Embun telah menapakkan kakinya di Jakarta setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, kemacetan menjadi hal yang membuatnya harus bersabar berada di dalam bus cukup lama
Seseorang yang sedari tadi menunggunya pun tersenyum lega saat melihat adiknya itu telah sampai dengan selamat disana
"Kak Nabil!" teriak Embun memeluk tubuh Nabila yang lebih tinggi darinya
"Alhamdulillah, kamu sampai disini dengan selamat" Nabila sedikit khawatir,mengingat ini merupakan kali pertama Embun berangkat seorang diri ke Jakarta
"Tuhan ternyata masih sayang sama aku kak," ucap Embun sembari memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi
Nabila merupakan tetangga dekat Embun yang sudah di anggap seperti kakak kandung bagi Embun yang nota bene adalah anak tertua di keluarganya
Embun memang merupakan anak pertama dalam keluarganya, ia memiliki seorang adik laki-laki yang usianya terpaut lima tahun darinya
Namun, kehadiran Nabila seolah membuatnya memiliki seorang kakak. Apalagi dengan kepribadian Nabila yang pendiam serta santun, senantiasa membuat Embun menjadikannya sebagai panutan
Sebenarnya banyak hal yang ingin Nabila tanyakan pada Embun, tapi saat melihat wajah lelah serta pakaian yang terlihat sangat mencolok itu membuat Nabila menahan keinginannya
Nabila pun mengajak Embun pulang ke kostan yang sudah dua tahun ini ia tinggali, terhitung sejak ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak
Nabila merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang merantau ke Jakarta, untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
Ayah Nabila sudah tidak segagah dulu, kerja kerasnya di waktu muda perlahan memakan tubuhnya di usia yang semakin senja. Sedangkan Nabila masih memiliki dua orang adik yang masih bersekolah,membuat Nabila harus bekerja menggantikan peran ayahnya
Embun sempat menceritakan rencana pernikahannya kepada Nabila. Namun,bukan kabar itu yang membuat Nabila terkejut melainkan kehadirannya disana yang seperti tidak di harapkan oleh Embun
Awalnya Nabila merasa cukup tersinggung, tapi tak berselang lama Embun menjelaskan alasannya yang setidaknya dapat ia terima sekalipun sebagian hatinya memprotes keras tindakan Embun tersebut
Keduanya kini telah sampai di kostan sempit yang hanya ada satu kasur kecil, lemari pakaian yang juga dalam ukuran mini, serta beberapa piring, gelas dan peralatan untuk memasak
"Beristirahat lah dulu, kau pasti lelah" Nabila meletakkan tas yang di bawanya, lalu bergerak ke arah kompor untuk menghangatkan makanan yang tadi sempat ia masak
"Tubuhku rasanya lengket kak, aku mau membersihkan diri dulu." Embun mengambil pakaian yang sudah ia kirim lebih dulu, lalu menuju ke kamar mandi yang terletak di luar kamar itu
Nabila sengaja mengambil libur bekerja di hari ini, sehingga pagi hari tadi Ia sempat memasak makanan terlebih dulu sebelum menjemput Embun.
Nabila yakin kalau Embun pasti lupa kapan terakhir kali mengisi perutnya, kebanyakan orang yang sedang memiliki banyak pikiran akan seperti itu termasuk dirinya
Tidak lama kemudian Embun muncul dengan kaos oblong dan celana selutut, pakaian kegemarannya kalau di rumah
"Maaf, hanya makanan ini yang bisa aku hidangkan," lirih Nabil
"Kakak tidak perlu repot-repot begini, aku di izinkan tinggal disini saja sudah bersyukur. Makanan ini pasti enak apalagi kakak yang memasaknya"
Embun tidak sekedar memuji, tapi itu semua bentuk ungkapan kekaguman lainnya pada gadis di hadapannya itu.
Sebenarnya Embun pernah merasa iri dengan semua yang di miliki oleh Nabila, sosok gadis yang menjadi menantu idaman bagi para ibu yang memiliki anak lelaki
Cantik,pintar memasak, rajin, baik, apalagi bentuk tubuhnya yang seperti artis yang ia lihat di televisi menjadi nilai plus tersendiri untuk gadis itu
Tapi Embun tidak pernah tau kalau Nabila pun pernah merasa iri dengan kehidupan yang di milikinya. Kehidupan yang berkecukupan setidaknya Embun tidak pernah merasa seperti dirinya yang harus menahan lapar ketika tidak memiliki uang untuk membeli makanan
Bukankah sudah sewajarnya dalam pertemanan ataupun persaudaraan ada perasaan saling iri?
Namun sebesar apapun rasa iri itu akan terkalahkan oleh rasa sayang serta rasa tidak ingin kehilangan
Kedua gadis itu pun melepaskan kerinduan dengan bercengkrama hingga keduanya merasa lelah dan terbuai dengan mimpi indahnya
***
Di sebuah apartemen mewah di Jakarta, sejak semalam di hiasi dengan suara desah*n dari dua insan yang tengah memadu kasih.
Entah sudah berapa kali keduanya mencapai puncak kenikmatannya, tapi keduanya seperti tidak merasa lelah sama sekali.
Hingga matahari telah memasuki celah dalam jendela kamarnya, keduanya masih saling menyentuh dan memuaskan seakan keduanya baru bertemu setelah lama berpisah.
"Aku tidak keberatan kalau kau mau tetap disini menemaniku" ucap Liora sembari mengelus wajah kekasihnya itu
"Tidak bisa Liora, masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" timpal Mike sembari bangkit dan mengenakan pakaiannya
Raut wajah Liora sedikit berubah, ia sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini demi bisa bersama dengan Mike sedikit lebih lama. Namun, harapannya kandas karena Mike lagi-lagi pergi setelah bercinta dengannya
"Aku masih merindukanmu…" Liora mendekati Mike yang terlihat masih mengancingkan kemejanya, dengan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun melekat disana
Mike tentu saja tergoda, tapi ancaman papanya membuatnya lebih memilih menemui pria tua itu ketimbang menghabiskan hari yang panas bersama Liora
"Aku harus pergi sekarang," Mike menepis tangan Liora, mengancingkan kemejanya dengan cepat kemudian keluar dari kamar gadis itu
Suara barang yang berjatuhan di lantai terdengar beriringan dengan pintu yang menutup.
Liora melampiaskan kekesalannya dengan membanting apa saja yang ada di hadapannya. Kekesalan karena hingga detik ini ia masih belum bisa meluluhkan hati Mike, sedangkan ia telah begitu dalam mencintai pria itu.
Mike bukannya tidak mendengar suara kegaduhan di dalam kamar itu, hanya saja ia tidak perduli bahkan pada Liora yang semalam sudah memuaskannya
Hubungan mereka akan tetap sebagai rekan di atas ranjang saja, tentu saja Liora tau akan hal itu dan tidak pernah mempermasalahkannya selama ini
Mike memacu mobilnya dengan lebih cepat, satu jam lagi ia harus bertemu dengan papahnya yang akan menyerahkan perusahaan secara resmi kepadanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Retnomaulida
lanjuttttt bacaa,..
2023-06-10
0
Sebutir Debu
judulnya bikin mewek
2022-05-10
1