Hampir Ketahuan

Kedua pria itu tampak bercakap-cakap serius. Topik pembicaraan telah berubah menjadi berbeda dan terlihat Ivander Liam mulai bersikap santai.

Hampir sekitar satu jam mereka berbicara, lelaki tua berambut putih itu lalu beranjak dari tempat duduknya dan berdiri seraya merapikan setelan jasnya.

"Baiklah, aku akan segera pergi dan kembali ke hotel untuk beristirahat, kakek cukup lelah setelah perjalanan pesawat dari luar negeri kemari hanya untuk menjenguk mu !?", kata pria tua itu dan berjalan menuju kearah pintu ruangan mewah.

"Mengapa kakek tidak tinggal di rumahku saja selama disini ? Untuk apa kakek memesan hotel ? Bukankah kakek bisa menginap di mansion pribadi jika kakek tidak suka tinggal disini ?", kata Ivander Liam menautkan alis.

Lelaki tua berambut putih itu lalu membalikkan badannya kearah Ivander Liam, ia menatap cucu kesayangannya itu dengan tersenyum lembut. Ia tahu cucu laki-lakinya itu memang sedikit berpikiran polos serta jernih ketimbang laki-laki manapun yang pria tua itu kenal.

Ivander Liam terlalu sibuk mengurus perusahaan serta urusan perkebunan yang menyita waktunya.

Cucu laki-lakinya itu hampir tidak memiliki waktu untuk berkencan dengan wanita atau sekedar berkenalan meski pria tua itu telah memberinya kebebasan untuk memilih pasangannya setelah ia memberitahukan pada cucunya jika pria berambut pirang nan tampan itu telah dijodohkan oleh kakek tua itu.

Ivander Liam masih tetap menyetujui perjodohan ini dan mengiyakan untuk melaksanakan pertunangan ini sehingga cucu laki-lakinya itu melajang karena ulah lelaki tua berambut putih itu sedangkan Ivander Liam sama sekali bergeming dengan pendiriannya dan tetap mempertahankan Bo Li.

Lelaki tua berambut putih itu lalu mendesah pelan dan menjawab pertanyaan cucu laki-lakinya itu.

"Aku tidak ingin mengganggu kalian berdua, jika aku tinggal disini atau di mansion maka kamu akan terlalu sibuk dan fokus hanya untuk mengurusi kehidupanku saja bahkan akan mengabaikan tunangan mu yang seharusnya kamu intens mendekatinya !", kata pria tua itu.

"Eh !?", sahut Ivander Liam terkejut. "Tidak, tidak kakek ! Bukan seperti itu, aku bisa mengurusi kalian berdua tanpa ada yang terabaikan ! Percayalah !",

"Ivander Liam !", ucap pria tua itu.

"Iya, kakek !?", sahut Ivander Liam.

"Bersikaplah yang tegas mulai dari sekarang ! Dan jangan pernah terlalu memikirkan diriku ! Fokus ! Bidik ! Serang ! Dekati perempuan itu lebih mesra lagi dan dapatkan hatinya hanya untukmu ! Hai pria !", kata lelaki tua berambut putih itu.

"Eh !?", gumam Ivander Liam.

"Fokus ! Kamu paham !?", kata pria tua itu.

"Tapi kakek ?", kata Ivander Liam bingung bagaimana harus bersikap menghadapi kakeknya.

"Tidak ada penolakan ! Kamu mengerti ! Baiklah aku akan pergi dari rumah ini dan aku sudah sangat capai ! Aku tidak ingin berdebat denganmu lagi, kamu paham !?", kata pria tua itu.

"Kakek !?", ucap Ivander Liam.

"Oh Iya, kemana tunangan mu itu ? Kenapa sedari tadi kamu hanya mengajakku mengobrol tanpa menyuruh tunangan mu itu menemui ku ?", kata pria tua itu. "Bukankah aku ini kakeknya juga secara otomatis ?"

Wajah Ivander Liam lalu berubah sangat kaku saat kakeknya menanyakan perihal Bo Li.

Dia benar-benar tidak berkutik untuk berbicara lagi dan sekarang ia harus berpikir keras mencari jawaban yang tepat agar tidak membuat kakeknya curiga atas menghilangnya Bo Li dari rumah ini. Karena bagi Ivander Liam akan sangat terlalu memalukan jika kakeknya tahu Bo Li menghilang dan itu akan semakin membuat kakeknya memaksa untuk melepaskan ikatan pertunangan ini jika ia melihat dirinya tidak bahagia bersama Bo Li.

Ivander Liam tidak ingin melihat kakeknya menyesal telah menjodohkan dirinya dengan Bo Li jika ia tahu hubungan diantara mereka sangatlah rumit dan sulit untuk bersama karena suatu perbedaan.

"Aku lupa jika ia sedang mengunjungi perusahaan hari ini karena itu aku tidak menyuruhnya untuk menemui kakek sekarang", kata Ivander Liam.

"Bukannya kamu telah mengakuisisi perusahaan Li Sanders dengan perusahaan kita lalu untuk apa tunangan mu itu pergi ke sana dan bukannya kamu ?", kata kakek.

"Aku yang menyuruhnya untuk menyelesaikan beberapa surat penting perusahaan untuk laporan setiap bulannya karena itu sangat penting menurutku", kata Ivander Liam berusaha untuk tetap tenang.

"Hmph !? Begitu ya ?", gumam pria tua itu. "Beri dia waktu untuk beristirahat agar dia bisa beradaptasi denganmu, jika kamu memberinya tugas terlalu padat maka akan menyita waktunya dan hal itu akan lebih menjauhkan kalian."

"Iya kakek, aku akan mendengarkan nasehat kakek dan mengurangi tugas Bo Li di perusahaan," kata Ivander Liam mencoba tersenyum dengan wajar.

"Bagaimana kalau kamu mengajaknya makan malam di restoran yang ada di hotel tempat kakek menginap untuk bertemu kakek ?", kata pria tua itu.

"Nanti malam ?", kata Ivander Liam tercenung sesaat.

"Benar, kakek mengundang kalian berdua makan malam di restoran yang ada didalam hotel nanti malam agar hubungan silahturahmi kakek dengan calon istrimu itu lebih dekat lagi", kata lelaki tua berambut putih.

Ivander Liam terdiam kaku saat memandangi kakeknya, ia tidak tahu harus berpikir apalagi untuk mencari alasan menghindar dari acara makan malam ini.

Dia hanya mampu menelan ludahnya tanpa berbicara lagi. "Lebih baik aku mencari ide yang tepat untuk menolak acara makan malam kakek setelah memikirkannya dengan jernih nanti saja karena jika aku menjawab permintaan kakek sekarang dan langsung menolaknya maka kakek akan curiga dan tentu saja akan menyelidiki keberadaan Bo Li di rumah saat ini !?", kata Ivander Liam dalam hatinya.

"Kenapa kamu tidak menjawabnya ? Apakah kamu menolak undangan makan malam dari kakek ?", kata lelaki tua berambut putih itu mengerutkan alis.

"Mmm, aku akan menyampaikan undangan kakek pada Bo Li setelah ia kembali dari perusahaan, aku tidak bisa menelponnya sekarang karena ia masih sibuk, kakek", jawab Ivander Liam seraya memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana kainnya yang berwarna hitam.

"Hmph !? Benarkah ?", kata pria tua itu serius.

"Iyah...?", sahut Ivander Liam. "Kakek tidak perlu meragukan kami !?"

"Baiklah, kakek akan menunggu kabar dari kalian dan jangan lupa untuk datang makan malam nanti !", kata pria tua itu lalu melangkah kearah Ivander Liam seraya menepuk pundaknya pelan.

Kedua pria berbeda usia itu lalu saling berpandangan satu sama lainnya dengan tatapan yang sangat serius.

Ivander Liam terdiam tanpa mampu membalas perkataan pria tua yang ada dihadapannya. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh kedua pria itu tetapi ketegangan sesaat sempat menghampiri mereka ketika keduanya saling berdiri berhadapan.

"Kakek pamit pulang dulu sekarang dan jangan lupa untuk mengabari kakek jika kalian telah sampai di hotel, jangan lupa memberitahukan pada tunangan mu undangan makan malam kakek ini", kata lelaki tua berambut putih itu seraya tersenyum lebar.

"Iya, kakek", kata Ivander Liam dengan cepat.

Ivander Liam memandangi kepergian kakeknya yang meninggalkan ruangan mewah pribadinya tanpa mengantarkan lelaki tua berambut putih itu menuju ke pintu depan rumahnya tetapi ia mengikutinya dari kejauhan kemana langkah perginya pria tua itu dari ruangan mewah pribadinya.

Pria berambut pirang itu diam-diam mengawasi gerak-gerik lelaki tua berambut putih itu dari jarak jauh saat kakeknya itu meninggalkan kediaman rumahnya yang sangat mewah ini.

Lelaki tua berambut putih itu terlihat melangkahkan kedua kakinya menuju kearah luar rumah dan berdiri didepan pintu rumah mewah milik Ivander Liam sambil menelpon.

"Kenapa kakek tidak menyuruh sopir di rumahku untuk menjemputnya atau mengantarkannya saat ia disini ? Apakah ia sengaja datang kemari untuk sesuatu hal yang amat penting serta rahasia ?", kata Ivander Liam.

"Apa yang sedang kakek rencanakan dan ia sembunyikan dariku ?"

Beberapa menit kemudian nampak sebuah mobil taxi dari luar rumah masuk kedalam halaman rumah Ivander Liam setelah melewati pengawasan dari para penjaga pintu gerbang rumahnya dan melewati jalan masuk yang berliku menuju ke halaman dalam rumah Ivander Liam ke depan beranda rumah pribadi yang megah yang letaknya lebih tinggi dari halaman rumah Ivander Liam.

Ivander Liam terdiam dan tampak curiga dengan sikap yang ditunjukkan oleh kakeknya itu, tidak biasanya kakeknya bersikap berbeda saat ini.

Kakek jika datang ke rumah ini, ia biasanya akan langsung menghubunginya untuk menjemput kakek di bandara atau memintanya untuk mengantarkan kakek kemanapun dirinya pergi jika berkunjung kesini.

Dia hanya mengerutkan kedua keningnya dan mulai berpikir bahwa kakeknya itu tengah mengawasi hubungan diantara dirinya dengan Bo Li, ia tampak mulai mencurigai keadaan hubungan pertunangan antara Ivander Liam dengan Bo Li saat ini.

Pria berambut pirang itu hanya memandangi kepergian mobil taxi yang pelan-pelan meninggalkan halaman dalam rumahnya yang sangat mewah itu dan pergi menjauh setelah melewati pintu gerbang rumahnya yang tinggi menjulang keatas setelah melewati penjagaan yang ketat dari para penjaga keamanan.

Ivander Liam melihatnya dari dalam jendela ruangan rumahnya yang berukuran besar dengan berdiri bergeming menatap lurus kearah luar. Ia tampak berulangkali menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

Terpopuler

Comments

manusia gelap

manusia gelap

very interest

2022-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
102 Perbincangan Singkat
103 Mengungkap Cerita
104 Hadiah Kecil Untuk Kakek
105 Waktu Bersama
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders
102
Perbincangan Singkat
103
Mengungkap Cerita
104
Hadiah Kecil Untuk Kakek
105
Waktu Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!