.....🌸🌸.....
Rembulan pun kini berganti sang surya yang menampak kan jingga nya.. terdengar suara penguasa pagi ..
"KUK-KURUUUU-YYUKKK.." suara kokokan si jantan.( ayam).
Meena mencoba bangun dari tempat tidur nya.
WOAMM.. mata gadis kecil itu mulai mengerjab..
Kaki kecil nya mulai menapak dilantai yang dingin pada waktu pagi.
" HIH.. dingin nya .. " ucap Ameena dengan merinding.
Meena berlari menuju masjid untuk menunaikan shalat subuh nya,
" Assalamualaikum warahmatullah " ucap salam Ameena dengan kekanan kekiri seraya mengikuti imam.
Meena pun bergegas untuk pulang , karena hari ini ada jadwal munaqosah -menghafal kan surah -surah pendek yang ada di juz amma.
" Ya Allah semoga hari ini hafalan Meena lancar, ammiin." Meena mengusap telapak tangan nya yang ia tadah kan .
Langkah Meena berhenti ketika sampai pada depan gerbang depan panti.
" Kamu siapa ? Dan mau apa.. ?!" Tanya Meena .
Nampak wajah tampan mengarah pada Meena..
Sontak Meena mundur dan menundukkan pandangan nya.
" Maaf .. apa hajad kakak ? kenapa tingkah kakak sangat mencurigakan ?" Ucap Meena .
" Hajat ! ? Memang nya aku mau buang HAJAD Dasar gadis desa. ?!" Sergah pemuda tampan bernama Leon kepada Ameena.
Lalu tanpa menghiraukan keberadaan Meena kecil yang berada di belakang nya, Pemuda itu berlalu begitu saja..
"Astagfirullah hal adzim.. SOMBONGNYAAA !!!" ucap Meena dengan melihat kepergian Leon seraya mengelus dada.
**
Disiang hari ..
Meena sedang bersenda gurau bersama teman sepermainan nya setelah pulang dari sekolah..
Nampak terlihat bawahan berwarna hijau itu terdapat noda lumpur .
" Astaghfirullah hal adzim.. ini bagaimana kalau ibu dan kak Ajeng tahu !?" Gumam Meena yang berada didepan gerbang panti dengan menyincing bawahan seragam milik nya.
Dengan langkah yang mengendap -endap gadis kecil berbadan subur itu mulai akan memasuki rumah lewat pintu samping .
" MAU kemana Buuuu' ?" Tanya Ajeng dengan bersendekap tangan pada Ameena
Ameena membalikkan tubuh gembul nya kearah suara tersebut , terlihat Ajeng yang sedang menunggu dengan senyuman menghawatirkan bagi Ameena.
"EH.. KAK Ajeng.. ! "sahut Ameena dengan cengiran .
" Lagi ngapain kak disini ?? " tanya Ameena dengan berpura- pura .
" Menurut mu ?!" Tanya balik Ajeng dengan tatapan tajam kearah Meena.
" Baik lah aku paham !" pungkas Ameena lalu melangkah kearah kamar milik nya untuk berganti pakaian.
Kali ini Ameena sudah mempersiap kan diri - menerima hukuman yang telah menanti ..
Dengan membawa satu ember dan kayu yang panjang nya kurang dari 1.5 meter dan bagian ujung nya terdapat rumbai -rumbai pelastik.
" Jangan lupa dihitung !?" ucap Ajeng.
" HMM.. ASIAP !" Sahut Meena dengan berlalu.
Sesampainya disebuah tepian sungai diperkebunan teh..
"17, 18,19 -du-a .. !" Konsentrasi Meena buyar ditempat , ketika suara anak-anak dari desa tetangga mengkaget kan hewan- hewan unggas itu.
HAHAHA... suara Tawa ...
"Kasian nya.... ! Makanya jangan kebanyakan makan biar nggak lelet ngehitung nya ! " suara anak -anak itu mengolok.
Meena tak mau terpancing akan ucapan receh dari anak - anak itu.
Meena mulai menghitung kembali bebek-bebek yang sedang mencari makan sekaligus mandi disungai.
"1,2,3,--32,tiga puluh ti-g.. !" hitungan Meena lagi - lagi hilang seketika , akibat ulah anak- anak nakal itu lagi , yang dengan sengaja melempar sebuah batu kearah bebek -bebek Ameena yang berada di sungai.
" CEMPLUNG"
WEK-WEK-WHEK.. suara bebek..berhamburan.
Meena mengepal kan telapak tangan nya lalu berjalan dengan penuh amarah ..
"Kalian sungguh mencari masalah dengan Ku !?" sergah Ameena dengan mendekati anak-anak perempuan yang sedang bersepeda.
Meena mendorong sepeda salah satu anak perempuan .
BRAAKHG.. ..
"HEI apa apa an kamu !? Bisa rusak sepeda ku ini !?" Ucap sang anak , yang melihat sepeda baru nya terjatuh.
" CK ...! Kenapa kamu memikirkan sepeda mu akan rusak yang nyata nya bisa kamu lihat tak ada yang rusak . Kenapa tidak kamu pikirkan aklaq mu yang nyata nya mulai rusak yang tak mampu kamu lihat dengan mata , kalian tak suka melihat kebahagiaan orang lain makan nya kalian bertindak sesuka hati -tanpa mengposisikan diri kalian diposisi aku -bagaimana jika kalian atau saudara kalian yang diperlakukan semacam ini oleh orang lain !" Sergah Ameena dengan tersenyum menyeringai.
Anak-anak perempuan itu marah akan penuturan Meena , seolah hati dan akal mereka telah buntu dan terus mengadu untuk selalu bermusuh .
Dengan sengaja anak A mendorong tubuh gemuk Meena...
"KAMU !!" Sergah Meena dengan bangkit dan mulai menarik rambut si A.
" Kamu kira aku takut walau aku sendiri dan kalian bertiga !" Tantang Meena tak kalah sengit.
Terlihat dari arah jalan besar sebuah mobil berwarna putih yang bertulisnkan LAPARD.
**
Sepasang mata seorang pemuda, melihat suatu peristiwa...
" CK..1 lawan 3 sungguh tak imbang !" Gumam Leon dengan memalingkan pandangan nya ke arah ponsel . Dengan tatapan yang masih mengarah pada gawai - Leon teringat akan sosok yang menegurnya diwaktu subuh...
" Bukan kah itu gadis desa !?" Batin pemuda berwajah tampan berkulit putih dan tak bisa berdekatan dengan hal -hal yang kotor dan jorok.
**
Akan tetapi suara wanita terdengar dengan tiba -tiba..
"Berhenti pak !!!!" ucap Lisa ketika melihat sosok gemuk dengan krudung besar nya sedang beradu mulut.
" Sayang tolong berhenti dulu , aku seperti mengenal gadis itu !?" Tutur Lisa dengan wajah serius.
" Berhenti pak !!" perintah Jimin pada pak supir.
Masih dari arah dalam mobil, sayup - sayup keluarga kecil Jimin mendengar pertengkaran dari para remaja.
" Kamu kenapa sih nggak pergi saja dari sini, sana pergi yang jauh, kalau bisa nggak usah kembali !!?" Ucap sinis salah satu cewek didepan Meena.
" Emang nya kalian siapa ? Artis BUKAN, anak pak Rt BUKAN ,RAKYAT JELATA BUKAN salah lagi ! " Suara Meena terdengar tak kalah garang .
"Kenapa kalian meminta ku pergi dari sini!" lanjut Meena dengan senyuman mengolok.
" KAMU !" sela remaja dengan kesal.
Remaja perempuan kini merampas ember dan kayu dari tangan Meena.
" EH.. apa mau kalian ! SINI ... !!?" Ucap kesal Meena yang sedang mencoba meraih barang yang ia bawa, dari tangan para remaja usil itu,
KELONTANG, SRUK ..ember dan kayu yang telah dibuang oleh remaja usil kearah hilir sungai..
Meena akhir nya meradang , tangan nya mengepal..
" HIHHHHH... aku nggak bisa nahan marah aku lagi ! " sahut geram Meena dengan meng ngikis lengan gamis tanpa sadar , lalu mendorong satu persatu remaja didepan nya.. ..
Dengan cepat ketiga remaja bangkit dan akan membalas Ameena..
Meena yang terpojok mencoba tetap bersiaga, namun kedua lawan telah mengunci kedua lengan nya..
" APA INI ? beraninya main keroyokan !" Ujar Meena memutar otak untuk kabur .
Dari depan remaja C datang dengan senyuman jahat, dan mempersiap kan telapak tangan nya untuk mendarat dipipi Ameena yang begitu gembul.
" Perasaan ku kok nggak enak ya..! kayak nya aku akan babak belur , kalau begini cerita nya !!" Batin Meena beradu ..
" Kamu takut!" Tanya remaja C.
" Kalau kamu takut , aku akan melepas kan mu ,asal kamu mau menurut pada ku ?!" Suara remaja itu dengan tersenyum licik.
Meena paham maksud remaja usil itu..
" NGGAKK - AKAN!!!!" Tolak Ameena dengan mode penekanan..
.....🌸🌸.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments