BARANG Bukti yang ditemukan oleh sekelompok polisi itu sudah dibawa menghadap ketua nya. Pak Saprol mengamati sejenak barang bukti tersebut dan kemudian ia berkata kepada Pak Alex.
"apakah barang bukti ini bisa membantu kita untuk menemukan dan mencari para pelaku pembunuhan ini Pak Alex???" Pak Alex yang masih dalam posisi semula pun mengangguk sembari berkata.
"nanti akan saya usahakan jika Dendi sudah sadar. tetapi kita harus korek dulu informasi dari perempuan yang merasuki anak ini agar peristiwa ini dapat terselesaikan dengan cepat." Pak Saprol mengangguk saja dan kemudian Pak Satrio tiba-tiba berkata.
"saya tahu dimana kampung Talasari berada. tetapi, soal pelaku nya itu yang harus kita cari tahu siapa saja orang nya."
"mereka berlima adalah pemuda kampung itu!" ucap suara Dendi tiba-tiba saja berkata dalam isakan tangis nya yang sudah mereda dan posisi nya masih dalam keadaan dirasuki arwah wanita yang terbunuh itu. lalu Dendi melanjutkan ucapan nya lagi.
"nama mereka adalah Raharjo, Agung, Joko, Abdul dan Ukat. mereka adalah pemuda kampung tempat tinggal ku berada dan umur mereka lebih tua lima tahun dari ku."
"apakah mereka semua sudah beristri???"
"hanya dua yang sudah beristri, Agung dan Abdul. sisa nya masih bujangan lapuk." ucapan tersebut menjadi barang bukti baru bagi Pak Alex dan Pak Saprol dalam pencarian pelaku pembunuhan itu nanti nya.
Lalu Pak Alex bertanya lagi kepada Dendi yang kerasukan itu.
"baiklah kalau begitu, terima kasih kau telah menjelaskan kronologi awal pembunuhan yang menimpa diri mu ini."
"sama-sama, aku pun berterima kasih kepada kalian yang telah menolong ku dan jangan lupa,... bilang kepada orang tua ku nanti agar jasad ku sesegera disemayamkan dan di sempurnakan. arwah ku tak akan tenang jika jasad ku belum dikebumikan sesegera mungkin."
"baiklah, kami berjanji akan menepati ucapan perintah mu itu."
"terima kasih kau telah menolong ku, Noni Cantik." setelah Dendi berkata datar begitu ke arah depan nya, yang dimana disana hanya ada ranjang yang sudah reot dan rapuh saja, tiba-tiba ia tergeletak pingsan lagi dan membuat yang lain nya semakin heran dengan ucapan akhir dari Dendi barusan.
"Noni Cantik? apa yang ia katakan barusan?" ujar batin Pak Alex dan ketika ia menatapkan mata nya ke arah ranjang yang sudah reot itu, ia sepintas melihat seorang wanita cantik berpakaian gaun putih dan wajah nya seperti orang dari luar negeri berdiri mengambang tanpa berpijak di lantai. sosok itu tersenyum manis ke arah Dendi yang pingsan dan hanya sepintas saja Pak Alex melihat nya, karena tiba-tiba saja sosok itu menghilang dengan sendiri nya dengan cepat.
Hanya Pak Alex saja yang bisa melihat hal itu, tetapi Pak Saprol, Pak Satrio, Pak Sobarin dan para polisi yang ikut menyaksikan kejadian itu pun tak ada yang bisa melihat hal tersebut. kemudian Dendi mulai siuman dan berkata,
"mengapa aku sampai terbaring begini Pak???" ucap nya sembari menggosok-gosokan mata nya, layak nya seperti orang yang baru saja bangun dari tidur nya. orang-orang yang ada di situ sudah merasa lega karena Dendi sudah siuman dan tak ada cidera sedikit pun di dalam diri anak itu. Pak Alex tersenyum melihat nya sembari berkata,
"kau tadi kerasukan nak."
"kerasukan? lho mengapa saya sampai mengeluarkan air mata seperti ini Pak???" ucap Dendi sembari melihat jari jemari nya yang basah oleh air mata. lalu ia mengusap mata nya memakai kain baju nya dan kemudian ia dibangunkan oleh Pak Alex yang sudah berdiri.
Lalu Pak Satrio berkata menyela Dendi yang ingin bertanya lagi kepada Pak Alex.
"sebaik nya nak Dendi ini istirahat dulu di rumah saya, sekalian Pak Alex dan Pak Saprol yang nanti nya akan menjelaskan mengapa tadi kamu kerasukan." Dendi yang mendengar ucapan itu menjadi merenung sesaat, ia lalu melayangkan pandangan nya ke arah ruangan itu sembari berkata.
"seperti nya ada sosok yang ingin bertemu dengan ku di lantai dua rumah kosong ini." semua mata memandang aneh ke arah Dendi, Pak Alex lalu bertanya.
"apakah kau tahu siapa sosok yang ingin mengajak mu bertemu itu nak???"
"saya hanya sepintas saja melihat nya sebelum saya pingsan Pak. ciri-ciri nya seperti seorang wanita berpakaian bangsawan pada zaman dulu."
"apakah wajah nya seperti seorang wanita dari luar negeri?"
"benar sekali Pak! darimana Pak Alex tahu???" tanya Dendi heran dan Pak Alex menjawab nya.
"sudah sana kau temui dulu saja sosok yang ingin bertemu dengan mu itu. bapak ingin berbicara dulu dengan Pak Saprol tentang penemuan barang bukti atas kejadian peristiwa ini."
"baiklah Pak kalau begitu." lalu Dendi pamit kepada orang yang ada di dalam ruangan itu untuk naik ke lantai dua rumah kosong dan angker itu.
Mereka yang ada diruangan kamar itu sudah keluar dan berkumpul di depan rumah kosong itu untuk membahas Barang Bukti yang sudah di dapat itu. pembunuhan yang berawal dari pemerkosaan itu akan segera dilakukan oleh anak buah nya Pak Saprol setelah Pak Alex berkata.
"sebaik nya anak buah pak Alex segera meringkus para tersangka sebelum kabar ini menyebar sampai ke telinga para pelaku."
"baik Pak Alex kalau begitu." lalu Pak Saprol memerintahkan anak buah nya yang ada di situ untuk menghubungi rekan mereka yang masih ada dikantor polisi untuk segera bergerak menuju kampung Talasari.
Disamping Dendi sedang naik ke lantai dua, Pak Sobarin berkata.
"memang nya apa yang akan dilakukan anak itu ke lantai dua rumah kosong ini Pak Alex? apakah dia tak takut kepada penghuni rumah kosong zaman penjajahan belanda ini???"
"anak itu sudah terlatih untuk tidak takut dalam menghadapi gangguan dari mahluk halus macam apapun Pak. oh iya barusan bapak bilang rumah ini bekas peninggalan rumah pada zaman belanda???"
"benar sekali Pak. rumah ini memang sudah puluhan tahun terbengkalai, semenjak saya masih kecil pun rumah ini sudah ada."
"benar apa yang dikatakan Pak Sobarin ini, ketika saya masih kecil juga rumah ini sudah ada dan masih berdiri dengan kokoh nya. aneh nya, dari sekian banyak rumah-rumah kosong bekas penjajahan pada masa silam, hanya rumah ini saja yang masih tersisa dan masih berdiri dengan kokoh nya. sedangkan rumah-rumah yang lain nya, sudah banyak yang roboh dan hancur menyatu dengan tanah selama puluhan tahun berlalu." ujar Pak Satrio menceritakan tentang rumah kosong itu. selaku Pak Lurah dikampung itu, Pak Satrio tentu saja paham betul dengan keadaan disekitaran kampung nya itu, ditambah mitos-mitos masyarakat yang dulu pernah terjadi sesuatu yang janggal di rumah kosong itu.
Pak Saprol yang mendengarkan cerita Pak Satrio tadi juga ikut penasaran dan bertanya.
"memang nya dulu rumah ini bekas punya nya siapa Pak Satrio? sampai-sampai alam pun tak mampu menghancurkan bangunan yang sudah seharus nya hancur ini." ucapan bernada pertanyaan dari Pak Saprol itu segera dijawab oleh Pak Alex.
"seperti nya di dalam rumah ini tersimpan sebuah patok atau sesuatu yang ditanam untuk menjaga rumah ini dari marabahaya dan kehancuran bangunan ini."
"benarkah?" tanya Pak Sobarin penasaran dan Pak Alex mengangguk sembari menatap ke arah atas rumah kosong itu.
"saya melihat ada cahaya menyilaukan dari atas loteng rumah itu. entah itu apa, saya belum memastikan nya." lanjut nya lagi.
"hmm... semoga saja Dendi bisa mengungkap tabir rumah ini lebih dalam lagi ketika ia bertemu dengan sosok yang ingin menemui nya itu." orang yang ada disitu hanya mengangguk saja atas usul ucapan dari Pak Alex tadi dan tatapan mata mereka semua nya menghadap ke arah depan rumah kosong itu.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments