Tembus Pandang

Bo Li masih terisak-isak menangis sedih, ini dikarenakan bukan karena bersedih menyesal akan tetapi ia tidak dapat menerima perubahan fisiknya yang berwarna ungu itu. Yang ada dalam pikirannya adalah bagaimana jika tunangannya itu mengetahui keadaan dirinya yang keunguan seperti ini.

Perubahan ini memang sungguh sangat menakutkan bagi dirinya tetapi ia tahu jika ini adalah reaksi buah surga yang ia makan saat di surga para peri.

"Hiks ! Hiks ! Hiks ! Apa..., apa yang harus aku lakukan ?", kata Bo Li terisak. "Bagaimana jika ia mengetahuinya ? Ia pasti akan mengusirku pergi dari sini ? Hiks..., hiks..., hiks...!?"

Bo Li mengusap air matanya yang jatuh berlinang membasahi wajahnya. Ia tahu jika ini tidaklah mudah baginya untuk menerima keganjilan yang terjadi padanya.

Bagaimana jika pria berambut pirang itu tahu lalu memutuskan pertunangan dengannya ? Bagaimana juga jika kakeknya mengetahuinya lantas melihatnya dengan kecewa ? Mereka akan menganggap dirinya seorang monster yang mengerikan !? Bukan saja mereka akan pergi menjauh meninggalkan dirinya tetapi pastinya akan memasukkan diriku ketempat pengasingan yang sangat jauh di pulau terpencil ditengah samudera.

Sama halnya yang terjadi pada kedua orang tua sepupunya yang mati mengenaskan karena dituduh melakukan sihir dan diusir keluar dari negaranya dan diasingkan serta dibunuh oleh penduduk Kouta yang sangat membenci para penyihir hitam.

Kakek Li memang tidak pernah membicarakan hal itu setelah pergi meninggalkan negara untuk tinggal di kota B-one ini. Ia seakan menguburnya dalam-dalam peristiwa yang sangat mencekam itu.

"Hiks ! Hiks ! Hiks ! Hiks ! Ini sungguh sangat menakutkan !?", kata Bo Li masih saja menangis.

Tuk...! Tuk...! Tuk...!

Terdengar suara kaca jendela diketuk dari luar kamarnya dan Bo Li yang mendengarnya lalu menengadahkan kepalanya kearah atas dan melihat jendela kamar tidurnya.

Bo Li mengalihkan pandangannya kearah sekeliling ruangan kamar tersebut, dan ia baru menyadari jika peri daun hijau kecil itu tidak berada didalam ruangan kamar tidurnya. Lantas kemanakah perginya peri kecil itu, Bo Li segera beranjak dari tempat tidurnya dan duduk termangu di atas pembaringannya yang terlihat berantakan seperti keadaan dirinya yang kusut masai.

"Kemana peri daun hijau kecil itu, kenapa aku tidak melihatnya ?", kata Bo Li.

Tuk...! Tuk...! Tuk...!

Bo Li kembali menolehkan kepalanya kearah jendela kamarnya yang tertutup rapat oleh tirai tipis berwarna cokelat muda. Ia mendengar lagi suara ketukan dari luar jendela kamar tidurnya. Ia lalu beringsut turun perlahan dari atas tempat tidurnya.

Tampak perempuan itu berjalan mendekati kearah sebuah jendela kamar tidurnya sambil menoleh kearah sekitar ruangan kamar tidurnya.

"Suara apakah itu ?", bisik Bo Li penasaran.

Bo Li menghentikan langkah kakinya lalu memandangi jendela kamar tidurnya yang berbunyi, ia mendengar seperti suara ketukan dari luar jendela. la terdiam sesaat seraya memandangi kearah jendela kamar tidurnya. Ia agak ragu untuk mendekat.

"Apakah peri daun hijau kecil itu tertinggal diluar kamarnya ? Apa itu dia ?", kata Bo Li berbisik pelan.

Bo Li berlari cepat menuju kearah jendela kamar tidurnya sambil menolehkan kepalanya kearah sekitarnya. Lantas menyibak tirai tipis yang menutupi jendela kamar tidurnya yang terkunci dari dalam.

Kaca jendela kamar tidur Bo Li sangat tebal dan berwarna agak gelap sehingga ia tidak dapat melihat dari dalam kamar yaitu pemandangan diluar kamar tidurnya. Karena ia harus membuka kedua jendela itu jika ia hendak menengok halaman diluar rumah mewah ini.

"Cetek ! Cetek !", suara slot grendel jendela dibuka paksa oleh Bo Li.

Cukup sulit untuk menggerakkan slot jendela grendel itu karena sepertinya kamar ini jarang digunakan oleh Ivander Liam. Itu terlihat dari jendela yang selalu tertutup rapat tirai dan saat Bo Li menyibakkan tirai jendela kamarnya tampak debu-debu yang berterbangan di udara ruangan kamar.

"Jendela ini sangat susah untuk dibuka ?", kata Bo Li. "Aku juga tidak dapat melihat kearah luar sana karena kaca jendela ini sangat tebal dan agak gelap", sambungnya gelisah.

Bo Li lalu terdiam sejenak seraya memperhatikan jendela kamar itu.

"Bukankah aku sekarang tembus pandang ?", ucapnya seraya memperhatikan kedua telapak tangannya yang berwarna ungu serta tembus pandang.

Bo Li menatap lurus kearah cermin panjang yang terpajang di ruangan kamar tidurnya. Ia melihat pantulan tubuhnya di sana yang seperti bayangan.

Sesosok bayangan berwarna ungu yang terlihat berkilauan layaknya permata yang bercahaya terang. Ia memandangi dirinya didalam cermin yang tidak hanya mirip permata Amethyst ungu tetapi juga mirip dengan lampu neon ungu yang berkedap-kedip.

"Hmph !? Aku benar-benar bercahaya dan berwarna ungu terang !?", kata Bo Li bergumam pada dirinya sendiri.

Perempuan itu lantas mengusap wajahnya pelan dengan kedua tangannya yang berwarna ungu. Ia memejamkan kedua matanya seraya mendongakkan kepalanya keatas penuh kepedihan yang menyiksa dirinya.

"Haruskah aku menyembunyikan sosokku ini ? Lalu apakah aku akan terus bersembunyi dari diriku sendiri ?", kata Bo Li meratap. "Oh Tuhan ! Mengapa bisa seperti ini ?", sambungnya lalu terduduk dibawah lantai kamar.

Tubuh Bo Li nampak gemetaran hebat seraya memegangi dadanya dengan tangannya yang berwarna ungu. Ia menahan kepedihan hatinya yang sangat dalam. Dengan memandangi cincin putih berhias berlian putih yang hampir memenuhi di seluruh badan cincin pertunangannya. Ia menyentuh cincin itu dengan mata yang memerah pedih.

"Apakah ini benar-benar kutukan yang pernah dibicarakan oleh para tetua ? Jika tiba saatnya aku akan mendapatkan kutukan dari langit karena garis keturunanku dimana salah satu leluhurku yang telah membunuh seorang tetua ahli pedang ?", kata Bo Li berucap pedih.

Bo Li mengusap wajahnya kembali lalu berdiri menghadap kearah jendela kamarnya. Masih terdengar suara ketukan dari arah luar jendela kamar itu. Ia memandangi tubuhnya yang tembus pandang itu kemudian mengambil ancang-ancang untuk berlari menuju ke jendela kamar tidurnya.

"Satu..., dua..., tiga...!!!", ucap Bo Li seraya berlari berhamburan kearah jendela yang tertutup rapat itu.

"WUUUUSSHHHH...!!!", terdengar suara hembusan angin ketika dirinya berlari cepat menuju jendela kamar.

Benar saja dan lihat apa yang terjadi pada dirinya saat ia berlari kearah jendela kamar itu. Ia benar-benar dapat menembus jendela kamar tidurnya itu dan ia melihat dirinya kini berada diluar ruangan kamarnya.

"AAAAAHHHH...!?", pekiknya kaget ketika tubuhnya berada diluar kamarnya dilantai atas rumah mewah itu dan ia melihat peri daun hijau kecil itu terbang tepat didepan jendela kamar sehingga mereka berdua saling bertubrukan.

"Bo Li !!!", pekik peri daun hijau kecil itu kaget saat tiba-tiba perempuan berwarna ungu itu muncul dari dalam jendela kamar rumah mewah itu.

"Peri !?", sahut Bo Li pelan. "AAAAAAAAAHHH !!!!", ia berteriak kencang dan terjatuh dari atas kearah bawah diantara semak-semak tanaman yang ada dibawah kamar tidurnya.

"BRUUUUUUKKK !!!", suara Bo Li terjatuh dari ketinggian rumah mewah itu.

"Bo Li !!! Apa kamu tidak apa-apa ?", pekik peri daun hijau kecil itu panik lalu terbang melesat kearah bawah menukik menuju tempat Bo Li jatuh.

Bo Li hanya meringis kesakitan dan anehnya ia tidak terluka meski badannya terasa nyeri. Dan Bo Li merasakan sesuatu yang sangat empuk dibawah tubuhnya. Ia lalu meraba sesuatu yang ada dibawahnya itu dengan sangat hati-hati.

"Apakah aku terjatuh di atas kasur yang empuk !? Tapi bagaimana mungkin orang semewah dan se-elit Ivander Liam menjemur kasur didepan rumahnya !? Aku rasa itu tidak mungkin !?", ucap Bo Li bergumam sendiri.

"Aiiihhh !?", pekik peri daun hijau kecil itu ketika melihat kearah Bo Li yang berbaring di atas tubuh seseorang yang tengah jatuh telungkup dibawah. "B-bo Li...!? Apa yang sedang kamu lakukan padanya !? Lihatlah !"

Peri daun hijau kecil itu nampak terkejut kaget sambil menunjuk kearah bawah tubuh Bo Li.

"Bo Li..., Bo Li...!!! Lihatlah kebawah badanmu !", bisik peri kecil itu sambil menutup mulutnya dengan sangat panik sekali.

Bo Li hanya mengangkat kedua alisnya serta kedua bahunya tanda tidak mengerti dengan tanda isyarat yang diberikan kepada dirinya oleh peri daun hijau kecil itu. Ia hanya melihat kearah peri kecil itu dengan tatapan bertanya-tanya.

"Apa !?", kata Bo Li berbisik pelan dari arah bawah.

"Astaga ! Apa yang kamu lakukan padanya ?", ucap peri daun hijau kecil itu pelan.

"Hah !?", ucap Bo Li singkat dan polos.

"Cepatlah pergi dari situ ! Dan bergeraklah pelan-pelan, Bo Li ! Jangan mengeluarkan suara gaduh !", ucap peri kecil itu memperingatkan pada Bo Li.

"Apa !?", ucap Bo Li berbisik pelan.

"Cepatlah ! Cepat ! Pergi dari atas tubuh orang itu !", ucap peri daun hijau kecil itu terlihat panik.

"Iya !?", sahutnya lalu terkejut kaget ketika ia menolehkan kepalanya kearah bawah tubuhnya.

Bo Li membelalakkan kedua matanya saat ia melihat kearah bawah tubuhnya yang kini ia tengah berada di atas tubuh seseorang berpakaian kemeja hitam serta mengenakan celana kain hitam yang sedang jatuh telungkup dibawah tubuhnya yang hanya diam, tidak bergerak sedikitpun.

"YA TUHAN !", ucap Bo Li lalu terpekik pelan sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. "Ini adalah sebuah malapetaka besar yang tak terelakkan !?", sambungnya ketakutan dan gemetaran saat melihat kearah bawah tubuhnya.

Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
102 Perbincangan Singkat
103 Mengungkap Cerita
104 Hadiah Kecil Untuk Kakek
105 Waktu Bersama
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders
102
Perbincangan Singkat
103
Mengungkap Cerita
104
Hadiah Kecil Untuk Kakek
105
Waktu Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!