DENDI Mendekati Noni Diandra yang masih duduk memegang lutut nya ditepian sungai itu. isakan tangis nya masih terdengar sedikit dan Dendi lalu duduk disamping nya,
"apa kamu baik-baik saja...???" tak ada jawaban dari Noni Diandra, lalu Dendi berkata lagi.
"mungkin kamu sudah salah tanggapan dan mengira aku tak mau menolong mu, padahal aku kalau aku tak berniat ingin membantu mu, mana mau aku untuk mendatangi ke dalam kamar mu ketika kau memanggil ku ketika aku berada dirumah kosong bekas rumah mu itu." Noni Diandra lalu menatap Dendi lekat-lekat dan Dendi mengusap air mata Noni Diandra dengan lembut.
Terasa sentuhan lembut dari tangan Dendi menelusuk ke dalam relung hati nya. Noni Dian memegang kedua lengan Dendi dan menempelkan nya di pipi nya, Dendi hanya bisa merasakan getaran indah di dalam hati nya dan kemudian wajah mereka saling tatap semakin lekat dan dekat. akhir nya mereka berdua pun berciuman dengan penuh rasa cinta yang membara di dalam diri kedua nya.
"indah sekali..., sayang nya aku kita berbeda alam." ucap Noni Diandra setelah mereka selesai berciuman.
"aku pasti berjanji akan menghapus kutukan di dalam diri mu itu, tetapi aku harus mencari cara dahulu untuk menghapus kutukan mu itu."
"mencari cara bagaimana???" tanya Noni Diandra.
"ketika aku melihat masa lalu mu itu, aku menyaksikan lelaki yang bernama Rangga itu berkata bahwa kutukan tersebut berasal dari penguasa laut pantai selatan. maka nya aku bingung, harus bagaimana aku pergi ke tempat itu sedangkan itu berada di alam gaib." Noni Diandra lalu teringat akan ucapan Rangga ketika berada di alam impian nya, lalu ia berkata.
"seperti nya kedatangan mu ke rumah ku itu bukan suatu kebetulan saja, Dendi."
"maksudmu bagaimana???" tanya Dendi heran.
"mungkin peristiwa pembunuhan yang di alami perempuan bernama Yanti kala di rumah ku itu memang benar-benar sudah direncanakan. entah siapa itu yang merencanakan nya, karena dengan ada nya peristiwa tersebut, dirimu bisa datang ke rumah ku dan bertemu dengan ku." Dendi mengingat-ingat akan kejadian yang telah lalu itu, lalu ia bertanya.
"jadi siapa yang merencanakan ini semua???"
"siapa lagi kalau bukan kakek moyang mu."
"aku tak mengenal lebih jauh tentang silsilah keluarga ku, jadi aku tak tahu siapa nama kakek moyang ku."
"jadi kau memang benar-benar tak mengingatnya ketika kau menceritakan Tentang Silsilah Keturunan keluarga mu???"
"sumpah! aku tak mengingat nya sama sekali, Noni Dian." ujar Dendi bersungguh-sungguh.
"hmm.. mungkin memang benar Rangga yang sudah merasuki mu dan menceritakan tentang keturunan mu."
"Rangga??? siapa itu???" tanya Dendi semakin bingung, kemudian Noni Diandra menjawab nya.
"bukankah kau sudah pernah melihat nya??? laki-laki yang ada di dalam kisah masa laluku itu adalah Rangga, kekasih ku. ternyata Rangga adalah leluhur mu."
"hah!? mustahil!" Rangga kaget dan berkata tak masuk akal kepada Noni Diandra.
"kau tak perlu memungkiri hal itu, dia berkata bahwa dia adalah keturunan ketiga dari kakek moyang mu. ia pun berkata bahwa hanya keturunan ketujuh nya saja yang bisa menghapus kutukan ku ini Dendi. dan iti sebelum aku masuk ke dalam mimpi mu, aku sudah bertemu dengan Rangga dan ia telah berbicara banyak kepada ku."
"benarkah??? berbicara soal apa???"
"ia berkata bahwa aku bisa menjadi manusia kembali jika kutukan ini bisa hilang dan satu-satu nya cara kau harus pergi ke tempat pemilik cincin yang kau kenakan itu."
"lalu bagaimana cara nya???"
"kau harus belajar 'Ilmu Meraga Sukma' dari orang pintar. mungkin pak Alex itu bisa membantu mu."
"hmm begitu ya...??? coba nanti aku tanyakan kepada nya. lalu apa lagi yang dikatakan leluhurku itu???"
Noni Diandra merenung sejenak, ia sedang mengingat-ingat ucapan yang diucapkan sosok Rangga sebelum nya.
"dia bilang, kau adalah jodoh ku."
"ah tak mungkin..., mana mungkin kau dan aku berjodoh atau sampai menikah. umur ku dan umur mu sudah jelas lebih tua umur mu Noni!?"
"apakau pikir aku ini sudah tua seperti nenek-nenek???" tanya Noni Diandra.
"ya harus nya kau sudah menjadi nenek-nenek karena kau hidup sudah beberapa abad yang lalu."
"tapi apakah kau akan tetap menerima takdir jika kau berjodoh dengan seorang nenek-nenek???"
"kalau itu adalah takdir dari tuhan, aku tak bisa mengelak nya.
"jadi kau akan tetap menerima nya bukan??? apakah hal tersebut tak jauh beda nya dengan diriku ini???"
"ya memang, tetapi apakah tak kuwalat jika aku menikahi orang yang lebih tua dariku???"
"Dendi, cinta tak mengenal umur. apa kau pernah melihat seorang duda menikah dengan gadis belia? atau seorang janda menikah dengan seorang pemuda???" tanya Noni Diandra,
"ya aku memang sering melihat nya."
"apakah kau akan tetap menolak akan takdir ini??? jika kau menolak nya, berarti aku akan tetap menjadi sosok seperti ini sampai hari akhir dan kau pasti akan menyesali penolakan mu ini dikemudian hari. apa jawaban mu Dendi??? beri aku keputusan yang tepat!" ucap Noni Diandra mendesak dan Dendi pun berkata,
"baiklah jika begitu kebenaran nya, aku tak mau melawan takdir ataupun mencoba merubah jalan masa depan ku. lagi pula, memang kau adalah jodoh ku dan aku mohon padamu untuk satu hal."
"apa itu???" tanya Noni Diandra penasaran.
"jika aku sedang berada di luar rumah atau sedang bepergian, misal ke kantor tempat ku bekerja, kau harus tetap bersembunyi dan tak boleh menampakan wujud seperti ini."
"hanya itu???"
"ya hanya itu saja." ujar Dendi dan Noni Diandra pun menyetujui nya.
Setelah obrolan mereka selesai, mereka kembali lagi ke alam nyata dan Dendi seketika itu juga langsung terbangun.
"hah..! hah..! hah..! apa aku sedang bermimpi!?" ucap Dendi disela napas nya yang sesak, lalu ia menatap ke arah ranjang nya dan disana tak ada Noni Diandra yang tertidur. ia celingak-celinguk mencari Noni Diandra dan ia lalu bangun keluar kamar untuk minum air putih. ia lalu menatap jam dinding nya dan waktu menunjukan pukul jam setengah enam pagi, ketika ia masuk lagi ke dalam kamar nya, Noni Diandra sudah muncul lagi dan kali ini ia sedang duduk di tepi ranjang nya Dendi sembari tersenyum menatap nya.
"apa kau mencariku???"
"kau darimana???" tanya Dendi berjalan mendekati Noni Diandra.
"aku sejak tadi berada di kamar ini dan melihat mu bangun, tetapi seperti nya Indera Ke Enam mu belum pulih, jadi kau tak melihat ku tadi."
"benarkah begitu???" Noni Diandra mengangguk, lalu ia berkata.
"setahuku memang begitu, coba nanti kau tanyakan kepada pak Alex. sekalian kau tanyakan tentang bagaimana kau bekajar meraga sukma."
"oh baiklah kalau begitu. besok aku akan pergi ke kantor dan menemui pak Alex." ujar Dendi dan tak lama pagi hari sudah tiba dan matahari memancarkan cahaya nya di ufuk timur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments