Selagi para penari sedang melenggak-lenggokkan tubuh mereka dengan gemulai di panggung tengah, para pejabat saling bercakap dan mengangkat cangkir mereka untuk bersulang. Senandung sitar yang merdu menyelimuti ruangan, mengiringi para penari dengan terampil. Para pelayan sibuk berlari ke sana dan kemari mengantarkan makanan dan piring yang telah kosong.
Para gadis menutupi setengah wajah mereka dengan kipas, sebuah adat untuk menunjukkan martabat dan kelembutan. Beberapa hanya terdiam, yang lain tertawa dan berbicara mengenai para pangeran maupun pejabat muda yang masih lajang. Tentunya, mereka berharap kalau diri mereka mampu menarik perhatian para pria, berharap salah satu dari pria dengan masa depan yang cerah itu akan mempersunting mereka.
Di sisi lain, para pria muda itu pun sedang membahas mengenai para gadis di depan mereka. Tatapan mereka terlihat sedang menilai satu per satu gadis itu, bak sedang membeli buah dan memilah yang mana yang baik dan yang mana yang busuk.
“Wakil Jenderal Huang,” panggil sang Kaisar membuat Huang Jieli menoleh. “Aku telah mendengar bahwa dalam ekspedisi kali ini, kau juga mengambil bagian besar. Aku mengundangmu untuk bersulang denganku.”
Melihat sang Kaisar mengangkat cangkir emasnya, Huang Jieli bergegas mengangkat cangkirnya yang segera diisi oleh seorang pelayan. “Yang Mulia terlalu sungkan. Itu adalah kewajiban hamba sebagai pelayan negara.”
“Ha ha ha, buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Seperti ayahmu, kau adalah pejabat berbakti! Bersulang!” Sang Kaisar pun meneguk anggur dalam cangkirnya emasnya. Setelah itu, dia beralih memandang wanita di sebelah Jieli. “Meiliang,” panggilnya.
Mendengar namanya dipanggil, Meiliang pun menunduk dan memberi salam, “Yang Mulia.”
Kaisar mengangguk melihat wajah Meiliang yang cerah dan dandanannya yang cantik. Hanya dalam sekilas, sang Kaisar langsung mengetahui kalau keponakannya itu diperlakukan dengan baik di kediaman Huang. Bahkan dari perilakunya terhadap suaminya, terlihat jelas kalau keduanya saling menyayangi dan menghargai.
“Kau sudah menikah dengan Wakil Jenderal Huang untuk hampir dua tahun. Akan tetapi, karena aku selalu memberikannya tugas, kalian tidak sempat menghabiskan waktu bersama.” Sang Kaisar menghela napas, merasa sedikit bersalah. “Kakak perempuanku sangat mengkhawatirkan kapan dia akan menimang cucu. Sekarang perang telah selesai, aku harap kalian suami-istri akan bekerja keras untuk mengabulkan permintaan kakakku.”
Ucapan sang Kaisar membuat Meiliang merona sangat merah. Begitu pula para gadis-gadis lain yang mendengar. Di sisi lain, para pria hanya tertawa.
“Yang Mulia, kalau kau terus menggoda keponakanmu, di hari kelak dia akan jarang mengunjungimu,” ujar Permaisuri Mingmei sembari tersenyum lembut.
“Meiliang tentu saja tidak berani melakukan itu,” balas Meiliang, masih dengan rona di wajahnya.
Selagi permaisuri dan kaisar sedang sibuk menggoda keponakan mereka, Wang Chengliu sibuk memperhatikan Huang Miaoling dengan intens. Dengan begitu banyak gadis yang lebih cantik di hadapannya, kenapa dia malah memperhatikan satu gadis yang tidak mencolok itu?
Di meja sebelah Miaoling, Chengliu bisa melihat seorang gadis lain. Gadis itu sangat cantik, bak seorang peri yang turun dari surga. Akan tetapi, kenapa mata Wang Chengliu secara otomatis berpindah kepada Huang Miaoling?!
“Chengliu, kalau kau terus memperhatikan gadis itu … nanti dia lari.”
Wang Chengliu menoleh dan mendapati kalau Wang Zhengyi sedang tersenyum kepadanya. “Kakak,” panggilnya berniat berdiri dan memberi salam. Akan tetapi, Zhengyi menghentikannya dan duduk di sampingnya.
“Aku lihat kamu sedang memperhatikan gadis cantik dari keluarga Huang itu,” ujar Zhengyi sembari terkekeh. “Tidak kusangka, Wang Chengliu yang tidak pernah melirik wanita akhirnya akan memiliki hari seperti ini juga. Tidak heran, gadis dari keluarga Huang itu cantik sekali! Seperti seorang dewi!” lanjut Zhengyi sembari menyesap cangkir anggurnya.
Untuk sesaat, Wang Chengliu bingung. Dia paling tahu kalau kakaknya yang satu itu menyukai wanita cantik. Tapi, selir-selir di istananya tentu lebih cantik dibandingkan Huang Miaoling. Apakah kakaknya tiba-tiba berubah selera?
“Huang Wushuang.” Wang Zhengyi menatap lurus ke arah Huang Wushuang. “Kalau bukan karena kau yang menyukai wanita itu, akan aku peristri dia untuk diriku sendiri. Lagi pula, aku masih belum memiliki istri sah.”
Di saat Wang Zhengyi menatap Huang Wushuang, gadis itu pun tahu mengenai hal itu dan hanya tersenyum malu sembari mengangkat kipasnya lebih tinggi untuk menutupi rona wajahnya. Hal ini membuat darah Zhengyi menjadi semakin mendidih. Sayang sekali, kalau bukan karena Wang Chengliu adalah salah satu pendukung yang berharga, Wang Zhengyi tidak akan melepaskan wanita itu.
Mendengar ucapan kakaknya, Chengliu langsung mengerti. “Kakak salah paham. Aku sama sekali tidak memperhatikan Huang Wushuang.”
“Oh?” Mata Zhengyi langsung beralih kepada adiknya.
“Gadis di sebelah kirinya.”
Pandangan Zhengyi pun beralih kepada wanita yang berada di sebelah Huang Wushuang. Gadis itu memiliki kulit yang kentara sering terbakar matahari. Dandanannya yang simpel sama sekali bukan tipe Zhengyi. Selain itu, ekspresi dingin yang dimiliki gadis itu membuat sang Pangeran Mahkota merasa sedikit tidak nyaman … sedikit terintimidasi.
“Astaga, Adik keenam, aku tidak menyangka tipemu begitu … unik.”
“Kakak salah paham lagi.”
“Apa lagi sekarang?”
“Aku tidak memiliki perasaan untuknya. Hanya saja, tingkah lakunya di gerbang utama membuatku … bingung,” jelas Chengliu yang memang terlihat sedikit bingung.
“Apa yang membuatmu bingung?” Zhengyi mengunyah buah anggur yang disediakan di meja Chengliu dengan santai.
Chengliu menjelaskan cara Huang Miaoling menatapnya, begitu penuh kebencian yang tidak dia mengerti dari mana asalnya. Selain itu, senyuman yang terpajang di wajah mungil itu terasa begitu mengancam. Hal ini membuat jantungnya berdetak dengan sangat cepat.
“Ya, setelah melihat gadis itu, aku tidak bisa berhenti memikirkannya ….” Chengliu menyentuh dadanya. “Bahkan sekarang, aku merasa jantungku berdebar begitu cepat ketika melihatnya!”
Mendengar penjelasan adiknya, Wang Zhengyi ingin tertawa dengan sangat keras. Tidakkah ini jelas-jelas reaksi seseorang yang sedang jatuh cinta? Bocah busuk ini bicara apa, sih? Apakah dia tidak mengerti kalau hal-hal yang dia rasakan itu adalah hal-hal yang dirasakan ketika dia menyukai seseorang?!
“Chengliu, kalau kau mau, aku bisa meminta Ayahanda untuk mempersunting gadis itu.” Sebagai anak kesayangan sang Kaisar, hal ini adalah masalah kecil untuknya.
Wang Chengliu terdiam dan memperhatikan Huang Miaoling dengan seksama. Tiba-tiba, mata gadis itu bergeser dan terpaku ke arahnya. Seluruh tubuh Chengliu membeku, tidak bisa bergerak. Napasnya tertahan dan tenggorokannya tercekat.
‘Perasaan macam apa ini?’
Walaupun dia tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi Chengliu yakin kalau ini bukanlah perasaan yang kau miliki ketika kau jatuh cinta. Alih-alih menyebutkan perasaan ini sebagai ‘jatuh cinta’, lebih cocok memanggilnya ‘perasaan terancam’.
Sadar kalau pandangan mereka bertemu, Miaoling tersenyum dengan begitu manis. Gadis itu tahu kalau dia harus menutupi aura membunuh di sekujur tubuhnya. Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk menangani Wang Chengliu. Miaoling masih terlalu lemah untuk melawan pangeran itu.
Di saat senyuman Miaoling diarahkan kepadanya, jantung Chengliu berdetak dengan kencang. Perasaan terancam itu dalam sekejap menghilang dan digantikan dengan perasaan menggelitik di hatinya.
Zhengyi yang menyaksikan perubahan ekspresi Miaoling pun terbelalak. Walau gadis itu tidak secantik kakaknya, tapi dia memiliki tarikan yang berbeda dengan wanita lain. “Chengliu, kau boleh juga.” Zhengyi menepuk pundak adiknya. “Aku akan segera mengajukan permohonan kepada Ayahanda!”
Melihat kakaknya berniat untuk berdiri, Chengliu segera menarik lengan baju Zhengyi. “Kakak, tidak. Kami bahkan belum pernah berbicara.”
“Kau bisa melakukan hal itu nanti setelah menikah!” ujar Zhengyi yang sangat bersemangat mengenai perjodohan adiknya itu.
“Kakak, aku berterima kasih untuk niat baikmu. Akan tetapi, aku benar-benar tidak memiliki perasaan untuknya.”
Balasan dan tatapan penuh tekad yang diberikan Chengliu membuat Zhengyi mengerti. Benar juga, adiknya sudah dewasa. Walau sedari kecil Zhengyi selalu membantu Chengliu membuat keputusan, tapi untuk masalah mengejar seorang wanita, harus Chengliu yang mengambil keputusan.
“Baiklah, aku mengerti.”
‘Tidak, dia tidak mengerti,’ ujar Chengliu dalam hati ketika melihat tatapan yang diberikan oleh Zhengyi.
Tepat setelah Wang Zhengyi mengatakan hal tersebut, kaisar memberikan tanda pada para penari untuk berhenti. Kemudian, dia berkata dengan lantang, “Aku lihat, para kalangan muda sudah tidak betah duduk terlalu lama. Kalian bisa pergi ke taman selagi kami para tetua tetap di sini.”
Semua pemuda-pemudi pun berdiri dan menunduk. “Kami berterima kasih kepada Yang Mulia.”
Mendengar ucapan ayahnya yang seakan bisa membaca pikirannya, Zhengyi tersenyum lebar. ‘Aku akan mengambil kesempatan ini untuk melihat gadis dari keluarga Huang itu dari dekat.’
Hanya perlu waktu kurang dari lima menit bagi semua pemuda-pemudi itu untuk pergi meninggalkan ruangan, sang Kaisar tertawa. “Ha ha ha! Lihatlah, sudah kuduga mereka bosan. Hanya perlu waktu kurang dari satu dupa [2] bagi mereka untuk pergi,” candanya.
_______________
[1] Huangshu: Panggilan paman untuk kaisar dari kemenakannya.
[2] Waktu kurang dari satu dupa: kurang dari lima menit. Dalam bahasa Mandarin, ada sebuah peribahasa “一柱香的时间 (yī zhù xiāng de shíjiān)” yang dalam bahasa Indonesia berarti waktu yang diperlukan untuk menghabiskan sebuah dupa. Arti peribahasa ini adalah dalam waktu singkat.
______________
A/N: Halo, Readers! Maaf telat update, Author lupa hari ini belum update jadi telat ha ha ha. Anyways, Author mau minta tanggapan. Apakah menurut kalian, cara penulisan Author sulit dimengerti? Atau ada tanggapan apa terhadap cara penulisan Author? Terlalu detail, kah? Atau malah kurang detail tapi kesannya bertele-tele?
Author perlu banget masukan nih, guys. hehe
Makasih, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 312 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
sukses selalu
2022-09-18
1
Aisha_Nan_Indah
keren menurutku...
2022-03-24
1
salju
wang zhengyi ko malah tertrik dgn Wuzhung.
klo Miaoling dan Zhengyu dii jodohkan pasti nolak donk Zhengyi
2022-01-04
0