DI PAGI Hari itu Dendi sudah selesai mandi dan kini ia sedang sarapan pagi dengan ditemani oleh Noni Diandra yang kini sudah ia anggap Kekasih atau ia anggap pacar Dunia Lain. Diandra juga ikut makan, tetapi cara makan nya berbeda dengan yang Dendi lakukan. Dendi awal nya aneh dengan cara makan Noni Diandra yang hanya dengan dihirup saja aroma makanan tersebut.
"kenapa kau tak memakan nya dan malah menghirup aroma nya terus sejak tadi???" tanya Dendi heran.
"cara makan ku memang begini. semua mahkluk gaib pun cara makan nya memang begini, jangan disamakan dengan manusia."
"hmm benar juga ya..." ujar Dendi manggut-manggut dan kini mereka segera menyelesaikan makanan mereka.
Pagi itu Dendi ingin pergi ke kantor nya dan kemudian ia menyuruh Noni Diandra untuk masuk ke dalam cincin nya. Noni Diandra menolak nya dan ia ingin duduk dibelakang jok motor Dendi.
"awas kau jangan mencoba menampakan diri di depan orang-orang!"
"iya sayang ku. aku berjanji." ucap Noni Diandra dan kini motor Dendi sudah melaju menuju kantor tempat nya bekerja. sesampai nya ia disana, keadaan kantor masih sepi dan seperti nya belum ada yang datang.
"tumben sepi sekali!? apakah aku datang terlalu pagi???" ucap batin Dendi dan ia lalu memarkirkan motor nya.
Lalu ia mencari-cari kemana Noni Diandra pergi nya karena sejak tadi ia tak melihat Noni Diandra ada didekat nya.
"kemana dia??? bukankah tadi dia ada dibelakang ku???" ucap Dendi, lalu ia mendapat seruan dari arah belakang nya.
"hai Dendi..., tumben kau pagi sekali masuk ke kantor." ucap seorang perempuan yang naksir berat kepada nya.
"oh Tasya, aku pikir siapa." ujar Dendi dan ia lalu menatap ke arah mobil yang tadi ditumpangi Tasya.
"siapa lelaki yang ada di dalam mobil itu???"
"oh itu, bukan siapa-siapa kok. itu kakak ku." ujar Tasya sembari ia melambaikan tangan nya kepada lelaki yang berada di dalam mobil tersebut.
Setelah mobil tersebut pergi, Tasya berkata kepada Dendi.
"kebetulan kamu ada disini Dendi, aku mau bicara sesuatu kepada mu."
"mau bicara apa kau???" tanya Dendi.
"semalam apa kau masih ingat aku menghubungi mu???"
"semalam???" tanya Dendi dan ia lalu mengingat-ingat kejadian semalam.
"oh iya masih ingat. memang nya kenapa???" tanya Dendi lagi.
"apakah kau sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan ku semalam???"
"hmmm jadi semalam kau memang benar-benar berkata ingin menjadi pacarku???"
"iya, apakah kau menerima nya???" tanya Tasya penuh harap.
Dendi lalu memalingkan wajah nya ke samping nya. disana ternyata ada Noni Diandra yang berdiri menatap nya dengan tajam. Dendi tahu isyarat tersebut, lalu ia berkata kepada Tasya.
"maaf Tasya, sebenar nya aku sudah punta kekasih."
"apa!? serius!? siapa perempuan itu??? apa aku boleh mengenal nya???" tanya Tasya gusar dan wajah nya memerah menahan cemburu.
"seperti nya kau tak perlu tahu akan hal itu Tasya."
"mengapa tak boleh??? bukankah selama ini kita saling terbuka???" tanya Tasya heran dan Dendi menjawab nya.
"untuk sekarang aku sudah menutup diri dari perempuan manapun, kecuali pacarku."
"begitukah??? seperti nya kau sangat sayang ya kepada pacar mu itu."
"ya begitulah...." ujar Dendi dan sesekali mata nya menatap ke arah kiri nya.
"baiklah kalau begitu, maaf ya kalau aku selama ini telah memendam rasa cinta ku kepada mu."
"ya tak apa-apa, lagipula laki-laki masih banyak selain aku." Tasya hanya mengangguk saja, lalu ia berkata 'Permisi' kepada Dendi menuju pintu kantor yang masih terkunci.
Kemudian Tasya membuka kunci kantor tersebut dan masuk ke dalam nya. Noni Diandra yang sejak tadi ada disamping kiri Dendi segera memeluk Dendi dari belakang sembari berkata.
"lain kali jika wanita itu macam-macam menganggu hubungan kita, aku tak segan-segan akan membuat nya menderita!"
"hust! jangan! kasihan anak orang kau buat sakit!"
"ya sayang." ujar Noni Diandra yang sudah mulai nampak kemesraan nya kepada Dendi.
Dendi yang masih canggung menerima kemesraan dari Noni Diandra hanya bisa membalas nya dengan senyuman biasa saja. tak lama, suara mobil pak Alex terdengar dikejauhan dan kemudian disusul oleh suara mobil dan motor beberapa rekan kerja nya Dendi. Dendi segera menyuruh Noni Diandra untuk menghilang dan masuk ke dalam cincin yang dikenakan nya. Noni Diandra tetap tak mau masuk dan malah semakin erat memeluk Dendi dari belakang.
"tumben pagi-pagi kamu sudah tampil begini Den?" tanya pak Alex yang sudah keluar dari dalam mobil nya.
"bias pak, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepada mu."
"bertanya soal apa???"
"nanti saja diruangan bapak, aku tak bisa menjelaskan nya di sini."
"oh yasudah kalau begitu ayo kita masuk." lalu pak Alex masuk ke dalam kantor dan di ikuti oleh Dendi.
Noni Diandra berjalan dibelakang Dendi dan ketika mereka akan masuk ke dalam ruangan nya pak Alex, Tasya terlihat sedang duduk dikursi kerja nya sembari menangis. melihat kedatangan pak Alex dan Dendi, ia segera mengusap air mata nya dengan tisue.
"kau kenapa menangis Tasya???" tanya pak Alex.
"tak apa-apa kok pak. saya sedih mengingat kucing saya yang sudah mati." ucap nya beralasan.
"oh begitu, yang sabar ya nak." ucap pak Alex lagi dan Tasya hanya mengangguk. Dendi yang sebenar nya tahu akan alasan Tasya pun hanya bisa diam dan cuek saja berlalu dari hadapan Tasya.
Tasya menatap Dendi dengan benci dan tiba-tiba saja rambut nya ada yang menarik ke belakang dan ia tersentak kaget.
"arghh!!" sentak Tasya dan ia segera membalikan badan nya ke belakang
"siapa yang menarik rambutku???" ucap nya dalam hati, tiba-tiba saja kulit nya merinding dan ia telah menyangka bahwa penghuni kantor itu telah menjahili nya. ia kemudian segera membula laptop nya dan bekerja seperti biasa setelah rekan kerja yang lain nya masuk ke dalam ruangan tersebut.
Noni Diandra hanya tertawa cekikikan melihat Tasya ketakutan akibat ulah nya. para karyawan dan yang lain nya tak ada yang bisa melihat Noni Diandra, kecuali Dendi dan pak Alex yang sejak tadi hanya pura-pura tak melihat kehadiran Noni Diandra disamping Dendi. lalu Noni Diandra menyusul Dendi yang kini sedang berada di dalam ruangan nya pak Alex. terlihat Dendi sedang duduk berhadapan dengan pak Alex dan seperti nya mereka sedang membicarakan sesuatu yang serius. hal tersebut diketahui ketika Dendi berkata,
"bisakah bapak mengajari saya tentang ilmu meraga sukma?" pak Alex tersentak mendengar nya seraya dahi nya berkerut.
mengapa kau baru menanyakan ilmu tersebut kepada bapak!?"
"aku baru tahu akan ilmu ini pak, bagaimana aku mau bertanya kepadamu??? lalu apakah kau bisa mengajari ku pak???"
"hmm itu hal yang mudah jika dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman dalam hal gaib dan kebatinan. bapak rasa, kaupun bisa mempelajari nya nanti." ucap pak Alex dan membuat Dendi senang mendengar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments