Bab 10 Mengunjungi Istana Kerajaan

Miaoling menatap gerak-gerik ayahnya. Tidak ada yang aneh. Tidak panik, tidak sedih, dan tidak ada senyuman yang dipaksakan.

Setelah memastikan hal tersebut, Miaoling menepuk tangan Meiliang pelan, menenangkannya, “Kakak Ipar, tenang saja. Ekspresi Ayah terlihat santai, tidak mungkin ada yang terjadi kepada Kakak Kedua.”

Pancaran mata Meiliang segera melembut, napasnya kembali normal dan tidak memburu. “Begitukah?” tanyanya dengan wajah yang masih sedikit khawatir. Kemudian, dia menoleh menatap Huang Qinghao dan mengangguk. “Ya, kau benar. Mungkin dia berada di antara para prajurit dan aku tidak bisa melihatnya.”

Sebenarnya, Miaoling tahu kalau hal itu tidak mungkin. Kakaknya, Huang Jieli, adalah wakil jenderal. Pria itu seharusnya berada di sebelah sang Ayah. Akan tetapi, Miaoling tidak bisa memberitahu hal tersebut kepada Meiliang yang baru saja kembali tenang.

Mendadak, sebuah suara terdengar dari belakang telinga Meiliang. “Nona Cantik, maukah kau memperkenalkan dirimu padaku?”

Meiliang dan Miaoling menoleh dengan kaget hanya untuk mendapati Huang Jieli dengan dandanan seperti seorang pedagang muncul di belakang mereka. Tanpa mempedulikan orang-orang yang ada di sekeliling mereka, Shang Meiliang langsung melingkarkan tangannya di pinggang Huang Jieli, mengejutkan Miaoling yang langsung merona malu.

Huang Jieli membeku untuk sesaat. Pria itu sangat kaget karena ternyata istrinya begitu senang melihat dirinya kembali. Hubungan mereka memang baik, tapi Huang Jieli tidak menyangka kalau perasaan Meiliang kepadanya begitu kuat.

“Ehem, ehem.” Miaoling berdeham pelan, menyadarkan kakak iparnya untuk menjaga perilakunya.

Beberapa pasang mata yang melihat perilaku Meiliang yang kurang senonoh hanya bisa tersenyum penuh pengertian. Lagi pula, keduanya adalah pasangan suami-istri yang sudah terpisah begitu lama. Akan tetapi, tentu saja … ada beberapa orang yang menatap sinis dan menganggap tindakan Meiliang sangat tidak sopan.

Antara mereka tidak pernah merasakan penyiksaan terpisah dari pasangan mereka untuk waktu yang lama atau mereka hanya sirik melihat hubungan suami-istri yang begitu baik. Mungkin saja, mereka bahkan tidak tahu apa itu cinta dan kasih sayang.

Ketika sadar kalau dirinya sedang berperilaku kurang sopan di tengah publik, Meiliang segera menjauhkan dirinya dari Jieli. “M—maaf,” ucapnya setengah berbisik dengan wajah merah seperti tomat.

Tahu kalau Meiliang malu karena baru saja bersikap begitu agresif, Jieli malah semakin senang dan girang. Alih-alih menjaga sikapnya, Jieli malah langsung menarik Meiliang ke dalam pelukannya. Dia sangat merindukan istrinya itu.

Huang Miaoling hanya bisa tersenyum pasrah melihat Meiliang dan Jieli. Kakaknya memiliki jiwa yang begitu lepas, khas seorang prajurit. Pria itu tidak mempedulikan pendapat orang lain yang melihat mereka. Yang pria itu tahu adalah … dia berhasil pulang kembali ke keluarganya.

“J—Jieli, lepaskan aku. Begitu banyak orang melihat kita,” bisik Meiliang dengan wajah yang semakin merah.

“Kau kira aku peduli?” balas Jieli.

“Kurasa kau harus peduli, Kak. Kalaupun kau tidak, Kakak Ipar pasti peduli karena dia punya reputasi yang harus dijaga,” ujar Miaoling membuat Jieli mengangkat pandangannya.

Untuk sesaat, Huang Jieli hanya terdiam sembari menatap Miaoling. Di benaknya, dia berpikir, ‘Siapa gadis ini?’

Sadar apa yang ada di pikiran kakaknya, Huang Miaoling tersenyum dengan lebar menutupi kekesalannya. “Kakak, jangan bilang kau tidak mengenali adikmu lagi?”

Jieli melirik gadis yang berada di jauh di belakang Miaoling. Perawakan yang cantik dan lembut itu pasti Huang Wushuang. Kalau begitu, gadis di hadapannya ini …!!!

“Huang Miaoling!?” ujarnya setengah berseru.

Alis Miaoling berkedut, kesal. ‘Berlebihan! Reaksinya terlalu berlebihan! Aku tidak berubah banyak!’ teriak Miaoling dalam hatinya.

***

Setelah penyambutan di depan Gerbang Selatan, para pejabat dan pangeran bersama dengan rombongan keluarga Huang bersiap untuk pergi ke istana berdasarkan perintah kaisar yang disampaikan oleh Pangeran Mahkota. Para prajurit yang memiliki jabatan rendah diperintahkan oleh Huang Qinghao untuk pergi memberi kabar dan kompensansi kepada keluarga para prajurit yang telah gugur. Setelah itu, mereka dipersilakan untuk kembali ke rumah masing-masing.

‘Kompensasi …. Kompensasi sebesar apa yang cukup untuk menggantikan orang yang kau cintai?’ pikir Miaoling ketika mendengar perintah Huang Qinghao.

Ketika Huang Qinghao memutar kepalanya untuk menghadap anak-anaknya, dia menyadari ekspresi Miaoling. Dengan sebuah senyuman hangat, Qinghao berkata, “Kau bertambah dewasa, Miaoling.”

Setelah sepuluh bulan, Qinghao menyadari sebuah perubahan dari perilaku Miaoling. Gadis itu tidak lagi sembrono dan bersikap begitu manja seperti sebelum-sebelumnya. Gerakannya lebih anggun dan lebih lembut dibandingkan terakhir kali Qinghao melihatnya. Gadis itu bahkan … terlihat seperti seseorang yang berbeda.

Setelah itu, Qinghao melirik Wushuang yang berdiri dalam diam. “Wushuang? Ada apa?”

“Ayah …. Aku … tidak apa-apa,” balas Wushuang dengan sebuah senyuman lemah.

Dalam hati Miaoling, dia memaki, ‘Dasar ular.’

Miaoling tahu kalau Wushuang sedang berusaha membuat ayahnya sadar kalau dirinya sedang sedih. Setelah sang Ayah memaksa Wushuang untuk bercerita, gadis itu pasti akan melaporkan kejadian hari ini kepada ayah.

Huang Wushuang masih berusia lima belas tahun! Akan tetapi, hatinya sudah sebusuk ini. Tidak heran di kemudian hari dia akan menjadi begitu kejam!

“Ada apa? Ceritakanlah kepada Ayah,” bujuk Qinghao yang merasa ada yang Wushuang tutupi darinya.

Sebelum Wushuang sempat mengatakan apa-apa, Jieli menghampiri ayahnya dan melapor, “Ayah, semuanya sudah beres. Kita sudah bisa berangkat ke istana.”

“Baiklah.” Huang Qinghao mengangguk. Kemudian, dia melihat kalau ada tiga kereta dengan lambang keluarganya. "Wushuang, kau duduklah bersama Ayah dan ceritakan apa masalahnya.”

Huang Qinghao duduk di dalam kereta bersama Wushuang, Miaoling bersama dengan kedua adik kecilnya dan kedua pasangan yang lain berada dalam satu kereta. Hal ini tidak pernah terjadi di kehidupan sebelumnya. Di kehidupan sebelumnya, sang Ayah tidak naik ke dalam kereta melainkan menunggang kuda bersama Jieli yang memutuskan untuk menemaninya.

Sepertinya, tindakan Miaoling mampu merubah beberapa hal. Masuk akal, hukum sebab dan akibat berlaku di setiap waktu. Akan tetapi, Miaoling tidak takut. Jebakan apapun yang Wushuang siapkan untuknya, Miaoling akan dengan senang hati membalasnya.

Setelah beberapa saat, rombongan keluarga Huang pun tiba di istana. Di saat kereta melalui gerbang istana yang begitu megah, Huang Miaoling bisa merasakan tenggorokannya terasa kering. Dia melirik keluar jendela dan mendapati jantungnya berdetak begitu cepat.

Kepingan demi kepingan ingatan mengalir ke dalam benaknya. Tawa, tangis, kecewa, marah …. Setiap emosi, setiap kejadian, semuanya berbekas dengan jelas di dalam ingatan Miaoling. Hatinya terasa begitu sakit, begitu pedih. Kepalanya terasa pening dan pandangannya pun membuyar.

Ketika gelombang emosi menyerbu gadis itu, sebuah tarikan pada bajunya membuat Miaoling membuka matanya. “Kakak, kau tidak apa-apa?” Junyi bertanya selagi memasang wajah khawatir, sama seperti Hanrong yang mengerutkan kening dan menatap Miaoling bingung.

Sebuah senyuman merekah di wajah Miaoling ketika dia melihat ekspresi khawatir di wajah kedua adiknya. Miaoling mendudukkan Junyi pangkuannya. “Kakak tidak apa-apa. Terima kasih telah mengkhawatirkan Kakak,” ujar Miaoling.

“Dari cerita Kakak, kami tahu kalau keluarga harus saling menjaga!” seru Hanrong dengan seringai lebar.

‘Ya, semuanya berbeda sekarang. Aku tidak akan lagi mengulangi kesalahan yang sama. Yang terpenting adalah menjaga keluargaku. Oleh karena itu, aku harus menyingkirkan mereka yang berniat mencelakai orang-orang yang kusayangi.’

Setelah kereta kuda berhenti, Miaoling pun turun dan menatap puluhan, ratusan, mungkin ribuan anak tangga menuju aula besar yang begitu megah. Setengah jalan sampai ke anak tangga paling atas, dua patung singa berkepala naga berwarna emas berdiri kokoh bak penjaga mulia istana tersebut. Mata mereka yang terbuat dari batu mirah delima terlihat menyala akibat pantulan cahaya matahari.

Di kehidupan sebelumnya, Miaoling teringat betapa takutnya dia mengenai patung naga-singa tersebut. Kadang-kadang, menjelang malam, setiap kali Miaoling melihat ke arah patung tersebut, kedua mata itu menyala merah seakan benar-benar hidup.

Di kala Miaoling sibuk memperhatikan bangunan istana, Qinghao turun dari kereta bersama Wushuang. Setelah Miaoling menoleh ke arah ayahnya, dia bisa melihat kalau air muka Qinghao sangat buruk. Di sisi lain, mata Wushuang terlihat sedikit merah.

‘Hmm, jurus lama.’ Miaoling tersenyum mengejek.

Ketika Qinghao melihat Miaoling, ekspresi wajahnya terlihat sangat marah dan kecewa. Wushuang yang melihat hal ini tersenyum kecil, berusaha menahan rasa senangnya. Tentu saja, Miaoling melihat hal tersebut dan hanya membalas keduanya dengan senyuman dan anggukan kepala. Betapapun sang Ayah ingin menegurnya, dia tidak akan melakukan hal tersebut di istana.

Tak lama, para kasim dan pelayan wanita datang dan membimbing setiap anggota keluarga Huang ke dalam istana. Semakin banyak anak tangga yang Miaoling injak dan lalui, semakin berat juga hatinya. Di saat Miaoling akhirnya menginjakkan kaki di anak tangga terakhir, pintu aula besar telah terbuka seakan menunggu dirinya.

‘Tak kusangka aku akan kembali secepat ini.’

Di saat Miaoling dan keluarganya tiba di depan pintu aula utama yang begitu megah, seorang pelayan yang sudah diberikan khusus untuk melayani gadis itu selama di istana pun menghampirinya. “Nona, mari.”

Miaoling menatap wajah gadis itu untuk sesaat. Gadis itu masih sangat muda dan cantik. Kentara kalau gadis itu tidak memiliki usia yang jauh berbeda dengan Miaoling.

Kenyataan bahwa gadis itu tidak akan pernah menginjakkan kaki di dunia luar istana membuat dada Miaoling sesak. Hanya ketika gadis itu bisa mendapatkan majikan yang baik hati di istana yang bersedia menjodohkannya dengan seorang pria yang ditentukan, barulah gadis itu bisa pergi dari istana. Kalau tidak, maka gadis itu harus tetap berada di istana sampai dia tua dan tidak kuat lagi melayani para majikan di istana.

Di saat Miaoling masuk ke dalam aula utama, seorang kasim mengumumkan kedatangan keluarganya. Semua orang pun menoleh dan berdiri untuk memberikan hormat kepada Huang Qinghao.

Mata Miaoling menatap lurus ke depan, kepada seseorang yang duduk di sebuah kursi megah yang terbuat dari emas. Dengan mahkota yang hanya dikenakan oleh ‘sang Anak Langit’, seorang pria paruh baya dengan jubah keemasan bersulamkan naga duduk di sana. Wajahnya yang tegas dengan alis yang tebal dan mata yang tajam menunjukkan kalau dia bukanlah seseorang yang lemah dan mudah dimanipulasi, melainkan mampu mengintimidasi.

“Hamba memberi salam kepada kaisar,” seru Huang Qinghao sembari berlutut, diikuti oleh anak-anaknya.

“Jenderal Huang.” Sang Kaisar segera berdiri dari singgasananya dan mulai melangkah menuruni anak tangga menghampiri jenderal besarnya itu. “Berdirilah.” Dengan pegangan tegas penuh harapan pada pundak sang Jenderal, sang Kaisar menyuruh bawahannya itu untuk berdiri. “Kau akhirnya kembali. Kerajaan Shi berutang budi besar kepadamu,” ucapnya dengan sebuah senyuman lebar yang bangga.

Selesai menegakkan tubuhnya, Miaoling melirik wanita yang terduduk di sebelah takhta emas sang Kaisar. Alis yang disulam penuh tekanan menunjukkan ketegasan dan kekuatan, pulasan merah di bibirnya menambah warna kehidupan di wajah wanita yang sangat anggun itu. Senyuman tipis yang mencerminkan keyakinan dan wibawa membuat jantung Miaoling berdetak kencang.

Melihat sang Kaisar sangat menghargai kepulangannya, Huang Qinghao merasa sangat terharu. “Sudah tugas hamba untuk melayani baginda dan kerajaan ini.” Sadar bahwa dia belum sempat memberi salam kepada permaisuri, Qinghao dengan cepat kembali berlutut dan berseru, “Hamba memberi salam kepada permaisuri!”

Permaisuri mengangguk sembari tersenyum, “Berdirilah, Jenderal Besar Huang.” Wanita itu tidak berkata banyak, tahu kalau suaminyalah yang akan mengambil tindakan berikutnya. Keduanya seakan memiliki telepati setelah bertahun-tahun duduk berdampingan di aula besar ini.

Kaisar menepuk pundak Huang Qinghao. “Duduklah. Hari ini aku telah menyiapkan sebuah perayaan besar untukmu!”

Para wanita pun dipersilakan duduk di rentetan sebelah kiri selagi para pria berada di rentetan sebelah kanan aula utama. Yang dipersilakan di jamuan itu hanyalah istri sah dan anak-anak para pejabat dan menteri. Begitu banyak pasang mata saling melirik dan menilai. Beberapa melemparkan senyuman penuh arti, yang lain memberikan tatapan tajam penuh keirian.

Ini adalah pemandangan biasa di dalam istana.

Miaoling menutup senyuman yang muncul di bibirnya dengan lengan bajunya. ‘Pemandangan yang menjijikkan.’

____

A/N: Oof, tough! 'Menjijikkan' katanya gengs. Ha ha ha.

Chapter kali ini terasa pendek, ya? Atau cuma Author aja? Padahal words countnya melebihi yang lain .... Hmmmmmm.

Anyway! Gak penting! Di bawah ada ilustrasi (yang sudah pasti bukan milik author) untuk merepresentasikan Permaisuri Mingmei dan Kaisar Wang Weixin ya!

Don't forget to vote, comment, share, and like~ hahaha! Support kalian sangat membantu :)

Terpopuler

Comments

Evelyne

Evelyne

gw baca cerita ini karena rekomendasi seorang pembaca di noveltoon juga... setelah bosan dengan cerita yang gitu gitu aja...ternyata yang ini keten abis... alur cerita nya bagus...bahasa nya mudah di pahami... walau nama2 tokoh nya sulit di ingat..tapi secara keseluruhan cerita ...kereeen...top deh

2023-06-07

1

alur ceritanya dari prolog sampe bab 10 ini kayak ikutin novel sebelah cuma nama tempat lain lain di ganti

2022-11-16

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

sehat selalu

2022-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke Masa Lalu
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sumpah Pembalasan
4 Bab 4 Keluarga Huang
5 Bab 5 Jing Yiniang dan Huang Wushuang
6 Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part I)
7 Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part 2)
8 Bab 7 Siapa yang Salah?
9 Bab 8 Bertemu Lagi dengan Wang Chengliu
10 Bab 9 Kepulangan sang Jenderal
11 Bab 10 Mengunjungi Istana Kerajaan
12 Bab 11 Perasaan yang Membingungkan
13 Bab 12 Mereka dan Aku
14 Bab 13 part 1 Kencan Diam-Diam
15 Bab 13 part 2 Kencan Diam-Diam
16 Bab 14 Wang Junsi yang Sebenarnya
17 Bab 15 Kepura-puraan
18 Bab 16 Perjodohan
19 Bab 17 Wang Zhengyi dan Huang Miaoling
20 Bab 18 Menyairkan Puisi
21 Bab 19 Dendam di Masa Lalu
22 Bab 20 Umpan
23 Bab 21 Lagi-lagi, Jingxiang
24 Bab 22 Percakapan dengan Huang Qinghao
25 Bab 23 Sebuah Peluang
26 Bab 24 Sebagai Seorang Wanita
27 Bab 25 Kesempatan
28 Bab 26 Kecurigaan Hanrong
29 Bab 27 Salah Perhitungan
30 Bab 28 Lianhua Yuan
31 Bab 29 Jiang Feng
32 Bab 30 Berita yang Tersebar di Ibukota
33 Bab 31 Permulaan dari Selamat Tinggal
34 Bab 32 Siasat Miaoling
35 Bab 33 Demi Ibu
36 Bab 34 Rong Gui
37 Bab 35 Hadiah dari Pangeran Mahkota
38 Bab 36 Kemarahan Miaoling
39 Bab 37 Kesalahan Junyi
40 Bab 38 Junyi Tidak Punya Siapa-Siapa
41 Bab 39 Sosok Ibu
42 Bab 40 Pucat
43 Bab 41 Sayembara Musik
44 Bab 42 Wang Qiuhua dan Wang Xiangqi
45 Bab 43 Pembukaan dari Sebuah Sandiwara
46 Bab 44 Ternoda
47 Bab 45 Racun
48 Bab 46 Rencana Permaisuri
49 Bab 47 Pertanggungjawaban Wang Zhengyi
50 Bab 48 Keputusan Akhir
51 Bab 49 Sandiwara Terhebat Sepanjang Masa
52 Bab 50 Kerja Sama
53 Bab 51 Kematian Wei Ningxin
54 Bab 52 Dendam
55 Bab 53 Demi Melindungi Keluarga
56 Bab 54 Atas Nama Kewajiban
57 Bab 55 Keterikatan
58 Bab 56 Li Hongxia
59 Bab 57 Arti Keluarga
60 Bab 58 Alat
61 Bab 59 Jebakan
62 Bab 60 Kekhawatiran
63 Bab 61 Merepotkan
64 Bab 62 Yuanli, Muhua
65 Bab 63 Malam Pertemuan
66 Bab 64 Pengunjung Misterius
67 Bab 65 Pembunuh Suruhan
68 Bab 66 Imbalan yang Pantas
69 Bab 67 Yang Changxi, Huang Yanan, dan Li Shijing
70 Bab 68 Balasan yang Pantas Didapatkan.
71 Bab 69 Pertemuan Pertama
72 Bab 70 Kedatangan Huang Liqiang
73 Bab 71 Penjelasan
74 Bab 72 Perdebatan
75 Bab 73 Menambah Minyak ke Api
76 Bab 74 Menggunakan Kebaikan untuk Melakukan Kejahatan
77 Bab 75 Meremehkan
78 Bab 76 Pelayan Baru itu
79 Bab 77 Dia Indah
80 Bab 78 Cinta dan Niat
81 Bab 79 Karma
82 Bab 80 Tarik-Menarik
83 Bab 81 Musuh dari Musuh adalah Teman
84 Bab 82 Karena Kau adalah Kau
85 Bab 83 Harus ke Jingcheng
86 Bab 84 Pria yang Mendekati Muhua
87 Bab 85 Hari Pernikahan Huang Wushuang
88 Bab 86 Bidak Catur Tanpa Perasaan
89 Bab 87 Kepentingan Masing-Masing
90 Bab 88 Kejutan
91 Bab 89 Pria Bertopeng
92 Bab 90 Pangeran Mahkota Keracunan
93 Bab 91 Semoga Langit Melindungi Keluarga Huang
94 Bab 92 Sadarnya Huang Wushuang
95 Bab 93 Mainan
96 Bab 94 Dalangnya Harus Mati Menggenaskan
97 Bab 95 Memberikan Kesempatan
98 Bab 96 Bidak Mengambil Langkah
99 Bab 97 Pangeran Mahkota yang baru?
100 Bab 98 Kelalaian
101 Bab 99 Kasim Xia
102 Bab 100 Tersangka Utama
103 Bab 101 Dia adalah Seorang Pembunuh
104 Bab 102 Bukti-Bukti
105 Bab 103 Percayalah
106 Bab 104 Berpura-pura Bodoh
107 Bab 105 Saksi
108 Bab 106 Keterlibatan Kerajaan Zhou
109 Bab 107 Kau Masih Anggota Keluarga Huang
110 Bab 108 Kasim Gao
111 Bab 109 Pernikahan
112 Bab 110 Kau Hidup Karena Kematianmu Tidak Menguntungkan
113 Bab 111 Ketenangan?
114 Bab 112 Cerita Mereka
115 Bab 113 Hidup adalah Milik Sendiri
116 Bab 114 Hanya Tahu Cara Mengurus Orang Lain
117 Bab 115 Mengandalkan
118 Bab 116 Terima Kasih atas Kerja Kerasmu
119 Bab 117 Langkah yang Salah
120 Bab 118 Keterlibatan Permaisuri
121 Bab 119 Mengantar Keberangkatan
122 Bab 120 Kepergian
123 Bab 121 Pendamping Permaisuri
124 Bab 122 Utusan Kediaman Huang
125 Bab 123 Perjalanan ke Jingcheng
126 Bab 124 Siluman, katanya
127 Bab 125 Ingatan Sebelum Kematian
128 Bab 126 Kau Harus Hidup
129 Bab 127 Bandit Macam Apa?
130 Bab 128 Menyerah
131 Bab 129 Lan’er dan Lu Si
132 Bab 130 Mengusirku?
133 Bab 131 Anggap Saja Keajaiban
134 Bab 132 Kematiannya adalah Kutukan
135 Bab 133 Ketidakpercayaan
136 Bab 134 Dia Masih Hidup. Aku Percaya itu.
137 Bab 135 Bukan yang Kau Kenal
138 Bab 136 Kediaman Para Dewa
139 Bab 137 Wanita Pembawa Malapetaka
140 Bab 138 Hentikan Perkabungan
141 Bab 139 Bantuan & Pertemuan
142 Bab 140 Liang Fenghong
143 Bab 141 Kita Bertemu Lagi
144 Bab 142 Perjodohan?
145 Bab 143 Canggung
146 Bab 144 Hanya Ingin Jadi Kekasihmu
147 Bab 145 Memberikan Kesempatan
148 Bab 146 Untuk Apa?
149 Bab 147 Kaisar dan Raja
150 Bab 148 Alasan Sebenarnya
151 Bab 149 Dukungan
152 Bab 150 Dua Kerajaan, Dua Kubu
153 Bab 151 Empat Bersaudara, Dua Kubu Berbeda
154 Bab 152 Kekasih Huang Miaoling …?
155 Bab 153 Aku Cemburu. Tidak boleh?
156 Bab 154 Penguasa Kerajaan Wu Sebenarnya
157 Episode 155 Aku Akan Melakukannya
158 Bab 156 Motivasi
159 Bab 157 A Cheng, A Feng
160 Bab 158 Ibu Suri He
161 Bab 159 Pengakuan Wang Wuyu
162 Bab 160 Sadarnya Wang Junsi
163 Bab 161 Kunjungan sang Putri Mahkota ke Halaman Selir Feng
164 Bab 162 Berita Menyebar Cepat
165 Bab 163 Kembalinya Duri dalam Daging
166 Bab 164 Penutupan
167 Bab 165 Mereka yang Merupakan Dalang
168 Bab 166 Kerja Sama
169 Bab 167 Kutub Utara dan Mataharinya
170 Bab 168 Aku Percaya pada Putraku
171 Bab 169 Cocok, ‘kah?
172 Bab 170 Tunanganku
173 Bab 171 Apa Maksudmu?
174 Bab 172 Membangun Reputasi
175 Bab 173 Ganjaran untuk Merendahkan
176 Bab 174 Permintaan He Junzhu
177 Bab 175 Kau Kalah
178 Bab 176 Terlukanya Huang Miaoling
179 Bab 177 Kecelakaan
180 Bab 178 “Hadiah Perkenalan”, katanya
181 Bab 179 Apa Kau Tahu?!
182 Bab 180 Kau dan Aku, Tidak Mungkin
183 Bab 181 Tugasnya Selesai
184 Bab 182 Tidak Bermaksud
185 Bab 183 Ibu Suri He Ingin Bertemu
186 Bab 184 Giliranku
187 Bab 185 Celah pada Kepalsuan
188 Bab 186 Mawar Berduri
189 Bab 187 Karena Dia Menyentuh Keluargaku
190 Bab 188 Aku Akan Pastikan
191 Bab 189 Wu Rongya
192 Bab 190 Dengan Status dan Kekuasaan, Datanglah Sebuah Kewajiban
193 Bab 191 Putra Li Hongxia
194 Bab 192 Antara Zhanggongzhu dan Raja An
195 Bab 193 Hal-Hal Kecil yang Sulit Untuk Dilakukan
196 Bab 194 Tujuan Sebenarnya
197 Bab 195 Penyelidikan di Masa Lalu
198 Bab 196 Kelemahan Terbesar Ibu Suri He
199 Bab 197 Hanya Denganmu
200 Bab 198 Pelengseran Putri Mahkota
201 Bab 199 Pernikahan Putri Wu Rongya
202 Bab 200 Bunga Anggrek
203 Bab 201 Ayah Kandungnya
204 Bab 202 Pengetahuan Melampaui Semua Orang
205 Bab 203 Serangan Song Qiaolan
206 Bab 204 Kemampuan Bersandiwara
207 Bab 205 Utusan Ibu Suri Shen
208 Bab 206 Kerajaan Zhou
209 Bab 207 Tak Ada Waktu
210 Bab 208 Kehangatan
211 Bab 209 Kepergian Wang Junsi
212 Bab 210 Hukuman bagi Chen Long
213 Bab 211 Jadi, ini Maksudnya
214 Bab 212 Mengakui Kesalahan dan Membenarkannya
215 Bab 213 Di Luar Kesepakatan
216 Bab 214 Kau Tidak Menolakku
217 Bab 215 Tuduhan Liang Jian
218 Bab 216 Hukuman? Itu berkat
219 Bab 217 Kau Masih Mencintainya?
220 Bab 218 Jiang Hu dan Liang Fenghong
221 Bab 219 Guru yang Luar Biasa
222 Bab 220 Malam Hukuman
223 Bab 221 Hidup adalah Permainan
224 Bab 222 Menghilang?
225 Bab 223 Musuh Paling Mengerikan
226 Bab 224 Kutukan Berupa Berkat
227 Bab 225 Badai Akan Segera Datang
228 Bab 226 Pengalihan
229 Bab 227 Rahasia dan Kebohongan
230 Bab 228 Tibanya Huang Yade di Qinglong
231 Bab 229 Menjijikkan?
232 Bab 230 Sebelum Pesta Dimulai
233 Bab 231 Kakak-Adik Berbahaya
234 Bab 232 Ikatan yang Tak Begitu Kuat
235 Bab 233 Benda Perjanjian Pernikahan
236 Bab 234 Anggur 100 Tahun
237 Bab 235 Mengorbankan Putranya
238 Bab 236 Pemberontakan dan Revolusi
239 Bab 237 Bebasnya Li Hongxia dan Jatuhnya keluarga Liang
240 Bab 238 Serangan terhadap Wakil Jenderal Chen
241 Bab 239 Serangan Para Penyusup
242 Bab 240 Pemenggalan Kaisar Huatai
243 Bab 241 Selamat?
244 Bab 242 Jatuhnya Liang Fenghong
245 Bab 243 Membalikkan Keadaan
246 Bab 244 Kemunculan yang Tak Diduga?
247 Bab 245 Misi Penyelamatan
248 Bab 246 Bertemu Kembali
249 Bab 247 Orang yang Paling Mencurigakan
250 Bab 248 Cuka
251 Bab 249 Ketenangan Setelah Perang
252 Bab 250 Hari Eksekusi
253 Bab 251 Yang Terjadi
254 Bab 252 Menunggu Sebuah Akhir
255 Bab 253 Penghargaan
256 Bab 254 Sang Penyelamat
257 Bab 255 Di Balik Layar
258 Bab 256 Putra Tersembunyi
259 Bab 257 Pengelakan
260 Bab 258 Wu Yifeng, Shen Xifu, dan He Wudi
261 Bab 259 Keresahan Akan Tempat yang Menerimanya
262 Bab 260 Sungguh?
263 Bab 261 Usaha Untuk Menyingkirkan
264 Bab 262 Keuntungan yang Ditawarkan
265 Bab 263 Tidak Bisakah Kau Kembali?
266 Bab 264 Benang Kehidupan yang Tidak Terkait
267 Bab 265 Menikahlah Denganku
268 Bab 266 Masalah Mereka
269 Bab 267 Bukan Lagi Pertunangan
270 Bab 268 Perwakilan Kerajaan Wu
271 Bab 269 Kunjungan ke Kediaman Chen
272 Bab 270 Sepasang Merpati
273 Bab 271 Meninggalkan Kerajaan Wu
274 Bab 272 Percakapan Para Gadis
275 Bab 273 Menyetarakan Pengetahuan
276 Bab 274 Harapan Untuk Sebuah Kabar Baik
277 Bab 275 Jangan Seperti ini
278 Bab 276 Informan
279 Bab 277 Anak Singa
280 Bab 278 Kudeta di Kerajaan Tubo
281 Bab 279 Rasa Syukur
282 Bab 280 Empat Hari Lagi
283 Bab 281 Tiba di Zhongcheng
284 Bab 282 Ikatan Sahabat
285 Bab 283 Kembalinya Nona Pertama Huang
286 Bab 284 Niat Terselubung Kaisar
287 Bab 285 Siapa yang bisa kalahkan?
288 Bab 286 Cerminan Seorang Majikan
289 Bab 287 Tujuannya
290 Bab 288 Semua Berubah
291 Bab 289 Kediaman Huang Akan Kembali Meriah
292 Bab 290 Ya, Aku Pulang
293 Bab 291 Hubungan Keduanya
294 Bab 292 Pernikahan Huang Miaoling dan Liang Fenghong
295 Bab 293 Jebakan yang Telah Disiapkan
296 Bab 294 Pertarungan Huang Junyi dan Liang Fenghong
297 Bab 295 Antiklimaks
298 Bab 296 Usaha Untuk Mengerti
299 Bab 297 Apa Hubungan Kalian Berdua?
300 Bab 298 Berani Menerima Sujudnya?
301 Bab 299 Menyingkirkan Seseorang
302 Bab 300 Kembali ke Dalam Lumpur
303 Bab 301 Bumbu Penyedap
304 Bab 302 Singkirkan
305 Bab 303 Seorang Bibi dan Keponakannya
306 Bab 304 Xingren Mengandung Qinghua
307 Bab 305 Kebenaran di Hari Itu
308 Bab 306 Jebakan Tak Terduga
309 Bab 307 Bukan Orang Tak Terkalahkan
310 Book II released
311 Konfirmasi Lagi untuk Book ke 2 Phoenix Reborn
312 Ini Adalah Sebuah Kesalahan, Jangan Dibaca
Episodes

Updated 312 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke Masa Lalu
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sumpah Pembalasan
4
Bab 4 Keluarga Huang
5
Bab 5 Jing Yiniang dan Huang Wushuang
6
Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part I)
7
Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part 2)
8
Bab 7 Siapa yang Salah?
9
Bab 8 Bertemu Lagi dengan Wang Chengliu
10
Bab 9 Kepulangan sang Jenderal
11
Bab 10 Mengunjungi Istana Kerajaan
12
Bab 11 Perasaan yang Membingungkan
13
Bab 12 Mereka dan Aku
14
Bab 13 part 1 Kencan Diam-Diam
15
Bab 13 part 2 Kencan Diam-Diam
16
Bab 14 Wang Junsi yang Sebenarnya
17
Bab 15 Kepura-puraan
18
Bab 16 Perjodohan
19
Bab 17 Wang Zhengyi dan Huang Miaoling
20
Bab 18 Menyairkan Puisi
21
Bab 19 Dendam di Masa Lalu
22
Bab 20 Umpan
23
Bab 21 Lagi-lagi, Jingxiang
24
Bab 22 Percakapan dengan Huang Qinghao
25
Bab 23 Sebuah Peluang
26
Bab 24 Sebagai Seorang Wanita
27
Bab 25 Kesempatan
28
Bab 26 Kecurigaan Hanrong
29
Bab 27 Salah Perhitungan
30
Bab 28 Lianhua Yuan
31
Bab 29 Jiang Feng
32
Bab 30 Berita yang Tersebar di Ibukota
33
Bab 31 Permulaan dari Selamat Tinggal
34
Bab 32 Siasat Miaoling
35
Bab 33 Demi Ibu
36
Bab 34 Rong Gui
37
Bab 35 Hadiah dari Pangeran Mahkota
38
Bab 36 Kemarahan Miaoling
39
Bab 37 Kesalahan Junyi
40
Bab 38 Junyi Tidak Punya Siapa-Siapa
41
Bab 39 Sosok Ibu
42
Bab 40 Pucat
43
Bab 41 Sayembara Musik
44
Bab 42 Wang Qiuhua dan Wang Xiangqi
45
Bab 43 Pembukaan dari Sebuah Sandiwara
46
Bab 44 Ternoda
47
Bab 45 Racun
48
Bab 46 Rencana Permaisuri
49
Bab 47 Pertanggungjawaban Wang Zhengyi
50
Bab 48 Keputusan Akhir
51
Bab 49 Sandiwara Terhebat Sepanjang Masa
52
Bab 50 Kerja Sama
53
Bab 51 Kematian Wei Ningxin
54
Bab 52 Dendam
55
Bab 53 Demi Melindungi Keluarga
56
Bab 54 Atas Nama Kewajiban
57
Bab 55 Keterikatan
58
Bab 56 Li Hongxia
59
Bab 57 Arti Keluarga
60
Bab 58 Alat
61
Bab 59 Jebakan
62
Bab 60 Kekhawatiran
63
Bab 61 Merepotkan
64
Bab 62 Yuanli, Muhua
65
Bab 63 Malam Pertemuan
66
Bab 64 Pengunjung Misterius
67
Bab 65 Pembunuh Suruhan
68
Bab 66 Imbalan yang Pantas
69
Bab 67 Yang Changxi, Huang Yanan, dan Li Shijing
70
Bab 68 Balasan yang Pantas Didapatkan.
71
Bab 69 Pertemuan Pertama
72
Bab 70 Kedatangan Huang Liqiang
73
Bab 71 Penjelasan
74
Bab 72 Perdebatan
75
Bab 73 Menambah Minyak ke Api
76
Bab 74 Menggunakan Kebaikan untuk Melakukan Kejahatan
77
Bab 75 Meremehkan
78
Bab 76 Pelayan Baru itu
79
Bab 77 Dia Indah
80
Bab 78 Cinta dan Niat
81
Bab 79 Karma
82
Bab 80 Tarik-Menarik
83
Bab 81 Musuh dari Musuh adalah Teman
84
Bab 82 Karena Kau adalah Kau
85
Bab 83 Harus ke Jingcheng
86
Bab 84 Pria yang Mendekati Muhua
87
Bab 85 Hari Pernikahan Huang Wushuang
88
Bab 86 Bidak Catur Tanpa Perasaan
89
Bab 87 Kepentingan Masing-Masing
90
Bab 88 Kejutan
91
Bab 89 Pria Bertopeng
92
Bab 90 Pangeran Mahkota Keracunan
93
Bab 91 Semoga Langit Melindungi Keluarga Huang
94
Bab 92 Sadarnya Huang Wushuang
95
Bab 93 Mainan
96
Bab 94 Dalangnya Harus Mati Menggenaskan
97
Bab 95 Memberikan Kesempatan
98
Bab 96 Bidak Mengambil Langkah
99
Bab 97 Pangeran Mahkota yang baru?
100
Bab 98 Kelalaian
101
Bab 99 Kasim Xia
102
Bab 100 Tersangka Utama
103
Bab 101 Dia adalah Seorang Pembunuh
104
Bab 102 Bukti-Bukti
105
Bab 103 Percayalah
106
Bab 104 Berpura-pura Bodoh
107
Bab 105 Saksi
108
Bab 106 Keterlibatan Kerajaan Zhou
109
Bab 107 Kau Masih Anggota Keluarga Huang
110
Bab 108 Kasim Gao
111
Bab 109 Pernikahan
112
Bab 110 Kau Hidup Karena Kematianmu Tidak Menguntungkan
113
Bab 111 Ketenangan?
114
Bab 112 Cerita Mereka
115
Bab 113 Hidup adalah Milik Sendiri
116
Bab 114 Hanya Tahu Cara Mengurus Orang Lain
117
Bab 115 Mengandalkan
118
Bab 116 Terima Kasih atas Kerja Kerasmu
119
Bab 117 Langkah yang Salah
120
Bab 118 Keterlibatan Permaisuri
121
Bab 119 Mengantar Keberangkatan
122
Bab 120 Kepergian
123
Bab 121 Pendamping Permaisuri
124
Bab 122 Utusan Kediaman Huang
125
Bab 123 Perjalanan ke Jingcheng
126
Bab 124 Siluman, katanya
127
Bab 125 Ingatan Sebelum Kematian
128
Bab 126 Kau Harus Hidup
129
Bab 127 Bandit Macam Apa?
130
Bab 128 Menyerah
131
Bab 129 Lan’er dan Lu Si
132
Bab 130 Mengusirku?
133
Bab 131 Anggap Saja Keajaiban
134
Bab 132 Kematiannya adalah Kutukan
135
Bab 133 Ketidakpercayaan
136
Bab 134 Dia Masih Hidup. Aku Percaya itu.
137
Bab 135 Bukan yang Kau Kenal
138
Bab 136 Kediaman Para Dewa
139
Bab 137 Wanita Pembawa Malapetaka
140
Bab 138 Hentikan Perkabungan
141
Bab 139 Bantuan & Pertemuan
142
Bab 140 Liang Fenghong
143
Bab 141 Kita Bertemu Lagi
144
Bab 142 Perjodohan?
145
Bab 143 Canggung
146
Bab 144 Hanya Ingin Jadi Kekasihmu
147
Bab 145 Memberikan Kesempatan
148
Bab 146 Untuk Apa?
149
Bab 147 Kaisar dan Raja
150
Bab 148 Alasan Sebenarnya
151
Bab 149 Dukungan
152
Bab 150 Dua Kerajaan, Dua Kubu
153
Bab 151 Empat Bersaudara, Dua Kubu Berbeda
154
Bab 152 Kekasih Huang Miaoling …?
155
Bab 153 Aku Cemburu. Tidak boleh?
156
Bab 154 Penguasa Kerajaan Wu Sebenarnya
157
Episode 155 Aku Akan Melakukannya
158
Bab 156 Motivasi
159
Bab 157 A Cheng, A Feng
160
Bab 158 Ibu Suri He
161
Bab 159 Pengakuan Wang Wuyu
162
Bab 160 Sadarnya Wang Junsi
163
Bab 161 Kunjungan sang Putri Mahkota ke Halaman Selir Feng
164
Bab 162 Berita Menyebar Cepat
165
Bab 163 Kembalinya Duri dalam Daging
166
Bab 164 Penutupan
167
Bab 165 Mereka yang Merupakan Dalang
168
Bab 166 Kerja Sama
169
Bab 167 Kutub Utara dan Mataharinya
170
Bab 168 Aku Percaya pada Putraku
171
Bab 169 Cocok, ‘kah?
172
Bab 170 Tunanganku
173
Bab 171 Apa Maksudmu?
174
Bab 172 Membangun Reputasi
175
Bab 173 Ganjaran untuk Merendahkan
176
Bab 174 Permintaan He Junzhu
177
Bab 175 Kau Kalah
178
Bab 176 Terlukanya Huang Miaoling
179
Bab 177 Kecelakaan
180
Bab 178 “Hadiah Perkenalan”, katanya
181
Bab 179 Apa Kau Tahu?!
182
Bab 180 Kau dan Aku, Tidak Mungkin
183
Bab 181 Tugasnya Selesai
184
Bab 182 Tidak Bermaksud
185
Bab 183 Ibu Suri He Ingin Bertemu
186
Bab 184 Giliranku
187
Bab 185 Celah pada Kepalsuan
188
Bab 186 Mawar Berduri
189
Bab 187 Karena Dia Menyentuh Keluargaku
190
Bab 188 Aku Akan Pastikan
191
Bab 189 Wu Rongya
192
Bab 190 Dengan Status dan Kekuasaan, Datanglah Sebuah Kewajiban
193
Bab 191 Putra Li Hongxia
194
Bab 192 Antara Zhanggongzhu dan Raja An
195
Bab 193 Hal-Hal Kecil yang Sulit Untuk Dilakukan
196
Bab 194 Tujuan Sebenarnya
197
Bab 195 Penyelidikan di Masa Lalu
198
Bab 196 Kelemahan Terbesar Ibu Suri He
199
Bab 197 Hanya Denganmu
200
Bab 198 Pelengseran Putri Mahkota
201
Bab 199 Pernikahan Putri Wu Rongya
202
Bab 200 Bunga Anggrek
203
Bab 201 Ayah Kandungnya
204
Bab 202 Pengetahuan Melampaui Semua Orang
205
Bab 203 Serangan Song Qiaolan
206
Bab 204 Kemampuan Bersandiwara
207
Bab 205 Utusan Ibu Suri Shen
208
Bab 206 Kerajaan Zhou
209
Bab 207 Tak Ada Waktu
210
Bab 208 Kehangatan
211
Bab 209 Kepergian Wang Junsi
212
Bab 210 Hukuman bagi Chen Long
213
Bab 211 Jadi, ini Maksudnya
214
Bab 212 Mengakui Kesalahan dan Membenarkannya
215
Bab 213 Di Luar Kesepakatan
216
Bab 214 Kau Tidak Menolakku
217
Bab 215 Tuduhan Liang Jian
218
Bab 216 Hukuman? Itu berkat
219
Bab 217 Kau Masih Mencintainya?
220
Bab 218 Jiang Hu dan Liang Fenghong
221
Bab 219 Guru yang Luar Biasa
222
Bab 220 Malam Hukuman
223
Bab 221 Hidup adalah Permainan
224
Bab 222 Menghilang?
225
Bab 223 Musuh Paling Mengerikan
226
Bab 224 Kutukan Berupa Berkat
227
Bab 225 Badai Akan Segera Datang
228
Bab 226 Pengalihan
229
Bab 227 Rahasia dan Kebohongan
230
Bab 228 Tibanya Huang Yade di Qinglong
231
Bab 229 Menjijikkan?
232
Bab 230 Sebelum Pesta Dimulai
233
Bab 231 Kakak-Adik Berbahaya
234
Bab 232 Ikatan yang Tak Begitu Kuat
235
Bab 233 Benda Perjanjian Pernikahan
236
Bab 234 Anggur 100 Tahun
237
Bab 235 Mengorbankan Putranya
238
Bab 236 Pemberontakan dan Revolusi
239
Bab 237 Bebasnya Li Hongxia dan Jatuhnya keluarga Liang
240
Bab 238 Serangan terhadap Wakil Jenderal Chen
241
Bab 239 Serangan Para Penyusup
242
Bab 240 Pemenggalan Kaisar Huatai
243
Bab 241 Selamat?
244
Bab 242 Jatuhnya Liang Fenghong
245
Bab 243 Membalikkan Keadaan
246
Bab 244 Kemunculan yang Tak Diduga?
247
Bab 245 Misi Penyelamatan
248
Bab 246 Bertemu Kembali
249
Bab 247 Orang yang Paling Mencurigakan
250
Bab 248 Cuka
251
Bab 249 Ketenangan Setelah Perang
252
Bab 250 Hari Eksekusi
253
Bab 251 Yang Terjadi
254
Bab 252 Menunggu Sebuah Akhir
255
Bab 253 Penghargaan
256
Bab 254 Sang Penyelamat
257
Bab 255 Di Balik Layar
258
Bab 256 Putra Tersembunyi
259
Bab 257 Pengelakan
260
Bab 258 Wu Yifeng, Shen Xifu, dan He Wudi
261
Bab 259 Keresahan Akan Tempat yang Menerimanya
262
Bab 260 Sungguh?
263
Bab 261 Usaha Untuk Menyingkirkan
264
Bab 262 Keuntungan yang Ditawarkan
265
Bab 263 Tidak Bisakah Kau Kembali?
266
Bab 264 Benang Kehidupan yang Tidak Terkait
267
Bab 265 Menikahlah Denganku
268
Bab 266 Masalah Mereka
269
Bab 267 Bukan Lagi Pertunangan
270
Bab 268 Perwakilan Kerajaan Wu
271
Bab 269 Kunjungan ke Kediaman Chen
272
Bab 270 Sepasang Merpati
273
Bab 271 Meninggalkan Kerajaan Wu
274
Bab 272 Percakapan Para Gadis
275
Bab 273 Menyetarakan Pengetahuan
276
Bab 274 Harapan Untuk Sebuah Kabar Baik
277
Bab 275 Jangan Seperti ini
278
Bab 276 Informan
279
Bab 277 Anak Singa
280
Bab 278 Kudeta di Kerajaan Tubo
281
Bab 279 Rasa Syukur
282
Bab 280 Empat Hari Lagi
283
Bab 281 Tiba di Zhongcheng
284
Bab 282 Ikatan Sahabat
285
Bab 283 Kembalinya Nona Pertama Huang
286
Bab 284 Niat Terselubung Kaisar
287
Bab 285 Siapa yang bisa kalahkan?
288
Bab 286 Cerminan Seorang Majikan
289
Bab 287 Tujuannya
290
Bab 288 Semua Berubah
291
Bab 289 Kediaman Huang Akan Kembali Meriah
292
Bab 290 Ya, Aku Pulang
293
Bab 291 Hubungan Keduanya
294
Bab 292 Pernikahan Huang Miaoling dan Liang Fenghong
295
Bab 293 Jebakan yang Telah Disiapkan
296
Bab 294 Pertarungan Huang Junyi dan Liang Fenghong
297
Bab 295 Antiklimaks
298
Bab 296 Usaha Untuk Mengerti
299
Bab 297 Apa Hubungan Kalian Berdua?
300
Bab 298 Berani Menerima Sujudnya?
301
Bab 299 Menyingkirkan Seseorang
302
Bab 300 Kembali ke Dalam Lumpur
303
Bab 301 Bumbu Penyedap
304
Bab 302 Singkirkan
305
Bab 303 Seorang Bibi dan Keponakannya
306
Bab 304 Xingren Mengandung Qinghua
307
Bab 305 Kebenaran di Hari Itu
308
Bab 306 Jebakan Tak Terduga
309
Bab 307 Bukan Orang Tak Terkalahkan
310
Book II released
311
Konfirmasi Lagi untuk Book ke 2 Phoenix Reborn
312
Ini Adalah Sebuah Kesalahan, Jangan Dibaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!