Mike tertawa saat melihat wajah kesal perempuan yang tidak di kenalnya itu turun dari mobil miliknya, rasa kesal yang sedari tadi di tahannya akhirnya terbalaskan saat ia berhasil menurunkan perempuan itu di tempat yang cukup jauh dari ramainya kendaraan yang melintas
Mike lah pria yang dengan terpaksa memberi tumpangan pada Embun tadi, ia memiliki nama lengkap Mike Cavero Jarvis seorang pengusaha muda sekaligus putra seorang pengusaha kaya bernama Max Jarvis
Seandainya suasana hati Mike saat ini sedang baik, ia pasti langsung mengeluarkan pesonanya yang selama ini tidak bisa di tolak oleh para wanita.
Apalagi sejujurnya gadis itu terlihat cantik dengan make-up yang menghiasi wajahnya. Walaupun Mike yakin, ia telah membuat citra dirinya terlihat buruk di hadapan gadis itu.
Mike menepis pikirannya, bukan saatnya ia memikirkan tentang seorang gadis di saat seperti ini
Mike kembali memfokuskan dirinya pada jalanan yang ia lalui, tapi tetap saja perkataan papanya kembali terngiang di telinganya. Perkataan yang lebih condong kepada perintah yang harus ia lakukan suka atau pun tidak
"Perusahaan akan menjadi tanggung jawab mu,papa sudah tua sudah seharusnya papa beristirahat"
Kata-kata itu sudah seperti kaset yang terus berputar di kepalanya. Jangankan untuk menolak, papanya sama sekali tidak mengizinkannya untuk berbicara karena papanya sudah tau apa yang ada di pikiran anak lelakinya itu
Tentu saja tidak mudah menjalankan perusahaan yang sedang maju pesat itu secara tiba-tiba, apalagi selama ini ia tidak pernah terlibat sekalipun dalam urusan yang berhubungan dengan perusahaan itu
Terlebih yang menjadi beban terberatnya adalah saat papanya juga memintanya menjadi pemimpin dari organisasi mafia yang selama ini papanya pimpin.
Mike bukan merasa tidak mampu memegang tanggung jawab sebesar itu, hanya saja Mike lebih suka membangun usahanya sendiri daripada harus meneruskan usaha milik papanya
Entah kebencian atau rasa marah pada papanya, membuat Mike berpikiran kalau ia harus bisa menjadi sosok yang berbeda dari orang tuanya itu
"Argh… pria tua itu selalu saja menyusahkan ku," geram Mike dengan tangan yang mencengkram erat setir mobil
Ada sedikit penyesalan dalam hati Mike, saat tanpa sengaja ia pernah mendoakan supaya pernikahan kedua papanya ini tidak di karuniai seorang anakpun.
Padahal seandainya ia memiliki seorang adik saja, papanya tidak akan mungkin terus menekannya seperti ini
Mike kemudian teringat seorang wanita yang hampir sebulan ini selalu menemaninya. Wanita yang selalu memenuhi kebutuhan hasratnya, meskipun Mike tidak pernah menjanjikan sebuah hubungan serius dengan wanita itu
Wanita itu tidak keberatan dengan hal itu, malah ia akan selalu ada kapan pun Mike yang sudah ia anggap sebagai kekasihnya itu membutuhkannya
Selama ini Mike menjalani hidup dengan begitu bebas, seorang wanita hanya akan menjadi penghangat ranjangnya saja tapi tidak akan memiliki hak yang lebih dari pada itu
Ia tidak tertarik untuk menjalani sebuah hubungan serius dengan lawan jenisnya, sehingga selama ini tidak ada seorang wanita pun yang benar-benar dekat dengannya
Mike mengambil ponselnya, menekan nomer telepon wanita tersebut. Tidak butuh waktu lama hingga terdengar suara wanita itu di ujung sana
"Liora, aku merindukanmu" ucap Mike saat sambungan teleponnya di angkat oleh wanita itu
Liora tersenyum, ia selalu yakin kalau Mike tidak akan bisa lepas darinya bahkan saat ini pria itu yang terus mendatanginya
"Aku juga merindukanmu, sayang" balas Liora
"Kau sibuk? aku membutuhkanmu hari ini…"lirih Mike
"Aku selalu punya waktu untukmu. Kesini lah, aku menunggumu"
"Terima kasih, aku segera kesana"
Mike mematikan sambungan teleponnya, kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedikit bertambah dari sebelumnya.
***
Embun sedang memandangi orang-orang yang sedang hilir mudik di balik kaca bus yang ia tumpangi.
Sisa-sisa keringat masih nampak di wajahnya, namun tidak membuat kecantikannya hari ini ikut berkurang
Meskipun di balik tatapannya, ada kesedihan yang tersirat yang tidak ingin ia bagikan pada siapapun
"hhh…" desah Embun saat teringat dengan wajah kedua orangtuanya
Kemarin ia masih menjadi kebanggaan orang tuanya, tapi hari ini ia juga yang sudah membuat nama baik orang tuanya jadi tercoreng
Meski ia berharap, suatu saat nanti ia memiliki kesempatan untuk memohon maaf atas apa yang sudah ia lakukan
Tujuan Embun saat ini hanya lah kota Jakarta, meskipun disana ia tidak memiliki sanak saudara tapi setidaknya ia masih memiliki seorang teman yang sudah di anggap seperti saudara sendiri
Sepanjang perjalanan ia hanya menghela nafas panjang, keinginan untuk pergi jauh dari rumahnya memang terwujud tapi ia sama sekali tidak menduga kalau ia akan pergi dengan cara seperti ini
Yah begitu lah hidup tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi di kehidupan kita selanjutnya namun yang bisa kita lakukan hanya berusaha melakukan yang terbaik kepada Tuhan sebagai wujud syukur terhadap kebaikannya
Embun memantapkan hatinya, meyakinkan dirinya sendiri untuk tetap tegar sesulit apapun hidup yang ia jalani nanti. Lagipula ini pilihan hidupnya, setidaknya ia harus berjuang untuk sesuatu yang sudah ia lakukan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments