“Di puncak yang banyak arenanya itu?” Pertanyaan yang dijawab Dul dengan pertanyaan. Hanya demi memastikan bahwa telinganya tak salah mendengar. Pria gagah di depannya tersenyum seraya mengangguk.
“Aku boleh nyoba roller coaster?” Dul merasa roller coaster sangat penting. Ia terlalu sering mendengar cerita tanpa pernah berani meminta pengalaman serupa pada ibunya. Lagi-lagi Bara mengangguk. Kali ini pria itu tertawa kecil sambil menyugar rambutnya.
Dul meletakkan sendok dan mengguncang tangan ibunya. “Boleh, ya, Bu?” Sebisa mungkin ia membuat raut memelas di wajahnya. Meski raut itu sedikit sulit menyembunyikan kesenangan yang tergambar jelas.
Anggukan dan senyum manis dari ibunya membuat Dul berpikir bahwa itu adalah awal dari kebahagiaannya. Liburan ke puncak? Selama ini ia hanya mendengar cerita-cerita temannya yang pamer tiap berpergian. Ke arena bermain, ke kolam renang, atau hanya sekedar duduk di tepi pantai dan membawa makanan dari rumah untuk disantap di atas tikar.
Dul iri pada semua cerita-cerita itu. Meski ia tak pernah mengatakan apa pun pada ibunya. Jangankan ke taman bermain mahal yang ada di puncak, ke mal saja ia tak pernah.
Ibunya selalu mengatakan, “Ibu enggak mau kamu kepingin terlalu banyak kalau udah liat yang orang punya. Masuk mal cuma bikin kita jadi punya banyak keinginan.”
Dan Mbah Lanang juga sering mengatakan hal yang menguatkan ucapan ibunya. “Kamu harus jadi anak yang tau diuntung. Dulu Ibu kamu hampir mati dan gila saat hamil dan melahirkan kamu.”
Sungguh, ia tak paham apa maksudnya. Apa setiap ibu di dunia ini memang harus mengalami hal yang dialami ibunya saat mengandung dan melahirkan? Namun, walau ia tak mengerti dengan hal yang dikatakan Mbah Lanang, pria tua itu selalu mengulanginya tiap ia meminta sesuatu. Sampai-sampai ia sering lupa dengan apa yang diinginkannya selain tinggal bersama ibunya.
Seharian itu selama di sekolah Dul melirik jam dengan tak sabar. Pukul sebelas siang terasa sangat lama. Pagi tadi Mbah Lanang mengatakan kalau ibunya akan datang menjemputnya. Pasti ibunya mau mengajak ke suatu tempat.
Dul celingak-celinguk mencari ibunya di luar kelas. Tak mendapati wanita itu di sana, ia melangkahkan kakinya keluar pagar. Dan ibunya terlihat berjalan tergopoh-gopoh ke arahnya.
“Udah lama nunggu Ibu?”
Ternyata raut khawatir ibunya karena merasa terlambat menjemput. Apa kabar dengan Mbah Lanang yang santai saja. “Belum lama keluar, kok.”
Dari raut wajah ibunya, ia bisa memastikan kalau siang ke sore itu mereka berdua akan bersenang-senang.
“Ibu Dul ….”
Suara seorang wanita membuat Dul dan Dijah berpandangan, lalu serentak menoleh pada dua wanita yang berjalan menuju mereka.
“Ya, Bu ….”
Wanita yang memanggil ibunya tersenyum dan melambai. Dul sibuk mengingat-ingat apa ia mempunyai masalah dengan teman-temannya sampai ibu dari temannya itu merasa perlu menyapa ibunya.
Tumben ….
“Ibu Dul udah nikah lagi, kok, nggak ada ngundang kita-kita? Harusnya kita bisa dateng pake seragaman trus nyanyi sealbum dua album di resepsinya Ibu Dul."
Nyanyi sealbum dua album? Kata-kata baru. Biasanya nyanyi satu dua lagu.
Dul kembali menoleh ibunya menanti jawaban. Ternyata ibunya hanya mengatakan, "Oh ...."
"Ayah Dul ganteng, ya, Jeung …. Pasti sekarang lagi hot-hot-nya karena ibu Dul dapetnya jejaka single."
Dul menebak bahwa kali ini ibunya tak akan menjawab. Sudah kebiasaan ibunya yang sulit mengakui sesuatu kalau itu benar. Biasanya ibunya hanya diam. Wanita yang melahirkannya itu lebih mudah bersuara untuk menolak dibandingkan mengiyakan. Dan baru saja salah satu ibu temannya mengatakan ‘Ayah Dul ganteng'. Hanya itu yang dimengertinya. Bara sedang dipuji dan pujian itu benar.
Dan seperti dugaan Dul. Ibunya tak menjawab. Hanya meringis.
"Permisi dulu, Bu ….”
Menit berikutnya, Dul sudah digandeng menuju tepi jalan.
"Mau ke mana?" tanya Dul mendongak menatap ibunya.
"Mau beli baju baru untuk pergi hari Sabtu. Seneng enggak?"
"Seneng. Beli celana panjang, ya, Bu. Warna biru kayak Om Bara. Bajunya juga kayak yang dipakai Om Bara.”
"Yang gimana bajunya?"
"Yang lengan panjang pakai kancing. Ada dalemannya. Keren, Bu. Aku mau gitu."
"Kita cari di pasar.”
Meminta apa-apa tak pernah semudah itu sebelumnya. Beberapa lama bersama Bara, ibunya menjadi lebih murah hati. Siang itu mereka begitu mesra. Berduaan pergi ke pasar dan banyak bercerita. Ibunya menjawab semua pertanyaannya meski dengan jawaban pendek-pendek. Khas ibunya sekali. Wajahnya menawar harga barang tanpa raut memohon. Langkah dan pegangan tangannya selalu terasa mantap dan kuat.
“Sebentar, Dul.”
Langkah mereka terhenti pada seorang peminta-minta yang tidak meminta. Hanya duduk melamun dengan mangkok yang berada di pangkuannya. Dijah mengeluarkan selembar pecahan dua puluh ribu dan menyodorkannya langsung ke tangan wanita yang terlihat lebih tua dari Mbah Wedok.
Dua puluh ribu ….
Mata Dul membulat memandang lembaran uang. Lalu menoleh ibunya yang berjalan santai menggandengnya keluar pasar.
“Kenapa ngeliatin Ibu kaya gitu?”
Mata Dul kembali bersitatap dengan ibunya. “Dua puluh ribu … banyak banget, Bu.”
“Buat kita memang banyak, Dul. Tapi kalau kita lagi ada enggak apa-apa. Mbok tadi keliatan lemes banget. Udah setua itu harusnya di rumah aja. Kalau masih keluar rumah, artinya enggak ada yang bisa diandalkan mencari nafkah,” jelas Dijah.
“Lemes karena belum makan? Bisa jadi Mbok tadi lagi sedih.”
“Iya, bisa jadi lagi sedih. Dan enggak semuanya orang sedih butuh nasehat juga kalimat-kalimat bijak. Terkadang hanya butuh makan enak dan tidur nyenyak.”
Ibunya bicara seakan pada dirinya sendiri. Mereka sudah tiba di tepi jalan untuk menunggu angkutan kembali ke rumah. Dul mendongak menatap ibunya. “Mbok itu bisa beli nasi dengan lauk yang enak pakai dua puluh ribu dari Ibu.”
“Bener. Kamu bener."
Segurat senyuman menyertai perkataan ibunya barusan.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
💐Tari Nyonya Sibuea💐
mau mati n hampir gila it jg krn elu mbah,kbnyakan hutg judi akhrnya dijah yg jd taruhan na😠😠puny bpk n ibu koq nggk guna ya😔😔
2025-02-14
1
@☠⏤͟͟͞R Atin 🦋𝐙⃝🦜
Bahagia yang selama ini siangan angan
2024-04-16
1
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Byuuuuh nyanyi sealbum dua album mo seharian kondangan😃
2024-04-15
0