LANGKAH Kaki Dendi bagai berat berjalan ketika ia menaiki tangga ke lantai dua. ketika ia melihat ke arah belakang nya, ternyata kaki nya sejak tadi sedang ditahan oleh sosok botak sebesar anak umur lima tahun. pakaian nya hanya mengenakan cawat putih yang sudah kumal saja. kulit anggota badan nya sampai ke wajah nya pucat bercampur putih seperti tepung terigu atau bedak. tetapi area mata nya hitam dan bola mata nya putih, seperti orang yang tak memiliki manik mata hitam ditengah nya.
Dendi tahu itu adalah sosok tuyul penunggu rumah kosong itu yang jahil dan usil kepada nya. seringai menyeringai dari wajah tuyul itu nampak menyeramkan bagi manusia yang baru pertama kali melihat nya. tetapi bagi Dendi, hal itu adalah hal yang biasa saja karena ia sudah berpengalaman dan tak takut akan wujud sosok mahkluk gaib macam apapun bentuk nya.
"hei sedang apa kau menarik-narik kaki ku hah!?" sentak Dendi sembari mata nya melototi sosok tuyul berwajah tua itu. tak ada jawaban dari sosok tuyul itu, malah sosok tuyul itu semakin menyeringai menatap Dendi, seakan ia sedang menakut-nakuti Dendi. Dendi yang sebenar nya sudah kesal karena langkah nya yang diganggu itu, dengan langkah cepat Dendi segera menampar sosok tuyul itu dengan keras dan cepat pula.
Plok!!
tamparan itu tepat mengenai pipi sosok tuyul itu dan sosok tuyul itu terhempas ke tembok tangga dan tembus ke dalam tembok tersebut sampai keluar rumah kosong itu.
"dasar tuyul gila! aku tak akan segan ataupun takut walaupun kau berwujud anak kecil! sebesar genderuwo saja aku buat mereka lari terbirit-birit, apalagi wujud cebol dan kecil seperti mu!" gertak Dendi kepada sosok tuyul yang sudah lari terbirit-birit ke dalam hutan samping rumah kosong itu.
Dendi lalu melanjutkan niat nya untuk naik ke lantai dua. tangga tersebut lumayan panjang dan bentuk nya melingkari area ruangan tengah rumah itu. jika keadaan rumah itu masih terurus, mungkin isi rumah itu layak nya rumah milik seorang keluarga saudagar yang kaya raya. karena susunan dalam bangunan kosong itu mirip seperti rumah-rumah keluarga saudagar kaya pada zaman dulu. mungkin Dendi sudah mengira bahwa rumah kosong itu dulu nya memang milik keluarga seorang saudagar yang kaya raya berkebangsaan belanda. tetapi hal itu tak Dendi pikirkan, ia masih fokus berjalan ke lantai dua dan tak menghiraukan beberapa sosok yang diam-diam mengintip nya dari balik tembok atau dari balik barang-barang yang sudah rusak di dalam rumah itu.
Tujuan Dendi adalah sebuah kamar yang ketika ia masih diluar rumah kosong itu, ia melihat sosok bayangan wanita samar-samar dibalik kaca yang tertutup gordeng putih yang kusam. panggilan gaib itulah yang membawa langkah Dendi menuju sebuah kamar yang pintu nya tertutup. Dendi sudah tiba di lantai dua dan ia sekarang sedang berdiri di depan pintu kamar itu. dengan sangat hati-hati Dendi membuka pintu itu sembari berkata permisi.
"permisi..., apakah penghuni dikamar ini ingin menyampaikan sesuatu kepada ku???" ucapan tersebut tak ada jawaban dari siapapun. ruangan kamar itu terlihat sangat rapi dan semua peralatan di dalam kamar itu lengkap tersusun rapi. ruangan nya pun nampak bersih terawat dan tercium juga aroma wewangian bunga melati bercampur bunga kamboja.
Di dalam ruangan kamar itu ada almari kayu coklat dengan ukiran naga, meja rias dengan ukiran kaca bening dan ranjang empuk mirip ranjang bangsawan pada jaman dulu yang di atas nya ada kain kelambu. semua yang ada di dalam ruangan kamar itu nampak terlihat jelas oleh mata kepala Dendi. aneh nya Dendi tak menemukan siapa-siapa di dalam ruangan kamar yang seperti nya milik kamar seorang gadis itu. batin dan pikiran nya masih belum paham dengan apa yang ia lihat disekeliling nya. tetapi ketika ia mendekati jendela yang tertutup gordeng kain putih kusam itu, ia dikagetkan oleh suara lembut perempuan dari arah belakang nya.
"terima kasih kau sudah mau datang ke dalam kamar ku ini." ucapan lembut milik seorang perempuan itulah yang membuat Dendi segera berpaling ke arah belakang nya. jantung nya berdegup kencang dan bulu kuduk nya sedikit merinding juga.
Apa yang ia lihat dibelakang nya itu ternyata sesosok perempuan cantik berhidung mancung dan mata nya berwarna biru. kulit nya putih bersih dan bukan putih pucat. wajah perempuan berkebangsaan luar negeri itu menatap Dendi dengan senyuman memikat penuh pesona. Dendi masih diam mematung dan tertegun dengan apa yang ia lihat di depan nya. wanita cantik bule itu berpakaian gaun putih corak sulaman bunga mawar. pakaian tersebut biasa nya sering dipakai oleh seorang gadis bangsawan pada zaman dulu dan terlebih lagi, kaki sosok itu ternyata menapak di lantai keramik yang putih dan bersih juga itu.
"si..siapa kau? apa perlu mu menyuruhku untuk datang ke dalam ruangan ini?" tanya Dendi mulai beranikan bertanya, walaupun baru kali ini ia merasakan gugup dan badan nya berkeringat dingin.
"namaku Diandra Vandranianiburg. panggil saja aku Diandra atau Noni Dian." ucapan lembut yang terdengar oleh telinga Dendi itu, seakan menggetarkan hati dan perasaan hati Dendi dan ia semakin gugup dalam berkata.
"No... Noni??? ap.. apakah ka...kau ini seorang keturunan berkebangsaan belanda???"
"ya..., aku memang terlahir dari keturunan berkebangsaan belanda." jawab sosok perempuan cantik berambut pirang dikonde itu, lalu sosok Noni cantik itu bertanya.
"siapa namamu???"
"namaku Dendi."
"nama panjangmu maksudku."
"Dendi Setiadiningrat."
"wah! nama yang bagus! apakah kau seorang keturunan kraton Dendi???"
"tidak juga. itu hanya nama yang diberikan oleh ayahku secara turun temurun dari kakek moyang ku."
"oh begitu...,hmm..." Noni cantik itu bergumam sembari masih memikirkan nama belakang Dendi.
Pada saat itu Dendi sedang menatap ke arah kaki sosok Noni cantik itu dan beranikan bertanya.
"lalu..., apakah kau ini sesosok hantu apa seorang manusia biasa seperti ku?"
"menurutmu...???" tanya sosok perempuan itu lagi balik bertanya.
"aku tak bisa memastikan nya. kalau pun kau ini sosok hantu, tak mungkin kaki mu bisa menapak dilantai. tetapi jika kau manusia biasa, tak mungkin juga kau tinggal dirumah kosong ini yang sudah puluhan tahun ditinggal oleh pemilik nya." ucapan Dendi itu membuat Sosok Noni Cantik itu tersenyum lebar menyunggingkan senyuman indah kepada Dendi.
Pemuda berwajah ganteng itu semakin kikuk dan salah tingkah ketika ia ditatap seperti itu oleh lawan jenis nya. kemudian sosok Noni belanda itu mulai berkata lagi sembari kaki nya melangkah ke arah ranjang disamping Dendi berdiri. Dendi memperhatikan kaki sosok perempuan itu berjalan dan tak ada yang aneh bagi nya, karena langkah nya mirip seoang manusia pada umum nya. setelah Noni cantik itu duduk di tepi ranjang itu, ia berkata sembari tersenyum.
"duduklah disamping ku. aku akan menceritakan kisah masa lalu ku dirumah ini." Dendi masih diam terbengong dan Noni cantik itu mengulangi ucapan nya lagi. maka mau tak mau Dendi menuruti perintah sosok Noni cantik itu dan kini ia beranikan diri untuk duduk disamping sosok Noni itu. jarak nya hanya setengah meter saja dan jarak segitu sudah cukup membuat Dendi berkeringat dingin dan canggung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Aiby Kushina Uzumaki
manusia immortal kali ya 😁
2022-08-02
1
Bintang kejora
Kl setan, kog kakinya napak kelantai ya??
Mgknkah dia manusia??
2022-07-14
1
Heri
penasaran
2022-07-11
0