Senyuman di wajah Wang Junsi sama sekali tidak berubah. Otot wajahnya bahkan tidak ada yang mengencang maupun mengendur. Melihat reaksi pangeran itu, Miaoling merasa kalau tebakannya benar.
Sikap yang Wang Junsi tunjukkan selama ini adalah kepura-puraan. Seperti yang selalu Miaoling katakan, semua anggota keluarga kerajaan memiliki agenda mereka masing-masing. Begitu pula pangeran ini.
“Apa maksudmu, Miaoling Meimei?”
“Tersenyum lebih mudah daripada menjelaskan apa yang sebenarnya ada di dalam benak dan hatimu, bukan begitu?” lanjut Miaoling tidak menanggapi pertanyaan Junsi.
Tiba-tiba, Junsi tertawa keras. “Ha ha ha! Kau memang menarik. Aku menyukaimu.”
Kalimat yang Junsi ucapkan membuat Miaoling mengerutkan keningnya. ‘Kenapa dia tidak kesal dan pergi meninggalkanku?! Kenapa dia malah berceloteh tidak jelas dan mengatakan dia menyukaiku!? Apakah dia ingin menyeretku ke dalam lumpur bersamanya?!’
“Kak Miaoling!”
Mendengar namanya dipanggil, Miaoling menoleh dan mendapati Huang Hanrong berlari ditemani seorang pelayan istana. Kentara kalau bocah itu berlari terlalu cepat karena bulir-bulir keringat menghiasi dahi mungilnya. Di sisi lain, pelayan istana yang berada di belakang bocah itu juga terengah-engah berusaha untuk mengejarnya.
“Hanrong?” Miaoling segera menghampiri adik kecilnya itu. “Ada apa?”
“A—ayah menyuruhku untuk segera kembali ke aula utama. P-permaisuri mengajukan perjodohan untukmu dan Pangeran Mahkota,” jelas Hanrong sembari terengah-engah.
Wang Junsi yang mendengar ucapan bocah kecil itu segera mengerutkan dahinya. ‘Perjodohan?’ Kemudian, dia melirik ekspresi Miaoling, tidak kaget sama sekali. ‘Apakah gadis itu sudah menebak hal ini? Itukah kenapa dia bersikeras menjauh dariku?’
Seulas perasaan kecewa muncul dalam hati Junsi. Awalnya, dia mengira kalau gadis itu akan berbeda dari gadis-gadis lain yang hanya menginginkan kedudukan dan harta. Junsi mengira hidup Miaoling sama sepertinya, terdorong oleh dendam yang harus dibalaskan.
Miaoling segera mengeluarkan selembar sapu tangan yang dia simpan di saku lengannya. Gadis itu berjongkok sedikit untuk mengelap bulir-bulir keringat di dahi adiknya.
“Hanrong, lain kali jangan berlari. Kalau kau terjatuh dan ada sesuatu terjadi padamu ….” Ekspresi Miaoling terlihat lembut dan tulus, sungguh berbeda dengan beberapa saat yang lalu ketika dia berbicara dengan Junsi.
“Aku baik-baik saja, Kak! Kau tenang saja, aku sangat kuat!” seru Hanrong dengan bangga. “Tidak penting! Ayo, kita harus segera ke aula utama.” Hanrong pun segera menarik lengan Miaoling.
“Tunggu,” Miaoling berkata. Kemudian, gadis itu beralih kepada Junsi dan membungkuk. “Pangeran Keempat, maafkan kelancangan adikku. Ayahku membutuhkanku sekarang—!”
Tanpa menunggu Miaoling menyelesaikan ucapannya, Junsi melambaikan tangannya, mengizinkan gadis itu pergi. “Pergilah.”
Tak perlu waktu lama sebelum Hanrong dan Miaoling sampai ke aula utama. Ketika gadis itu sampai, semua mata segera tertuju pada Miaoling. Sebagian besar tatapan mata para gadis menunjukkan keirian yang mendalam.
Miaoling melirik ke arah Wushuang sekilas. Ekspresi Wushuang terlihat biasa, sebuah senyuman tipis terlukis di wajahnya. Kalau Miaoling tidak tahu, dia akan berpikir kalau gadis itu ikut senang dengan perjodohannya. Akan tetapi, sekarang, Miaoling bisa melihat jelas kalau Wushuang sedang menahan diri dari mencekik Miaoling.
Sia-sia sudah usaha Wushuang menarik perhatian Pangeran Mahkota di paviliun tadi. Awalnya, gadis itu berpikir kalau langit sedang berada di pihaknya karena tidak perlu siasat rumit untuk membuat Pangeran Mahkota menyadari keberadaannya. Tapi, sekarang?!
Sementara itu, Pangeran Mahkota tidak segan-segan memasang ekspresi kesal dan tidak rela. Ketika melihat gadis yang dijodohkan ibunya datang, pangeran itu segera mendelik dengan tidak senang ke arah Miaoling.
Di mata Pangeran Mahkota, Huang Miaoling sama sekali tidak cantik! Wajahnya begitu biasa. Kalau dibandingkan dengan wanita di kediamannya sekarang, Huang Miaoling bahkan lebih jelek dibandingkan pelayan! Dia memang manis kalau tersenyum, tapi gadis itu jarang sekali tersenyum!
“Ling er! [1]” Permaisuri menatap Huang Miaoling sembari melambaikan tangannya, menyuruh gadis itu untuk mendekat.
Untuk sesaat, Miaoling bergidik mendengar panggilan yang digunakan Permaisuri kepada dirinya. ‘Ling er, katanya,' pikir Miaoling. Begitu intim, begitu dekat, membuat Miaoling seakan … dirantai.
Dengan hati-hati, Miaoling maju ke depan tepat di depan anak tangga menuju takhta kaisar dan permaisuri. “Huang Miaoling memberi salam kepada Kaisar dan Permaisuri. Semoga Permaisuri dan Kaisar berumur panjang.”
Permaisuri tertawa. “Jenderal Besar Huang, lihatlah putrimu. Kau tadi bilang dia memiliki etika yang kurang baik? Aku rasa kau telah berperang terlalu lama,” candanya.
Permaisuri sangat puas melihat gadis yang dia pilih sebagai istri sah anaknya. Semua orang berkata kalau Huang Miaoling adalah wanita yang tidak memiliki etika. Akan tetapi, coba lihat gadis di depannya ini!? Dia sangat anggun! Gadis ini cocok untuk menjadi seorang permaisuri di masa depan.
Memiliki keahlian bela diri? Tidak masalah! Sebaliknya, itu lebih baik! Kalau di masa depan ada pembunuh yang menargetnya, Miaoling bisa melindungi dirinya sendiri tanpa perlu mengandalkan para prajurit!
“Terima kasih atas pujian Permaisuri.” Miaoling menunduk sebagai bentuk terima kasih.
Permaisuri berdiri dari kursinya dan mulai menuruni tangga menghampiri Miaoling. Dengan lembut, Permaisuri menggenggam tangan Miaoling.
Setelah itu, Permaisuri menoleh ke arah Pangeran Mahkota. “Pangeran Mahkota, kemarilah.”
Pangeran Mahkota mengerutkan dahinya dan menunjukkan ekspresi enggan. Ketika Permaisuri melotot ke arahnya, barulah Pangeran Mahkota dengan malas berdiri dan menghampiri ibunya dan Miaoling.
Saat sang Pangeran Mahkota telah berada di sebelahnya, Permaisuri menarik tangan pria itu dan meletakkannya di atas tangan Miaoling. Itu adalah sebuah perintah, menyuruh Wang Zhengyi untuk menggenggam tangan Huang Miaoling.
Dengan wajah bingung, Huang Miaoling tergagap, “P—permaisuri, ini?” Wajah Miaoling merona begitu merah.
Melihat ekspresi gadis itu terlihat kebingungan, entah kenapa Pangeran Mahkota merasa hatinya sedikit tergelitik. Kalau diperhatikan dari dekat, gadis itu cantik juga.
‘Tidak, tidak! Aku hanya akan mengambil Wushuang sebagai istri sahku. Aku akan mencari cara untuk menyingkirkan gadis ini.’ Pangeran Mahkota mencoba untuk meyakinkan dirinya. Tiba-tiba, dia ingat kalau Chengliu menyukai gadis itu. ‘Ah, aku bisa meminta bantuan bocah itu juga.’
“Aku dan Kaisar telah mengajukan lamaran kepada ayahmu tadi. Dengan persetujuannya, kau dan Pangeran Mahkota akan menikah dua minggu lagi.”
Miaoling terlihat sungguh terkejut. Dengan cepat, dia menunduk dan bersujud di hadapan Permaisuri. “Yang Mulia, aku … aku ….”
Permaisuri mengerutkan keningnya, bingung dengan reaksi Miaoling yang tidak seperti seseorang yang senang dengan berita ini. Apakah jangan-jangan gadis itu telah memiliki tambatan hati? Apapun alasannya, Huang Miaoling harus menikah dengan Wang Zhengyi!
Melihat putrinya tiba-tiba bersujud seperti itu membuat Huang Qinghao berkeringat dingin. Dia baru saja kembali ke ibukota hari ini, dia sama sekali tidak tahu apakah Miaoling sudah memiliki orang yang dia sukai. Ketika Permaisuri dan Kaisar mengajukan lamaran itu, Qinghao tidak memiliki pilihan selain menerima.
‘Miaoling … jangan bertindak gegabah,’ pinta Qinghao dalam hatinya.
“Ling er, ada apa?” tanya Permaisuri. Kemudian, dia lanjut berkata, “Apakah kau … tidak bersedia? Kau sudah menyukai orang lain?”
Mendengar hal ini, Miaoling segera mengangkat kepalanya dan berseru, “Tidak! Bukan begitu, Yang Mulia.” Miaoling melanjutkan, “Pangeran Mahkota adalah seseorang yang sangat penting bagi negara ini. Menjadi istrinya … menjadi istrinya berarti menanggung sebuah tanggung jawab yang begitu besar. Hanya wanita dengan kemampuan luar biasa dan keanggunan yang sepadan yang bisa bersanding dengan Yang Mulia Pangeran Mahkota.”
Ucapan Miaoling membuat Pangeran Mahkota tersenyum bangga. ‘Heh. Ternyata, di mata gadis ini, aku adalah orang yang begitu mulia? Bagus kalau dia punya selera yang baik.’
“Yang Mulia Permaisuri dan Kaisar memilihku untuk bersanding dengan Pangeran Mahkota merupakan kehormatan besar. Hanya saja … hanya saja ….”
“Hanya saja apa?” Permaisuri bertanya, tidak sabar mendengar kelanjutan ucapan Miaoling.
Miaoling menatap Permaisuri Mingmei dan Pangeran Mahkota untuk sesaat sebelum akhirnya dia bersujud lagi. “Hanya saja aku tidak pantas.”
Sadar kalau Miaoling hanya menganggap dirinya terlalu rendah dan bukan berniat untuk menolak membuat Permaisuri tersenyum lembut. Sebagian besar orang-orang yang berada di tempat itu pun tersenyum menggelengkan kepala mereka, beberapa berdecak … menyayangkan gadis itu tidak menolak.
“Aku yakin Yang Mulia sering mendengar rumor mengenai diriku. Aku adalah seorang gadis yang tidak memiliki etika dan menyukai bela diri. Reputasiku bukanlah yang terbaik. Aku … aku sadar bahwa aku hanya membuat keluargaku malu dan aku sadar kalau aku tidak pantas.”
Wanita agung itu kemudian menyentuh pundak Miaoling dan menyuruhnya berdiri. “Gadis Bodoh, bicaralah selagi berdiri,” ucap Permaisuri. Permaisuri Mingmei menatap Huang Miaoling dalam-dalam. “Aku tidak memilih gadis yang salah. Kau hanyalah permata yang belum dipoles. Hanya perlu sedikit latihan sebelum kau menjadi wanita yang sepadan untuk Pangeran Mahkota.”
Mata Miaoling menatap Permaisuri Mingmei dalam-dalam, tidak menyangka kalau wanita itu menganggapnya seperti itu. ‘Ternyata, seperti itu Permaisuri memandangku.’
Di kehidupan sebelumnya, Permaisuri Mingmei tidak pernah terlalu senang dengan Miaoling. Setiap kali Miaoling berkunjung ke istana dengan istri-istri pangeran yang lain, Permaisuri Mingmei selalu bersikap dingin kepadanya seorang. Tidak heran, setelah menolak perjodohan yang diberikan dan mempermalukan sang Permaisuri, bagaimana mungkin Permaisuri Mingmei akan memperlakukannya dengan baik.
Jujur, Permaisuri Mingmei adalah orang yang baik hati. Walaupun Miaoling telah mempermalukan dirinya dengan menolak perjodohan dengan Pangeran Mahkota di masa lalu, tapi Permaisuri tidak pernah benar-benar mempersulit kehidupan Miaoling.
Setelah Kaisar meninggal … hubungan Miaoling dengan Permaisuri memburuk. Semua yang Miaoling lakukan … adalah sebuah pengkhianatan besar. Bahkan dengan semua hal yang telah Miaoling lakukan, Permaisuri Mingmei hanya memberikan Miaoling sebuah saran tulus.
“Miaoling, kau adalah gadis yang baik. Sayang, kau mencintai orang yang salah. Sebelum jatuh terlalu dalam, ada baiknya kau melihat sekelilingmu dengan mata terbuka dan lihat apa yang telah pria itu rebut dari dirimu.”
Begitu banyak hal yang Miaoling korbankan demi Wang Chengliu. Cinta, sahabat, keluarga, dan kewarasannya.
Di kehidupan ini, Miaoling akan membenarkan semua yang salah dan membalas semua budi yang belum diselesaikan.
Miaoling tersenyum dengan rona merah di wajahnya. “Aku berterima kasih kepada berkat yang diberikan Permaisuri dan Kaisar. Miaoling merasa sangat terhormat.”
Hanya saja, untuk pernikahan ini, Miaoling memiliki rencana lain.
____
[1] Ling er: panggilan untuk Miaoling
____
A/N: Oooh, perjodohan dengan Pangeran Mahkota beneran kejadian guys. Gimana menurut kalian cara yang tepat untuk Miaoling keluar dari perjodohan ini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Rose_Ni
baca ulang dong
2023-12-31
0
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-09-18
0
Dewi Ansyari
Mioling semoga kamu bisa bebas dari perjodohan ini aku juga tidak suka kamu sama putra mahkota karena Dy mata keranjang dan hanya suka sama wanita yg cantik
2022-05-28
0