Percakapan antara pria

Ruangan mewah pribadi Ivander Liam terasa sangat dingin. Lelaki tua berambut putih itu masih terlihat duduk di atas sofa ruangan dengan sangat santainya.

Sedangkan Ivander Liam duduk didepannya dengan menyeduhkan minuman hangat yang dibawa seorang pelayan rumah yang masuk kedalam ruangan tersebut atas perintah darinya setelah ia menghubungi pelayan rumahnya yang berada di dapur melalui telepon paralel yang terpasang di seluruh ruangan rumah mewahnya.

"Aku rasa teh aroma herbal ini sangat cocok dengan kondisi kesehatan kakek sekarang yang sering mengeluh nyeri punggung", kata Ivander Liam lalu memberikan secangkir berisi teh herbal kepada lelaki tua berambut putih itu yang duduk didepannya.

"Tumben kamu masih memperhatikan kondisi kesehatan kakek, aku kira kamu melupakannya !?", kata pria tua itu seraya tersenyum.

"Aku memang sangat sibuk dengan pekerjaanku kakek, tetapi aku masih mengingat semua catatan kesehatan kakek, karena aku selalu memeriksa catatan kesehatan kakek yang dikirimkan oleh dokter pribadi kakek kepadaku setiap bulan", kata Ivander Liam.

"Wah, kamu akhirnya mengaku juga jika yang mengirim dokter pribadi itu adalah kamu", kata pria tua itu senang.

"Siapa lagi yang akan memperhatikan kondisi kesehatan kakek jika bukan aku !?", ucap Ivander Liam lalu menyuruh pelayan rumahnya untuk pergi dari ruangan pribadinya yang mewah.

Pelayan rumah itu terlihat berjalan pergi keluar meninggalkan ruangan tersebut dengan langkah cepat.

Ivander Liam memalingkan wajahnya kearah teko teh yang ada dihadapannya lalu menuangkan minuman untuk dirinya sendiri.

Di atas meja telah tersedia kue-kue manis seperti Genoise cake, Red Velvet cake, Biscuit cake, Angle food cake serta Pound cake. Itu semua adalah kue-kue yang sangat disukai oleh Bo Li dan Ivander Liam sengaja menyuruh pekerja dirumahnya untuk membuatkan kue-kue itu jika sewaktu-waktu Bo Li kembali ke rumah dan menginginkannya.

"Mengapa begitu banyak kue manis di rumahmu ? Apakah kamu sudah berubah selera makan ?", kata lelaki tua berambut putih itu.

Pria tua itu heran melihat banyak bermacam kue manis seperti cake yang beraneka jenisnya terhidang penuh di atas meja. Ia hanya meminta cucunya untuk menyambutnya saja tapi ia tidak menyangka jika cucu laki-lakinya itu akan menyuguhinya beraneka jenis kue cake yang terlihat sangat lezat.

Pikiran lelaki tua berambut putih itu lalu tertuju kepada perempuan yang telah menjadi tunangan cucunya itu.

Mungkinkah Ivander Liam menyediakan kue-kue manis ini untuk perempuan itu, pria tua itu lalu tersenyum tipis penuh arti.

"Aku tahu kamu adalah orang yang sangat baik serta lembut meski arogan, sedikit !?", ucap pria tua itu seraya mengarahkan jarinya kearah depan.

Ivander Liam hanya melirik kearah pria tua itu sekilas lalu menyunggingkan senyumannya dan berkata, "Aku harap itu pujian untukku dan bukan kata-kata ironis, kakek."

"Aku hanya mengharapkan sesuatu yang hangat darimu, Ivander ! Kamu juga tidak perlu sungkan padaku dengan menyiapkan hidangan kue-kue manis nan lezat ini untukku, cucuku", kata pria tua itu mulai menggoda Ivander Liam.

"Berhentilah menggodaku kakek karena aku bukan anak umur belasan tahun lagi yang biasa terbujuk oleh rayuan mu !?", kata Ivander Liam.

"Oh !? Aku tidak bermaksud menggoda mu cucuku !? Aku tahu bahwa kamu telah dewasa sekarang akan tetapi hal itu bukankah wajar jika aku menginginkan pelukan hangat dari cucu laki-laki kesayanganku !?", kata pria tua itu.

Ivander Liam hanya terdiam kemudian menyandarkan badannya kearah sofa besar berwarna emas dengan motif bunga mawar yang terlihat mewah.

Lelaki tua berambut putih itu lalu ikut terdiam saat melihat kearah Ivander Liam yang duduk didepannya dengan ekspresi wajah serius serta dingin.

***

Ruangan pribadi mewah milik Ivander Liam mendadak berubah menjadi sunyi dan lelaki tua berambut putih itu terlihat sibuk menghabiskan sepotong kue Red Velvet cake yang terhidang di atas piring tipis keramik motif mawar berbahan premium yang diperuntukkan untuknya. Ia sesekali melirik kearah pria berambut pirang itu.

Tampak jelas tergambar garis-garis kecemasan diraut wajah Ivander Liam saat ini.

Pria berambut pirang itu terlihat sering mengalihkan pandangannya kearah luar jendela ruangan pribadinya.

"Mmm...!? Apakah kamu membuat kue-kue ini untuk perempuan itu ?", kata lelaki tua berambut putih itu. "Tidak ! Tidak ! Aku tidak bermaksud menggoda dirimu cucuku dan aku hanya bertanya padamu !?", sambungnya lagi dengan mengangkat kedua alisnya keatas.

Ivander Liam hanya menolehkan kepalanya kearah pria tua itu tanpa bersuara sepatah katapun dengan pandangan yang masih dingin tapi mulai berubah menjadi lembut ketika ia mendengar kakeknya sangat perhatian pada Bo Li.

"Tidak ! Tidak secara khusus !", sahut pria berambut pirang itu.

"Ayolah ! Jangan terlalu bersikap kaku dan keras pada dirimu sendiri, Ivander !", kata pria tua itu.

"Tidak !", ucap Ivander Liam singkat.

"Tapi itu sangat terlihat jelas di wajahmu dan tanpa kamu mengatakannya, semua orang pasti akan melihatnya dengan sangat jelas !", kata pria tua itu lalu meneguk secangkir minuman teh herbal hangat yang ada ditangannya.

"Tidak !", sahut Ivander Liam.

"Jangan terlalu bersikap apatis cucuku, itu juga tidak baik untukmu atau untuk hubungan kalian berdua ! Karena kamu telah bertunangan sekarang dan saat ini adalah waktunya kamu untuk lebih mengekspresikan perasaanmu kepada tunangan mu itu !", kata lelaki tua berambut putih itu memberi nasehat.

"Hmph ?", Ivander Liam hanya bergumam.

"Seorang wanita tidak akan mengetahui bagaimana perasaanmu padanya tanpa kamu mengungkapkannya ! Tidakkah kamu menonton film romantis mengenai sepasang kekasih yang kasmaran atau membaca novel tentang percintaan atau semacamnya !?", kata lelaki tua berambut putih itu seraya menghadapkan kedua telapak tangannya kearah depan.

"Tidak ! Aku tidak menyukainya !", kata Ivander Liam.

"Aihhh !? Berarti mulai dari sekarang kamu harus banyak melihatnya dan menyukainya karena itu sangat membantu hubungan diantara kalian berdua lebih dekat !", kata lelaki tua berambut putih itu.

"Hal itu akan sangat sulit terjadi apalagi dilihat dari cara pandang kami yang berbeda serta perbedaan budaya kami yang sangat mencolok !?", kata pria berambut pirang itu muram.

"Kamu tinggal membiasakannya untuk berinteraksi dengan perempuan yang telah menjadi tunangan mu itu, cucuku !? Perbedaan budaya apapun itu jenisnya, kakek rasa tidak mempengaruhi hubungan antara manusia yang memiliki hubungan asmara", kata pria tua itu.

"Aku harap seperti itu, tetapi Bo Li merasa pertunangan ini sangat menekan dirinya terlalu memaksa. Kami tidak saling mengenal satu sama lainnya dan mendadak kami bertunangan, tentu ia sangat tertekan, kakek !", kata Ivander Liam serius.

"Itu yang namanya perjodohan dan kamu harus tahu itu, nak ! Jika sudah saling mengenal satu sama lainnya, itu bukan disebut perjodohan melainkan perkenalan untuk saling dekat, kamu bisakan membedakannya !?", kata lelaki tua berambut putih itu.

"Aku tahu itu kakek, dan aku telah menerimanya dengan tulus meski aku sendiri tidak mengenalnya tetapi aku telah menyukai Bo Li !", kata pria berambut pirang itu.

"Bagaimana kamu jatuh hati padanya sedangkan kalian baru saling mengenal satu dengan lainnya setelah aku menyuruhmu menemui Li Sanders untuk melangsungkan acara pertunangan kalian ?", kata pria tua itu dengan tatapan tajam.

Ivander Liam hanya mengalihkan perhatiannya kepada hidangan kue yang tersaji di atas meja lalu membungkukkan badannya untuk menyeduh minuman teh aroma herbal kemudian menyodorkan secangkir minuman aroma teh herbal hangat tersebut kepada lelaki tua berambut putih itu.

Dia juga memotong Genoise cake untuknya serta untuk diberikan kepada pria tua itu.

Lelaki tua berambut putih itu lalu menerimanya seraya tersenyum senang. Ia tampak menikmati sepotong Genoise cake itu dengan ekspresi wajah bahagia.

"Apa kakek juga sangat menyukainya ?", kata pria berambut pirang itu.

"Menyukainya ? Maksudmu ?", kata pria tua itu bingung.

"Kenapa kakek menjodohkan kami berdua ? Apakah alasan kakek yang sebenarnya ? Apa karena kakek menyukainya ?", kata Ivander Liam dengan tatapan sayu.

Lelaki tua berambut putih itu lalu terdiam sejenak saat mendengar ucapan dari cucu laki-lakinya itu. Ia sendiri merasa sangat menyesal telah memilih perjodohan ini serta memaksakannya kepada cucunya itu karena kekhawatiran dirinya yang melihat cucu tersayangnya itu masih saja melajang.

Dia mengingat janjinya pada Li Sanders semasa muda untuk mempererat tali persaudaraan jika suatu nanti Li Sanders memiliki cucu perempuan dan dirinya memiliki cucu laki-laki maka dirinya berniat untuk menjaga tali persaudaraan yang lebih erat diantara mereka berdua. Lalu terbesit dipikiran pria tua itu untuk mengadakan sebuah pertunangan antara Ivander Liam dengan cucu Li Sanders sejak mereka kecil.

Keinginannya telah terpenuhi sekarang tetapi pria tua itu tidak pernah mengharapkan cucu laki-lakinya itu tidak merasa bahagia karena alasan lelaki tua berambut putih itu menyuruh Li Sanders untuk segera melangsungkan acara pertunangan mereka karena ia ingin Ivander Liam memiliki pasangan hidup yang tepat untuknya.

"Tentu saja aku menyukainya jika itu membuatmu bahagia !", kata pria tua itu menatap serius kearah Ivander Liam.

Pria berambut pirang itu sontak terkejut ketika mendengar jawaban dari lelaki tua berambut putih itu lalu memandangnya penuh arti.

Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
102 Perbincangan Singkat
103 Mengungkap Cerita
104 Hadiah Kecil Untuk Kakek
105 Waktu Bersama
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders
102
Perbincangan Singkat
103
Mengungkap Cerita
104
Hadiah Kecil Untuk Kakek
105
Waktu Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!