Surga Para Peri

Bo Li terlihat terbang melayang diantara awan-awan, menembus dimensi waktu menuju ke surga para peri.

Mereka berdua telah sampai di surga dalam waktu yang relatif singkat dan berjalan di atas permukaan awan-awan putih itu yang sangat lembut bagaikan kapas.

"Apakah ini surga para peri yang kamu maksudkan ?", kata Bo Li berbisik kepada peri daun hijau kecil itu yang duduk di pundaknya.

"Benar sekali, ini adalah surga para peri !", sahut peri daun hijau kecil itu.

"Kenapa kamu tidak tinggal disini bersama dengan yang lain peri daun hijau ?", kata Bo Li sambil melirik kearah sekitarnya.

"Aku hanyalah peri hutan yang tidak memiliki keistimewaan Bo Li karena itu aku tetap tinggal di hutan pantai", kata peri daun hijau kecil itu sendu.

"Hmm !? Jadi surga para peri ini hanya diperuntukkan untuk peri-peri yang terpilih saja dan memiliki kelebihan yang luar biasa !?", kata Bo Li.

"Yah, bisa di katakan seperti demikian dan tepatnya surga para peri dengan level tingkat yang sangat tinggi", kata peri daun hijau kecil itu mencoba menerangkan dengan jelas.

"Aku rasa surga tetaplah untuk ditinggali semua peri karena mereka berhak untuk itu atas hasil kerja keras mereka sehingga semua peri akan memiliki sebuah harapan yang baik tentang surga karena jika para peri berpikir bahwa surga hanya untuk kaum peri yang berbeda tingkatannya maka akan ditakutkan timbul sebuah perpecahan diantara para peri", kata Bo Li.

"Tidak, tidak seperti itu sebenarnya, kami para peri memang telah menerima keputusan dari Tuhan atas takdir kami para peri untuk menerima tingkatan dari masing-masing peri sesuai kemampuan kami", kata peri daun hijau kecil itu.

"Benarkah ?", kata Bo Li.

"Iya, lihat aku yang menerima takdirku untuk menjadi penjaga hutan pantai pasir putih yang ajaib itu sesuai tingkatan kemampuanku !", kata peri daun hijau kecil itu.

"Oh Iya !? Mungkin kamu hanya mengatakannya di bibir saja tetapi tidak dengan hati kecilmu yang sebenarnya menolak peraturan itu ! Iyakan peri daun hijau !?", kata Bo Li tersenyum tipis.

"Haiii, jangan berasumsi seperti itu Bo Li ! Aku tidak memiliki niat yang melampaui batasan kemampuanku untuk menguasai surga para peri ini !", kata peri daun hijau kecil itu buru-buru menepis pikiran buruk yang ada dibenak Bo Li tentang dirinya.

"Ha Ha Ha Ha !? Baiklah aku percaya padamu peri daun hijau !", kata Bo Li.

Tampak peri daun hijau kecil itu cemberut kesal karena Bo Li yang selalu saja menggodanya. Bo Li yang melihat sikap peri daun hijau kecil itu hanya tersenyum lalu meraihnya kedalam kedua telapak tangannya yang terbuka lebar.

"Hai, kamu tidak perlu se-marah itu dan menunjukkan sikap kesal padaku ! Mungkin kamu tidak berkeinginan setinggi itu untuk berada di surga para peri ini akan tetapi bagaimana dengan yang lainnya ?", kata Bo Li menatap peri daun hijau kecil itu dengan tatapan serius. "Aku rasa mereka sangat menginginkan untuk tinggal nyaman di dalam surga para peri ini !"

"Benarkah apa yang kamu katakan itu !?", kata peri daun hijau kecil itu terkejut.

"Tentu saja ! Sama halnya dengan manusia yang menginginkan surga untuk mereka tinggali setelah masa kehidupan di dunia fana mereka berakhir tanpa harus melewati ribuan penderitaan siksaan di dalam tanah tetapi kami kaum manusia hanya mampu berserah diri untuk menerima keputusan Tuhan atas takdir kami meski aku rasa sebagai manusia itu tidak adil karena kita pastinya memiliki kesalahan dalam hidup kita dan berharap surga untuk kehidupan kami selanjutnya sebagai sebuah harapan baik setelah melewati hukuman Tuhan atas dosa-dosa kita di dunia fana", kata Bo Li.

"Kenyataannya kita harus tetap menerima takdir hidup kita, bukankah demikian ?", kata peri daun hijau kecil itu di atas kedua telapak tangan Bo Li.

"Iya, bisa di bilang pasrah ! Meski kita telah menebus dosa-dosa kita dengan ibadah tapi tetap saja kita harus pasrah dengan keputusan Ilahi atas takdir kita ! Karena ibadah juga bukan jaminan untuk ke surga tapi terkadang amal baiklah yang mampu menolong kita", kata Bo Li.

"Monoton !", ucap peri daun hijau kecil itu lalu terbang melayang.

"Kamu ini selalu bersikap apatis, memang seperti itulah takdir hidup kita", kata Bo Li tertawa. "Seharusnya kamu memiliki sebuah keinginan yang besar untuk mendapatkan mimpimu peri daun hijau karena untuk mencapai surga para peri ini cukup mudah aku rasa !?"

Peri daun hijau kecil itu hanya terbang melayang tanpa menjawab perkataan dari Bo Li. Ia nampaknya tidak lagi memperdulikan candaan Bo Li yang hampir menggodanya untuk melakukan keinginan buruk mencapai surga para peri ini. Karena peri daun hijau kecil itu mengetahui batasan kemampuan dirinya untuk tidak berharap terlalu besar tinggal di surga para peri ini.

Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka yang masih cukup jauh untuk mencari buah surga itu di dalam surga para peri ini.

"Haiii ! Tunggu aku !", teriak Bo Li lalu berlari kecil menyusul peri daun hijau kecil itu yang terbang di depannya.

Suasana surga para peri ini sangat berbeda dengan keadaan di hutan pantai yang tadi Bo Li temui. Surga para peri ini sangat indah sekali dengan air terjun yang sangat bening sekali dan kita dapat melihat pantulan diri kita di air terjun itu, seperti sedang bercermin.

Seluruh surga para peri ini penuh dengan berbagai kilauan permata berwarna ungu yang cantik bahkan awan-awan yang menyelimuti surga para peri ini berwarna ungu serta putih, sungguh-sungguh pemandangan yang sangat cantik sekali.

Bo Li berdecak kagum ketika melihat seluruh keindahan surga para peri ini yang semuanya hampir berlapiskan emas serta permata yang luar biasa indahnya.

"Aku rasa ini adalah surga yang sangat cantik sekali dan benar-benar sangat nyata ! Aku rasa tidak perlu repot-repot lagi untuk berkeinginan pergi ke surga karena aku rasa surga para peri ini sudah cukup baik untukku !", kata Bo Li.

"Mana mungkin boleh berpikir seperti itu !? Ini surga para peri dan diperuntukkan untuk para peri bukan untuk kaum manusia sepertimu Bo Li !", sahut peri daun hijau kecil itu.

"Apakah aku tidak boleh tinggal disini ? Karena aku bukan peri ?", kata Bo Li.

"Kamu sudah tahu alasannya lalu untuk apa masih mempertanyakannya Bo Li ?", kata peri daun hijau kecil itu sambil terbang rendah di sisi Bo Li yang sedang berjalan.

Tapi aku sangat menyukai tempat ini !?", kata Bo Li sambil memperhatikan ke arah langkah kakinya.

Bo Li terkagum-kagum ketika melihat ke arah bawah kakinya, ia melihat dirinya tengah berjalan di atas permukaan lantai terbuat dari mutiara laut yang berkilauan. Ia semakin takjub melihat keindahan surga para peri ini.

Terlalu kagumnya Bo Li sampai membungkukkan badannya ke arah bawah berupaya menyentuh mutiara laut yang indah itu.

"Aku rasa tidak perlu pergi ketengah lautan hanya untuk mencari kerang mutiara lagi karena kita bisa mendapatkan mutiara itu disini", kata Bo Li.

"Kamu menyukainya Bo Li, aku akan memberikannya padamu", kata peri daun hijau kecil itu.

"Hanya untuk hadiah kenangan sebagai tanda pernah mengunjungi tempat ini", sahut Bo Li.

"Baiklah, kamu boleh mengambilnya beberapa butir mutiara itu", kata peri daun hijau kecil kepada Bo Li.

"Benarkah aku boleh memilikinya ? Apakah kamu telah mendapatkan ijinnya ?", kata Bo Li terkejut.

"Tidak perlu ijin siapapun karena kita bebas untuk mengambil apapun di tempat ini karena cukup aku sebagai saksinya", kata peri daun hijau kecil itu sambil terbang rendah ke arah mutiara-mutiara laut itu.

"Tidak, lebih baik kita mencarinya sendiri di tengah lautan saja, aku rasa lebih aman dan tidak menimbulkan masalah", kata Bo Li lalu beranjak pergi.

"Ah, sayang sekali ! Mutiara-mutiara laut itu tidak terlalu penting keberadaannya disini dan setiap detiknya akan terus bertambah jumlahnya dengan sendirinya", kata peri daun hijau kecil itu lalu terbang mendekat kearah Bo Li yang sedang berjalan.

"Wow ! Sungguh mengagumkan sekali ! Tapi aku tidak berminat lagi !", kata Bo Li.

Peri daun hijau kecil itu lalu mengikatkan gelang mutiara laut yang indah berkilauan itu ke pergelangan tangan Bo Li lalu peri kecil itu tersenyum senang ketika Bo Li berteriak kegirangan dan terkejut tak percaya saat menerima hadiah pemberian darinya.

Perempuan muda bernama Bo Li itu sungguh sangat menyukai gelang mutiara laut yang melingkar erat di tangannya seraya tersenyum bahagia, ia tanpa hentinya memandangi gelang mutiara laut yang indah berkilauan di tangannya dan sangat cantik sekali.

Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!