Ingin Menikah? Bagian 2

Yasmine meringis ngeri, kala melihat tatapan Gentala- Papinya dan Damar sang Opa. Sementara Oma Anin dan Tiur- sang Mami masih dalam mode tenang.

"Apa maksud kamu dengan menikah? mau nikah sama siapa kamu? duda mana yang lagi kamu incar?" Gentala terus saja mencecar Yasmine.

Entah kenapa pria paruh baya itu berpikiran ke arah duda, apa karena takut Yasmine memiliki cita cita seperti keponakannya.

"Y-ya maksud Yas nikah, ta-tapi gak sama duda," cicit Yasmine.

Bahkan gadis itu tidak berani menatap kedua orang tuanya, Yasmine lebih memilih untuk memilin taplak meja hingga kusut.

"Terus sama siapa? sama perjaka?" tanya Gentala lagi.

Pria beranak dua itu menatap tajam pada sang putri, bahkan Tiur segera menepuk pundak sang suami, saat Gentala mulai terlihat kesal.

"I-iya," cukup singkat jawaban Yasmine.

'Ya Yas juga gak tau dia masih perjaka apa enggak,' pekik kesal Yasmine dalam hati.

Ingin sekali dia berbicara seperti itu, namun saat melihat aura sang Papi masih kelam, Yasmine berusaha tenang dan tidak akan bar bar kali ini. Demi keselamatan dirinya, semoga saja sang Papi tidak terburu buru menghapus namanya di kartu keluarga.

"Kamu masih kuliah, kenapa mau menikah?" kali ini Opa Damar yang bertanya.

Pria sepuh itu menatap sang Cucu penuh rasa penasaran, dia ingin tahu kenapa Yasmine menginginkan menikah muda. Usianya baru saja menginjak 19 tahun beberapa bulan lagi, apa dia ingin mengikuti jejak Lovyna- tantenya. Lovyna dan Nagara juga menikah di saat wanita itu berusia 19 tahun.

Yasmine tidak menjawab, gadis itu menggelengkan kepalanya pelan. Yasmine bingung harus menjawab apa, kalau dia jujur apa mungkin semua masalah akan selesai. Elvier tidak akan mengancamnya dan DIAMOND QUEEN, uang sebesar 750 Milyar bukan jumlah sedikit. Walaupun Yasmine tahu kalau keluarganya pasti memiliki uang sebanyak itu, tapi Yasmine tidak mau membebani Sang Papi dan Opanya, atau pun anggota keluarga lain.

Ini adalah kesalahannya, dia harus bisa bersikap dewasa. Jangan mengandalkan harta keluarga untuk menyelesaikan masalah, kalau dia berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab. Walaupun masa depan hidupnya dia taruhkan disini, hidup bersama pria berprofesi sebagai model kaya raya, si mata duitan, si arogan, si pria yang sombongnya mengalahkan tinggi Burj Khalifa, bahkan kabarnya Elvier juga seorang player, tidak pernah ada di dalam mimpi seorang Yasmine untuk dinikahi pria macam itu.

"Sekarang gini aja, kalau memang pria itu serius sama kamu. Suruh dia datang ke hadapan Papi, kita mau lihat pria seperti apa yang bisa membuat Yasmine Papi jadi begini." ucap datar Gentala.

Kedua mata hitamnya menatap sang putri, Gentala berharap kalau si pria tidak mempermainkan perasaan Yasmine. Karena kalau sampai itu terjadi, Gentala pasti akan menyesali perbuataan masa lalunya dulu. Berperan sebagai playboy, pemain hati para gadis, jangan sampai karma itu menimpa putrinya.

Yasmine terus saja memilin taplak meja, kepalanya mengangguk pelan. Yasmine menghela napas kasar, urusan dengan kedua orang tua serta Opa dan Oma nya sudah selesai. Kini giliran dia berbicara dengan Elvier, Yasmine harus mencari cara agar si model mata duitan itu mau bertemu dengan kedua orang tuanya.

Tidak akan mudah mengajak model arogan dan sombong itu, pasti Yasmine akan kesulitan mengajaknya.

Yasmine terlihat menatap layar ponsel miliknya yang berkedip, lagi lagi unknow number. Gadis itu memberanikan diri untuk membuka chat yang di kirim nomor tidak di kenal.