Munculnya Peri Cantik

Akhirnya Bo Li memutuskan kembali ke tepi pantai dan duduk ditepi pantai di atas hamparan pasir putih yang luas sambil memandang lurus kearah laut biru.

Waktu terus berputar ditempat ini, tak terasa ia telah lama duduk melamun memandang laut biru tanpa mengingat waktu.

Bo Li baru menyadari jika waktu di pantai ini saat ia datang kemari menunjukkan waktu pagi yang cerah sedangkan waktu saat di rumah Ivander Liam adalah waktu malam. Ia berada didalam dua waktu yang berbeda, waktu pagi di pantai dan waktu malam di rumah.

"Sistem Bo Li 115 benar-benar mampu membuat kekacauan dalam dimensi waktu ! Sistem itu mampu menciptakan waktu yang berbeda dengan waktu di kehidupan nyata", kata Bo Li. "Aku baru menyadarinya jika aku telah dipermainkan oleh sebuah sistem !", sambungnya lanjut lalu menundukkan kepalanya kearah bawah.

Bo Li benar-benar merasa sangat lelah sekali setelah apa yang ia lalui dalam hari-harinya kemarin, mulai berita pertunangan antara dirinya dengan Ivander Liam sampai dengan kejadian yang disebabkan oleh sistem yang membuat kacau seluruh hidupnya.

Saat ini ia terdampar disebuah tempat asing tak berpenghuni dan ia harus menjalani hukuman sistem karena ia tidak dapat menyelesaikan misi didalam kotak kaca tembus pandang itu yang kini ikut terdampar bersama dirinya di pantai.

"Hefh !?", desah Bo Li lalu membuat sebuah tulisan besar di atas pasir putih dengan susunan kata, "SOS !"

Bo Li berpikir mungkin saja ada orang yang akan datang menolongnya untuk keluar dari pantai ini. Dan mungkin itu salah satu sikap konyol yang ditunjukkan oleh seorang CEO dari perusahaan besar dalam menyikapi masalah yang tengah ia hadapi sekarang tapi tetap saja ia lakukan dengan menuliskan huruf SOS sebesar-besarnya di atas pasir putih.

Entah itu sangat konyol atau tidak, tetap bagi Bo Li itu adalah sebuah tindakan yang harus ia lakukan karena perempuan cantik itu berpikir jika bukan manusia yang datang menolongnya kemungkinan makhluk ajaib penghuni pantai ini dan mungkin seorang peri penjaga pantai yang sedang ia cari sebagai tim editornya datang menolongnya kemari.

"Mungkin akan ada sebuah keajaiban yang datang menyelamatkanku dari tempat yang asing ini !?", kata Bo Li sambil berdiri tegak memandangi tulisan di pasir putih yang besar itu.

Bo li lalu melangkahkan kakinya mencari daun-daun tanaman hijau yang lebar untuk membuat kemah ditempat ini sambil mengumpulkan ranting-ranting pohon. Ia bermaksud membuat api unggun untuk menghangatkan tubuhnya yang mulai terasa dingin karena hembusan angin di pantai.

Daun demi daun berwarna hijau yang lebar ia kumpulkan satu persatu lembarannya. Ia mulai menata daun-daun berukuran besar tersebut di atas hamparan pasir putih dan membuat kemah dari daun-daun besar itu tetapi gagal meski ia mengulanginya berulangkali tetap saja ia tidak dapat membuat kemah.

"Astaga !!! Susah sekali membuat kemah !? Bagaimana ini !? Apakah yang harus aku lakukan sekarang ditempat ini !?", kata Bo Li mulai putus asa.

Bo Li memandangi daun-daun berukuran lebar yang cukup untuk alas tidur satu orang itu tampak berserakan dibawah. Ia mulai beralih kepada ranting-ranting pohon yang ia kumpulkan tadi dan mulai membuat api unggun dengan membuat api dari batu yang ia temukan disela-sela tumbuhan hijau ketika mengumpulkan ranting-ranting pohon di hutan tadi.

Api unggun yang coba ia buat tidak berhasil dibuat oleh Bo Li dan akhirnya ia menyerah dan merebahkan badannya keatas pasir putih.

"Ternyata hidup di alam bebas sangatlah susah sekali dibandingkan mengurus perusahaan !", kata Bo Li lalu memejamkan kedua matanya lelah. "Aku merasa ini adalah akhir dari hidupku sekarang ini !", sambungnya lanjut seraya merentangkan kedua tangannya kearah samping.

Bo Li menganggap hukuman yang diberikan oleh sistem akan sangat mudah ia jalani tetapi kenyataannya ia telah menyerah pasrah dan ia tidak tahu bagaimana caranya untuk bertahan hidup ditempat ini.

***

Waktu berganti sangat cepat dan tak terasa Bo Li sudah cukup lama berada di pantai ini. Tetapi ia tidak melihat perubahan waktu ditempat ini karena waktu di pantai ini tetap terlihat sangat cerah sekali dan tidak berubah sedikitpun.

Bo Li tampak kelelahan dan jatuh tertidur dengan berbaring berselimut daun hijau yang lebar. Ia menutupi tubuhnya yang terbaring terlentang dengan daun hijau yang lebar yang petik dari dalam hutan.

Entah apa yang ada dibenak pikiran perempuan cantik itu ketika lebih memilih pantai daripada didalam hutan yang lebih rindang dan lebih hangat. Sedangkan di pantai ia akan terpapar cahaya terang yang panas serta udara laut yang dingin serta jika laut pasang akan menenggelamkan sisi pantai dan tentunya akan menenggelamkan Bo Li yang tengah berbaring di atas pasir putih.

Bo Li terlelap tidur di pantai seperti orang yang tidak sadarkan diri dan terlihat tidak memperdulikan apapun yang akan terjadi kepadanya di pantai ini.

Terlihat seekor kepiting berukuran besar mendekat kearah Bo Li yang tengah berbaring di atas pasir putih dan tertidur lelapnya.

"CLAP ! CLAP ! CLAP ! CLAAP !", terdengar suara keras capit kepiting berwarna abu-abu yang saling mengapit erat.

"CLAP ! CLAP ! CLAP ! CLAAP !"

Kepiting abu-abu itu semakin mendekat dan mengayunkan capitnya kearah atas serta hendak menyerang Bo Li yang terlelap tidur.

"CLAP ! CLAP ! CLAP ! CLAP !", capit itu bergerak mengarah kearah Bo Li yang tengah berbaring terlelap.

Muncul seberkas cahaya seperti kilat melesat cepat kearah Bo Li yang tengah terlelap tidur dan mengangkat tubuh Bo Li menjauh dari jangkauan kepiting berwarna abu-abu yang hendak menyerangnya.

Cahaya kilat itu pergi membawa Bo Li yang masih tertidur lelap menuju kearah hutan yang penuh dengan rimbunan tumbuhan-tumbuhan hijau yang rindang serta lebat. Cahaya itu melesat kilat melewati pepohonan yang menjulang tinggi dan naik keatas puncak pohon dengan daun-daunnya yang hijau dan lebar serta rapat.

Tampak cahaya kilat yang terang itu berhenti bergerak di atas pohon lalu meletakkan tubuh Bo Li di atas daun berwarna hijau yang lebar. Bo Li masih terlihat tertidur lelapnya tanpa menyadari jika dirinya telah berada jauh dari pantai dan masuk kedalam hutan serta berbaring di atas daun hijau yang ukurannya sangat lebar sekali.

"Klik, klik, klik, klik, klik !", terdengar suara dari cahaya terang itu yang seakan-akan berbicara.

Bo Li lalu terjaga saat mendengar suara yang berbisik di telinganya yang lembut. Ia terbangun dari tidurnya. Ia terlihat terkejut ketika melihat kearah cahaya terang yang ada didepannya sedang terbang mengelilingi dirinya.

"Ada, ada apa ini ?", kata Bo Li lalu terduduk tercengang menatap lurus kearah cahaya terang tersebut. "Apa yang sedang terjadi !?"

"Klik, klik, klik, klik, klik...!", terdengar suara dari cahaya terang tersebut.

Cahaya terang itu lalu bergerak perlahan-lahan kearah Bo Li dan berubah menjadi sosok peri dengan topi terbuat dari daun hijau serta sepatu mungil berwarna hijau, ia tampak terbang melayang mengelilingi Bo Li yang tengah duduk termenung.

"Klik, klik, klik, klik...!", suara dari peri kecil yang ada didepan Bo Li.

"Siapakah kamu ?", tanya Bo Li tertegun. Ia melihat sosok peri kecil yang sangat imut sekali sedang melayang terbang dengan lincahnya.

Serpihan-serpihan cahaya terang tampak mengelilingi Bo Li ketika sosok peri itu terbang melayang mendekat kearahnya lalu bersuara, "Klik, klik, klik, klik...!"

Sosok peri itu sepertinya berusaha untuk berbicara pada Bo Li yang tengah duduk termangu memandangi kearah peri kecil dan imut itu dengan terkagum-kagum.

"Eh, iya !? Apa kamu sedang mengajakku berbicara ? Tapi maaf, aku tidak mengerti bahasa mu peri kecil nan cantik !", kata Bo Li tersenyum kecil pada sosok peri kecil dihadapannya.

"Kilk, klik, kik, selamat datang !", peri kecil itu menyapa ramah kepada Bo Li.

"Haiii, kamu bisa berbicara dengan bahasa kami manusia ? Apa kabar ?", sahut Bo Li dengan mata berbinar-binar ceria. "Siapa namamu peri cantik ?"

"Klik, klik, klik, perkenalkan namaku peri daun hijau ! Senang mengenalmu !", jawab sosok peri kecil itu seraya tebang melayang.

"Hai, namaku Bo Li ! Aku datang dari waktu masa depan yang modern ! Senang mengenalmu peri daun hijau !", kata Bo Li sambil menyentuh tangan peri kecil itu lembut dan tertawa senang.

"Klik, klik, klik, aku menyukaimu Bo Li ! Aku benar-benar sangat menyukaimu !", kata peri daun hijau riang lalu berputar terbang melesat tinggi keatas kemudian terbang mendekat kearah Bo Li seraya tertawa kecil dan riang gembira. "Selamat datang Bo Li ! Selamat berjumpa !"

Terlihat keduanya saling berpandangan satu sama lainnya serta tertawa senang sekali, raut wajah Bo Li sangat berseri-seri bahagia dan tampak keceriaan tergambar jelas di wajah perempuan cantik itu.

Suara tawa riang mereka terdengar menggema di seluruh tempat ini dan menambah keceriaan didalam hutan pantai yang sangat cerah.

Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
102 Perbincangan Singkat
103 Mengungkap Cerita
104 Hadiah Kecil Untuk Kakek
105 Waktu Bersama
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders
102
Perbincangan Singkat
103
Mengungkap Cerita
104
Hadiah Kecil Untuk Kakek
105
Waktu Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!