Gaun Pernikahan

Yasmine membuka mulutnya lebar kala melihat beberapa orang masuk kedalam kediaman Prayoga, sembari membawa begitu banyak koper.

Kedua mata gadis itu semakin membulat, saat melihat apa isi yang ada didalamnya. Bahkan Tiur dan Oma Anin sama terkejutnya seperti Yasmine.

"Selamat sore, kami di perintahkan untuk mengantar semua gaun gaun pernikahan ini kemari. Apa anda yang bernama, Nona Yasmine?" ucap salah satu dari mereka.

Yasmine tidak bersuara sedikit pun, gadis berpakaian santai itu hanya menganggukkan kepala ragu. Kedua matanya terus saja menatap ke arah orang orang yang tengah mengeluarkan gaun gaun indah dari dalam koper.

Ting

Atensi Yasmine teralihkan, saat ponsel yang dia pegang berbunyi. Gadis itu berkedip cepat kala membaca pesan chat dari calon suaminya, siapa lagi kalau bukan Elvier.

📩siModel Mata Duitan [Apa kau senang? aku sudah mengirimkan gaun pernikahan terindah serta terbaik untukmu, Mine. Pilihlah berapa pun yang kau mau, jangan pikirkan soal harganya, see you baby]

Yasmine memejamkan kedua mata, serta menghirup udara sebanyak mungkin. Pesan chat yang di kirimkan oleh si model mata duitan plus sombong serta arogan itu, membuat sore Yasmine hari ini semakin bertambah buruk.

Ting

Ponsel Yasmine kembali berbunyi, dia yakin kalau Elvier kembali mengirimkan pesan padanya.

📩siModel Mata Duitan [Aku tidak suka diabaikan, balas!]

Yasmine mengigit bibir bawahnya gemas, kalau saja saat ini si model mata duitan itu ada di hadapannya, Yasmine pastikan kalau wajah menyebalkan namun tampan itu sudah lebam karena terkena lemparan ponsel miliknya.

'Dasar tirani, otoriter, astaga kenapa aku bisa mendapatkan pasangan hidup yang sombongnya melebihi tinggi Burj Khalifa!' pekik hati Yasmine.

📤to siModel Mata Duitan [ Iya] send.

Gadis itu masih kesal sendiri walaupun begitu Yasmine masih membalasnya, bahkan saat para karyawan butik itu mulai memamerkan satu persatu koleksi gaun mereka, Yasmine bahkan tidak fokus pada mereka.

"Silahkan, anda bisa memilih yang mana pun dan berapa pun, Nona Yasmine." Yasmine sedikit tersentak kala mendengar ucapan sang karyawan butik.

Si calon Nyonya Elvier itu melirik pada sang Mami dan Oma Anin, yang tidak jauh darinya. Gadis itu menghela napas kasar, saat melihat Tiur- sang Mami menganggukkan kepalanya.

Dengan malas Yasmine berjalan mendekat ke arah jejeran gaun putih nan indah, yang dia pastikan kalau harganya pasti tidak murah. Salah satu tangan Yasmine terulur, meraih sebuah gaun yang terpasang indah di sebuah manekin.

Para karyawan butik ini bahkan membawa manekin, benar benar pekerjaan yang merepotkan bukan. Namun sepadan dengan harga yang di bayarkan pada mereka.

Lihat saja harga yang di bandrol oleh butik mereka,Yasmine bahkan hampir saja tersedak saliva kala melihat harga satu gaun yang tengah dia pegang.

'150 juta? astaga,' pekik hati Yasmine.

Yasmine mengumpati Elvier berkali kali, kenapa si model mata duitan ini mudah sekali membuang uang demi gaun sekali pakai.

"Anda mau pilih yang mana, Nona?" tanya salah satu dari mereka, yang sedari tadi terus saja menjelaskan apa bahan yang pas dan nyaman, untuk Yasmine pakai saat resepsi pernikahannya nanti.

"Tuan Burak bilang, kalau Tuan Elvier membebaskan anda untuk memilih gaun pernikahan kalian, berapa pun jumlahnya." lanjut sang karyawan.

Langkah Yasmine terhenti, dia menoleh pada karyawan wanita yang ada di belakang tubuhnya. Salah satu sudut bibir Yasmine terangkat, sebuah ide gila terbesit di otak cantiknya saat ini.

'Pilihlah berapa pun yang kau mau, jangan pikirnya biayanya'

Pesan yang di kirimkan oleh Elvier tadi dan perkataan sang karyawan butik, membuat senyuman Yasmine semakin melebar.

'Oke baiklah, kita lihat seberapa banyak uang mu Tuan Elvier. Apa akan habis, setelah aku membeli beberapa gaun mahal di butik ini.' gumam Yasmine dalam hati.