"Soner selesaikan laporannya. Dan persiapkan semuanya. Hari ini kita akan langsung kembali." ucap Ariel selesai meeting bersama para manager dan penanggung jawab anak perusahaannya.
"Baik tuan." jawab Soner dan langsung mengerjakan apa yang di perintahkan Ariel padanya.
Dini hari mereka baru tiba kembali di New York. Siangnya Ariel baru datang pukul 10 ke kantor karena bertepatan ada meeting dengan klien di penting. Saat menuju lobby, ada seorang wanita yang sedang menabraknya.
Brak..
"Maaf tuan, maaf aku sedang terburu-buru. Aku sudah sangat telat. Sekali lagi maafkan aku." ucap wanita itu sambil membereskan berkas-berkasnya yang berjatuhan. Tanpa menoleh ke arah Ariel dan lanjut berlari mengejar lift yang terbuka.
"Cantik." ucap Ariel ketika melihat wanita yang menabraknya tadi. Dan kembali fokus menuju liftnya.
"Maaf tuan saya terlambat." ucap Cyntia saat menghadap kepala ruangannya.
"Tak apa. Tapi lain kali jangan di ulang kalau kau tak ingin mendapatkan SP." ucap kepala ruangan yang mengedipkan matanya pada Cyntia.
"Terima kasih pak. Kalau begitu saya permisi." dengan cepat Cyntia keluar dari ruangan. Dia tak peduli dengan atasannya yang nakal seperti itu. Yang penting dia aman di perusahaan.
"Ah sial! Kenapa aku bangun ke siangan." ucap Cyntia yang memukul-mukul pelan kepalanya dengan wajah kesalnya.
"Pagi Cyntia, sedang apa di sini?" sapa salah satu teman Cyntia yang satu ruangan dengannya. Namanya Danesh. Di sapa pria tampan jelas wajah Cyntia yang tadinya kesal langsung tersenyum dengan cantiknya.
"Pagi Danesh. Baru saja dari ruangan tuan Erger." jawabnya dengan senyum cantiknya. Cyntia hari ini cantik sekali. Kemeja warna peach serta rok sepan yang membuat pinggulnya yang bak gitar Spanyol terlihat jelas. Meski nakal Cyntia tak membuat dirinya murahan. Dia hanya nakal pada Stella dan kekasihnya saja. Walaupun masih belum ada yang di pilihnya.
"Kau cantik sekali pagi ini." puji Danesh saat mereka menuju ruangannya. Cyntia tersenyum manis sambil menyimpulkan anak rambutnya ke belakang telinga.
"Terima kasih Danesh." Baru satu minggu di sini Cyntia sudah memeliki beberapa penggemar. Tingkahnya yang selalu sopan dan tersenyum membuat orang di sekitarnya suka melihatnya. Apalagi para pria. Tatapannya sudah seperti ingin memakannya. Jika saja Cyntia tak pintar jaga diri mungkin dia akan termakan rayuan pria-pria itu.
"Kau telat lagi Cyntia?" tanya Azlah teman Cyntia yang baru di kenalnya seminggu ini. Entah dia teman yang tulus atau tidak. Tapi Cyntia suka cara berpikirnya. Karena mereka satu frekuensi.
"Aku kesiangan. Karena tadi malam ada pria yang mengajakku makan malam dan kita melakukan kecupan panas semalam." jawab Cyntia dengan tawanya sambil berbisik pada Azlah. Uh..
"Kita sama dong. Semalam kekasihku sangat panas saat bermain di ranjang." ucap Azlah dan membuat keduanya tersenyum lebar. Mereka sama-sama nakal. Tapi Cyntia sekali lagi tak pernah bercinta. Hanya make out saja. Sedang Azlah sudah pakarnya. Ya begitulah kehidupan di New York. Hal seperti itu sudah biasa bagi mereka.
"Apa nanti malam kita perlu mencuci mata ke club sayang?" tanya Azlah pada Cyntia.
"Aku perlu membeli pakaian kalau begitu." ucap Cyntia sambil mengerucutkan mulutnya. Dia memang tak banyak membawa pakaian kemarin.
"Tenang saja, akan aku temani berbelanja. Nanti kita akan mencari pakaian yang sexy." ucap Azlah dengan sexynya dan Cyntia tersenyum sambil menutup mulutnya. Suka dia kalau seperti ini.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments