Bab 12 Mereka dan Aku

Pantulan bulan di air menambah indahnya pemandangan kolam bunga teratai malam itu. Suara lantunan sitar dari dalam aula utama masih bisa terdengar secara samar. Dengan sinar lentera yang menghiasi sekitar kolam, para pemuda dan pemudi berkumpul, saling bercakap-cakap.

Kali ini, dengan niat untuk menarik calon pasangan mereka, beberapa pria muda dengan berani mulai menghampiri gadis yang menarik perhatian mereka dan berusaha untuk memulai sebuah percakapan. Senyuman manis dan rona malu pada wajah para gadis membuat darah para pria menjadi semakin mendidih.

Di saat itu, Miaoling yang pergi keluar bersama dengan Meiliang dan Jieli sedang berjalan menghampiri sisi kolam teratai yang lebih sepi.

“Kakak, Kakak Ipar, kalian pergi berjalanlah berdua. Tidak setiap kali kalian bisa mendapatkan kesempatan untuk berjalan santai di istana bersama. Selain itu, kalian sudah lama tidak menghabiskan waktu berdua.” Kemudian, sebuah senyuman jahil muncul di wajah Miaoling. “Tidakkah kalian dengar dari Yang Mulia Kaisar? Zhang Gongzhu sudah mengharapkan seorang cucu,” lanjut Miaoling.

Mendengar ucapan ini kembali diungkit, wajah Meiliang merona merah. “Miaoling! K-kau ini seorang gadis muda! B-bisa-bisanya kau berbicara dengan santai mengenai masalah ini!”

Ucapan Meiliang membuat hati Miaoling sedikit sakit. ‘Kalau saja dia tahu aku sudah hampir melahirkan seorang bayi mungil yang lucu.’ Tanpa menggubris balasan Meiliang, Miaoling menunduk dan memberi salam, “Aku akan memberikan kalian waktu berdua. Adik pamit!”

Dalam hitungan detik, gadis itu berjalan pergi meninggalkan dua sejoli itu di pinggir danau. “Lihat gadis itu! Sudah di usia menikah, tapi masih bersikap seperti seorang bocah. Hari ini aku kira dia sudah sadar akan usianya, tapi ternyata ….”

Jieli tertawa. “Dia sudah terbiasa dimanja ayah, Yade, dan juga aku. Ketika kami menyadari kesalahan kami, sudah terlambat,” jelas pria itu.

“Hmm …. Semua ini ….”

Meiliang tidak bisa melanjutkan ucapannya ketika melihat pancaran mata Jieli. Pandangan yang Jieli berikan padanya sungguh lembut, sungguh hangat.

Setelah berbulan-bulan tidak melihat istrinya, Jieli merasa kalau wanita ini semakin cantik. Di luar dandanan yang Jieli ketahui wanita itu kenakan untuknya, ada sebuah tarikan lain.

Semua orang berkata, ketika kau sedang jatuh cinta, orang yang telah mencuri hatimu itu akan terlihat jauh lebih menarik di matamu dibandingkan di mata orang lain. Apakah ini yang sedang Jieli rasakan? Sepertinya, benar … karena Jieli merasa kalau dirinya seperti sedang berada di bawah sihir.

“Jieli, jangan menatapku seperti itu,” kata Meiliang sembari menyembunyikan wajahnya di balik kipas.

Tangan Jieli dengan cepat merebut kipas yang Meiliang pegang. Ketika Meiliang lengah karena kaget, sebuah kecupan cepat didaratkan oleh Jieli di bibir mungil wanita itu.

Mata Meiliang terbelalak. Kepalanya segera menoleh ke kiri dan kanan, memastikan apakah ada yang melihat. Setelah yakin tidak ada orang yang melihat mereka, Meiliang menghela napas.

“J—jieli! Tidak tahu malu! Kalau ada yang lihat bagai—"

Melihat ekspresi Meiliang yang takut dan khawatir ditambah dengan rona merah di pipinya, Jieli merasa semakin gemas. Tanpa menunggu wanita itu menyelesaikan kalimatnya, Jieli menarik pinggang Meiliang dan menciumnya dalam-dalam.

Meiliang yang awalnya meronta akhirnya menyerah. Dia tidak bisa mengelak kalau dirinya sendiri begitu rindu dengan suaminya, setiap sentuhannya. Ciuman yang diberikan suaminya membuat seluruh tubuhnya diselimuti kehangatan yang sudah lama dia dambakan.

Ketika bibir mereka berpisah, Jieli memeluk Meiliang dengan sangat erat. “Aku merindukanmu, Meiliang. Aku sangat merindukanmu,” bisik Jieli di telinga istrinya itu. “Setiap kali aku ingin menyerah di tengah pertarungan, wajahmu selalu muncul di dalam benakku. Agar bisa bertemu lagi dengan istriku, aku terus berjuang. Aku tidak bisa membiarkan istriku yang cantik menjadi seorang janda hanya karena kebodohanku.”

Mendengar ucapan Jieli membuat mata Meiliang berkaca-kaca. Dia ingin menangis, tapi dia tidak bisa. Kalau dia menangis sekarang, seluruh riasannya akan hancur berantakan.

Di dalam hatinya, Meiliang sangat bersyukur. Tidak semua pasangan yang dijodohkan akan mendapatkan perlakuan seperti dirinya. Mendapatkan seorang suami yang begitu baik hati, tampan, dan juga sangat gagah seperti Huang Jieli.

Memang tidak salah, keluarga Huang adalah keluarga yang penuh dengan pria-pria bertalenta penuh kebajikan. Huang Qinghao sebagai jenderal besar, Huang Yade yang merupakan menteri paling muda di pengadilan kerajaan, dan Huang Jieli yang adalah wakil jenderal. Masing-masing dari mereka memiliki status yang baik dan sifat yang juga sepadan.

Ketika Meiliang baru saja ingin memuji wanita keturunan Huang, dia langsung teringat dengan Huang Miaoling dan Huang Wushuang. Huang Miaoling adalah gadis yang baik, sayang saja dia memiliki sifat yang lebih mirip pria. Akan tetapi, pagi tadi, gadis itu benar-benar luar biasa. Entah kenapa, sikap gadis itu mengingatkan Meiliang kepada permaisuri.

‘Ah, salah,’ pekik Meiliang dalam hatinya. ‘Dibandingkan dengan Permaisuri Mingmei yang lembut dan anggun, Miaoling lebih mirip dengan ibu suri, Shen Taihou [1].’

Dulu, di saat Shen Taihou masih menjabat sebagai permaisuri, dia merupakan seorang permaisuri yang berwibawa, dan juga … mematikan. Mematikan dalam hal ini tidak berarti seorang wanita yang dengki dan iri hati, melainkan tegas dan mengedepankan keadilan. Kalau seseorang melakukan hal yang salah di matanya, wanita itu tidak akan memberi ampun.

Di sisi lain, Huang Wushuang …. Gadis itu cantik, sangat cantik, etikanya juga sungguh baik. Kalau Wushuang disandingkan dengan Tuan Putri Wang Qiuhua, putri satu-satunya kaisar dengan permaisuri Mingmei, bahkan keanggunan sang Putri masih kalah jauh. Akan tetapi, kecantikan gadis itu adalah kutukan untuk dirinya sendiri. Karena terlalu cantik, Wushuang menganggap dirinya benar-benar seorang dewi yang harus mendapatkan kehormatan tertinggi di dunia ini.

Sayang sekali, Wushuang terlahir dari rahim seorang selir. Dengan Miaoling yang memiliki kedudukan di atasnya, Wushuang selalu merasa dirinya lebih rendah dan dia pun hidup dengan membangun sifat yang licik dan iri hati. Dengan wajah cantiknya, Wushuang terus berusaha memanipulasi orang lain.

“Meiliang, kau melamun ….”

Suara Huang Jieli membuat Meiliang tersadar dari lamunannya. Cepat-cepat Meiliang menggelengkan kepalanya. Gadis itu tersenyum dan melingkarkan tangannya di pinggang Jieli, memeluk suaminya erat.

Dengan suara lembut, Meiliang berkata, “Suamiku, aku sangat bersyukur telah menikah ke dalam kediamanmu. Entah budi besar macam apa yang telah kulakukan di kehidupanku sebelumnya untuk mendapatkan suami seperti dirimu.”

Sementara kedua sejoli itu menghabiskan waktu bersama, Huang Miaoling yang sebenarnya bersembunyi di balik sebuah pohon tersenyum. ‘Ya, benar-benar pasangan sejati. Mereka benar-benar beruntung,’ pikir Miaoling.

Merasa kalau adegan di depannya terlalu manis, Miaoling memutar kepala dan tubuhnya, meninggalkan tempat tersebut. Miaoling berjalan menyusuri jalan setapak, berniat meninggalkan daerah kolam bunga teratai dan menjauhi keramaian.

Di kehidupan sebelumnya, Miaoling sering mengunjungi satu tempat terpencil di istana ketika dia lelah menghadapi para selir dan menteri di istana. Ketika dia ingin menyendiri, tempat itulah adalah satu-satunya tempat yang bisa dia kunjungi. Miaoling menamai tempat itu Qiufeng Ting [2]

Beberapa saat mengikuti arah jalan setapak membawa Miaoling ke sebuah danau kecil terpencil yang memiliki sebuah bangunan paviliun di tengahnya. Jantung Miaoling berdetak cepat, girang seakan bertemu seorang teman lama.

Kepala Miaoling menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan kalau tidak ada orang di tempat itu. Setelah yakin, gadis itu pun berjalan perlahan menghampiri bangunan itu. Di saat jari-jarinya bertemu dengan salah satu pilar paviliun, dia bisa merasakan debu tebal di tangannya.

‘Masih sama, tidak terurus …,’ pikir Miaoling.

Miaoling menarik keluar sapu tangannya dan mengelap penyangga paviliun. Kemudian, dia mendudukkan dirinya di pinggir paviliun dan menyenderkan kepalanya di tiang kokoh paviliun tersebut. Dia menatap bulan yang begitu terang dan bulat malam hari ini.

Saat ini, Permaisuri Mingmei pasti telah mengajukan perjodohan kepada ayahnya. Setelah itu, Miaoling akan terikat dengan Pangeran Mahkota. Kalau dia masih Miaoling yang sama, dia pasti akan menolak dan merengek kepada sang Ayah untuk membatalkan pernikahan agar bisa bersama dengan Wang Chengliu.

Kali ini, Miaoling … akan membatalkan pernikahan itu dengan caranya sendiri! Bukan agar dia bisa bersama dengan Wang Chengliu, tapi agar dia bisa menentukan takdir hidupnya sendiri.

Sampai kapanpun, Miaoling tidak akan membiarkan siapapun menentukan takdir hidupnya. Hanya dirinya sendiri yang punya hak untuk mengambil keputusan!

Miaoling tersenyum. Kali ini, dia sudah tidak lagi buta. Dia bisa melihat dengan jelas cara Wang Zhengyi memperhatikan Huang Wushuang. Tatapan mata penuh nafsu itu telah mendapatkan sasaran berikutnya.

Siapa di ibukota yang tidak tahu dengan pribadi Pangeran Mahkota? Kediamannya dipenuhi selir karena sang Permaisuri tidak mengizinkan satu pun wanita yang pangeran itu sukai untuk menjadi istri sah.

Menjadi selir dalam kediaman Pangeran Mahkota sudah merupakan sebuah kehormatan bagi para wanita bangsawan kecil, terlebih lagi menjadi istri sah. Walau kedudukan istri sah Pangeran Mahkota merupakan kedudukan yang sangat mewah, tapi apakah pengorbanan dan kesulitan di masa depan layak untuk ditanggung?

Berpengalaman menjadi seorang permaisuri membuat Miaoling tahu dengan jelas kalau mengurus begitu banyak selir adalah sebuah mimpi buruk. Tidak hanya sakit hati demi terlihat sebagai seorang wanita bajik yang tidak iri hati ketika suamimu menatap wanita lain, tapi kau juga harus dipusingkan dengan konflik intrinsik yang mungkin timbul di antara selir-selir itu sendiri.

Terkadang, salah satu dari selir itu bahkan akan mencoba membunuhmu.

‘Seperti adikku tercinta itu,’ sindir Miaoling dalam hatinya. Benak Miaoling teringat senyuman Wushuang yang malu-malu kepada Wang Zhengyi. Sebuah senyuman pun muncul di bibirnya. ‘Wushuang, kau ingin menjadi Feniks, bukan? Kalau begitu, aku akan mengabulkannya.’

——————————————————

[1] Taihou: panggilan untuk ibu suri.

[2] Qiufeng Ting: paviliun Angin Musim Gugur

——————————————————

A/N: Hai, Readers! Kembali dengan Luke, sang Author yang bawel. So far, menurut kalian gimana, sih ceritanya? Oke gak? Ada yang kurang kah? Atau mungkin malah ada kelebihan (bisa disharing untuk menyembuhkan hati Author yang lembut ini)?

Anyway, Author mau minta saran nih, guys. Gimana sih caranya untuk dapat readers? Siapa tahu dari kalian ada yang penulis juga dan bisa berbagi pengetahuan dengan Author? Jujur, Author merasa cerita Author krg ada yg baca. Apa gara-gara memang ceritanya kurang menarik ya?

Tolong saran, ya, guys!

Oh, dan di bawah ada gambar untuk memberi kalian gambaran paviliun yang Author bilang tuh kayak gimana sih bentuknya hehe. (ONCE AGAIN, DISCLAIMER ON)

Oh, jangan lupa vote, comment, and like~ Plus share too LOL!

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

bahagia selalu

2022-09-18

0

Muna Gaming

Muna Gaming

itu rumah adat cina .....lanjut

2022-05-16

0

Indah Hidayat

Indah Hidayat

ceritra sangat menarik, alur ceritra logis, mudah dimengerti, keren pokoknya

2022-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke Masa Lalu
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sumpah Pembalasan
4 Bab 4 Keluarga Huang
5 Bab 5 Jing Yiniang dan Huang Wushuang
6 Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part I)
7 Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part 2)
8 Bab 7 Siapa yang Salah?
9 Bab 8 Bertemu Lagi dengan Wang Chengliu
10 Bab 9 Kepulangan sang Jenderal
11 Bab 10 Mengunjungi Istana Kerajaan
12 Bab 11 Perasaan yang Membingungkan
13 Bab 12 Mereka dan Aku
14 Bab 13 part 1 Kencan Diam-Diam
15 Bab 13 part 2 Kencan Diam-Diam
16 Bab 14 Wang Junsi yang Sebenarnya
17 Bab 15 Kepura-puraan
18 Bab 16 Perjodohan
19 Bab 17 Wang Zhengyi dan Huang Miaoling
20 Bab 18 Menyairkan Puisi
21 Bab 19 Dendam di Masa Lalu
22 Bab 20 Umpan
23 Bab 21 Lagi-lagi, Jingxiang
24 Bab 22 Percakapan dengan Huang Qinghao
25 Bab 23 Sebuah Peluang
26 Bab 24 Sebagai Seorang Wanita
27 Bab 25 Kesempatan
28 Bab 26 Kecurigaan Hanrong
29 Bab 27 Salah Perhitungan
30 Bab 28 Lianhua Yuan
31 Bab 29 Jiang Feng
32 Bab 30 Berita yang Tersebar di Ibukota
33 Bab 31 Permulaan dari Selamat Tinggal
34 Bab 32 Siasat Miaoling
35 Bab 33 Demi Ibu
36 Bab 34 Rong Gui
37 Bab 35 Hadiah dari Pangeran Mahkota
38 Bab 36 Kemarahan Miaoling
39 Bab 37 Kesalahan Junyi
40 Bab 38 Junyi Tidak Punya Siapa-Siapa
41 Bab 39 Sosok Ibu
42 Bab 40 Pucat
43 Bab 41 Sayembara Musik
44 Bab 42 Wang Qiuhua dan Wang Xiangqi
45 Bab 43 Pembukaan dari Sebuah Sandiwara
46 Bab 44 Ternoda
47 Bab 45 Racun
48 Bab 46 Rencana Permaisuri
49 Bab 47 Pertanggungjawaban Wang Zhengyi
50 Bab 48 Keputusan Akhir
51 Bab 49 Sandiwara Terhebat Sepanjang Masa
52 Bab 50 Kerja Sama
53 Bab 51 Kematian Wei Ningxin
54 Bab 52 Dendam
55 Bab 53 Demi Melindungi Keluarga
56 Bab 54 Atas Nama Kewajiban
57 Bab 55 Keterikatan
58 Bab 56 Li Hongxia
59 Bab 57 Arti Keluarga
60 Bab 58 Alat
61 Bab 59 Jebakan
62 Bab 60 Kekhawatiran
63 Bab 61 Merepotkan
64 Bab 62 Yuanli, Muhua
65 Bab 63 Malam Pertemuan
66 Bab 64 Pengunjung Misterius
67 Bab 65 Pembunuh Suruhan
68 Bab 66 Imbalan yang Pantas
69 Bab 67 Yang Changxi, Huang Yanan, dan Li Shijing
70 Bab 68 Balasan yang Pantas Didapatkan.
71 Bab 69 Pertemuan Pertama
72 Bab 70 Kedatangan Huang Liqiang
73 Bab 71 Penjelasan
74 Bab 72 Perdebatan
75 Bab 73 Menambah Minyak ke Api
76 Bab 74 Menggunakan Kebaikan untuk Melakukan Kejahatan
77 Bab 75 Meremehkan
78 Bab 76 Pelayan Baru itu
79 Bab 77 Dia Indah
80 Bab 78 Cinta dan Niat
81 Bab 79 Karma
82 Bab 80 Tarik-Menarik
83 Bab 81 Musuh dari Musuh adalah Teman
84 Bab 82 Karena Kau adalah Kau
85 Bab 83 Harus ke Jingcheng
86 Bab 84 Pria yang Mendekati Muhua
87 Bab 85 Hari Pernikahan Huang Wushuang
88 Bab 86 Bidak Catur Tanpa Perasaan
89 Bab 87 Kepentingan Masing-Masing
90 Bab 88 Kejutan
91 Bab 89 Pria Bertopeng
92 Bab 90 Pangeran Mahkota Keracunan
93 Bab 91 Semoga Langit Melindungi Keluarga Huang
94 Bab 92 Sadarnya Huang Wushuang
95 Bab 93 Mainan
96 Bab 94 Dalangnya Harus Mati Menggenaskan
97 Bab 95 Memberikan Kesempatan
98 Bab 96 Bidak Mengambil Langkah
99 Bab 97 Pangeran Mahkota yang baru?
100 Bab 98 Kelalaian
101 Bab 99 Kasim Xia
102 Bab 100 Tersangka Utama
103 Bab 101 Dia adalah Seorang Pembunuh
104 Bab 102 Bukti-Bukti
105 Bab 103 Percayalah
106 Bab 104 Berpura-pura Bodoh
107 Bab 105 Saksi
108 Bab 106 Keterlibatan Kerajaan Zhou
109 Bab 107 Kau Masih Anggota Keluarga Huang
110 Bab 108 Kasim Gao
111 Bab 109 Pernikahan
112 Bab 110 Kau Hidup Karena Kematianmu Tidak Menguntungkan
113 Bab 111 Ketenangan?
114 Bab 112 Cerita Mereka
115 Bab 113 Hidup adalah Milik Sendiri
116 Bab 114 Hanya Tahu Cara Mengurus Orang Lain
117 Bab 115 Mengandalkan
118 Bab 116 Terima Kasih atas Kerja Kerasmu
119 Bab 117 Langkah yang Salah
120 Bab 118 Keterlibatan Permaisuri
121 Bab 119 Mengantar Keberangkatan
122 Bab 120 Kepergian
123 Bab 121 Pendamping Permaisuri
124 Bab 122 Utusan Kediaman Huang
125 Bab 123 Perjalanan ke Jingcheng
126 Bab 124 Siluman, katanya
127 Bab 125 Ingatan Sebelum Kematian
128 Bab 126 Kau Harus Hidup
129 Bab 127 Bandit Macam Apa?
130 Bab 128 Menyerah
131 Bab 129 Lan’er dan Lu Si
132 Bab 130 Mengusirku?
133 Bab 131 Anggap Saja Keajaiban
134 Bab 132 Kematiannya adalah Kutukan
135 Bab 133 Ketidakpercayaan
136 Bab 134 Dia Masih Hidup. Aku Percaya itu.
137 Bab 135 Bukan yang Kau Kenal
138 Bab 136 Kediaman Para Dewa
139 Bab 137 Wanita Pembawa Malapetaka
140 Bab 138 Hentikan Perkabungan
141 Bab 139 Bantuan & Pertemuan
142 Bab 140 Liang Fenghong
143 Bab 141 Kita Bertemu Lagi
144 Bab 142 Perjodohan?
145 Bab 143 Canggung
146 Bab 144 Hanya Ingin Jadi Kekasihmu
147 Bab 145 Memberikan Kesempatan
148 Bab 146 Untuk Apa?
149 Bab 147 Kaisar dan Raja
150 Bab 148 Alasan Sebenarnya
151 Bab 149 Dukungan
152 Bab 150 Dua Kerajaan, Dua Kubu
153 Bab 151 Empat Bersaudara, Dua Kubu Berbeda
154 Bab 152 Kekasih Huang Miaoling …?
155 Bab 153 Aku Cemburu. Tidak boleh?
156 Bab 154 Penguasa Kerajaan Wu Sebenarnya
157 Episode 155 Aku Akan Melakukannya
158 Bab 156 Motivasi
159 Bab 157 A Cheng, A Feng
160 Bab 158 Ibu Suri He
161 Bab 159 Pengakuan Wang Wuyu
162 Bab 160 Sadarnya Wang Junsi
163 Bab 161 Kunjungan sang Putri Mahkota ke Halaman Selir Feng
164 Bab 162 Berita Menyebar Cepat
165 Bab 163 Kembalinya Duri dalam Daging
166 Bab 164 Penutupan
167 Bab 165 Mereka yang Merupakan Dalang
168 Bab 166 Kerja Sama
169 Bab 167 Kutub Utara dan Mataharinya
170 Bab 168 Aku Percaya pada Putraku
171 Bab 169 Cocok, ‘kah?
172 Bab 170 Tunanganku
173 Bab 171 Apa Maksudmu?
174 Bab 172 Membangun Reputasi
175 Bab 173 Ganjaran untuk Merendahkan
176 Bab 174 Permintaan He Junzhu
177 Bab 175 Kau Kalah
178 Bab 176 Terlukanya Huang Miaoling
179 Bab 177 Kecelakaan
180 Bab 178 “Hadiah Perkenalan”, katanya
181 Bab 179 Apa Kau Tahu?!
182 Bab 180 Kau dan Aku, Tidak Mungkin
183 Bab 181 Tugasnya Selesai
184 Bab 182 Tidak Bermaksud
185 Bab 183 Ibu Suri He Ingin Bertemu
186 Bab 184 Giliranku
187 Bab 185 Celah pada Kepalsuan
188 Bab 186 Mawar Berduri
189 Bab 187 Karena Dia Menyentuh Keluargaku
190 Bab 188 Aku Akan Pastikan
191 Bab 189 Wu Rongya
192 Bab 190 Dengan Status dan Kekuasaan, Datanglah Sebuah Kewajiban
193 Bab 191 Putra Li Hongxia
194 Bab 192 Antara Zhanggongzhu dan Raja An
195 Bab 193 Hal-Hal Kecil yang Sulit Untuk Dilakukan
196 Bab 194 Tujuan Sebenarnya
197 Bab 195 Penyelidikan di Masa Lalu
198 Bab 196 Kelemahan Terbesar Ibu Suri He
199 Bab 197 Hanya Denganmu
200 Bab 198 Pelengseran Putri Mahkota
201 Bab 199 Pernikahan Putri Wu Rongya
202 Bab 200 Bunga Anggrek
203 Bab 201 Ayah Kandungnya
204 Bab 202 Pengetahuan Melampaui Semua Orang
205 Bab 203 Serangan Song Qiaolan
206 Bab 204 Kemampuan Bersandiwara
207 Bab 205 Utusan Ibu Suri Shen
208 Bab 206 Kerajaan Zhou
209 Bab 207 Tak Ada Waktu
210 Bab 208 Kehangatan
211 Bab 209 Kepergian Wang Junsi
212 Bab 210 Hukuman bagi Chen Long
213 Bab 211 Jadi, ini Maksudnya
214 Bab 212 Mengakui Kesalahan dan Membenarkannya
215 Bab 213 Di Luar Kesepakatan
216 Bab 214 Kau Tidak Menolakku
217 Bab 215 Tuduhan Liang Jian
218 Bab 216 Hukuman? Itu berkat
219 Bab 217 Kau Masih Mencintainya?
220 Bab 218 Jiang Hu dan Liang Fenghong
221 Bab 219 Guru yang Luar Biasa
222 Bab 220 Malam Hukuman
223 Bab 221 Hidup adalah Permainan
224 Bab 222 Menghilang?
225 Bab 223 Musuh Paling Mengerikan
226 Bab 224 Kutukan Berupa Berkat
227 Bab 225 Badai Akan Segera Datang
228 Bab 226 Pengalihan
229 Bab 227 Rahasia dan Kebohongan
230 Bab 228 Tibanya Huang Yade di Qinglong
231 Bab 229 Menjijikkan?
232 Bab 230 Sebelum Pesta Dimulai
233 Bab 231 Kakak-Adik Berbahaya
234 Bab 232 Ikatan yang Tak Begitu Kuat
235 Bab 233 Benda Perjanjian Pernikahan
236 Bab 234 Anggur 100 Tahun
237 Bab 235 Mengorbankan Putranya
238 Bab 236 Pemberontakan dan Revolusi
239 Bab 237 Bebasnya Li Hongxia dan Jatuhnya keluarga Liang
240 Bab 238 Serangan terhadap Wakil Jenderal Chen
241 Bab 239 Serangan Para Penyusup
242 Bab 240 Pemenggalan Kaisar Huatai
243 Bab 241 Selamat?
244 Bab 242 Jatuhnya Liang Fenghong
245 Bab 243 Membalikkan Keadaan
246 Bab 244 Kemunculan yang Tak Diduga?
247 Bab 245 Misi Penyelamatan
248 Bab 246 Bertemu Kembali
249 Bab 247 Orang yang Paling Mencurigakan
250 Bab 248 Cuka
251 Bab 249 Ketenangan Setelah Perang
252 Bab 250 Hari Eksekusi
253 Bab 251 Yang Terjadi
254 Bab 252 Menunggu Sebuah Akhir
255 Bab 253 Penghargaan
256 Bab 254 Sang Penyelamat
257 Bab 255 Di Balik Layar
258 Bab 256 Putra Tersembunyi
259 Bab 257 Pengelakan
260 Bab 258 Wu Yifeng, Shen Xifu, dan He Wudi
261 Bab 259 Keresahan Akan Tempat yang Menerimanya
262 Bab 260 Sungguh?
263 Bab 261 Usaha Untuk Menyingkirkan
264 Bab 262 Keuntungan yang Ditawarkan
265 Bab 263 Tidak Bisakah Kau Kembali?
266 Bab 264 Benang Kehidupan yang Tidak Terkait
267 Bab 265 Menikahlah Denganku
268 Bab 266 Masalah Mereka
269 Bab 267 Bukan Lagi Pertunangan
270 Bab 268 Perwakilan Kerajaan Wu
271 Bab 269 Kunjungan ke Kediaman Chen
272 Bab 270 Sepasang Merpati
273 Bab 271 Meninggalkan Kerajaan Wu
274 Bab 272 Percakapan Para Gadis
275 Bab 273 Menyetarakan Pengetahuan
276 Bab 274 Harapan Untuk Sebuah Kabar Baik
277 Bab 275 Jangan Seperti ini
278 Bab 276 Informan
279 Bab 277 Anak Singa
280 Bab 278 Kudeta di Kerajaan Tubo
281 Bab 279 Rasa Syukur
282 Bab 280 Empat Hari Lagi
283 Bab 281 Tiba di Zhongcheng
284 Bab 282 Ikatan Sahabat
285 Bab 283 Kembalinya Nona Pertama Huang
286 Bab 284 Niat Terselubung Kaisar
287 Bab 285 Siapa yang bisa kalahkan?
288 Bab 286 Cerminan Seorang Majikan
289 Bab 287 Tujuannya
290 Bab 288 Semua Berubah
291 Bab 289 Kediaman Huang Akan Kembali Meriah
292 Bab 290 Ya, Aku Pulang
293 Bab 291 Hubungan Keduanya
294 Bab 292 Pernikahan Huang Miaoling dan Liang Fenghong
295 Bab 293 Jebakan yang Telah Disiapkan
296 Bab 294 Pertarungan Huang Junyi dan Liang Fenghong
297 Bab 295 Antiklimaks
298 Bab 296 Usaha Untuk Mengerti
299 Bab 297 Apa Hubungan Kalian Berdua?
300 Bab 298 Berani Menerima Sujudnya?
301 Bab 299 Menyingkirkan Seseorang
302 Bab 300 Kembali ke Dalam Lumpur
303 Bab 301 Bumbu Penyedap
304 Bab 302 Singkirkan
305 Bab 303 Seorang Bibi dan Keponakannya
306 Bab 304 Xingren Mengandung Qinghua
307 Bab 305 Kebenaran di Hari Itu
308 Bab 306 Jebakan Tak Terduga
309 Bab 307 Bukan Orang Tak Terkalahkan
310 Book II released
311 Konfirmasi Lagi untuk Book ke 2 Phoenix Reborn
312 Ini Adalah Sebuah Kesalahan, Jangan Dibaca
Episodes

Updated 312 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke Masa Lalu
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sumpah Pembalasan
4
Bab 4 Keluarga Huang
5
Bab 5 Jing Yiniang dan Huang Wushuang
6
Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part I)
7
Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part 2)
8
Bab 7 Siapa yang Salah?
9
Bab 8 Bertemu Lagi dengan Wang Chengliu
10
Bab 9 Kepulangan sang Jenderal
11
Bab 10 Mengunjungi Istana Kerajaan
12
Bab 11 Perasaan yang Membingungkan
13
Bab 12 Mereka dan Aku
14
Bab 13 part 1 Kencan Diam-Diam
15
Bab 13 part 2 Kencan Diam-Diam
16
Bab 14 Wang Junsi yang Sebenarnya
17
Bab 15 Kepura-puraan
18
Bab 16 Perjodohan
19
Bab 17 Wang Zhengyi dan Huang Miaoling
20
Bab 18 Menyairkan Puisi
21
Bab 19 Dendam di Masa Lalu
22
Bab 20 Umpan
23
Bab 21 Lagi-lagi, Jingxiang
24
Bab 22 Percakapan dengan Huang Qinghao
25
Bab 23 Sebuah Peluang
26
Bab 24 Sebagai Seorang Wanita
27
Bab 25 Kesempatan
28
Bab 26 Kecurigaan Hanrong
29
Bab 27 Salah Perhitungan
30
Bab 28 Lianhua Yuan
31
Bab 29 Jiang Feng
32
Bab 30 Berita yang Tersebar di Ibukota
33
Bab 31 Permulaan dari Selamat Tinggal
34
Bab 32 Siasat Miaoling
35
Bab 33 Demi Ibu
36
Bab 34 Rong Gui
37
Bab 35 Hadiah dari Pangeran Mahkota
38
Bab 36 Kemarahan Miaoling
39
Bab 37 Kesalahan Junyi
40
Bab 38 Junyi Tidak Punya Siapa-Siapa
41
Bab 39 Sosok Ibu
42
Bab 40 Pucat
43
Bab 41 Sayembara Musik
44
Bab 42 Wang Qiuhua dan Wang Xiangqi
45
Bab 43 Pembukaan dari Sebuah Sandiwara
46
Bab 44 Ternoda
47
Bab 45 Racun
48
Bab 46 Rencana Permaisuri
49
Bab 47 Pertanggungjawaban Wang Zhengyi
50
Bab 48 Keputusan Akhir
51
Bab 49 Sandiwara Terhebat Sepanjang Masa
52
Bab 50 Kerja Sama
53
Bab 51 Kematian Wei Ningxin
54
Bab 52 Dendam
55
Bab 53 Demi Melindungi Keluarga
56
Bab 54 Atas Nama Kewajiban
57
Bab 55 Keterikatan
58
Bab 56 Li Hongxia
59
Bab 57 Arti Keluarga
60
Bab 58 Alat
61
Bab 59 Jebakan
62
Bab 60 Kekhawatiran
63
Bab 61 Merepotkan
64
Bab 62 Yuanli, Muhua
65
Bab 63 Malam Pertemuan
66
Bab 64 Pengunjung Misterius
67
Bab 65 Pembunuh Suruhan
68
Bab 66 Imbalan yang Pantas
69
Bab 67 Yang Changxi, Huang Yanan, dan Li Shijing
70
Bab 68 Balasan yang Pantas Didapatkan.
71
Bab 69 Pertemuan Pertama
72
Bab 70 Kedatangan Huang Liqiang
73
Bab 71 Penjelasan
74
Bab 72 Perdebatan
75
Bab 73 Menambah Minyak ke Api
76
Bab 74 Menggunakan Kebaikan untuk Melakukan Kejahatan
77
Bab 75 Meremehkan
78
Bab 76 Pelayan Baru itu
79
Bab 77 Dia Indah
80
Bab 78 Cinta dan Niat
81
Bab 79 Karma
82
Bab 80 Tarik-Menarik
83
Bab 81 Musuh dari Musuh adalah Teman
84
Bab 82 Karena Kau adalah Kau
85
Bab 83 Harus ke Jingcheng
86
Bab 84 Pria yang Mendekati Muhua
87
Bab 85 Hari Pernikahan Huang Wushuang
88
Bab 86 Bidak Catur Tanpa Perasaan
89
Bab 87 Kepentingan Masing-Masing
90
Bab 88 Kejutan
91
Bab 89 Pria Bertopeng
92
Bab 90 Pangeran Mahkota Keracunan
93
Bab 91 Semoga Langit Melindungi Keluarga Huang
94
Bab 92 Sadarnya Huang Wushuang
95
Bab 93 Mainan
96
Bab 94 Dalangnya Harus Mati Menggenaskan
97
Bab 95 Memberikan Kesempatan
98
Bab 96 Bidak Mengambil Langkah
99
Bab 97 Pangeran Mahkota yang baru?
100
Bab 98 Kelalaian
101
Bab 99 Kasim Xia
102
Bab 100 Tersangka Utama
103
Bab 101 Dia adalah Seorang Pembunuh
104
Bab 102 Bukti-Bukti
105
Bab 103 Percayalah
106
Bab 104 Berpura-pura Bodoh
107
Bab 105 Saksi
108
Bab 106 Keterlibatan Kerajaan Zhou
109
Bab 107 Kau Masih Anggota Keluarga Huang
110
Bab 108 Kasim Gao
111
Bab 109 Pernikahan
112
Bab 110 Kau Hidup Karena Kematianmu Tidak Menguntungkan
113
Bab 111 Ketenangan?
114
Bab 112 Cerita Mereka
115
Bab 113 Hidup adalah Milik Sendiri
116
Bab 114 Hanya Tahu Cara Mengurus Orang Lain
117
Bab 115 Mengandalkan
118
Bab 116 Terima Kasih atas Kerja Kerasmu
119
Bab 117 Langkah yang Salah
120
Bab 118 Keterlibatan Permaisuri
121
Bab 119 Mengantar Keberangkatan
122
Bab 120 Kepergian
123
Bab 121 Pendamping Permaisuri
124
Bab 122 Utusan Kediaman Huang
125
Bab 123 Perjalanan ke Jingcheng
126
Bab 124 Siluman, katanya
127
Bab 125 Ingatan Sebelum Kematian
128
Bab 126 Kau Harus Hidup
129
Bab 127 Bandit Macam Apa?
130
Bab 128 Menyerah
131
Bab 129 Lan’er dan Lu Si
132
Bab 130 Mengusirku?
133
Bab 131 Anggap Saja Keajaiban
134
Bab 132 Kematiannya adalah Kutukan
135
Bab 133 Ketidakpercayaan
136
Bab 134 Dia Masih Hidup. Aku Percaya itu.
137
Bab 135 Bukan yang Kau Kenal
138
Bab 136 Kediaman Para Dewa
139
Bab 137 Wanita Pembawa Malapetaka
140
Bab 138 Hentikan Perkabungan
141
Bab 139 Bantuan & Pertemuan
142
Bab 140 Liang Fenghong
143
Bab 141 Kita Bertemu Lagi
144
Bab 142 Perjodohan?
145
Bab 143 Canggung
146
Bab 144 Hanya Ingin Jadi Kekasihmu
147
Bab 145 Memberikan Kesempatan
148
Bab 146 Untuk Apa?
149
Bab 147 Kaisar dan Raja
150
Bab 148 Alasan Sebenarnya
151
Bab 149 Dukungan
152
Bab 150 Dua Kerajaan, Dua Kubu
153
Bab 151 Empat Bersaudara, Dua Kubu Berbeda
154
Bab 152 Kekasih Huang Miaoling …?
155
Bab 153 Aku Cemburu. Tidak boleh?
156
Bab 154 Penguasa Kerajaan Wu Sebenarnya
157
Episode 155 Aku Akan Melakukannya
158
Bab 156 Motivasi
159
Bab 157 A Cheng, A Feng
160
Bab 158 Ibu Suri He
161
Bab 159 Pengakuan Wang Wuyu
162
Bab 160 Sadarnya Wang Junsi
163
Bab 161 Kunjungan sang Putri Mahkota ke Halaman Selir Feng
164
Bab 162 Berita Menyebar Cepat
165
Bab 163 Kembalinya Duri dalam Daging
166
Bab 164 Penutupan
167
Bab 165 Mereka yang Merupakan Dalang
168
Bab 166 Kerja Sama
169
Bab 167 Kutub Utara dan Mataharinya
170
Bab 168 Aku Percaya pada Putraku
171
Bab 169 Cocok, ‘kah?
172
Bab 170 Tunanganku
173
Bab 171 Apa Maksudmu?
174
Bab 172 Membangun Reputasi
175
Bab 173 Ganjaran untuk Merendahkan
176
Bab 174 Permintaan He Junzhu
177
Bab 175 Kau Kalah
178
Bab 176 Terlukanya Huang Miaoling
179
Bab 177 Kecelakaan
180
Bab 178 “Hadiah Perkenalan”, katanya
181
Bab 179 Apa Kau Tahu?!
182
Bab 180 Kau dan Aku, Tidak Mungkin
183
Bab 181 Tugasnya Selesai
184
Bab 182 Tidak Bermaksud
185
Bab 183 Ibu Suri He Ingin Bertemu
186
Bab 184 Giliranku
187
Bab 185 Celah pada Kepalsuan
188
Bab 186 Mawar Berduri
189
Bab 187 Karena Dia Menyentuh Keluargaku
190
Bab 188 Aku Akan Pastikan
191
Bab 189 Wu Rongya
192
Bab 190 Dengan Status dan Kekuasaan, Datanglah Sebuah Kewajiban
193
Bab 191 Putra Li Hongxia
194
Bab 192 Antara Zhanggongzhu dan Raja An
195
Bab 193 Hal-Hal Kecil yang Sulit Untuk Dilakukan
196
Bab 194 Tujuan Sebenarnya
197
Bab 195 Penyelidikan di Masa Lalu
198
Bab 196 Kelemahan Terbesar Ibu Suri He
199
Bab 197 Hanya Denganmu
200
Bab 198 Pelengseran Putri Mahkota
201
Bab 199 Pernikahan Putri Wu Rongya
202
Bab 200 Bunga Anggrek
203
Bab 201 Ayah Kandungnya
204
Bab 202 Pengetahuan Melampaui Semua Orang
205
Bab 203 Serangan Song Qiaolan
206
Bab 204 Kemampuan Bersandiwara
207
Bab 205 Utusan Ibu Suri Shen
208
Bab 206 Kerajaan Zhou
209
Bab 207 Tak Ada Waktu
210
Bab 208 Kehangatan
211
Bab 209 Kepergian Wang Junsi
212
Bab 210 Hukuman bagi Chen Long
213
Bab 211 Jadi, ini Maksudnya
214
Bab 212 Mengakui Kesalahan dan Membenarkannya
215
Bab 213 Di Luar Kesepakatan
216
Bab 214 Kau Tidak Menolakku
217
Bab 215 Tuduhan Liang Jian
218
Bab 216 Hukuman? Itu berkat
219
Bab 217 Kau Masih Mencintainya?
220
Bab 218 Jiang Hu dan Liang Fenghong
221
Bab 219 Guru yang Luar Biasa
222
Bab 220 Malam Hukuman
223
Bab 221 Hidup adalah Permainan
224
Bab 222 Menghilang?
225
Bab 223 Musuh Paling Mengerikan
226
Bab 224 Kutukan Berupa Berkat
227
Bab 225 Badai Akan Segera Datang
228
Bab 226 Pengalihan
229
Bab 227 Rahasia dan Kebohongan
230
Bab 228 Tibanya Huang Yade di Qinglong
231
Bab 229 Menjijikkan?
232
Bab 230 Sebelum Pesta Dimulai
233
Bab 231 Kakak-Adik Berbahaya
234
Bab 232 Ikatan yang Tak Begitu Kuat
235
Bab 233 Benda Perjanjian Pernikahan
236
Bab 234 Anggur 100 Tahun
237
Bab 235 Mengorbankan Putranya
238
Bab 236 Pemberontakan dan Revolusi
239
Bab 237 Bebasnya Li Hongxia dan Jatuhnya keluarga Liang
240
Bab 238 Serangan terhadap Wakil Jenderal Chen
241
Bab 239 Serangan Para Penyusup
242
Bab 240 Pemenggalan Kaisar Huatai
243
Bab 241 Selamat?
244
Bab 242 Jatuhnya Liang Fenghong
245
Bab 243 Membalikkan Keadaan
246
Bab 244 Kemunculan yang Tak Diduga?
247
Bab 245 Misi Penyelamatan
248
Bab 246 Bertemu Kembali
249
Bab 247 Orang yang Paling Mencurigakan
250
Bab 248 Cuka
251
Bab 249 Ketenangan Setelah Perang
252
Bab 250 Hari Eksekusi
253
Bab 251 Yang Terjadi
254
Bab 252 Menunggu Sebuah Akhir
255
Bab 253 Penghargaan
256
Bab 254 Sang Penyelamat
257
Bab 255 Di Balik Layar
258
Bab 256 Putra Tersembunyi
259
Bab 257 Pengelakan
260
Bab 258 Wu Yifeng, Shen Xifu, dan He Wudi
261
Bab 259 Keresahan Akan Tempat yang Menerimanya
262
Bab 260 Sungguh?
263
Bab 261 Usaha Untuk Menyingkirkan
264
Bab 262 Keuntungan yang Ditawarkan
265
Bab 263 Tidak Bisakah Kau Kembali?
266
Bab 264 Benang Kehidupan yang Tidak Terkait
267
Bab 265 Menikahlah Denganku
268
Bab 266 Masalah Mereka
269
Bab 267 Bukan Lagi Pertunangan
270
Bab 268 Perwakilan Kerajaan Wu
271
Bab 269 Kunjungan ke Kediaman Chen
272
Bab 270 Sepasang Merpati
273
Bab 271 Meninggalkan Kerajaan Wu
274
Bab 272 Percakapan Para Gadis
275
Bab 273 Menyetarakan Pengetahuan
276
Bab 274 Harapan Untuk Sebuah Kabar Baik
277
Bab 275 Jangan Seperti ini
278
Bab 276 Informan
279
Bab 277 Anak Singa
280
Bab 278 Kudeta di Kerajaan Tubo
281
Bab 279 Rasa Syukur
282
Bab 280 Empat Hari Lagi
283
Bab 281 Tiba di Zhongcheng
284
Bab 282 Ikatan Sahabat
285
Bab 283 Kembalinya Nona Pertama Huang
286
Bab 284 Niat Terselubung Kaisar
287
Bab 285 Siapa yang bisa kalahkan?
288
Bab 286 Cerminan Seorang Majikan
289
Bab 287 Tujuannya
290
Bab 288 Semua Berubah
291
Bab 289 Kediaman Huang Akan Kembali Meriah
292
Bab 290 Ya, Aku Pulang
293
Bab 291 Hubungan Keduanya
294
Bab 292 Pernikahan Huang Miaoling dan Liang Fenghong
295
Bab 293 Jebakan yang Telah Disiapkan
296
Bab 294 Pertarungan Huang Junyi dan Liang Fenghong
297
Bab 295 Antiklimaks
298
Bab 296 Usaha Untuk Mengerti
299
Bab 297 Apa Hubungan Kalian Berdua?
300
Bab 298 Berani Menerima Sujudnya?
301
Bab 299 Menyingkirkan Seseorang
302
Bab 300 Kembali ke Dalam Lumpur
303
Bab 301 Bumbu Penyedap
304
Bab 302 Singkirkan
305
Bab 303 Seorang Bibi dan Keponakannya
306
Bab 304 Xingren Mengandung Qinghua
307
Bab 305 Kebenaran di Hari Itu
308
Bab 306 Jebakan Tak Terduga
309
Bab 307 Bukan Orang Tak Terkalahkan
310
Book II released
311
Konfirmasi Lagi untuk Book ke 2 Phoenix Reborn
312
Ini Adalah Sebuah Kesalahan, Jangan Dibaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!