Hari Istimewa

Acara pertunangan berlangsung meriah, tamu-tamu undangan sangat antusias saat menyambut momen tukar cincin antara Bo Li dan Ivander Liam, terlihat kegembiraan menyelimuti suasana pagi yang indah itu.

Bo Li menyematkan cincin ke jari manis Ivander, kini keduanya telah resmi bertunangan. Tamu undangan semakin semangat memberikan dukungan mereka kepada kedua pasangan dengan bertepuk tangan. Kini saatnya acara untuk berdansa, Ivander menggandeng tangan Bo Li menuju ketengah ruangan aula dan terdengar suara alunan musik mengiringi mereka berdua dan disusul oleh seluruh tamu undangan yang turut serta berdansa bersama kedua pasangan.

Mereka berdua hanya saling berpandangan satu sama lainnya tanpa ada sepatah kata yang terucap diantara keduanya, tak ada senyum ataupun tegur sapa, mereka hanya berdansa bersama sesuai format acara. Tatapan Ivander terlihat sangat tajam menusuk saat memandang kearah Bo Li yang hanya melihatnya tanpa ekspresi.

"Tidak bisakah kamu sedikit tersenyum padaku, sekesal apapun padaku, tolong beri rasa senang dihari pertunangan mu ini, nona !", kata Ivander.

"Apa ?", kata Bo Li.

"Aku tahu kamu terpaksa menerima perjodohan ini agar kakek mu bahagia, bukan begitu, Nona Bo Li ?", kata Ivander seraya memutar tubuh Bo Li berdansa.

"Seburuk itukah penampilanku sehingga anda terganggu saat melihatku, untuk apa aku harus tersenyum ?", kata Bo Li. mulai kesal.

"Yah, setidaknya kamu menunjukkan rasa suka dihari pertunangan mu yang penuh kebahagiaan ini, Bo Li !", kata Ivander Liam.

"Apakah aku setuju menerima pertunangan ini, Tuan Ivander Liam ?", kata Bo Li.

"Kenapa kamu menerimanya jika kamu tidak menyukainya, apa tujuanmu ?", kata Ivander Liam.

"Bukannya aku tidak perlu bertanya lagi padamu mengenai pertunangan ini ?", tanya Bo Li acuh.

"Yah, aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini", kata Ivander lalu mengeratkan pelukannya.

"Bisakah kita tidak terlalu dekat ?", kata Bo Li dingin.

"Ini hanya dansa nona, tidak perlu secemas itu padaku, aku tidak berniat apapun padamu !", kata pria berambut pirang.

"Syukurlah jika anda paham !", kata Bo Li.

"Mm, kenapa kamu sedingin itu padaku, bukankah kamu adalah tunangan ku ?", kata Ivander Liam.

"Jangan menanyakannya padaku, kenapa aku bersikap sedingin itu padamu ?", kata Bo Li.

Acara dansa hampir berakhir saat Bo Li menghentikan tarian dansanya meninggalkan lantai dansa, lagu terakhir masih terdengar mengalun mengiringi langkah kaki Bo Li yang pergi menjauh dari aula, tampak tamu undangan yang larut berdansa, mereka tidak menyadari jika Bo Li telah pergi kembali keruang kamar ganti.

Hanya tinggal Ivander Liam dan Kakek Li yang masih menyambut tamu undangan di acara pertunangan Bo Li.

***

Kakek Li datang keruangan kamar ganti Bo Li dan menghampiri cucu kesayangannya yang tengah duduk didepan cermin dengan air mata berlinang membasahi wajahnya. Kakek Li menghela nafasnya saat Bo Li menangis terisak-isak tanpa memperdulikan kehadiran kakek di ruang kamar ganti hotel.

"Bo Li, berhentilah menangis !", kata kakek lalu duduk didepan Bo Li.

"Hiks ?", isak Bo Li.

"Kakek tahu ini tidaklah mudah untukmu, tapi kita harus melakukannya Bo Li karena ini adalah cara terbaik untuk kita semua", kata kakek.

"Hiks !", Bo Li masih terisak menangis.

"Hari ini adalah hari ulang tahun mu, kakek sengaja mengadakan acara pesta pertunangan mu tepat dihari ulang tahunmu, seharusnya kakek tidak melakukannya padamu, maafkan kakek, Bo Li !", kata kakek menyesal.

Bo Li menyeka air matanya yang berlinang membasahi wajahnya dan mengangkat wajahnya lurus menghadap kakek.

"Tidak apa-apa, kakek, jika ini cara yang harus kita lakukan untuk kebaikan kita semua, aku akan menerimanya !", kata Bo Li.

"Eh, benarkah ?", kata kakek terkejut.

"Setelah semuanya baik-baik saja dan keadaan kembali normal, aku akan menyelesaikan pertunangan ini dan berbicara lagi padanya secara baik-baik, kakek !", kata Bo Li.

"Aku mengira kamu tidak memahaminya dibalik maksud pertunangan ini, dan hanya menerimanya saja, cucuku ?", kata kakek seraya memejamkan kedua matanya perih.

"Apakah kita perlu menjelaskan semua kebenarannya pada dia, aku rasa tidak perlu kakek, karena setelah pertunangan ini aku akan berpisah secara baik-baik dengannya !", kata Bo Li.

"Bagaimana kamu akan melakukannya, pertunangan ini aku sudah mengaturnya sejak kalian masih kecil dan kakek dari Ivander Liam sudah menyepakatinya", kata kakek.

"Aku tahu itu kakek, tapi selama kami tidak saling mencintai, itu akan memudahkan kami berdua untuk berpisah", kata Bo Li.

"Bagaimana jika semuanya tidak tepat dari perhitungan mu, bagaimana kamu akan mengakhirinya ?", kata kakek cemas.

"Tenanglah kakek, kita pasti bisa melewati ini semua dan bersabar !", kata Bo Li.

"Oh, iya kakek hampir melupakannya, aku ingin memberimu sebuah hadiah di hari pertunangan mu !", kata kakek.

Bo Li melihat kakek mengeluarkan sebuah kado dari dalam saku jasnya lalu memberikannya pada Bo Li.

"Ambillah ! Kakek memang ingin memberikan ini tepat dihari pertunangan mu karena itu pesan dari ibumu untuk memberikannya jika kamu telah bertunangan dihari ulang tahun mu !", kata kakek seraya menyodorkan sebuah kado yang terbungkus rapi pada Bo Li.

"Apa ini, kakek ?", tanya Bo Li.

"Bukalah jika sudah sampai di rumah, Bo Li !", kata kakek.

"Terimakasih, kakek atas kadonya", kata Bo Li seraya mengusap air matanya.

"Hari ini karena kamu telah menjadi tunangan Ivander Liam maka kamu harus pindah kerumahnya setelah acara pertunangan ini !", kata kakek.

"Apa, apa aku harus tinggal serumah dengannya, kakek ?", kata Bo Li terkejut.

"Pihak pria telah memintanya pada kakek, dan aku telah menyanggupinya, Bo Li, mana mungkin aku bisa mengingkari perkataan ku padanya ?", kata kakek.

"Hm ?", gumam Bo Li lirih.

"Bersabarlah, sampai waktunya tiba kita bisa pergi dari tempat ini !", kata kakek.

"Kakek !", kata Bo Li seraya menangis.

"Tinggallah di rumah Ivander Liam seperti kamu tinggal di rumah mu Bo Li, anggap saja itu rumahmu sendiri dan tunggulah sampai waktunya !", kata kakek.

"Kakek, aku tidak ingin pergi jauh darimu dan meninggalkanmu sendirian !", ucap Bo Li.

"Dirumah Ivander Liam sangat aman, cucuku, tempat yang sangat tepat untukmu tinggal disana dan keselamatanmu akan terjamin disana, Bo Li!", kata kakek berusaha menghiburnya.

Bo Li hanya menangis tersedu-sedu tanpa mampu membantah perintah Kakek Li padanya. Kakek Li hanya bisa memejamkan kedua matanya sembari menghela nafas panjang.

"Bo Li sudah dewasa sekarang dan tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik dan mandiri, Bao-yu, puterimu akan siap untuk menggantikanmu, anakku", kata Kakek Li seraya menitikkan airmatanya.

***

Acara pertunangan telah berakhir satu jam yang lalu dan kini Bo Li pulang bersama tunangannya, Ivander Liam kerumahnya. Bo Li menempati kamar tamu yang luas dan mewah dilantai atas rumah milik Ivander Liam, meski rumah tersebut sangat megah tapi terlihat sangat sederhana dari luar rumah ketika Bo Li melihatnya untuk pertama kalinya.

Bo Li berdiam dikamar tidurnya setelah lama menangis, hanya itu yang bisa ia lakukan saat datang di rumah Ivander Liam yaitu menangis, agak lama ia menangisi nasibnya yang harus bertunangan dengan seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal bahkan ia tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya, tapi ini adalah takdir hidupnya yang harus ia terima, suka atau tidak suka ia harus menerimanya. Bo Li membuka kado pemberian dari kakeknya lalu perlahan-lahan ia merobek kertas yang membungkusnya, ia terpana ketika melihat isi kado tersebut "Sebuah Buku Harian?" , kata Bo Li dalam hatinya kemudian mengambilnya tapi saat ia menyentuh buku harian tersebut tiba-tiba cahaya terang muncul dari arah buku.

"SISTEM TELAH DIAKTIFKAN !!! SELAMAT DATANG DI DUNIA ONLINE DAN NIKMATI LAYANAN VIRTUAL !!!", terdengar suara seseorang berbicara dari dalam buku harian.

"Apa ?", kata Bo Li ternganga kaget.

"BO LI 115 !!! SISTEM TELAH AKTIF !!!"

Bo Li hanya berdiri termangu melihat semua kejadian dihadapannya tanpa berkata sepatah katapun, ia memandangi kearah buku harian yang telah berubah menjadi sebuah layar monitor yang menyala dan berbicara, ia melihat kedalam layar monitor yang penuh dengan angka-angka dan huruf-huruf yang bergerak silih berganti memenuhi layar monitor. "Bagaimana buku itu bisa berubah bentuknya dan berbicara tanpa hentinya, apa yang harus aku lakukan dan ia menyebut namaku Bo Li 115, bagaimana dia tahu namaku dan apakah ini komputer masa depan ?", batin Bo Li terkejut dan berjalan mendekat kearah layar monitor yang menyala dihadapannya.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

triple like plus fav and rate 5 😍❤️

2022-04-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
102 Perbincangan Singkat
103 Mengungkap Cerita
104 Hadiah Kecil Untuk Kakek
105 Waktu Bersama
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders
102
Perbincangan Singkat
103
Mengungkap Cerita
104
Hadiah Kecil Untuk Kakek
105
Waktu Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!