REVISI ULANG
💗💗💗
“Sayang, ini Paman Dave. Sahabat Daddy.” Louis mengenalkan Dave pada Serena dengan menyebutkan ‘paman’ membuat perasaan tak senang muncul tiba-tiba dari Dave Charles. Tentu saja itu tidak menyenangkan untuknya. Kata uncle terlalu aneh, Dave tidak menyukainya.
"Hei! Aku baru berusia 27 kalau kau lupa! Seharusnya Serena memanggilku 'kakak'," tekan Dave tidak terima di panggil paman.
“Hello, Uncle.” Senyum polos anak usia 17 tahun ini mampu membuat perasaan kesal Dave perlahan surut. Walau dia memanggilnya uncle, Dave tidak bisa menampik bahwa senyum manis itu menggetarkan dadanya.
“Hello, Princess!” balik sapa Dave ceria.
“Kalau kamu lupa, kau itu pamannya. Walau umur kau 27, tapi kamu tetap paman Serena," ucap Louis membuat Dave mendengkus. Lalu, Louis menatap Serena kembali.
"Semenjak Paman Dave pindah ke mainsion dan sibuk mengurus perusahaan, Serena jadi lupa dengan kau, Dave! Padahal dulu, kau yang selalu mengajaknya bermain bahkan menidurkannya saat kami tengah sibuk,” tutur Louis mengingat masa lalu. Senyumnya terpatri tipis, matanya menerawang jauh. “Aku bahkan mengira kau tidak mengingat putriku.”
Dave tersenyum kaku. “Kau tau, sulit melupakan gadis cantik ini.”
Semua tentang Serena di ingatannya tidak mungkin bisa Dave hapus dalam memorinya. Semua ingatan tentang Serena tersusun rapi di kepalanya, mungkin jika otak memiliki folder, maka milik Serena-lah yang paling banyak dan berada di bagian atas. Dan malam ini, memori tentang Serena Kyntia kembali bertambah di kepalanya, entah itu kesan baik atau bukan, jika itu milik Serena, maka akan tetap Dave simpan selamanya.
“Serius? Berarti dulu Serena sering sama Uncle Dave, ya? Tapi, kok, Serena gak ingat sama Uncle?”
Ah, jangan tanya betapa sakitnya hati Dave saat tahu bahwa gadis ini melupakannya.
Florez mengusap surai putrinya pelan. “Kamu terlalu kecil dulu sebelum Uncle Dave tinggal kuliah di luar negeri. Saat kembali, dia sibuk dengan pacarnya.”
“Gitu, ya? Tapi makasi ya Uncle Dave karena udah rawat Serena waktu kecil. Uncle keren!” Serena memberikan dua jempolnya sebagai apresiasi.
Dave terenyak, sulit menelan saliva saat netra bulat itu menatapnya penuh kagum. Bibir merah muda yang tersenyum itu, membuat Dave tanpa sadar menjilat bibir bawahnya. S*it! Gadis itu terlalu sempurna untuk semua pikiran kotor yang bersemayam di kepalanya. Ini akan menjadi kesalahan terbesar yang Dave lakukan, ia sudah memprediksikannya.
“Boleh Serena tanya-tanya tentang Uncle?” dia meminta persetujuan. Dagunya berpangku pada tangan, menatap penuh ketertarikan pada pria yang tampaknya tidak jauh berbeda dengan umur ayahnya.
“Of course, Princess. Tanyakan sampai kamu tahu semua tentang aku.” Bukankah ini kesempatan bagus? Dave tidak akan melewatkan satu pertanyaan pun yang Serena lontarkan, sebab baginya dengan gadis itu tahu semua tentangnya, maka semua akan terasa mudah.
“Mengobrollah kalian berdua. Kami akan menyambut tamu.” Louis memotong obrolan Dave dan Serena. Pria bersetelan formal itu bangkit, di susul oleh Florez.
“Honey, tunggu di sini dan jangan jalan-jalan ke kerumunan. Jika ngantuk, suruh Uncle Dave mengantarkan kamu ke dalam.” Florez memberikan kecupan singkat di pucuk kepala putrinya.
“Yes, Mommy!” Serena memberikan dua jempolnya.
“Kalau gitu Mommy tinggal.” Serena mengangguk, dia menatap kepergian kedua orang tuanya yang mulai tenggelam di antara banyaknya tamu undangan.
“Uncle, ayo mulai sesi wawancara!”
Dave mengangguk dan tersenyum gemas. Netranya tidak sama sekali lepas dari figur cantik nan polos yang tengah berpikir keras mengenai pertanyaan yang akan dia lontarkan. Mungkin sangat banyak sehingga Serena berpikir cukup lama untuk memilah-milah pertanyaannya.
“Dulu Daddy juga pernah cerita sama Serena kalau Daddy punya sahabat baik. Tapi Daddy bilang juga kalau sahabat baiknya sibuk terus susah diajak kumpul. Serena tau semua tentang sahabat baik Daddy, tapi baru kali ini Serena tau muka dia,” tuturnya panjang.
“He’s handsome, right?” goda Dave dengan menaik turunkan alisnya.
“Mmm... not bad,” balas Serena sambil tertawa. Melihat raut wajah Dave yang pura-pura jengkel, kian membuat tawa Serena lepas. “Yes, uncle! He’s handsome.”
Dave menahan senyumnya, secara otomatis juga tangannya terangkat menyentuh permukaan rambut halus gadis ini, mengusapnya gemas dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Akhirnya Serena punya uncle dekat. Soalnya semua keluarga Serena jauh.” Netra itu terlihat senang, bahkan Serena terlihat sangat menyukai elusan Dave pada surainya.
“Serena,” panggil Dave.
“Yes?”
“Bisa tidak panggil aku ‘uncle’? Itu terasa tidak nyaman.”
“Terus panggil apa? Om?” ia tatap dengan polos wajah Dave.
“That's not it too, baby.” Dave cubit hidung Serena gemas. “Call me Daddy too.”
“Hah?” mata Serena berkedip kaget, mulutnya sedikit terbuka bingung harus merespons bagaimana. Terbuka, lalu tertutup lagi. Hingga diam-diam membuat Dave mengeraskan rahang menahan semua gejolak gila dalam dirinya saat wajah menggemaskan itu terlihat jelas di matanya.
“Two Daddy?” tanya Serena sembari mengangkat dua jarinya ke udara.
Dave akhirnya tertawa, tingkah gemas itu mudah sekali memporak-porandakan dirinya. “Not bad. Bagaimana menurutmu?”
“Emm ... Serena gak suka. Uncle Dave kan bukan Daddy-nya aku, bukan suami Mommy juga. Yang bener tuh ya uncle! Uncle Dave!”
“Jadi, aku harus jadi suami Mommy kamu?”
“Ih! Enggak!” tolak Serena langsung dengan tatapan tidak suka. “Mommy cuman milik Daddy. Uncle Dave gak boleh ngambil!” ujarnya marah.
“I know.” Dave tersenyum tipis. Dia condongkan sedikit tubuhnya hingga berhenti tepat di samping wajah Serena. Aroma manis vanila bercampur susu cokelat itu membuat Dave menutup matanya sesaat, menahan untuk tidak mengecup leher gadis itu.
“Because i like you baby girl. Not your mommy.”
...💗💗💗...
Malam yang terasa panjang bagi Dave Charles. Sebab kini, jendela kamarnya di biarkan terbuka hingga embusan angin malam menghembus ke dalam. Petangnya kamar ini juga kian membuat Dave merasa akan mati akan kegelisahan dirinya sendiri. Sepi, gelap dan dingin, kombinasi paling tidak Dave sukai. Tapi, dia tetap berdiam diri dalam ketidaknyamanan itu.
Tubuh atletisnya di biarkan berbaring tanpa baju di ranjang, matanya menatap dalam-dalam langit-langit kamar yang gelap.
"Serena ...” dia bergumam frustrasi, apalagi saat bayangan manis gadis 17 tahun yang tidak pernah ia tatap selama 10 tahun itu berputar di kepalanya. Wajah cantik dan tatapan polos gadis itu benar-benar tidak bisa enyah dalam memorinya.
“Serena ...” tangan Dave mengeras, sebiasa mungkin mengontrol kegilaannya sebelum benar-benar meledak. Ini gila, Dave dalam bahaya jika terus-terusan memikirkan wajah itu.
“F*ck! What are you doing, Serena?!! Get out of my mind!”
Menyebalkan. Itu padalah salahnya, kenapa malah menyalahkan Serena atas semua fantasi gila yang Dave ciptakan sendiri? Sungguh, Dave benar-benar tidak tertolong.
“Serena ... Serena ... Kapan terakhir kali aku nyebut nama kamu, Princess?” kerinduan selama 11 tahun yang Dave tahan sebaik mungkin hancur lebur dalam beberapa jam saja malam ini. Bukan gadis kecil berusia 6 tahun lagi yang Dave temui, tapi remaja yang bahkan seharusnya sudah mengenal cinta.
Sial, memikirkan soal cinta remaja membuat Dave kesal. Mustahil Serena tidak dekat dengan seseorang di sekolahnya, itu pasti. Haruskah Dave kembali menjadi cowok 17 tahun untuk memantau Serena-nya?
Ah gila, Dave semakin meracau.
“Kali ini, saya gak akan ngelepas kamu lagi, Serena. Masa bodoh dengan keluargamu.” Figur tampan nan gagah itu beranjak, mengenakan kemejanya terakhir kali dengan asal, lalu merampas kunci mobil dan dompet di atas nakas.
Dave perlu pelepasan. Ia tidak bisa melakukannya sendiri dengan menjadikan Serena sebagai bahan fantasinya. Terlalu kotor, Dave enggan mengotori Serena. Hanya untuk saat ini, tapi tidak untuk nanti. Ia sudah menahan selama ini, maka biarkan Dave melakukannya.
...💗💗💗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Dewi Melow
kalo si Louise umur 23 bapaknya si seren 27 karna beda 4 taun tapi anaknya udah 17th 🤔🤷🏻 tadinya mikir my little girl oh mungkin cewenya muda bgt cowonya udh Mateng 😌😌 kalo 23 ke 17 mh gabeda banyak atu
2022-08-10
0
Dewi Melow
23 apa 32??
2022-08-10
0