Terdampar di Pantai

Bo Li membuka kedua matanya perlahan-lahan saat ia tersadar kembali dari kotak kaca yang membuatnya pergi menghilang dari dalam ruangan kamar tidurnya.

Tampaknya ia masih berada didalam kotak kaca tembus pandang yang berdiri kokoh disebuah hamparan pasir putih.

Bo Li mencoba untuk keluar dari dalam kotak kaca ternyata kotak kaca itu tidak terkunci rapat lagi sehingga ia dapat keluar dari sana. Ia melangkahkan kedua kakinya menuju keluar kotak kaca.

"Aku ada dimana sekarang ?", kata Bo Li keheranan.

Seluruh sekitar tempat ini hanya hamparan pasir putih serta laut yang luas berwarna biru. Rupanya ia sekarang berada disebuah pantai.

Bo Li melangkah pelan dengan kedua kaki yang tertutup oleh pasir putih saat ia berjalan ditepi pantai yang luas.

Deburan ombak menari-nari dilautan menambah indahnya pemandangan pantai asing ini serta airnya yang menghempas pelan ke bibir pantai membuat kaki perempuan cantik itu basah oleh cipratan air laut.

Bo Li terdiam sesaat sembari memandangi seluruh pantai yang tampak sepi. Ia tidak melihat siapapun ditempat ini hanya terdengar kicau burung yang menyanyi di rimbunnya pepohonan.

"Tempat ini apakah tidak berpenghuni ?", kata Bo Li lalu melanjutkan langkah kakinya.

Angin berdesir pelan menerpa lembut wajah Bo Li yang putih bersih bagaikan batu pualam. Ia terus berjalan di pantai kemudian masuk melewati rimbunan tumbuhan yang sangat lebat dan rapat.

Saat berada didalam pantai asing itu tampak Bo Li menyibak cepat rimbunan tumbuhan disekitarnya serta menyeruak masuk kedalam hutan.

"Aku berada didalam hutan lalu tempat apakah ini ? Kenapa sedari tadi aku tidak melihat apapun disini ?", kata Bo Li.

Meski demikian perempuan cantik itu terus saja berjalan masuk kedalam rimbunan tumbuhan yang menutupi seluruh tempat itu.

"Hukuman apa ini ? Tidakkah sistem itu menghukum ku hanya dengan hukuman yang tidak aneh-aneh seperti ini ?", kata Bo Li mengeluh. "Tumbuhan ditempat ini sangat rimbun !? Bagaimana aku bisa sampai disini ?"

Bo Li terus merangsek masuk kedalam hutan dengan pepohonan yang menjulang tinggi ke langit, secercah cahaya masuk ke celah-celah pepohonan menyinari seluruh hutan.

Tetesan embun menggantung di dedaunan yang hijau serta jatuh tergelincir pelan kebawah bagaikan butiran kristal yang bersinar cantik oleh terpaan cahaya matahari yang cerah.

Bo Li menengadahkan kedua tangannya terbuka lebar menerima air embun yang jatuh kedalam tangannya.

"Hmmm..., ini sungguh mengagumkan !", kata Bo Li tersenyum.

Bo Li mengalihkan pandangannya kearah sekeliling tempat itu dan ia hanya menjumpai tumbuhan disekitarnya tidak ada yang lainnya, hanya tanaman hijau yang rindang.

Suasana segar yang menyelimuti tempat yang mirip hutan ini sangat menenangkan hati serta pikiran Bo Li yang selama ini berkecamuk hebat didasar hati kecilnya serta didalam benaknya.

"Hukuman apa yang sebenarnya harus aku jalani ditempat yang mirip sekali dengan hutan ini ?", kata Bo Li sambil mendongakkan kepalanya kearah atas.

Bo Li menjadi semakin bingung karena ia tidak tahu harus melakukan apa ditempat ini tanpa adanya petunjuk yang menuntunnya. Ia hanya berpikir untuk segera pergi dari tempat ini karena pria berambut pirang itu pasti kini sedang mencari dirinya yang menghilang dari rumahnya secara tiba-tiba.

***

Bo Li menarik nafasnya dalam-dalam serta mulai melanjutkan perjalanannya ditempat yang mirip sekali dengan hutan ini. Ia tidak tahu sampai dimana langkah kakinya melangkah kedalam hutan yang rindang ini.

"Apakah tempat ini tidak memiliki ujungnya ? Aku melihat sedari tadi hanya tumbuhan dedaunan yang hijau dan lebat ? Aku tidak melihat yang lainnnya ditempat ini !?", kata Bo Li sambil menyibak dedaunan lebar yang rimbun dengan kedua tangannya.

Kicau burung terdengar dari kejauhan mengisi ruang di hutan yang lebat penuh tanaman hijau dengan daun-daun yang lebar. Bo Li tampak tidak memperdulikannya dan terus berjalan masuk semakin kedalam hutan yang gelap dan sunyi tersebut. Ia sendiri tidak tahu apakah jalan yang ditempuhnya ini benar atau tidak, karena didalam pikirannya hanya satu yang sedang ia pikirkan yaitu menyelesaikan hukuman sistem dan pergi dari sini dengan segera.

Bo Li tidak melihat apapun di hutan pantai ini meski ia telah berjalan sangat jauh kedalam. Ia merasakan perutnya mulai lapar dan tenggorokkannya terasa kering. Ia mengusap lehernya seraya memperhatikan sekitar tempat itu berharap menemukan sesuatu yang dapat dimakan olehnya.

"Hutan selebat ini sama sekali tidak aku temui pohon dengan buah dan aku hanya menemukan tumbuhan hijau serta pohon-pohon dengan batang yang tinggi keatas", kata Bo Li. "Lalu bagaimana cara aku hidup ditempat ini ?"

Bo Li menyeka keringatnya yang jatuh kewajahnya dengan kain baju di lengannya sembari mengangkat kepalanya kearah atas.

"Dimanakah aku akan tinggal disini ? Apakah aku akan berada di hutan ini seterusnya tanpa bisa keluar dari sini ?", kata Bo Li lalu duduk dibawah, ia melihat tanah didalam hutan ini penuh dengan pasir putih dan bukannya tanah.

Hal ini semakin aneh dan membuatnya penasaran untuk mencari jawabannya tetapi perutnya yang terasa lapar serta rasa haus yang mendera dirinya telah mengurungkan niatnya untuk lebih masuk kedalam hutan dan ia memutuskan untuk beristirahat disini. Padahal ia baru saja berada ditempat ini baru hitungan menit dari rumah Ivander Liam tetapi ia sudah merasakan lapar yang teramat hebat.

"Aku memang belum makan malam tadi, mungkin itu sebabnya aku terasa lapar serta haus ?", kata Bo Li sambil menghela nafas.

Bo Li berdiam diri ditempatnya duduk dengan memikirkan rencana selanjutnya yang harus ia lakukan. Ia juga tidak mendengar suara sistem ditempat ini lagi dan ia berpikir jika sistem itu sengaja membiarkan dirinya tinggal sendirian disini tanpa petunjuk apapun untuk dirinya keluar dari hukuman sistem.

Perempuan cantik itu baru menyadari jika dirinya berjalan ditempat ini tanpa menggunakan alas kaki dan ia melihat kedua kakinya penuh dengan pasir putih.

"Ah !", desah Bo Li. Ia melihat dirinya benar-benar sangat kacau sekali.

Pandangan mata Bo Li menjelajah kearah sekeliling tempatnya berada sekarang dan ia tidak menemukan sesuatu yang dapat ia makan. Ia lantas berpikir untuk kembali ke pantai dan menangkap ikan ditepi laut.

Bo Li lalu beranjak dari tempatnya duduk kemudian tidak lupa dirinya mengumpulkan beberapa ranting pohon yang berserakan dibawah serta dipohon-pohon lebat yang dahannya menjulur kebawah. Ia membawa ranting-ranting pohon tersebut menuju kearah pantai yang terhampar pasir putih yang luas.

"Aku baru berpikir untuk berkemah dipantai jika aku harus bermalam disini dan akan memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini ? Tapi bagaimana caranya !?", kata Bo Li sambil terus berjalan melewati jalan-jalan yang tertutup rapat oleh tumbuhan-tumbuhan hijau dan meninggalkan tanda disetiap jalan yang ia lewati dihutan yang lebat ini.

Sesampainya ia kembali dipantai, Bo Li langsung berlari berhamburan menuju ketepi laut yang basah oleh air laut kemudian ia sibuk mencari kepiting didalam pasir putih.

Bo Li tidak menemukan kepiting didalam pasir putih itu lalu ia mengalihkan pandangannya kearah laut luas dengan ombaknya yang terlihat menari indah.

"Aku akan menangkap ikan dilaut saja tetapi bagaimana caranya pergi ketengah laut sedangkan aku tidak dapat berenang ?", kata Bo Li sambil berdiri tegak memandang kearah laut yang luas.

Bo Li lalu berlari menuju laut dan mencari-cari ikan di tepi laut tetapi tetap saja hasilnya nihil karena ia tidak menemukan ikan ditepi laut. Ia lalu terdiam sejenak sambil menatap lurus kearah laut yang luas dengan suara ombaknya yang terdengar sangat keras ditengah-tengah lautan.

Tubuh Bo Li basah kuyup oleh air laut yang asin yang membasahi seluruh tubuhnya yang tampak setengah berendam didalam air laut dangkal.

"Aku tidak menemukan ikan ditepi laut dan haruskah aku berenang ketengah lautan lalu tenggelam mati ?", kata Bo Li bergumam pelan. "Aku tidak dapat berenang !?"

Bo Li merendamkan setengah badannya diair laut yang dangkal sambil memandangi hamparan laut biru yang sangat luas serta dalam.

Warna biru yang pekat menandakan bahwa ditengah-tengah laut sana sangatlah dalam sekali dibandingkan dengan warna laut yang biru cerah yang ada ditepi laut ditempat ini.

Tidak ada ikan, tidak ada kepiting, tidak ada makanan dan yang tersedia disini hanya ada air laut asin yang tidak dapat diminum. Dan Bo Li harus dapat bertahan ditempat ini tanpa perbekalan ataupun makanan bahkan air untuk diminum.

Ini benar-benar sebuah hukuman bagi Bo Li dan ia harus dapat menerimanya senang atau tidak, karena inilah ujian yang diberikan oleh sistem akibat dirinya tidak dapat menjawab pertanyaan dari sistem meski hukuman ini terlihat sangat merepotkan bagi dirinya.

Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!