Maharani terbangun saat almr jam berbunyi, dengan langkah gontai Maharani menuju kamar mandi untuk ritualnya setiap pagi. Selesai dengan urusan kamar mandi, Maharani berganti pakaian kerja denga rapi. Sebelum berangkat tidak lupa minum susu, serasa sudah siap Maharani meluncur ke butik walau pekerjaannya sudah Rika handel.
" Pagi bos ..." sapa salah satu karyawan saat Maharani membuka pintu butik dan mengangguk dengan senyum ramah.
Maharani berjalan menuju lantai atas di ruangannya, dia tidak mendapatkan asistennya Rika karena dia sedang bertemu dengan pemilik perusahaan Mutiara Arta.
Maharani duduk menghadap ke monitor dan menyalakannya, mengecek setiap laporan yang diberikan Rika kemarin saat dia pulang lebih awal.
Tak terasa sudah menunjukan jam 11, merasa penat Maharani berdiri dan berjalan menemui karyawannya untuk membuatkan minum coklat panas. Dan kembali ke ruangannya dan duduk di sofa untuk beristirahat sejenak tanpa terasa kantuk menyerang hingga terlelap.
Suara ketukan membuat Maharani terbangun dari tidurnya yang singkat, ternyata Rika yang akan memberikan laporan.
" Bagaimana?." tanya Maharani.
" Pak Hartono setuju dengan persyatan kita bos, dan ini berkas yang harus ditandatangi" jelas Rika.
" Ok ... kalau begitu transfer uangnya." perintah Maharani.
" Baik bos." patuh Rika.
Tiga bulan ini Maharani disibukkan dengan perusahaan Mutiara Arta agar bisa stabil, dengan kerja keras Maharani seperti biasa bejerka dibelakang layar dengan pelantara asistenku. Sehingga mencapai kestabilan dan mempunyai keuntungan yang sangat di luar dugaannya.
" Yes, kita sudah bisa mestabilkan dengan keuntungan yang lebih besar Rika." ucap Maharani
"Iya bos, tidak sia-sia perjuangan kita." tutur Rika dengan semangat.
" Trimakasih Rika kamu sudah sangat bekerja keras."pujiku
" Tidak bos, bos yang sudah bekerja keras saya hanya menjalankannya." timpal Rika
" Berarti bos sekarang bisa mengambil 25% saham dari anak Pak Hartono." tambah Rika
"Iya Rika, kau urus saja. Kalau sampai anaknya tidak mau menyerahkan sisa sahamnya dan tetap bersikukuh. Kita beri pilihan, mau masuk penjara karena melanggar kesepakatan atau jalan damainya dia bekerja di perusahaannya menjadi menejer."
" Baik bos, Oya bos apa sebaiknya bos bertemu langsung." tanya Rika.
" Tidak Rika, cukup kamu saja." pinta maharani sambil tersenyum.
" Baik bos." patuh Rika.
Berbeda dengan Andri yang baru saja bertemu sang ayahnya Pak Hartono yang memberitahukan kesepakatan tanpa sepengetahuannya kalau sisa saham yang dimiliki Andri akan berpindah tangan karena perusahaannya sudah stabil. Dan menyuruhnya datang ke restoran yang sudah dijanjikan untuk menyerahkan sisa sahamnya. Karena merasa sepihak, Andri tidak terima dan akan membuat perhitungan ketika bertemu dengan pemilik baru perusahaannya.
Merasa pusing dengan perusahaan, Andri tambah pusing dengan kelakuan yang dibuat Sinta yang masih minta tambah jatah uang bulanan.
" Apa sih maumu?kita sekarang sudah tidak punya apa-apa lagi. Perusahaan akan berpindah tangan karena sekarang sudah stabil." hardik Andri.
" Kok bisa, perusahaan stabil malah pindah tangan. bukannya lebih untung?" tanya Sinta
" Itu karena kesepakatan ayah dengan pembeli sahamnya dulu saat menjual saham 75%". jawab Andri.
" Aku tidak peduli, mau pindah tangan atau tidak. Aku tidak peduli, yang penting jatah bulananku ditambah. kalau tidak, akan ku gugurkan." ancam Sinta.
Merasa pusing dengan ancaman Sinta dan tidak peduli dengan keadaannya sekarang, Emosinya semakin tak terbendung.
" Silahkan kau gugurkan, aku tidak peduli." bentak Andri sambil menyambar kunci mobil lalu pergi meninggalkan Sinta.
" Aah ... sial, percuma aku nikah sama dia yang hanya ujung-ujungnya tidak punya apa-apa, lebih baik aku pergi meninggalkannya."
Sinta berkemas membawa barang berharga miliknya dan mengambil semua uang milik Andri yang ada di brangkas dan pergi dari apertemen Andri.
Sedangkan Andri masih dengan emosi masuk ke club untuk minum hanya sekedar menghilangkan penat, sudah merasa hilang Andri kembali ke apertemennya yang didapati sudah berantakan dengan brangkas yang terbuka tanpa ada sama sekali isinya. Andri mencari istrinya Sinta, namun tidak ada sama sekali. Sehingga menaruh curiga jika Sinta pergi meninggalkannya. Dan benar saja seluruh pakaian di lemari sudah tiada.
" Istri tidak tau diuntung" hardik Andri dengan emosi.
Merasa lelah, akhirnya menjatuhkan dirinya ke sofa untuk istirahat.
Andri terbangun, dan melihat benda yang melingkar di tangan menunjukan jam delapan pagi. Dengan terburu-buru Andri membersihkan diri karena akan membuat perhitungan dengan pemilik baru perusahaan di restoran.
Andri sudah lebih dulu datang, dan menunggu. Tepat jam sembilan Rika tiba di restoran yang sudah dijanjikan.
" Selamat pagi pak Andri, perkenalkan saya Rika asisten pemilik baru perusahaan bapak. Ini berkas yang harus ditandatangani." Menyodorkan berkas pada Andri.
" Kenapa pemilik barunya tidak datang?." tanya Andri.
" Maaf bos saya sedang sibuk." jelas Rika.
" Bilang sama bosmu, aku tidak mau karna aku tidak mengetahuinya dari awal."
" Tapi ini sudah jelas pak, jika perusahaan sudah stabil dengan kerja keras kami. Maka perusahaan jatuh ke tangan bos saya." terang Rika
" Kalau aku tidak mau?."
" Bapak mempunyai dua pilihan, pertama jika anda masih tidak memberikan 25% kami akan melaporkan anda ke kantor polisi karena melanggar kesepakatan. Kedua kami membeli pilihan damai dengan bapak masih bisa bekerja sebagai menejer di perusahan kami karna bos kami tahu anda yang lebih paham."
" Siapa bosmu?." tanya Andri dengan penuh emosi
" Anda akan tahu setelah mentandatangani berkas ini." jelas Rika.
Andri berpikir sejenak, dan merenungi nasibnya yang sudah ditinggal istrinya Sinta. Jika tidak dengan cara damai mungkin akan terlantar hidupnya.
" Baiklah aku terima." Andri dengan pasrah menerima berkas dan menandatanganinya, serah terima perusahaan Mutiara Arta telah berjalan dengan cepat.
Enam bulan berlalu, tibalah saatnya laporan akhir tahun yang harus dihadiri oleh pemilik baru perusahaan untuk mendengar laporan di setiap bidang. Andri memberitahukan kepada Rika agar bosnya harus datang karena mengingat pentingnya pertemuan ini. Andri selama ini tahu jika bos barunya ini sangat sulit untuk ditemui, untuk penandatangan dan laporan harus lewat asistennya Rika.
" Bos ... menejer kita ingin bos menghadiri acara laporan akhir tahun perusahaan."
" Aku tidak bisa, kamu saja yang datang" jawab maharani
" Tidak bisa karena ini menyangkut semua bidang dan itu sangat penting. Ini hanya setahun sekali, selanjutnya biar aku yang datang ke perusahaan." pinta Rika.
" Baiklah, hanya setahun sekali" mengiyakan.
" Ok ... akan saya siapkan semuanya". Rika mengajungkan jempol kanannya.
Mobil yang ditumpangi Maharani sudah sampai di depan kantor perusahaannya, maharani turun dan menginjakkan kakinya untuk pertama kalinya.
Maharani masuk dengan mengikuti asistennya Rika menuju ruang rapat. Meskipun Maharani gugup karena baru pertama kali bertemu dengan banyak orang penting, tapi dengan cepat bisa menguasainya.
Sejak tadi Rika menghubungi menejernya Andri tapi tidak bisa. Dengan tanpa meneger, Rika dan Maharani masuk ke ruang rapat.
Rika mulai memperkenalkan Bos baru di perusahaannya sekarang, dan semua yang hadir menerimanya dengan hangat.
" Menejer kita mana?."tanya Maharani
" Sebentar, saya cek dulu." jawab Rika
Menunggu beberapa menit, sang menejer masuk ke ruang rapat dengan tergesa-gesa tanpa mengetahui jika bos barunya sudah datang. Andri duduk disebelah kanan bos barunya, dan menoleh ke arah kiri. Betapa terkejutnya jika bos barunya itu mantan pacarnya dulu, rasa gugup sempat hinggap tapi dengan cepat dikuasainya. Andri memulai rapatnya dan mempersilahkan setiap bidang melaporkan akhir laporannya.
Tak terasa tiga jam berlalu, dan rapat laporan tahunan berjalan dengan lancar, Andri mengakhiri pertemuan dan semua bagian dipersilahkan meninggalkan tempat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments