Musim Panas

Bo Li duduk di kursi kerjanya, setumpuk map berisi kertas-kertas penting yang harus ia tandatangani tergeletak berserakan diatas meja kerjanya.

Bo Li menghirup secangkir aroma kopi ditangannya. Tatapannya sayu, sesekali ia melihat kesebuah kalender duduk diatas meja.

"Tinggal dua hari lagi....?, Aku bertunangan dengan pria yang tidak aku kenal ?", kata Bo Li.

Bo Li menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya, ia memejamkan kedua matanya sambil membuang nafasnya pelan.

"Apakah yang harus aku lakukan sekarang ?, kemarin aku telah menjelaskan semua kebenaran berita itu dan aku mengiyakannya", kata Bo Li.

Bo Li berusaha menenangkan pikirannya lalu memutar kursi kerjanya menghadap kearah luar jendela, ruangan kerja Bo Li terletak dilantai paling atas gedung kantor ini.

Terlihat pemandangan gedung-gedung diluar jendela kaca, Bo Li menyukai ruangan kerjanya karena ia bisa langsung melihat hamparan langit yang sangat luas.

"Hmm, apa yang sedang Kakek Li rencanakan, setelah mengangkat ku sebagai CEO menggantikannya, kakek langsung memberitahukan pertunangan ku ini ?", kata Bo Li dalam hati.

"TOK ! TOK ! TOK !", terdengar suara pintu diketok dari luar.

"Masuk !", sahut Bo Li.

"Maaf, Nona Bo Li ada telepon tadi jika bos dari perusahaan firma akan datang kemari !", seorang wanita muda masuk kedalam ruangan.

"Jam berapa ia akan datang ?", tanya Bo Li.

"Setengah jam lagi, sekretarisnya tadi menelpon jika bos Ivander Liam sudah dalam perjalanan kemari", jawab wanita berparas ayu pada Bo Li.

"Apa yang ingin ia bicarakan dengan perusahaan kita, ia tahu perusahaan ini tidak bergerak di bidang firma dan perusahaan bos Ivander Liam memang perusahaan besar yang menaungi berbagai firma tapi kita bukan firma", kata Bo Li heran.

"Saya tidak mengerti, Nona Bo Li, sekretarisnya hanya berpesan jika bos Ivander Liam akan datang kemari tapi maksud kedatangannya tidak disampaikan dalam pesan tadi".

"Baiklah, aku akan menemuinya di ruangan kerja saja jadi jika bos Ivander Liam sudah sampai langsung bawa kemari, mengerti sekretaris Laila ?", kata Bo Li.

"Baik, nona, saya mengerti !", jawab sekretaris itu.

Wanita yang bernama Laila pergi dan meninggalkan Bo Li yang masih duduk menghadap jendela ruangan kerjanya.

***

Nama aku Bo Li, usiaku masih muda saat ini yaitu sekitar dua puluh lima tahun dan baru menyelesaikan program sarjana ekonomi disebuah universitas terkenal diluar negeri.

Kakekku yang bernama Li Sanders mengangkat ku menjadi seorang CEO untuk menggantikannya memimpin perusahaan besar yang Kakek Li rintis mulai dari bawah hingga memiliki beberapa perusahaan yang tersebar di seluruh dunia, karena memang hanya aku satu-satunya cucu kakek, karena ibuku adalah puteri tunggal Kakek Li, tapi yang aku sendiri tidak mengerti kenapa kakek mengangkatnya secepat itu padahal aku baru lulus kuliah setahun yang lalu.

***

Beberapa menit kemudian sekretaris Laila masuk kedalam ruangan kerjanya memberitahukan bahwa Bos Ivander Liam sudah sampai dan sedang menunggu diruang tamu yang berada diluar ruangan kerjanya.

Kantor Bo Li adalah bangunan gedung yang megah, berlantai lima yang ada ditengah-tengah pusat kota B-one dan ruangan kerjanya berada dilantai paling atas gedung kantor. Sekretaris Laila sedang berdiri didepan meja kerja, menunggu Bo Li menyelesaikan tugasnya.

"Bos Ivander Liam sudah menunggu, Nona Bo Li !", kata Laila.

"Baiklah, aku akan segera menemuinya ! Oh iya, Laila tolong buatkan secangkir kopi dan bawakan kue untuk kami di ruangan tamu !", kata Bo Li.

"Iya, nona, apa ada lagi yang lainnya ?", tanya sekretaris kantor.

"Tidak, itu saja cukup, terimakasih", kata Bo Li.

"Baik, nona, saya permisi dahulu", kata Sekretaris Laila lalu pergi.

Bo Li melangkah menuju kearah ruangan tamu, ia melihat seorang pria duduk di sofa, pria itu menoleh kearah Bo Li saat ia masuk kedalam ruang tamu kantor.

"Selamat datang, Tuan Ivander Liam, apa kabar anda ?", sapa Bo Li seraya berjalan menghampirinya.

"Apa kabar ?", jawab Ivander Liam.

"Kabar saya sangat baik, Tuan Ivander Liam", sahut Bo Li.

"Hmm, syukurlah !", kata Ivander Liam.

Mereka berdiri bersalaman dan sama-sama melempar senyum, Bo Li kemudian mempersilahkan pria bernama Ivander Liam untuk kembali duduk.

"Apakah anda sudah datang dari tadi, Tuan Ivander Liam ?", tanya Bo Li.

"Iya, baru sekitar sepuluh menit yang lalu, terimakasih sudah menanyakannya", sahut pria itu sembari merapikan jasnya.

"Maaf, kedatangan anda kemari, apa ada yang ingin anda bicarakan dengan saya ?", tanya Bo Li.

"Iyah ?", sahut Ivander Liam.

"Kalau boleh tahu, apa yang ingin anda diskusikan dengan saya ?", kata Bo Li.

"Saya ingin mengakuisisi perusahaan anda, nona", kata pria itu santai.

"Maaf, apa yang sedang anda bicarakan?", kata Bo Li heran.

"Karena kakek anda sudah mengatur pernikahan kita berdua maka ia mengijinkan saya untuk memegang perusahaan ini", kata Ivander Liam.

"APA ?", kata Bo Li kaget.

"Saya tidak akan mengambil alih saham perusahaan yang secara keseluruhan, karena tujuan utama saya bukan untuk itu", kata Ivander Liam seraya melirik kearah Bo Li.

"Maafkan saya, Tuan Ivander Liam, saya benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan ini ?", kata Bo Li bingung.

"Acara pertunangan kita tinggal dua hari lagi, nona, dan itu artinya tinggal 2880 menit lagi anda akan menjadi tunangan saya", kata Ivander Liam.

"Tolong jelaskan pelan-pelan pada saya, apa arti ini semuanya ?, terus terang saya tidak mengerti ?", kata Bo Li.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan, nona, karena semuanya sudah sangat jelas bahwa kita akan bertunangan dua hari lagi", kata Ivander Liam.

Bo Li menyandarkan tubuhnya kesofa dan memandangi akuarium yang ada didepannya, sambil menghela nafas panjang, sedangkan Ivander Liam sudah pergi sebelas menit yang lalu dari kantor Bo Li, kini tinggal ia sendirian duduk di ruangan tamu.

***

Dua hari kemudian...

Acara pertunangan sebentar lagi akan digelar disalah satu hotel mewah di kota B-one, banyak kolega perusahaan yang akan hadir di acara pertunangan Bo Li dan Ivander Liam, tidak hanya dari kalangan pengusaha dan rekan kerja tetapi mereka juga mengundang pejabat Kota B-one.

Sekitar pukul sembilan pagi, acara pertunangan Bo Li akan dimulai dan terlihat didalam gedung hotel, tepatnya di aula, para tamu undangan telah ramai berdatangan, tampak tamu-tamu penting seperti menteri, wakil presiden dan presiden serta pejabat-pejabat Kota B-one telah hadir dan rekan pengusaha serta rekan kerja datang untuk menyaksikan acara pertunangan Bo Li.

Bo Li berdiri sembari membawa buket bunga mawar warna putih didepan cermin di ruangan kamar ganti hotel, ia tengah mengenakan gaun panjang lebar berpotongan turtleneck dress berwarna biru muda serta kain sutera panjang menutupi kepalanya, gaun itu membuat penampilan Bo Li bertambah anggun hari ini, ia memandangi dirinya didalam cermin.

Tatapan Bo Li menerawang jauh kedalam cermin, ia bercermin tapi tidak melihat dirinya ada disana karena pikirannya saat ini terbang melayang tanpa arah, tak terasa air matanya berlinang dari sudut matanya yang indah.

"Tuhan, seandainya aku mampu melarikan diri dari ini semua, dan berhasil meninggalkan acara pertunangan ini, aku berjanji pada diriku sendiri jika aku menemukan seorang pertama kali di kehidupan kedua ku, seandainya ia seorang pria, aku akan menjadikannya suamiku hari itu juga dan jika perempuan, aku akan membagi hartaku dengannya !", kata Bo Li seraya mengusap air matanya.

Tiba-tiba terdengar suara petir menyambar dari kejauhan di pagi yang cerah. Bo Li terperanjat saat mendengar suara petir dan tersadar dari lamunannya, ia berjalan menuju kearah luar jendela ruangan kamar hotel dan ia melihat suasana pagi ini sangatlah cerah dengan sinar matahari yang terang.

"Perasaanku menjadi tidak enak, apakah mungkin karena pertunangan yang terpaksa ini ?", kata Bo Li.

Seseorang mengetok pintu kamar dan memberitahukan padanya untuk segera bersiap-siap menuju ke aula hotel karena acara akan dimulai. Bo Li berjalan keluar kamar bersama seorang wanita dan seorang pria.

Tampak seorang pria menyambut kedatangan Bo Li ditengah ruangan aula hotel, pria tersebut mengenakan setelan jas hitam serta bawahan celana panjang warna hitam rapi dan lengkap, pria itu adalah Ivander Liam, calon tunangan Bo Li. Mereka berdua berjalan beriringan serta bergandengan tangan menuju tempat pertunangan yang telah disiapkan. Ada sebuah meja dan sepasang kursi diletakkan ditengah-tengah aula hotel yang disediakan untuk mereka berdua, seorang petugas acara membimbing keduanya duduk ke tempat yang telah disiapkan.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mampir lagi 👍

2023-03-21

3

Imarin

Imarin

nyicil baca dulu q ya kak.

2022-07-17

2

Imarin

Imarin

aku udah ikutin juga. Ikutin balik ya kak biar bisa sharing.

2022-07-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bo Li
2 Musim Panas
3 Hari Istimewa
4 Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5 Hukuman dari Sistem
6 Tunangan Bo Li
7 Terdampar di Pantai
8 Munculnya Peri Cantik
9 Selamat Datang Bo Li
10 Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11 Surga Para Peri
12 Buah Amethyst Ungu
13 Apa Yang Terjadi Disini
14 Keajaiban Buah Surga
15 Tiga Hari Menghilang
16 Percakapan antara pria
17 Hampir Ketahuan
18 Waktu Berjalan Sama
19 Berubah Menjadi Ungu
20 Tembus Pandang
21 Identitas Tersembunyi
22 Kerongsang Ajaib
23 Percakapan Dengan Zaban
24 Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25 Kematian Yang Memilukan
26 Gadis Kecil
27 Janji 1001 Zaban
28 Bangkit dari Kematian
29 Waktu mulai berjalan cepat
30 Reinkarnasi
31 Efek dari memakan Buah Surga
32 Mengingat
33 Pohon Hutan
34 Kembali Pulang
35 Kesabaran Ivander Liam
36 Apakah dia menyadarinya
37 Buku Harian
38 Undangan Makan Malam
39 Mulai Mencair Gunung Es itu
40 MURDHUACHA
41 Penyebab Munculnya Murdhuacha
42 Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43 Pertemuan Itu
44 Musuh Itu Datang
45 REBECCA MENFEZ
46 Makam Gantung
47 Pembicaraan Di Api Unggun
48 Selendang Pelangi
49 IVANDER LIAM
50 Gaun Malam Sang Puteri
51 Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52 Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53 Pistol Revolver
54 BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55 Membeli Dengan Poin
56 Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57 Terpesona
58 Pembicaraan Dalam Mobil
59 Bersikap
60 Mata Iblis
61 Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62 KILATAN MATA MERAH
63 Onggokan Tubuh Yang Mengering
64 PANCASONA
65 Pria Dengan Biola Emasnya
66 Menjadi Dekat
67 Liburan Musim Panas
68 Wife Carrying Festival
69 Ciuman Mesra Itu
70 Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71 Di Kamar Itu
72 Modifikasi Senjata
73 BERPERGIAN
74 Ke Lokasi lomba menembak
75 PRIA BERTOPENG
76 Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77 Mencari Selendang Pelangi
78 Danau Sunyi
79 Pria Misterius
80 Bidadari Roh Selendang Pelangi
81 Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82 Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83 Rencana Keberangkatan Bo Li
84 Bandara
85 Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86 Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87 Kembali Ke Kota B-One
88 Pembicaraan Hangat
89 Senyuman Lembutnya
90 Anting-Anting Cantik
91 Acara Makan Malam
92 Kejanggalan Di Restoran
93 Murdhuaca Yang Menyamar
94 Pria Dengan Biola Emas Datang
95 Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96 Terasa Sepi
97 Cerita Bo Li
98 Kedatangan Ivander Liam
99 Menemui Kakek Li Sanders
100 Pasangan Romantis
101 Kakek Li Sanders
102 Perbincangan Singkat
103 Mengungkap Cerita
104 Hadiah Kecil Untuk Kakek
105 Waktu Bersama
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bo Li
2
Musim Panas
3
Hari Istimewa
4
Sistem Bo Li 115 telah diaktifkan
5
Hukuman dari Sistem
6
Tunangan Bo Li
7
Terdampar di Pantai
8
Munculnya Peri Cantik
9
Selamat Datang Bo Li
10
Ternyata Hukuman yang menyenangkan
11
Surga Para Peri
12
Buah Amethyst Ungu
13
Apa Yang Terjadi Disini
14
Keajaiban Buah Surga
15
Tiga Hari Menghilang
16
Percakapan antara pria
17
Hampir Ketahuan
18
Waktu Berjalan Sama
19
Berubah Menjadi Ungu
20
Tembus Pandang
21
Identitas Tersembunyi
22
Kerongsang Ajaib
23
Percakapan Dengan Zaban
24
Menulis Buku Kisah Diumur Sepuluh Tahun
25
Kematian Yang Memilukan
26
Gadis Kecil
27
Janji 1001 Zaban
28
Bangkit dari Kematian
29
Waktu mulai berjalan cepat
30
Reinkarnasi
31
Efek dari memakan Buah Surga
32
Mengingat
33
Pohon Hutan
34
Kembali Pulang
35
Kesabaran Ivander Liam
36
Apakah dia menyadarinya
37
Buku Harian
38
Undangan Makan Malam
39
Mulai Mencair Gunung Es itu
40
MURDHUACHA
41
Penyebab Munculnya Murdhuacha
42
Pagi Yang Sibuk Untuk Bo Li
43
Pertemuan Itu
44
Musuh Itu Datang
45
REBECCA MENFEZ
46
Makam Gantung
47
Pembicaraan Di Api Unggun
48
Selendang Pelangi
49
IVANDER LIAM
50
Gaun Malam Sang Puteri
51
Mahkota Yang Dapat Berubah Fungsi
52
Kemampuan Senjata Api Milik Bo Li
53
Pistol Revolver
54
BONUS Dari Sistem Bo Li 115
55
Membeli Dengan Poin
56
Tugas Misi Dari Sistem Bo Li 115
57
Terpesona
58
Pembicaraan Dalam Mobil
59
Bersikap
60
Mata Iblis
61
Menggunakan Pistol Revolver M&W 500M
62
KILATAN MATA MERAH
63
Onggokan Tubuh Yang Mengering
64
PANCASONA
65
Pria Dengan Biola Emasnya
66
Menjadi Dekat
67
Liburan Musim Panas
68
Wife Carrying Festival
69
Ciuman Mesra Itu
70
Betapa Beruntungnya Menikah Denganmu
71
Di Kamar Itu
72
Modifikasi Senjata
73
BERPERGIAN
74
Ke Lokasi lomba menembak
75
PRIA BERTOPENG
76
Bertemu Kembali Dengan Mata Iblis
77
Mencari Selendang Pelangi
78
Danau Sunyi
79
Pria Misterius
80
Bidadari Roh Selendang Pelangi
81
Selendang Pelangi Yang Sangat Unik
82
Keanehan Yang Disadari oleh Ivander Liam
83
Rencana Keberangkatan Bo Li
84
Bandara
85
Pohon Ajaib Amethyst Ungu
86
Selamat Tinggal Liburan Musim Panas
87
Kembali Ke Kota B-One
88
Pembicaraan Hangat
89
Senyuman Lembutnya
90
Anting-Anting Cantik
91
Acara Makan Malam
92
Kejanggalan Di Restoran
93
Murdhuaca Yang Menyamar
94
Pria Dengan Biola Emas Datang
95
Pertempuran Kecil Di Sebuah Restoran
96
Terasa Sepi
97
Cerita Bo Li
98
Kedatangan Ivander Liam
99
Menemui Kakek Li Sanders
100
Pasangan Romantis
101
Kakek Li Sanders
102
Perbincangan Singkat
103
Mengungkap Cerita
104
Hadiah Kecil Untuk Kakek
105
Waktu Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!