Huang Miaoling bersama dengan Wang Wuyu berjalan berdampingan menuju aula utama. Ketika sudah mendekati daerah kolam bunga teratai, Huang Miaoling menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Wang Wuyu.
“Pangeran, ada baiknya kalau kau pergi terlebih dahulu. Statusku yang lebih rendah akan merusak nama baikmu,” ujar Miaoling sembari menundukkan kepala.
Walaupun nada bicara Huang Miaoling terkesan lembut dan merendah, tapi Wang Wuyu tahu kalau gadis itu mengusirnya agar tidak mengundang isu tidak sedap kepada dirinya sendiri. Di bibirnya, terucap belas kasih untuk orang lain. Tapi, di dalam hatinya, semua itu demi keuntungan dirinya sendiri.
Wang Wuyu tersenyum, tidak menyangka seorang gadis yang dimanja oleh sang Jenderal Besar akan menjadi gadis penuh siasat seperti ini. Atau jangan-jangan, semua wanita memang berbahaya seperti gadis ini? Mungkin saja.
“Miaoling Meimei, aku harap kau akan menepati janjimu nanti.”
Ucapan Wuyu membuat Miaoling terbengong untuk sesaat. ‘Janji? Kapan aku membuat janji dengan pangeran ini?’
Ekspresi Miaoling membuat Wuyu terkekeh. Pangeran itu berjalan melalui Miaoling dan tanpa menoleh ke belakang berkata, “Aku menunggu penampilanmu di Pagelaran Penutupan nanti.”
Sadar mengenai maksud pangeran itu, Miaoling segera memutar tubuhnya dan berniat untuk mengutarakan sebuah penolakan. Akan tetapi, ketika dia berputar, Wang Wuyu telah menghilang. Dalam hati Miaoling, dia tertawa. ‘Dia pikir aku tidak mengetahui kalau dirinya sedang bersembunyi di atas pohon?’ pikir Miaoling sembari berpura-pura untuk terlihat bingung sebelum akhirnya berjalan ke arah kolam bunga teratai. ‘Apakah seluruh anggota keluarga kerajaan memiliki kemampuan bela diri sehebat ini?’
Berbicara mengenai seseorang yang berdiam di atas pohon, Miaoling juga sempat menyadari keberadaan seseorang di atas pohon ketika dirinya sedang berada di area paviliun tadi. Sewaktu dirinya masih sendirian, dia sama sekali tidak menyadari keberadaan sosok misterius itu. Akan tetapi, ketika dia bersembunyi di balik semak-semak bersama dengan Wang Wuyu dan Wang Chengliu, dia bisa merasakan seseorang memperhatikan dirinya.
Awalnya, Miaoling berniat untuk menghampiri dan mengekspos keberadaan orang tersebut. Akan tetapi, posisi Miaoling pada saat itu benar-benar tidak menguntungkan. Wang Wuyu dan Wang Chengliu sedang bersamanya. Miaoling tidak ingin menunjukkan kemampuan bela dirinya di depan kedua orang itu. Lagi pula, apa yang bisa sosok misterius itu lakukan dengan melihat kejadian itu? Merusak reputasinya?
‘Hmph, coba saja.’
Miaoling menyusuri jalan setapak dan kembali ke daerah kolam bunga teratai. Sesampainya di sana, Miaoling bisa melihat para pemuda-pemudi mulai melangkah meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke aula utama. Miaoling menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari Shang Meiliang dan Huang Jieli. Akan tetapi, pasangan itu tidak nampak batang hidungnya.
‘Mungkin, mereka telah kembali ke aula utama.’
Ketika Miaoling baru memutar tubuhnya untuk kembali ke aula utama, hidungnya menabrak sesuatu yang cukup keras. Sembari mendesis karena sakit, Huang Miaoling menyentuh hidungnya yang terasa ingin patah.
Miaoling membuka matanya dan mendapati kalau Wang Junsi sedang tersenyum kepadanya dengan sangat lebar. Dengan usaha keras untuk menyembunyikan kekesalannya, Miaoling memaksakan sebuah senyuman. “Salam kepada Pangeran Keempat.” Dalam hatinya, Miaoling menggerutu, ‘Ada apa dengan para pangeran hari ini? Satu per satu dari mereka muncul di hadapanku seperti prajurit melapor kepada jenderal!’
“Miaoling Meimei, ternyata kau di sini. Perlu waktu lama bagiku untuk menemukanmu,” ucap Junsi.
Ucapan Junsi membuat gadis itu bertanya-tanya. ‘Dia mencariku?’ pikir Miaoling. “Apakah ada yang bisa kubantu, Yang Mulia?”
Segala kemungkinan berputar di dalam benak Miaoling. Di kehidupan sebelumnya, Miaoling jarang sekali bertukar kata dengan Pangeran Keempat ini. Akan tetapi, sekarang, pangeran itu mencarinya? Selain percakapan tadi siang—yang juga terjadi di kehidupan sebelumnya—Miaoling tidak merasa kalau dirinya melakukan hal yang mencolok yang mungkin menarik perhatian pangeran ini.
Ah, atau mungkin … Shang Meiliang menyuruh pangeran ini untuk mencarinya? Tidak mungkin. Bagaimanapun juga, Pangeran Keempat adalah seorang senior. Meiliang tidak mungkin meminta sang Pangeran untuk melakukan itu.
“Aku dengar dari Wuyu kalau kau mahir menyairkan puisi—“
‘Ah, ternyata ….’ Miaoling ingin memutar bola matanya. ‘Pangeran Kelima itu bergerak cepat juga.’
“Aku bisa membantumu mengiringi puisimu dengan sitar nanti.”
Sekilas, ekspresi Miaoling terlihat kaget. Akan tetapi, sebelum ada yang bisa menyadari perubahan ekspresinya itu, dia segera tersenyum. “Miaoling berterima kasih atas niat baik Pangeran Keempat. Akan tetapi, aku sama sekali tidak memiliki niat untuk—!“
Sebelum Miaoling bisa menyelesaikan penolakannya, Junsi maju selangkah lebih dekat kepada gadis itu. Hal ini membuat Miaoling secara otomatis melangkah mundur ke belakang. “Aku memaksa,” ucapnya dengan sebuah senyuman penuh arti.
Melihat hal ini, Miaoling bisa merasakan jantungnya berdetak kencang. Bukan, bukan karena pangeran itu tampan. Ya, dia memang tampan, tapi bukan itu! Senyuman Wang Junsi memiliki arti tersembunyi. ‘Aku memaksa,’ kata pria itu. Itu berarti … sedari awal, pria itu tidak menerima penolakan.
Mata biru milik pangeran itu begitu menghinoptis sampai-sampai Miaoling hampir mengatakan ‘iya’. Pandangan Miaoling melirik ke kiri dan ke kanan. Terlihat beberapa orang yang lewat menatap mereka untuk beberapa detik sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.
Miaoling mengerutkan keningnya, ekspresinya terlihat kesulitan. “Pangeran, apakah aku ada pilihan?” Mata Miaoling menatap lurus ke dalam mata biru Wang Junsi yang begitu terang.
Junsi tertawa dalam hatinya, salut kepada tekad Miaoling yang masih berani menatapnya dengan tajam. Pertanyaan gadis ini begitu menjebak. Kalau Junsi menjawab ‘tidak’, maka reputasi Junsi akan tercoreng. Kalau Junsi menjawab ‘ya’, maka hal itu berarti Junsi memberikan kesempatan bagi Miaoling untuk menolak.
Tiba-tiba, Miaoling terbelalak menyadari suatu hal.
“Tidak,” jawab Junsi singkat.
‘Sial!’
Junsi adalah orang yang sedari awal sudah memiliki reputasi yang buruk! Kenapa Miaoling tidak menyadari kalau pangeran yang satu ini berbeda dari saudara-saudaranya yang lain?!
Miaoling menarik napas dalam-dalam dan menghelanya perlahan. Dengan sebuah senyuman tipis, Miaoling berkata, “Kalau begitu, untuk apa membuang-buang napas hanya untuk basa-basi?” Sungguh melelahkan menjaga etika di depan pangeran ini.
“Aku suka,” balas Wang Junsi membuat sisi bibir Miaoling berkedut.
Ingin sekali rasanya Miaoling menghajar wajah pangeran itu habis-habisan. Bagaimana mungkin ada pangeran yang begitu tidak tahu malu seperti Wang Junsi? Rumor yang tersebar benar-benar tidak salah, pria ini adalah muka tembok! Kalau Wang Chengliu adalah seekor ular, maka Wang Junsi adalah seekor belut! Dua pangeran itu sama-sama makhluk melata!
Oh, jangan lupakan Wang Zhengyi yang adalah seekor buaya darat! Kalau Wang Wuyu …. U~~~~ntuk sekarang pangeran yang satu itu masih aman dari cacian.
Dengan senyuman terpaksa, Miaoling kembali menunduk ke arah Wang Junsi dan berjalan pergi dengan langkah yang sedikit dipercepat. Dalam hatinya, Miaoling memaki-maki pria tersebut.
Di kehidupan sebelumnya, Miaoling hanya memperhatikan Wang Chengliu yang selalu bersikap tenang dan tak pernah melanggar etika. Kalaupun dia pernah bertemu pria tidak tahu malu, hanya ada satu pria yang bisa Miaoling kategorikan sebagai pria tidak tahu malu. Akan tetapi, bahkan pria itu kalah jauh bila dibandingkan dengan ketidakmaluan Wang Junsi.
Siapa pria itu? Ah, itu cerita untuk lain hari.
Tiba-tiba, Wang Junsi berjalan dengan tempo yang sama cepatnya dengan Miaoling. Pria itu kemudian berkata tanpa menoleh, “Huang Miaoling, hidup penuh kepura-puraan sangatlah membosankan.”
Langkah Miaoling berhenti mendadak. Senyuman di bibirnya menjadi semakin lebar dan terlihat begitu manis. Akan tetapi, Wang Junsi yang tahu kenapa gadis itu tersenyum merasa kalau gadis itu ingin melahapnya hidup-hidup. Entah kenapa, hati pangeran itu menjadi semakin girang.
Apa yang mungkin akan dikatakan gadis ini sebagai balasannya?
“Pangeran Keempat, kau sedang membicarakan dirimu, bukan?”
__________
A/N: HI READERS! NOO, jangan kabur please! Author juga bukannya sengaja gak update empat hari gengs. Come baaaaacckkk! #Authorlagilebay.
Anyway, yeah, ini chapter 15! Gimana guys? Ini pangeran udah hampir nongol nih semua, sisa satu lagi. Hehehe. For now, kalian ship Miaoling sama siapa nih guys? Tergantung komentar kalian, Author bisa pasangin Miaoling dengan salah satu pangeran. Soalnya, sampai sekarang, Author belom ada gambaran Miaoling harus sama siapa hehehe.
Different comment leads to different ending. Be careful, ya!
HOHOHO
evilthoralert.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
Fitrian
ngoahhaha
2024-12-10
0
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
Hahaha 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2023-12-17
0
🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2023-12-17
0