Saat Kinan sedang berbicara dengan bu Uci di halaman depan rumah,bu Retno malah asik-asiknya memakan kue putu buatan sang menantu.
''Kok bisa kamu yang jadi menantunya bu Retno?''tanya bu Uci,membuat Kinan mengerutkan dahi
''Maksud ibu apa ya?''tanya Kinan sedikit tak suka dengan pertanyaan wanita paruh baya yang saat ini ada dihadapannya.
''Maksudnya, setau saya kemarin-kemarin itu kan bu Retno bilang kalau yang akan jadi istrinya Aldi kelak adalah seorang Bidan,atau sejenisnya gitu lah..,,tapi ternyata hanya penjual kue dipasar.''ucap bu Uci yang ternyata ucapannya tak kalah pedas dengan sang ibu mertua.
''Bu Uci kenapa berkata seperti itu sama Kinan?''ucap Ningsih yang tiba-tiba saja sudah berdiri dikekat Kinan.
''Mba Ning,''gumam Kinan.
''Loh,kan saya mengatakan hal yang benar kan?wong ibu mertuamu sendiri yang bilang sama saya waktu itu.Mertua kalian bilang kalau Aldi nantinya akan mendapat jodoh yang setara dengan gelar Aldi,berarti itu semua hanya omong kosong aja dong,,maaf ya Kinan bukan maksud saya merendahkan kamu,tapi memang mertuamu sendiri yang mengatakannya waktu itu sama saya bahkan ibu-ibu yang lain juga tau kok.''jelasnya lagi.
''Sudahlah Kinan,sebaiknya kita pulang saja,tidak baik berlama-lama disini bagi kesehatan jantung.''ucap Ningsih sambil menarik tangan Kinan.
Dari jauh Wati memperhatikan interaksi Ningsih dan Kinan,ia menatap heran kenapa Ningsih berjalan sambil menarik tangannya Kinan,sebenarnya apa yang terjadi pikirnya.
''Kamu kenapa diam saja waktu bu Uci si biang gosip itu merendahkanmu.''omel Ningsih.
''Terus aku harus jawab apa mba?lagi pula apa yang dikatakan bu Uci memang benar kan ? kalau ibu maunya punya menantu yang berpendidikan,dan punya gelar,sedangkan aku?aku hanya penjual kue dipasar.''jawab Kinan yang mulai pesimis.
''Kamu jangan berkecil hati gitu dong,kalau memang ibu maunya menantu yang dimaksudkan oleh bu Uci,tidak mungkin kan ibu mau merestui hubungan kalian eaktu itu.''jelas Ningsing.
''Itu karna ibu belum nemu calon yang pas waktu itu mba Ning,''sambung Wati yang tiba-tiba menyela pembicaraan keduanya.
''Wati jaga bicaramu,kok kamu malah ikut-ikutan bu Uci sih? ayo Kin kita pulang aja.''ucap Ningsih yang merasa tak suka dengan ucapan Wati
Sedangkan Wati semangkin tak suka melihat Kinan yang kini sudah mulai merebut perhatian kakak iparnya itu darinya.
''Awas kamu Kinan.''gumamnya
***
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat saat ini adalah acara yang ditunggu-tunggu, yaitu acara ngunduh mantu, yang saat ini diadakan kediaman bu Retno dan pak Pardi.
''Waah,mba Retno cantik sekali menantumu,''ucap salah satu kerabat jauh Retno.
''Iya pasti kalau bukan perawat dia seorang bidan,ya kan mba? kan dulu mba Retno maunya Aldi kalau nikah harus perempuan yang punya gelar yakan mba?''ucap ibu-ibu yang lain.
Sedanhkan Retno hanya diam seribu bahasa,tak ingin menanggapi ucapan mereka.Sedangkan Wati menatap tak suka pada mempelai wanita yang saat ini sedang bersanding dipelaminan.Niat awalnya yang ingin membuat Kinan terlihat jelek saat disanding,malah terlihat semakin cantik dengan gaun pilihannya,yang ia pikir pasti akan kebesaran saat digunakan Kinan,namun kenyataannya malah sebaliknya,gaun itu terlihat begitu pas ditubuh idealnya.
''Kamu cantik sekali sayang,rasanya abang pengen bawa kamu sekarang juga kekamar.''bisik Aldi ditelinga Kinan
Sedangkan Kinan hanya tersenyum mendengar pujian sang suami.
Terlihat keluarga Kinan juga datang,termasuk tetangga dekat mak Lasmi.
''Emak,''gumam Kinan saat melihat mak Lasmi datang bersama wak Imah,wak Jojon dan beberapa orang lainnya.
''Mak kok baru datang sih?''tanya Kinan
''Iya habisnya tadi nunggi artis kampungnya dulu dandan.''ucap mak Lasmin sambil menyindir seseorang.
''Hah?siapa emangnya mak artis kampungnya?''tanya Kinan lagi sambil matanya celingak celinguk mencari sosok artis yang dimaksud emaknya itu.
''Kamu itu nyarinya dimana Kin,artisnya kan ada didepan kamu.''ucap sang emak,yang membuat tawa Kinan dan yang lainya seketika pecah termasuk Aldi.
''Adik kurang dihajar kamu ya Las,ngeledekin mba nya seperti itu.''ucap orang tersebut yang tak lain adalah wak Imah
''Becanda mba,jangan diambil hati.''ucap mak Lasmi.
Ditempat duduk lainnya saat ini bu Retno,pak Pardi dan keluarga lainnya sedang duduk menyambut tamu yang datang.
''Retno yang tadi besan kamu ya?kalau gk salah dia kan mak Lasmi yang jualan kue dipasar.''ucap salah satu kerabat bu Retno.
''Iya benar,kue nya enak-enak lho,aku aja sering beli disana kalau pas lagi kepasar.''sambung yang lainnya.
Bu Retno hanya meladeni dengan senyuman tipis,tanpa ingin menjawab ucapan mereka.
''Buk,emang ibu merasa bangga ya punya besan seorang penjual kue dipasar?''bisik Wati,entah apa maksud dari ucapannya itu,yang pasti bu Retno selalu terpengaruh dengan ucapan nya.
''Mana mungkin,kamu ini ada-ada saja.Oya Fitri mana kenapa belum datang?''tanya bu Retno
''Katanya lagi dalam perjalanan sama mamanya.''jawab Wati
Selang beberapa lama, setelah sebelumnya mak Lasmi dan yang lainnya menikmati hidangan dan kini saatnya mereka berpamitan pada sang pemilik hajatan dan mungkin sebelum pulang mereja bisa ngobrol dulu barang sejenak.
''Buk Retno apa kabar?''tanya emak Lasmi,setelah berada didekatnya.
''Seperti yang anda lihat mak Lasmi saya sehat,''jawabnya yang sedikit terkesan cuek.
''Eh emak Lasmi,duduk dulu mak! kita ngobrol-ngobrol sebentar.''ucap pak Pardi,yang baru datang.
''Ah iya pak,mba kita duduk sebentar ya gpp kan?''tanya mak Lasmi pada wak Imah dan suaminya.''
Terlihat pak Pardi dan wak Jojon sedang ngobrol ringan,sedangkan bu Retno terkesan enggan untuk berbicara dengan mak Lasmi,padahal saat ini mak Lasmi berada tepat dihadapannya,namun bu Retno seolah tak perduli dan memilih menikmati acara musik.Karna merasa kurang nyaman akhirnya emak Lasmi memutuskan untuk berpamitan pulang,namun sebelum ia bicara wak Imah sudah lebih dulu mengeluarkan suaranya.
''Maaf ya pak Pardi dan bu Retno,tanpa mengurangi rasa hormat kami pada bapak dan ibu yang memiliki hajatan ini,saya selaku keluarga dari mempelai wanita merasa tersinggung karna merasa tidak dihargai disini,seharusnya kalian memperlakukan kami dengan baik tapi ternyata sambutan yang kami terima tak sesuai dengan yang kami harapkan.''ucap wak Imah,yang akhirnya mengeluarkan uneg-unegnya yang sejak tadi ia tahan.
Semua orang yang mendengar ucapan wak Imah otomatis menatap kearahnya dan juga bu Retno.
''Mba! apa yang mba katakan?''ucap mak Lasmi,sambil melihat sekeliling orang yang mulai berbisik dibelakang mereka
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments