Rencana

Yasmine menenggelamkan wajahnya di bantal, saat Berliana, Cia dan Elira menatap penuh tuntutan padanya. Hampir dua hari ini Yasmine menyandang statusnya sebagai calon istri Elvier, senang? tentu saja tidak, Yasmine makin tertekan kala menstalker setiap media sosial si model mata duitan, di setiap postingan statusnya pasti ada saja para wanita gatal nan cantik yang menempel pada pria itu.

Bahkan foto Elvier bersama para model wanita sexy di instagram pribadinya, begitu bertebaran. Lalu sekarang dia harus mendengar omelan Berliana dan Cia.

📱Kak Cici["Ngomong, malah molor nih bocah!"] omel Cia lewat video call.

Sedangkan Berliana terlihat menatap prihatin pada Yasmine, adik sepupunya itu hanya menggeleng dan mengangguk, saat mereka bertiga mencecarnya.

Bahkan sampai obrolan video mereka selesai, Yasmine masih menyembunyikan wajahnya di bantal. Bukan karena menangis, namun gadis itu tertidur karena kelelahan sendiri. Pantas saja saat Cia dan Berliana mengomelinya Yasmine hanya diam saja.

Bahkan saat ponselnya berdering pun Yasmine tidak terganggu sama sekali, semalam suntuk Yasmine tidak bisa memejamkan kedua matanya, karena terus memikirkan Elvier dan nasib pernikahannya nanti, dan pagi ini Yasmine begitu mengantuk tidak tertahan lagi. Untung saja hari ini Yasmine free tidak ada jadwal kuliah, dia pun meliburkan diri dari DIAMOND QUEEN, karena Berliana sudah masuk kembali di bantu oleh Ambaresa dan Jeddin.

Sedangkan di tempat lain, Elvier menatap kesal pada ponselnya sendiri. Lebih tepatnya pada kontak nama yang sedari tadi dia hubungi, sudah berkali kali Elvier menelpon namun si pemilik nomor tidak juga kunjung menjawab panggilannya.

"Astaga, kemana gadis itu? apa dia tidak mendengar suara ponselnya?" gerutu kesal Elvier.

Bahkan saking kesalnya si model mata duitan namun sexy itu, melemparkan ponselnya ke arah tempat tidur.

"Mungkin dia sedang di kamar mandi, astaga Vier kau emosian sekali hari ini. Ingat, jam sepuluh nanti kau ada pemotretan, terus setelah makan siang ada agency yang ingin menyewa mu, kita harus ke sana langsung." ucap Burak mengingatkan.

Kedua mata sang asisten terlihat sibuk melihat jadwal sang model, selama satu minggu ini jadwal Elvier begitu padat, membuat sang asisten ikut pusing melihatnya.

"Kirimkan semua gaun pernikahan ke rumah calon mertuaku, biar kan karyawan butik mahal itu bekerja sedikit, bukan hanya bisa menunggu pelanggan tapi juga harus mau melayani pelanggan di rumah secara langsung!" titah Elvier tidak ingin di bantah.

Pernikahan dia dan Yasmine memang hadir karena paksaan, denda'an dan tidak diinginkan, namun Elvier akan membuat pernikahan mereka tidak akan pernah terlupakan oleh siapa pun.

"Baik Tuanku, hamba akan melaksanakannya. Tolong beri hamba waktu sebentar saja, tangan saya hanya ada dua jadi Tuanku mohon bersabar." ucap Burak pasrah namun terdengar kesal.

Sang asisten terlihat tertekan dengan semua perintah Elvier, biar pun begitu Burak tetap melaksanakan perintah sang model dengan patuh. Burak mengotak atik ponselnya, dia segera menghubungi salah satu butik langganan Elvier. Tentunya bukan sembarang butik, perancang utamanya berasal dari Paris Prancis, jadi kwalitas butik itu tidak di ragukan lagi.

"Sudah, mereka akan menuju rumah calon mertua mu setelah makan siang." tutur kesal Burak, pria itu kembali meraih gadget yang sempat dia simpan.

Sementara Elvier, pria berdarah Turki Arab itu hanya menatap langit pagi dari balkon kamarnya. Salah satu sudut bibirnya terangkat, membentuk senyuman tipis. Kedua tangannya mencengkram erat tralis besi yang dia pegang.

"Aku akan melawan kelicikan dengan kelicikan, kita akan lihat berapa lama lagi kau menempati tahta permaisuri mu itu, Lavera. Sebegitu takutnya kau sampai mengasingkan ku ke negara ini, padahal saat itu aku tidak tertarik sama sekali dengan posisi tinggi suamimu. Tapi karena kau yang memulainya, jadi jangan salahkan aku kalau sebentar lagi posisi mu akan digeser oleh gadis kecilku yang galak itu." gumam Elvier.