
“Yakin gak kenapa-napalah! Rilex okay?” Figur cantik milik Angela yang memancarkan sebuah keyakinan, membuat Serena akhirnya yakin juga dan memilih mengangguk.
“Ayo buru!”
Mereka pergi tanpa izin orang tua Angela, dan Serena pun berbohong pada orang tuanya. Tapi seperti apa yang Angela katakan, ia harus yakin.
...💗💗💗...
Lembur adalah rutinitas Dave setiap hari bahkan weekend sekalipun. Berteman bersama tumpukan berkas yang harus di periksa dan di tanda tangani, lalu rapat beberapa kali dengan beberapa bagian. Ugh, sangat banyak sekali kesibukan figur tampan ini.
Dari jendela besar ruangan Dave, ia dapat melihat keramaian dari ketinggian gedung perusahaan. Sangat ramai. Malam ini adalah malam minggu, malam yang seharusnya Dave isi dengan santai-santai.
Di perusahaan hanya tersisa Dave dan sekretarisnya di luar. Semua karyawan sudah pulang pukul empat sore tadi, dan sekarang sudah pukul tujuh malam.
Tok tok tok.
Fokus Dave pada berkas-berkas di hadapannya buyar seketika pintu kayu itu terbuka dan menghadirkan sosok cantik nan elegan milik Raisa Faradhita. Sekretaris yang sudah bekerja 5 tahun pada Dave, figur yang karyawan lain sebut sempurna.
“Maaf mengganggu, Pak. Sudah waktunya makan malam, Bapak ingin saya pesankan apa untuk makan malam?” Raisa Faradhita dengan suaranya yang lembut itu membuat Dave tersenyum tipis.
“Tidak perlu. Kamu bisa pulang, ini sudah lewat dari jam yang seharusnya.”
“Bagaimana dengan Bapak?”
“Saya juga akan pulang.” Dave bangkit dari duduknya tanpa membereskan berkas-berkas yang berhambur. Dia ambil jas dan tasnya di sofa, lantas mendekati Raisa. “Biar saya antar kamu.”
Raisa tersenyum sopan dan menggeleng pelan. “Tidak perlu, Pak Dave. Saya bisa pulang sendiri.”
“Pulang pakai apa?”
“Saya menggunakan taksi, Pak.”
“Kalau gitu, pulang sama saya saja. Saya tunggu di bawah.”
“Tapi, Pak ...”
Dave berlalu tanpa menghiraukan protesan Raisa. Dia berjalan keluar sembari menatap layar ponselnya yang menampilkan chatting dengan Louis. Namun merasa tak puas dengan obrolan dengan ketikan, Dave langsung menghubungi sahabatnya itu.
“Kau menggangguku Dave dengan menelepon malam minggu seperti ini.” Suara Louis terdengar kesal di seberang sana.
“Serena tidak ada di rumah?”
“Udah aku bilang ‘kan kalau putriku menginap di rumah Angela. Dia bilang bosan di rumah, makanya dia ngebet banget nginep di rumah Angela.”
“Rumah Angela di mana?” duh, bukan gimana-gimana ya, Dave sungguh merindukan gadis yang minggu lalu ia temui terakhir kali. Niat awalnya ia ingin pergi ke rumah sahabatnya itu, tapi saat tahu bahwa gadisnya tidak ada di sana, Dave jadi urung.
“Jangan ganggu putriku bermain dengan sahabatnya, man. Kau seharusnya bermain juga malam minggu seperti ini, jangan malah mengganggu orang lain.”
“Cih! Kontrol saja suara desahanmu itu, brother. Aku tutup!”
“Sialan si jomblo!” umpat Louis.
Dave tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Ini masih pukul setengah delapan, dan si sialan Louis sudah melakukan itu. Sepertinya pria itu juga bersyukur putrinya menginap di rumah sahabatnya.
“Maaf menunggu lama, Pak.” Raisa datang tepat di mana Dave membuka kunci mobilnya.
“No problem, Raisa. Just rilex!” ucap Dave ramah.
Raisa tersenyum manis, mengagumi paras dan kepribadian bosnya yang sangat sempurna. Raisa adalah salah satu orang yang beruntung bisa sedekat ini dengan sosok Dave Charles.
“Let us go home!”
...💗💗💗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Wisu Mmhwilman Ilham
aku paling g ska ada teman ngajk g baik model angel
2022-06-16
0