"Hey, heyyy."
Vyolla merasa Dejavu dengan kalimat dan suara yang baru saja ia dengar. Ia membuka matanya perlahan. "Yaa Allah, dimana lagi iniii!" teriak Vyolla, ketika ia melihat sekelilingnya sudah bukan lagi hamparan rumput yang luas.
"Hai," sapa Cherry dengan senyuman yang penuh misteri.
"Kok ada lo lagi sih?"
"Hehe. Welcome to my novel world, Vyollaaa."
Vyolla bingung. Ia kembali mengedarkan pandangannya. Kamar berwarna putih tulang itu dihiasi dengan pernak-pernik karakter tsum-tsum di setiap sudut. Bahkan di kasurnya pun penuh dengan boneka tsum-tsum yang beraneka ragam. "Ohhhh, I see I see. Lo mau ngasih tour gratis buat gue ngelilingin dunia novel lo?"
Cherry menggeleng pelan disertai senyum misteriusnya yang masih terpampang.
"Ohhhh, lo mau kasih kesempatan gue buat marahin langsung Si Putri?"
Cherry kembali menggeleng.
"Oh atau lo mau gue ngeliat seganteng apa Si Bagaskara GM hotel itu?"
Lagi-lagi Cherry menggelengkan kepalanya.
"Terus maksud lo bawa gue kesini itu apa?!"
Cherry menghampiri Vyolla dan memegang kedua bahu Vyolla. "Aku mau minta tolong sama kamu buat merubah karakter Putri menjadi wanita yang kuat dan berani."
"Maksudnya?" Vyolla tak mengerti maksud dari ucapan Cherry.
Cherry membawa Vyolla ke depan cermin.
"Loh heh, kok penampilan gue jadi kayak gini?!" Vyolla kaget ketika melihat dirinya dengan penampilan culun plus kacamata tebal bak Betty La Fea.
"Yang kamu lihat di cermin itu adalah Putri."
Vyolla tambah bingung. Jelas-jelas sosok yang ada di depan cermin itu adalah dia. Dan buktinya adalah tubuh tersebut senantiasa mengikuti semua gerakan yang disuruh oleh otaknya.
"Aku masukin jiwa kamu kedalam tubuh Putri."
"What?!!!!!!" Vyolla mendudukkan badannya, eh badan Putri ke atas kasur. Vyolla membuka kacamatanya dan dia kembali melihat kearah cermin sambil memegang wajah Putri yang jelas-jelas adalah wajahnya. "Lo kok main masuk masukin jiwa gue ke tubuh orang lain sih Cher! Lo udah melanggar hak asasi gue tahu nggak!" protes Vyolla dengan menatap tajam ke arah Cherry.
"Iyah iyah, aku minta maaf Vyo. Tapi aku nggak ada pilihan lain."
"Maksud?"
"Bantu aku untuk merubah Putri menjadi wanita yang lebih berkarakter yah?"
Vyolla diam. Tatapan matanya seolah berbicara menunggu Cherry menjelaskan maksudnya dengan lebih detail.
"Jadi gini. Sebelum aku pergi, aku pengen melihat sosok Putri yang aku ciptakan itu bisa menjadi Putri yang disukai pembaca novelku. Tapi aku nggak bisa merubahnya. Mungkin karena aku adalah anak introvert, jadi aku nggak bisa ngebayangin wanita pemberani itu seperti apa."
"So?"
"Bantuin aku ngewujudin itu yah?" Cherry menggenggam kedua tangan Vyolla.
"No!" Vyolla menarik tangannya hingga genggaman tangan Cherry pun terlepas. 'Ternyata benar apa kata orang tua dulu, jangan suka ngomong sembarangan. Karena semua yang kita ucapkan adalah doa,' seru Vyolla dalam hati. Ia kembali mengingat ucapannya yang dengan menggebu-gebu mengatakan bahwa dirinya ingin sekali menggantikan Putri di novel Cherry.
Cherry kembali menggenggam tangan Vyolla. "Please, biar aku nggak penasaran Vyo."
"Ya nanti aja pas kita udah sama-sama sadar, gue bantuin lo nulis ulang, oke?" Walaupun ia mengatakan ingin menggantikan Putri, tapi itu hanyalah kesal sesaat. Vyolla takut jika ia tidak bisa kembali lagi ke dunia nyata. Dia lebih mencintai kehidupannya dibandingkan hidup Putri yang meskipun happy ending tapi sad beginning.
Cherry diam. Ia melepaskan genggaman tangannya dari lengan Putri. "Keadaanku sekarang lebih parah dari kamu Vyo. Dan aku nggak tau apa aku bisa sadar kembali atau......." Cherry tak melanjutkan kata-katanya.
"Ck, oke oke, gue bantuin lo."
Cherry tersenyum cerah seketika. Ia memeluk erat Putri dan berterimakasih kepada Vyolla karena telah bersedia membantunya.
"Tapi gue nggak janji bakal bisa bantuin lo sampai akhir yah. Soalnya kan pasti bakalan lama banget kalau gue harus ngerubah dia sampai akhir."
"Mmm, kamu tenang aja. Satu bulan di dunia novelku cuma satu hari di dunia nyata kita kok. Jadi pasti kamu bisa bantuin aku sampai novelnya tamat."
"Ohhh gitu."
"Iyah gitu."
"Oke, daripada gue bengong gak jelas sampai nungguin gue sadar dari koma ya kan, yaudah deh mending gue nyari kesibukan lain."
Cherry mengangguk bersemangat.
"Oiyah! Tapi selama gue ada di dunia novel lo, lo harus selalu stand by ngawasin gue! Dan lo juga harus selalu bantuin gue ketika gue butuh bantuan lo. Deal?"
"Deal."
Cherry dan Putri berjabatan tangan tanda setuju dengan kesepakatan.
"Ini gue beneran boleh ngerubah Si Putri habis-habisan kan?" tanya Cherry setelah kesepakatan dengan Cherry terjalin.
"Boleh, tapi nanti berubahnya pas kamu masuk di Bab 2 yah. Jadi aku pengen Bab 1 nya masih ikutin alur cerita dari novel versi asliku."
"Tapi kalau gue ngerubah karakter si Putri, alur ceritanya juga pasti bakalan berubah total dong?"
"Gapapa. Tujuan utamaku kan hanya untuk melihat Putri berubah. Jika masalah alurnya menjadi berbeda total, itu udah nggak penting buat aku."
"Mmm, oke." Vyolla mulai melihat-lihat kamar dan juga rumah Putri. Ia harus menyesuaikan diri terlebih dahulu sebelum dia benar-benar masuk ke dalam Bab 1. "Sekarang lo bawa gue ke tempat-tempat yang selalu didatengin sama Si Putri."
Cherry kembali hanya mengangguk. Ia melakukan teleportasi dan mulai menjalankan tour singkatnya.
"Bener-bener upik abu versi jaman modern banget nih Si Putri," ucap Vyolla ketika mereka sudah kembali lagi di kamar Putri.
"Kenapa?"
"Ya itu tempat yang didatengin nya cuma rumah sama kantor doang, bosenin banget!"
"Hihihi, iyah kan nanti kamu bisa explore sendiri Vyo."
"Hm, oke. Nah sekarang, coba liatin muka-muka orang yang bakal selalu interaksi sama Si Putri."
Cherry mengeluarkan beberapa foto dari tokoh novelnya.
"Wait wait, kok muka-mukanya gue hapal semua?"
"Ya karena wajah mereka sesuai dengan imajinasi kamu ketika membaca novelku, Vyo."
"Nggak mungkin, nggak mungkin."
"Kenapa?"
"Yakali gue pikir kalau Si Bagas, hero-nya Si Putri itu wajah Pak Agiyassa sih. Gila, nggak mungkin!"
"Agiyassa?"
"Iyah, bos gue di tempat magang. Angkuh dan galak banget dia! Sedangkan Si Bagas kan lembut dan material boyfriend banget."
"Ohhh, ya mungkin karena mereka berdua sama-sama atasan, jadi kamu kepikiran kalau Bagas itu adalah Agiyassa." jawab Cherry dengan alasan klisenya. Padahal di dalam hatinya dia ngeledekin Vyolla yang ternyata lain di mulut lain di hati. Cherry yakin alasan sebenarnya adalah karena Vyolla tertarik kepada Agiyassa. Ya tapi cuma karena kesan pertamanya yang buruk, jadi Vyolla pun sebisa mungkin mengingkari perasaan itu.
"Hm, cukup masuk akal juga." Vyolla kembali melihat-lihat wajah karakter yang akan selalu ditemuinya ketika ada di dunia novel Cherry.
"Udah hapal semua wajah-wajahnya kan?"
Vyolla mengangguk tanda sudah hapal.
"Oke, kalau gitu sekarang kita mulai masuk ke Bab 1 yah Vyo."
"Oke."
Dannnn treuk, dengan jentikkan jari Cherry, mereka berdua pun langsung masuk ke dalam Bab 1 novel Cherry yang berjudul "Putri?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Cerita Aveeii
cheery ini penulisnya ya
2022-05-30
0
Untaian Fiksi(Hiatus)
kena karma, kamu Vyolla.
2022-05-30
2
🌛 nackhal 🌜
suka kata-katanya..
walaupun happy ending tapi sad beginning, tsah 🍷🍻
2022-05-19
1