Semua orang menatap Huang Wushuang dan Wang Zhengyi dengan bergantian. Setelah menarik satu kesimpulan, mereka menatap Miaoling dengan tatapan mengasihani. Dalam sekejap, mereka langsung mengerti alasan Wang Zhengyi terlihat begitu enggan dengan perjodohan yang diatur Permaisuri.
Ekspresi wajah Permaisuri terlihat begitu buruk. Tidak menyangka kalau anaknya itu akan bersikap sangat tidak sopan kepada Huang Miaoling. Perjodohan mereka baru saja diumumkan, tapi pangeran bodoh itu sudah menunjukkan sikap tidak hormat pada calon istrinya. Tidak, tidak hanya kepada Miaoling, tapi kepada Permaisuri juga.
Kaisar menyadari perubahan ekspresi istrinya, tapi dia tidak bisa membuat masalah di hari meriah seperti ini. Hal itu bisa membawa ketidakberuntungan. Kaisar Weixin pun menganggukkan kepalanya. “Selama gadis itu bersedia, aku tidak lihat apa masalahnya.” Selesai mengucapkan hal itu, Kaisar bisa merasakan tajam istrinya sekilas. ‘Ah, aku harus membujuk Mingmei setelah perjamuan ini. Zhengyi … Bocah Sialan itulah yang menyeretku ke dalam masalah ini,’ gerutu Weixin dalam hati.
Sementara itu, Huang Qinghao mengepalkan tangannya di bawah meja. Dia benar-benar marah. Tidakkah Pangeran Mahkota tahu kalau perilakunya itu mempermalukan Miaoling?
Qinghao melirik kepada Wushuang, memberikan tanda kepada anaknya itu untuk menolak. Akan tetapi, Wushuang berpura-pura tidak melihat dan malah menganggukkan kepalanya kepada Zhengyi. Qinghao menarik napas dalam-dalam, dia melirik ke arah Huang Miaoling yang terlihat begitu tenang.
‘Bagaimana gadis itu bisa bersikap begitu tenang?!’ pekik Qinghao dalam hati.
Wang Chengliu bisa melihat tatapan yang diberikan kakaknya kepada Huang Wushuang. Jelas sekali kalau Pangeran Mahkota itu telah benar-benar tersihir oleh kecantikan wanita bak dewi itu. Yah, tidak bisa Chengliu mungkiri, Huang Wushuang memiliki kecantikan yang luar biasa. Akan tetapi, itu saja, tidak ada yang lain. Entah apa yang membuat kakaknya tersihir oleh gadis itu.
Pandangan Chengliu jatuh kepada Miaoling, gadis itu terlihat begitu santai walaupun tahu kalau sang Calon Suami jelas-jelas menunjukkan ketertarikan dengan gadis lain. Tidak hanya santai, gadis itu bahkan masih bisa menikmati teh dengan begitu tenang.
Di sisi lain, Wang Wuyu yang duduk di sebelah Wang Junsi menyadari kalau kakaknya itu begitu diam selagi menyesap tehnya. Wuyu menoleh kepada Miaoling yang juga melakukan hal yang sama. Dalam hatinya, Wuyu mengejek, ‘Astaga, dua orang ini begitu sama. Aku mengerti kenapa Kakak Keempat terlihat tenang, tapi gadis itu? Benar-benar ….’
Seakan bisa membaca pikiran Wuyu, Junsi menggeser pandangannya kepada adiknya itu. “Hal menyenangkan apa yang ada di dalam benakmu sampai-sampai kau tersenyum seperti itu?” tanyanya.
“Kakak, aku sempat mendengar kalau kau akan melakukan sebuah pertunjukan bersama dengan Miaoling Meimei. Aku juga sempat mendengar namaku disebut-sebut telah memberitahumu mengenai kemampuan menyairkan puisi milik gadis itu. Entah kenapa, aku tidak ingat kita bahkan sempat berbicara sebelum Pagelaran Penutupan.”
Ucapan Wuyu membuat Junsi terkekeh. Ya, memang benar. Junsi berbohong kepada Miaoling tadi ketika berkata kalau Wuyulah yang memberitahu dirinya mengenai kemampuan Miaoling. Selain itu, sedari awal, Wuyu pergi ke Qiufeng Ge bukan karena dia sedang berjalan-jalan. Akan tetapi, tujuan sebenarnya adalah karena dia ingin mencari Wang Junsi.
Sejak Junsi kecil, pangeran itu selalu bermain di daerah Qiufeng Ge. Bukanlah hal yang mengherankan kalau pangeran itu sering menghabiskan waktu di sana. Lagi pula, tempat itu adalah tempat yang dulu dibangun sang Kaisar untuk ibunya, Yang Changxi. Changxi paling menyukai musim gugur karena suasana musim itu membuat kerajaan Shi begitu mirip dengan kerajaan Tubo. Oleh karena itu, tempat itu diberi nama Qiufeng Ge.
Qiufeng Ge tidak pernah dirawat dan dibiarkan berdebu sejak kepergian Yang Changxi. Hal ini karena Kaisar sudah tidak pernah menginjakkan kaki di tempat itu. Setiap kali dia pergi ke tempat itu, hatinya terasa begitu sakit. Kaisar benar-benar ingin melupakan kepedihan itu.
“Tidakkah kau akan membantu gadis itu?” tanya Wuyu yang merasa penasaran.
Ketika melihat kalau Junsi mengambil inisiatif untuk mendekati Huang Miaoling, Wuyu yakin kalau kakaknya tertarik kepada gadis itu. Tatapan yang diberikan kakaknya itu menunjukkan kalau Junsi telah menemukan seseorang yang berpikiran sama. Akan tetapi, sayang sekali … Permaisuri segera menghancurkan tali merah Huang Miaoling dan Wang Junsi.
“Untuk apa aku membantunya?” balas Junsi yang mulai memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. Lagi pula, dia tidak berutang apa pun pada Miaoling.
“Kau telah mengundangnya untuk tampil bersamamu, bukan? Kenapa kalian tidak melakukannya bersama dengan Kakak Pertama dan gadis kedua dari keluarga Huang itu? Lebih ramai, lebih meriah.” Wuyu tersenyum dengan begitu lebar.
Senyuman Wuyu membuat Junsi bergidik. Pangeran itu tahu apa yang ada di dalam pikiran Wuyu, dia hanya ingin melihat pertunjukan menarik. “Tidak hanya kau yang ingin melihat pertunjukan menarik, kau tahu?”
“Kakak,” Wuyu memanggil Junsi. “Aku dengar kalau Huang Shufei sangat menyayangi keluarganya. Kalau dia tahu kau tidak melakukan apa-apa, aku khawatir ….”
Pelipis Junsi berkedut. ‘Apakah bocah ini sedang mengancamku?!’ Mata Junsi melotot ke arah Wuyu yang hanya tersenyum santai. Junsi pun menghela napas dan meletakkan sumpitnya. “Gadis bernama Wushuang itu juga bagian dari keluarga Huang kau tahu?”
Tepat ketika Wushuang dengan malu-malu berdiri dan menghampiri Zhengyi yang berada di panggung tengah, Junsi berdiri dari mejanya dan membungkuk di hadapan tangga menuju takhta Kaisar dan Permaisuri. “Salam kepada Ayahanda dan Ibunda Permaisuri.”
Kaisar mengerutkan keningnya, terlihat sedikit enggan menatap mata biru Junsi untuk waktu yang lama. “Pangeran Keempat, ada apa?”
‘Pangeran Keempat, katanya,’ ujar Junsi dalam hatinya. Sejak kecil, Kaisar tidak pernah memanggil namanya. Junsi segera mengesampingkan pikiran itu dan berkata, “Kebetulan, aku juga ingin menyampaikan rasa kagum dan terima kasihku kepada Jenderal Huang. Kalau tidak ada yang keberatan, aku ingin ikut mengiringi pertunjukan Kakak dengan permainan sitarku. Selain itu, aku juga ingin mengundang Nona Pertama keluarga Huang dalam pertunjukan ini.” Junsi memutar tubuhnya ke arah Miaoling.
Zhengyi dan Wushuang membeku di tempat mereka untuk sesaat. Di dalam hati Zhengyi, dia mengumpat, ‘Apa yang ada di otak bocah itu?! Apakah dia ingin menghancurkan semuanya? Mengundang Miaoling untuk apa? Apa yang bisa gadis itu lakukan? Menebas leherku dengan pedang?’
Di sisi lain, Miaoling tersedak tehnya dan terbatuk karena kaget. Setelah mengelap bibir dengan sapu tangannya, Miaoling menatap Pangeran Keempat dengan sebuah senyuman. Kentara kalau gadis itu ingin membunuh pria itu. “Apa yang mungkin bisa kulakukan, Pangeran?” tanya Miaoling. ‘Jangan bilang dia benar-benar akan mengundangku untuk menyairkan puisi selagi mereka bermain musik dan menari?’
Pandangan Junsi terlihat menatap Miaoling dari posisi yang lebih tinggi, sedikit merendahkannya. “Aku dengar dari adikku kalau kau pandai menyairkan puisi. Walau aku sedikit meragukannya, tapi sayang bila kita melewatkan kesempatan untuk menyaksikan keahlian itu.”
Setelah Wang Junsi selesai mengucapkan hal itu, semua orang terkekeh, menatap Miaoling dengan pandangan yang sama seperti yang Junsi berikan. Hal ini membuat Miaoling menggertakkan giginya.
Tadi, Pangeran Mahkota mempermalukannya dengan mengundang Wushuang. Sekarang, Wang Junsi menatap rendah dirinya. Apakah para pangeran benar-benar memiliki dendam tersembunyi kepadanya yang tidak Miaoling ketahui?
“Adik Keempat, kau terdengar tidak yakin …. Kalau nona pertama dari keluarga Huang tidak bisa melakukannya … tidakkah itu akan mempermalukannya?” tanya Wang Zhengyi. Jujur, Wang Zhengyi tidak ingin Miaoling ikut dalam pertunjukannya. Kalau gadis itu tidak bisa melakukan apa-apa, hal itu hanya akan merusak pertunjukannya dan Wushuang.
Tiba-tiba, Wushuang dengan ekspresi memelas berkata, “Yang Mulia, kakakku adalah seseorang yang sangat berbakat dalam menyairkan puisi. Kalau dia bisa ikut dalam pertunjukan ini, itu adalah sebuah kehormatan bagiku juga.” Di dalam hatinya, Wushuang sedang tertawa keras, ‘Hmph! Menyairkan puisi? Yang gadis itu tahu hanyalah beradu pedang! Akan tetapi, aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini untuk menjatuhkannya ke tanah. Kalau Miaoling terlihat semakin buruk, maka aku akan semakin bersinar!’
“Ah, begitukah?” tanya Pangeran Mahkota sembari tersenyum lembut kepada Wushuang.
Pandangan Miaoling menyapu semua orang yang menghadiri perjamuan itu. Kemudian, dia menutup matanya untuk sesaat. Miaoling bisa menahan siksaan. Tapi, dianggap lebih rendah dan dipermalukan seperti ini sudah melewati batas kesabarannya. Dia pernah menjadi seorang Permaisuri, harga dirinya tidak membiarkan Miaoling untuk diam dan menelan rasa malu ini begitu saja.
Miaoling menutup kipas yang dia pegang dan meletakkannya di meja. Kemudian, dia berdiri dan berjalan menghampiri Wang Junsi. Tak disangka, gadis itu melewati pangeran itu dan membungkuk di hadapan Permaisuri dan Kaisar.
“Kedua Yang Mulia, Miaoling bodoh dan tidak berbakat. Akan tetapi, kalau diperkenankan, aku ingin berkolaborasi dengan kedua pangeran dan adikku,” pinta Miaoling kepada Kaisar dan Permaisuri.
____
A?N: Ah! Next episodeeee is gonna be fun guys.
Jangan lupa vote, comment, and likenya ya! Join group chat dengan author biar lebih seru lagi ohohoo!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus berusaha
2022-09-18
0
Dewi Ansyari
Mioling semoga kamu berhasil👍👍👍😁😁😁😁
2022-05-28
0
ria aja
ksian mialing
2022-04-09
0