Bab 7 Siapa yang Salah?

Jalanan di kota Zhongcheng [1] terlihat ramai seperti biasanya. Begitu banyak orang berlalu-lalang, entah sedang menjalankan tugas mereka atau hanya berjalan-jalan melihat keramaian.

Tawa dan senyuman anak-anak kecil yang bermain riang terdengar nyaring di telinga. Bisa dilihat beberapa pemuda-pemudi saling melemparkan senyuman dan lirikan penuh arti. Tak lupa juga teriakan para pedagang yang mencoba menjual dagangan mereka menambah ramainya suasana jalanan kota.

Tiba-tiba, suara garing ketukan sepatu kuda dengan jalanan berbatu yang diiringi oleh suara roda kereta membuat semua orang menoleh.

“Lihat! Itu adalah rombongan kereta kuda keluarga Huang.” Seorang pejalan kaki menunjuk ke arah rombongan kereta yang diiringi beberapa prajurit berkuda di depan dan belakang.

Terlihat tiga kereta yang diiringi oleh sepuluh prajurit berkuda, puluhan prajurit berjalan, dan beberapa pelayan. Semua pejalan kaki langsung menyingkir dari jalan tengah dan memberikan jalan pada rombongan tersebut. Simbol yang tertera di kereta kuda itu jelas-jelas menunjukkan kalau kereta itu adalah milik keluarga Huang.

Ada beberapa orang yang terlihat bingung. “Kenapa rombongan itu mengarah ke gerbang kota?” tanya seorang pria yang sedang duduk di kedai pinggir jalan.

Pemilik kedai kecil yang sedang sibuk memijat adonan mienya berhenti sesaat untuk menjawab pertanyaan tamunya itu. “Ah, Anda tidak tahu? Hari ini adalah hari pulangnya Jenderal Besar Huang Qinghao ke ibukota. Sekitar satu minggu yang lalu, sudah ada berita kalau sang Jenderal akhirnya memenangkan perang dengan dengan suku Sihan. Sepertinya, mereka bersiap menyambut para pasukan itu.”

Di dalam kereta, Miaoling melihat Junyi dan Hanrong sedang bermain. Hanrong terlihat merengut selagi Junyi terlihat tenang. Setelah beberapa saat, Junyi melirik ekspresi Hanrong yang seperti ingin menangis.

Ketika Junyi melihat hal itu, dia langsung berkata, “Ah, aku menyerah. Aku melakukan kesalahan. Kak Hanrong, kau terlalu hebat.”

Mendengar hal itu, ekspresi Hanrong langsung berubah. Ekspresinya terlihat begitu senang, matanya berbinar dengan begitu lucu. Walaupun dia tidak tahu kesalahan apa yang Junyi buat, tapi di benak polosnya, yang penting dia menang.

“Wah! Aku menang!” ujar Hanrong. “Kakak! Kau lihat, kan? Aku menang!” Hanrong berteriak girang dan terlihat bangga akan kemenangannya.

Miaoling tersenyum dan melirik Junyi sekilas, sebuah senyuman tipis terlukis di wajah bocah kecil itu. Melihat hal itu, Miaoling menggelengkan kepalanya.

“Junyi, Hanrong, dalam waktu dua hari, Kakak mau kalian menyalin strategi Ci Yun [2] sebanyak lima kali.”

Begitu Miaoling mengucapkan hal tersebut, Hanrong dan Junyi langsung terbelalak, tidak mengerti. “Ah? Kenapa?!” tanya Hanrong dengan tidak senang. Walaupun Junyi juga tidak terima, tapi dia hanya merengut dan tidak berani melawan ucapan Miaoling.

“Pahami strategi Ci Yun selagi kalian menyalin, kalian akan mengerti kenapa aku menyuruh kalian melakukan hal ini,” jelas Miaoling masih tersenyum.

Dengan wajah setengah marah dan setengah ingin menangis, Hanrong langsung melipat kedua tangannya. “Aku tidak suka dengan Kak Miaoling lagi.”

Ucapan Hanrong membuat Junyi sedikit terbelalak. Kemudian, dia menarik-narik lengan baju Hanrong kecil. “Kakak, tidak boleh berkata seperti itu.”

Hanrong langsung menepiskan tangan Junyi dengan kasar. “Memangnya, kau pikir kau siapa sampai bisa sembarangan melarangku?!” Tangan Hanrong terangkat dan bersiap untuk memukul Junyi.

“Huang Hanrong!” Miaoling memanggil nama Hanrong dengan nada membentak membuat bocah itu membeku. ‘Jingx**iang sudah terlalu memanjakannya sampai tidak tahu aturan seperti ini!’

Miaoling melotot ke arah Hanrong seperti ingin segera menerkamnya. Meiliang yang sedari tadi hanya memperhatikan kejadian di depannya dengan sebuah senyuman langsung kebingungan.

Sedari dulu, semua orang di kediaman Huang selalu memanjakan Hanrong, begitu pula dengan Miaoling. Setiap kesalahan yang Hanrong buat hanya akan ditepiskan dengan alasan ‘dia masih anak kecil’. Akan tetapi, sepertinya, sekarang Miaoling berniat membenarkan kesalahan itu.

Walaupun Meiliang tahu kalau Miaoling berniat baik, tapi pancaran mata gadis itu terlihat begitu mengerikan. Meiliang pun tersenyum tipis dan berusaha menenangkannya. “Miaoling, jangan terbawa emosi.”

Di sisi lain, tubuh Hanrong bergetar karena takut dengan ekspresi wajah kakaknya. Hanrong tidak sempat memikirkan kesalahan apa yang dia perbuat sampai kakaknya marah sedemikian rupa. Di dalam benaknya, Hanrong hanya merasa takut kepada Miaoling.

Dalam sekejap, Miaoling tersenyum. “Apakah kalian pernah mendengar cerita tentang ‘dua anak saudagar kaya’?” tanya Miaoling kepada kedua adiknya.

Hanrong yang tadinya ketakutan langsung menggelengkan kepalanya dengan bingung begitu mendengar pertanyaan Miaoling. Sama seperti kakaknya, Junyi juga menggelengkan kepala, tidak tahu cerita yang Miaoling bicarakan.

Miaoling pun mulai menceritakan tentang seorang saudagar kaya yang memiliki dua anak lelaki. Anak pertama adalah seorang pekerja keras. Walaupun tahu sang Ayah memiliki banyak uang, tapi dia tetap bekerja di ladang setiap harinya. Di sisi lain, anak yang paling kecil sangat dimanja dan dia pun lebih senang berpesta dan menghabiskan uang.

Suatu hari, anak kedua datang kepada sang Ayah untuk meminta uang. Akan tetapi, pada saat itu, sang Ayah sedang mengalami kesulitan uang sehingga dia tidak memberikan sepeser uang pun kepada anaknya. Anak itu marah besar dan beralih kepada sang Kakak. Walaupun adiknya memiliki sikap buruk, sang Kakak sangat menyayangi sang adik dan memanjakannya. Dengan uang yang dia dapatkan dari hasil kerja kerasnya, sang Kakak memberikan uang kepada adiknya.

Hal itu terus berulang sampai akhirnya sang Kakak tidak lagi memiliki simpanan. Berpikir kalau sang Kakak enggan memberinya uang dan bukan karena tidak punya, sang Adik marah besar dan keduanya pun bertengkar hebat. Sang Ayah yang mendengar hal ini juga marah dan mengusir sang Adik keluar dari rumah.

Setelah dia diusir, sang Adik membawa semua harta benda yang dia miliki dan terus berfoya-foya. Berpikir kalau dia adalah anak seorang kaya, semua orang mendekatinya hanya untuk mendapatkan keuntungan dari sang Adik. Tentu saja, sang Adik tidak menyadari hal ini dan malah memberikan uang kepada ‘teman-teman’nya itu.

Satu minggu lamanya dia berpesta tanpa henti sampai akhirnya dia tersadar kalau harta benda yang dia miliki telah habis untuk membiayai pesta-pesta yang dia adakan. Ketika dia meminta tolong kepada orang-orang yang menemaninya berpesta dan dia anggap sebagai ‘teman’, teman-temannya itu enggan menolongnya. Melihat sang Adik tidak lagi ada gunanya, mereka tidak lagi berteman dengannya. Dalam satu minggu, sang Adik jatuh menjadi orang miskin.

“Menurut kalian, siapa yang salah dalam cerita ini?” tanya Miaoling kepada kedua adiknya.

Junyi berkata dengan ragu, “Aku rasa … sang Adik yang salah.”

“Kenapa?”

“Uh … dia tidak tahu kesulitan ayah dan kakaknya, tapi dia marah kepada mereka dan berpikir keduanya tidak mau memberinya uang. Selain itu, kenapa dia tidak mencari uang sendiri?” Junyi terlihat sedikit kesal dengan karakter sang Adik. Ekspresi tidak sukanya yang lucu membuat Miaoling dan Meiliang terkekeh.

Miaoling tidak mengangguk dan tidak menggeleng, dia melirik Hanrong. “Bagaimana menurutmu, Hanrong?” tanya Miaoling.

“Menurutku, yang salah adalah mereka yang memanjakannya,” jawab Hanrong yang diikuti dengan senyuman Miaoling. “Kalau saja keduanya tidak memanjakannya dari awal, mungkin sifat sang Adik tidak akan menjadi seburuk itu.

Oh! Oh! Selain itu, bukankah mereka keluarga? Kenapa mereka tidak menceritakan mengenai kesulitan mereka kepada sang Adik? Kalau mereka memberitahu sang Adik mengenai masalah mereka, siapa tahu sang Adik tidak akan marah dan bertindak semena-mena seperti itu,” lanjut Hanrong dengan penasaran.

Ucapan ini membuat alis Miaoling sedikit berkedut. Cerita saudagar kaya dan kedua anak itu sebenarnya didasari oleh kehidupan Miaoling sebelumnya. Mengingat bagaimana sang Ayah dan kakak-kakaknya begitu memanjakannya, membelanya mati-matian agar dia bisa menikahi Wang Chengliu. Pada akhirnya, semua perjuangan yang mengatasnamakan kasih sayang itu sama saja dengan menggali peti mati untuk Miaoling.

Miaoling tidak ingin hal yang sama terjadi kepada Hanrong dan Junyi.

Sebelum Miaoling sempat menjelaskan, Junyi tiba-tiba berkata dengan suara rendah, “Terkadang, seseorang tidak bisa dengan leluasa menceritakan kesulitannya ….” Sadar kalau dirinya baru saja bergumam cukup keras untuk didengar semua orang, Junyi terbelalak dan langsung menunduk dengan malu.

‘Kesulitan ….’ Miaoling berbisik dalam hatinya. ‘Ya, b**enar …. Takut kalau kenyataan sebenarnya akan menyakiti perasaan seseorang yang mereka sayangi. Demi menghindari hal tersebut dan membiarkan keinginan orang yang mereka sayangi terpenuhi, mereka lebih rela disakiti sebagai gantinya.’

Benak Miaoling berputar pada kejadian di mana dia mengetahui kalau reputasi ayahnya hancur karena tindakannya, dipermalukan berkali-kali di Persidangan Istana oleh para menteri lainnya. Itu merupakan siksaan yang sangat berat untuk pria yang penuh harga diri seperti Huang Qinghao. Akan tetapi, demi putrinya … demi Miaoling, dia rela bertahan.

“Jawaban kalian … tidak ada yang salah.” Miaoling menatap kedua adiknya. Kemudian, setelah beberapa saat, dia berkata, “Apa yang kalian pelajari dari cerita ini?”

Hanrong dan Junyi saling menatap satu sama lain dengan bingung. Setelah beberapa saat, keduanya menganggukkan kepala mereka, sudah mendapatkan jawaban.

“Jangan egois. Kalau seseorang tidak melakukan hal yang kita inginkan, kita tidak boleh langsung menyalahkan mereka. Kita harus mencari tahu alasan sebenarnya mereka tidak melakukan hal tersebut,” jawab Hanrong.

“Kalau seseorang yang kita sayangi berbuat salah, kita harus membenarkan kesalahan mereka dan bukan menutupi kesalahan itu. Begitu?” tanya Junyi yang sedikit kurang yakin dengan jawabannya.

Jawaban kedua adiknya membuat Miaoling mengangguk puas. “Dengan begini, apakah kalian tahu kesalahan yang kalian perbuat?”

Hanrong terdiam, sedikit kesulitan menghubungan satu hal dan hal lainnya. Di sisi lain, Junyi terlihat enggan mengatakan isi hatinya. Kereta tersebut hening untuk waktu yang cukup lama sebelum akhirnya sebuah suara memecah keheningan. “Kak Hanrong, aku ingin meminta maaf.”

Hanrong menoleh ke arah Junyi dengan kaget. “Hah? Kenapa?” tanyanya bingung.

“Aku … aku membohongimu tadi.” Junyi mengerutkan keningnya. “Ketika kita bermain … sebenarnya … sebenarnya, aku tidak melakukan kesalahan apa-apa. Aku berpura-pura telah berbuat salah agar kalah darimu.”

Hanrong memiringkan kepalanya. “Kenapa?”

Tanpa berani menatap mata Hanrong secara langsung, Junyi melanjutkan, “Aku lihat kau kesulitan dan ekspresi wajahmu tidak senang …. Oleh karena itu, aku … aku memutuskan untuk mengalah.”

Mendengar penjelasan Junyi membuat Hanrong terbelalak, tidak menyangka kalau adiknya bisa berpikiran seperti itu. Dia pun terdiam dan menatap wajah adik kecilnya dalam-dalam. Semakin diperhatikan, Hanrong merasa kalau adik kecilnya itu terlihat begitu kasihan.

Hanrong menatap tangan Junyi yang dibungkus perban akibat terkena teh panas tadi. Lalu, dia juga teringat ketika Jingxiang hampir saja memukul adiknya itu. Hanrong baru tersadar betapa Jingxiang selalu bersikap begitu kasar kepada Junyi, begitu pula pelayan-pelayan lain.

Kalau bukan karena Miaoling yang tadi menyuruh Junyi untuk menukar pakaiannya, Hanrong yakin kalau adiknya itu akan keluar dengan pakaian lusuh seperti biasanya. Semakin lama, Hanrong tersadar kalau selama ini … hidup Junyi tidak mudah.

Tiba-tiba, mata Hanrong berkaca-kaca. Kemudian, dia memeluk Junyi. “Maaf, Junyi! Maaf! Aku juga salah! Aku tidak seharusnya bersikap kasar padamu.”

Hanrong sadar kalau Junyi melakukan hal itu karena rasa sayang. Ketika Junyi memperingatkannya mengenai sikapnya yang tidak sopan kepada Miaoling, Hanrong malah marah dan berniat untuk memukul adik kecilnya itu. Hati Hanrong merasa malu dan sakit, tidak menyangka dirinya tidak sadar akan kebaikan hati adiknya.

Kaget dengan perubahan sikap kakaknya, Junyi juga mulai menangis. Miaoling dan Meiliang melirik satu sama lain. Kemudian, keduanya tersenyum, senang melihat kedua kakak-beradik itu bisa saling menyayangi seperti ini.

______

[1] Zhongcheng (中城): ibukota kerajaan Shi

[2] Ci Yun: Buku strategi random yang berasal dari otak Author. (Oops)

______

A/N: Nihao, Readers! Chapter kali ini bisa kalian anggap sebagai chapter fillers sebenarnya. Authors cuma mau membawa kalian lebih dekat dengan karakter sampingan kita yang lucu-lucu, Huang Junyi dan Huang Hanrong. Maaf ya kalau main storyline harus ditunda satu chapter hehe.

Anyways, thank you for reading!****Don't forget to leave a comment, a vote, and share!**

Sampai ketemu di episode berikutnya.

Mau tanya sedikit, kalau kalian di posisi Miaoling ... sudah dikhianati segitu rupanya oleh pasangan kalian, apakah kalian bisa memaafkan orang tersebut kalau dia berubah? Perlu sedikit thoughts.

Jawab di kolom komen please hehe.

Makasih!

Terpopuler

Comments

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

🌲🌲🌲 🍎🍎🍎 🌲🌲🌲

Tuku ketan nek prapatan
balikan karo mantan
podo karo mangan jangan ngetngetan
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂

2023-12-17

0

Kings Walet

Kings Walet

oh tidak,mala pengen tak hiii kaga

2023-12-05

0

Neng Alifa

Neng Alifa

saya tidak sebaik itu Thor 🤭🤣

2023-05-20

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kembali ke Masa Lalu
2 Bab 2 Pengkhianatan
3 Bab 3 Sumpah Pembalasan
4 Bab 4 Keluarga Huang
5 Bab 5 Jing Yiniang dan Huang Wushuang
6 Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part I)
7 Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part 2)
8 Bab 7 Siapa yang Salah?
9 Bab 8 Bertemu Lagi dengan Wang Chengliu
10 Bab 9 Kepulangan sang Jenderal
11 Bab 10 Mengunjungi Istana Kerajaan
12 Bab 11 Perasaan yang Membingungkan
13 Bab 12 Mereka dan Aku
14 Bab 13 part 1 Kencan Diam-Diam
15 Bab 13 part 2 Kencan Diam-Diam
16 Bab 14 Wang Junsi yang Sebenarnya
17 Bab 15 Kepura-puraan
18 Bab 16 Perjodohan
19 Bab 17 Wang Zhengyi dan Huang Miaoling
20 Bab 18 Menyairkan Puisi
21 Bab 19 Dendam di Masa Lalu
22 Bab 20 Umpan
23 Bab 21 Lagi-lagi, Jingxiang
24 Bab 22 Percakapan dengan Huang Qinghao
25 Bab 23 Sebuah Peluang
26 Bab 24 Sebagai Seorang Wanita
27 Bab 25 Kesempatan
28 Bab 26 Kecurigaan Hanrong
29 Bab 27 Salah Perhitungan
30 Bab 28 Lianhua Yuan
31 Bab 29 Jiang Feng
32 Bab 30 Berita yang Tersebar di Ibukota
33 Bab 31 Permulaan dari Selamat Tinggal
34 Bab 32 Siasat Miaoling
35 Bab 33 Demi Ibu
36 Bab 34 Rong Gui
37 Bab 35 Hadiah dari Pangeran Mahkota
38 Bab 36 Kemarahan Miaoling
39 Bab 37 Kesalahan Junyi
40 Bab 38 Junyi Tidak Punya Siapa-Siapa
41 Bab 39 Sosok Ibu
42 Bab 40 Pucat
43 Bab 41 Sayembara Musik
44 Bab 42 Wang Qiuhua dan Wang Xiangqi
45 Bab 43 Pembukaan dari Sebuah Sandiwara
46 Bab 44 Ternoda
47 Bab 45 Racun
48 Bab 46 Rencana Permaisuri
49 Bab 47 Pertanggungjawaban Wang Zhengyi
50 Bab 48 Keputusan Akhir
51 Bab 49 Sandiwara Terhebat Sepanjang Masa
52 Bab 50 Kerja Sama
53 Bab 51 Kematian Wei Ningxin
54 Bab 52 Dendam
55 Bab 53 Demi Melindungi Keluarga
56 Bab 54 Atas Nama Kewajiban
57 Bab 55 Keterikatan
58 Bab 56 Li Hongxia
59 Bab 57 Arti Keluarga
60 Bab 58 Alat
61 Bab 59 Jebakan
62 Bab 60 Kekhawatiran
63 Bab 61 Merepotkan
64 Bab 62 Yuanli, Muhua
65 Bab 63 Malam Pertemuan
66 Bab 64 Pengunjung Misterius
67 Bab 65 Pembunuh Suruhan
68 Bab 66 Imbalan yang Pantas
69 Bab 67 Yang Changxi, Huang Yanan, dan Li Shijing
70 Bab 68 Balasan yang Pantas Didapatkan.
71 Bab 69 Pertemuan Pertama
72 Bab 70 Kedatangan Huang Liqiang
73 Bab 71 Penjelasan
74 Bab 72 Perdebatan
75 Bab 73 Menambah Minyak ke Api
76 Bab 74 Menggunakan Kebaikan untuk Melakukan Kejahatan
77 Bab 75 Meremehkan
78 Bab 76 Pelayan Baru itu
79 Bab 77 Dia Indah
80 Bab 78 Cinta dan Niat
81 Bab 79 Karma
82 Bab 80 Tarik-Menarik
83 Bab 81 Musuh dari Musuh adalah Teman
84 Bab 82 Karena Kau adalah Kau
85 Bab 83 Harus ke Jingcheng
86 Bab 84 Pria yang Mendekati Muhua
87 Bab 85 Hari Pernikahan Huang Wushuang
88 Bab 86 Bidak Catur Tanpa Perasaan
89 Bab 87 Kepentingan Masing-Masing
90 Bab 88 Kejutan
91 Bab 89 Pria Bertopeng
92 Bab 90 Pangeran Mahkota Keracunan
93 Bab 91 Semoga Langit Melindungi Keluarga Huang
94 Bab 92 Sadarnya Huang Wushuang
95 Bab 93 Mainan
96 Bab 94 Dalangnya Harus Mati Menggenaskan
97 Bab 95 Memberikan Kesempatan
98 Bab 96 Bidak Mengambil Langkah
99 Bab 97 Pangeran Mahkota yang baru?
100 Bab 98 Kelalaian
101 Bab 99 Kasim Xia
102 Bab 100 Tersangka Utama
103 Bab 101 Dia adalah Seorang Pembunuh
104 Bab 102 Bukti-Bukti
105 Bab 103 Percayalah
106 Bab 104 Berpura-pura Bodoh
107 Bab 105 Saksi
108 Bab 106 Keterlibatan Kerajaan Zhou
109 Bab 107 Kau Masih Anggota Keluarga Huang
110 Bab 108 Kasim Gao
111 Bab 109 Pernikahan
112 Bab 110 Kau Hidup Karena Kematianmu Tidak Menguntungkan
113 Bab 111 Ketenangan?
114 Bab 112 Cerita Mereka
115 Bab 113 Hidup adalah Milik Sendiri
116 Bab 114 Hanya Tahu Cara Mengurus Orang Lain
117 Bab 115 Mengandalkan
118 Bab 116 Terima Kasih atas Kerja Kerasmu
119 Bab 117 Langkah yang Salah
120 Bab 118 Keterlibatan Permaisuri
121 Bab 119 Mengantar Keberangkatan
122 Bab 120 Kepergian
123 Bab 121 Pendamping Permaisuri
124 Bab 122 Utusan Kediaman Huang
125 Bab 123 Perjalanan ke Jingcheng
126 Bab 124 Siluman, katanya
127 Bab 125 Ingatan Sebelum Kematian
128 Bab 126 Kau Harus Hidup
129 Bab 127 Bandit Macam Apa?
130 Bab 128 Menyerah
131 Bab 129 Lan’er dan Lu Si
132 Bab 130 Mengusirku?
133 Bab 131 Anggap Saja Keajaiban
134 Bab 132 Kematiannya adalah Kutukan
135 Bab 133 Ketidakpercayaan
136 Bab 134 Dia Masih Hidup. Aku Percaya itu.
137 Bab 135 Bukan yang Kau Kenal
138 Bab 136 Kediaman Para Dewa
139 Bab 137 Wanita Pembawa Malapetaka
140 Bab 138 Hentikan Perkabungan
141 Bab 139 Bantuan & Pertemuan
142 Bab 140 Liang Fenghong
143 Bab 141 Kita Bertemu Lagi
144 Bab 142 Perjodohan?
145 Bab 143 Canggung
146 Bab 144 Hanya Ingin Jadi Kekasihmu
147 Bab 145 Memberikan Kesempatan
148 Bab 146 Untuk Apa?
149 Bab 147 Kaisar dan Raja
150 Bab 148 Alasan Sebenarnya
151 Bab 149 Dukungan
152 Bab 150 Dua Kerajaan, Dua Kubu
153 Bab 151 Empat Bersaudara, Dua Kubu Berbeda
154 Bab 152 Kekasih Huang Miaoling …?
155 Bab 153 Aku Cemburu. Tidak boleh?
156 Bab 154 Penguasa Kerajaan Wu Sebenarnya
157 Episode 155 Aku Akan Melakukannya
158 Bab 156 Motivasi
159 Bab 157 A Cheng, A Feng
160 Bab 158 Ibu Suri He
161 Bab 159 Pengakuan Wang Wuyu
162 Bab 160 Sadarnya Wang Junsi
163 Bab 161 Kunjungan sang Putri Mahkota ke Halaman Selir Feng
164 Bab 162 Berita Menyebar Cepat
165 Bab 163 Kembalinya Duri dalam Daging
166 Bab 164 Penutupan
167 Bab 165 Mereka yang Merupakan Dalang
168 Bab 166 Kerja Sama
169 Bab 167 Kutub Utara dan Mataharinya
170 Bab 168 Aku Percaya pada Putraku
171 Bab 169 Cocok, ‘kah?
172 Bab 170 Tunanganku
173 Bab 171 Apa Maksudmu?
174 Bab 172 Membangun Reputasi
175 Bab 173 Ganjaran untuk Merendahkan
176 Bab 174 Permintaan He Junzhu
177 Bab 175 Kau Kalah
178 Bab 176 Terlukanya Huang Miaoling
179 Bab 177 Kecelakaan
180 Bab 178 “Hadiah Perkenalan”, katanya
181 Bab 179 Apa Kau Tahu?!
182 Bab 180 Kau dan Aku, Tidak Mungkin
183 Bab 181 Tugasnya Selesai
184 Bab 182 Tidak Bermaksud
185 Bab 183 Ibu Suri He Ingin Bertemu
186 Bab 184 Giliranku
187 Bab 185 Celah pada Kepalsuan
188 Bab 186 Mawar Berduri
189 Bab 187 Karena Dia Menyentuh Keluargaku
190 Bab 188 Aku Akan Pastikan
191 Bab 189 Wu Rongya
192 Bab 190 Dengan Status dan Kekuasaan, Datanglah Sebuah Kewajiban
193 Bab 191 Putra Li Hongxia
194 Bab 192 Antara Zhanggongzhu dan Raja An
195 Bab 193 Hal-Hal Kecil yang Sulit Untuk Dilakukan
196 Bab 194 Tujuan Sebenarnya
197 Bab 195 Penyelidikan di Masa Lalu
198 Bab 196 Kelemahan Terbesar Ibu Suri He
199 Bab 197 Hanya Denganmu
200 Bab 198 Pelengseran Putri Mahkota
201 Bab 199 Pernikahan Putri Wu Rongya
202 Bab 200 Bunga Anggrek
203 Bab 201 Ayah Kandungnya
204 Bab 202 Pengetahuan Melampaui Semua Orang
205 Bab 203 Serangan Song Qiaolan
206 Bab 204 Kemampuan Bersandiwara
207 Bab 205 Utusan Ibu Suri Shen
208 Bab 206 Kerajaan Zhou
209 Bab 207 Tak Ada Waktu
210 Bab 208 Kehangatan
211 Bab 209 Kepergian Wang Junsi
212 Bab 210 Hukuman bagi Chen Long
213 Bab 211 Jadi, ini Maksudnya
214 Bab 212 Mengakui Kesalahan dan Membenarkannya
215 Bab 213 Di Luar Kesepakatan
216 Bab 214 Kau Tidak Menolakku
217 Bab 215 Tuduhan Liang Jian
218 Bab 216 Hukuman? Itu berkat
219 Bab 217 Kau Masih Mencintainya?
220 Bab 218 Jiang Hu dan Liang Fenghong
221 Bab 219 Guru yang Luar Biasa
222 Bab 220 Malam Hukuman
223 Bab 221 Hidup adalah Permainan
224 Bab 222 Menghilang?
225 Bab 223 Musuh Paling Mengerikan
226 Bab 224 Kutukan Berupa Berkat
227 Bab 225 Badai Akan Segera Datang
228 Bab 226 Pengalihan
229 Bab 227 Rahasia dan Kebohongan
230 Bab 228 Tibanya Huang Yade di Qinglong
231 Bab 229 Menjijikkan?
232 Bab 230 Sebelum Pesta Dimulai
233 Bab 231 Kakak-Adik Berbahaya
234 Bab 232 Ikatan yang Tak Begitu Kuat
235 Bab 233 Benda Perjanjian Pernikahan
236 Bab 234 Anggur 100 Tahun
237 Bab 235 Mengorbankan Putranya
238 Bab 236 Pemberontakan dan Revolusi
239 Bab 237 Bebasnya Li Hongxia dan Jatuhnya keluarga Liang
240 Bab 238 Serangan terhadap Wakil Jenderal Chen
241 Bab 239 Serangan Para Penyusup
242 Bab 240 Pemenggalan Kaisar Huatai
243 Bab 241 Selamat?
244 Bab 242 Jatuhnya Liang Fenghong
245 Bab 243 Membalikkan Keadaan
246 Bab 244 Kemunculan yang Tak Diduga?
247 Bab 245 Misi Penyelamatan
248 Bab 246 Bertemu Kembali
249 Bab 247 Orang yang Paling Mencurigakan
250 Bab 248 Cuka
251 Bab 249 Ketenangan Setelah Perang
252 Bab 250 Hari Eksekusi
253 Bab 251 Yang Terjadi
254 Bab 252 Menunggu Sebuah Akhir
255 Bab 253 Penghargaan
256 Bab 254 Sang Penyelamat
257 Bab 255 Di Balik Layar
258 Bab 256 Putra Tersembunyi
259 Bab 257 Pengelakan
260 Bab 258 Wu Yifeng, Shen Xifu, dan He Wudi
261 Bab 259 Keresahan Akan Tempat yang Menerimanya
262 Bab 260 Sungguh?
263 Bab 261 Usaha Untuk Menyingkirkan
264 Bab 262 Keuntungan yang Ditawarkan
265 Bab 263 Tidak Bisakah Kau Kembali?
266 Bab 264 Benang Kehidupan yang Tidak Terkait
267 Bab 265 Menikahlah Denganku
268 Bab 266 Masalah Mereka
269 Bab 267 Bukan Lagi Pertunangan
270 Bab 268 Perwakilan Kerajaan Wu
271 Bab 269 Kunjungan ke Kediaman Chen
272 Bab 270 Sepasang Merpati
273 Bab 271 Meninggalkan Kerajaan Wu
274 Bab 272 Percakapan Para Gadis
275 Bab 273 Menyetarakan Pengetahuan
276 Bab 274 Harapan Untuk Sebuah Kabar Baik
277 Bab 275 Jangan Seperti ini
278 Bab 276 Informan
279 Bab 277 Anak Singa
280 Bab 278 Kudeta di Kerajaan Tubo
281 Bab 279 Rasa Syukur
282 Bab 280 Empat Hari Lagi
283 Bab 281 Tiba di Zhongcheng
284 Bab 282 Ikatan Sahabat
285 Bab 283 Kembalinya Nona Pertama Huang
286 Bab 284 Niat Terselubung Kaisar
287 Bab 285 Siapa yang bisa kalahkan?
288 Bab 286 Cerminan Seorang Majikan
289 Bab 287 Tujuannya
290 Bab 288 Semua Berubah
291 Bab 289 Kediaman Huang Akan Kembali Meriah
292 Bab 290 Ya, Aku Pulang
293 Bab 291 Hubungan Keduanya
294 Bab 292 Pernikahan Huang Miaoling dan Liang Fenghong
295 Bab 293 Jebakan yang Telah Disiapkan
296 Bab 294 Pertarungan Huang Junyi dan Liang Fenghong
297 Bab 295 Antiklimaks
298 Bab 296 Usaha Untuk Mengerti
299 Bab 297 Apa Hubungan Kalian Berdua?
300 Bab 298 Berani Menerima Sujudnya?
301 Bab 299 Menyingkirkan Seseorang
302 Bab 300 Kembali ke Dalam Lumpur
303 Bab 301 Bumbu Penyedap
304 Bab 302 Singkirkan
305 Bab 303 Seorang Bibi dan Keponakannya
306 Bab 304 Xingren Mengandung Qinghua
307 Bab 305 Kebenaran di Hari Itu
308 Bab 306 Jebakan Tak Terduga
309 Bab 307 Bukan Orang Tak Terkalahkan
310 Book II released
311 Konfirmasi Lagi untuk Book ke 2 Phoenix Reborn
312 Ini Adalah Sebuah Kesalahan, Jangan Dibaca
Episodes

Updated 312 Episodes

1
Bab 1 Kembali ke Masa Lalu
2
Bab 2 Pengkhianatan
3
Bab 3 Sumpah Pembalasan
4
Bab 4 Keluarga Huang
5
Bab 5 Jing Yiniang dan Huang Wushuang
6
Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part I)
7
Bab 6 Pembalasan Dimulai Sekarang (part 2)
8
Bab 7 Siapa yang Salah?
9
Bab 8 Bertemu Lagi dengan Wang Chengliu
10
Bab 9 Kepulangan sang Jenderal
11
Bab 10 Mengunjungi Istana Kerajaan
12
Bab 11 Perasaan yang Membingungkan
13
Bab 12 Mereka dan Aku
14
Bab 13 part 1 Kencan Diam-Diam
15
Bab 13 part 2 Kencan Diam-Diam
16
Bab 14 Wang Junsi yang Sebenarnya
17
Bab 15 Kepura-puraan
18
Bab 16 Perjodohan
19
Bab 17 Wang Zhengyi dan Huang Miaoling
20
Bab 18 Menyairkan Puisi
21
Bab 19 Dendam di Masa Lalu
22
Bab 20 Umpan
23
Bab 21 Lagi-lagi, Jingxiang
24
Bab 22 Percakapan dengan Huang Qinghao
25
Bab 23 Sebuah Peluang
26
Bab 24 Sebagai Seorang Wanita
27
Bab 25 Kesempatan
28
Bab 26 Kecurigaan Hanrong
29
Bab 27 Salah Perhitungan
30
Bab 28 Lianhua Yuan
31
Bab 29 Jiang Feng
32
Bab 30 Berita yang Tersebar di Ibukota
33
Bab 31 Permulaan dari Selamat Tinggal
34
Bab 32 Siasat Miaoling
35
Bab 33 Demi Ibu
36
Bab 34 Rong Gui
37
Bab 35 Hadiah dari Pangeran Mahkota
38
Bab 36 Kemarahan Miaoling
39
Bab 37 Kesalahan Junyi
40
Bab 38 Junyi Tidak Punya Siapa-Siapa
41
Bab 39 Sosok Ibu
42
Bab 40 Pucat
43
Bab 41 Sayembara Musik
44
Bab 42 Wang Qiuhua dan Wang Xiangqi
45
Bab 43 Pembukaan dari Sebuah Sandiwara
46
Bab 44 Ternoda
47
Bab 45 Racun
48
Bab 46 Rencana Permaisuri
49
Bab 47 Pertanggungjawaban Wang Zhengyi
50
Bab 48 Keputusan Akhir
51
Bab 49 Sandiwara Terhebat Sepanjang Masa
52
Bab 50 Kerja Sama
53
Bab 51 Kematian Wei Ningxin
54
Bab 52 Dendam
55
Bab 53 Demi Melindungi Keluarga
56
Bab 54 Atas Nama Kewajiban
57
Bab 55 Keterikatan
58
Bab 56 Li Hongxia
59
Bab 57 Arti Keluarga
60
Bab 58 Alat
61
Bab 59 Jebakan
62
Bab 60 Kekhawatiran
63
Bab 61 Merepotkan
64
Bab 62 Yuanli, Muhua
65
Bab 63 Malam Pertemuan
66
Bab 64 Pengunjung Misterius
67
Bab 65 Pembunuh Suruhan
68
Bab 66 Imbalan yang Pantas
69
Bab 67 Yang Changxi, Huang Yanan, dan Li Shijing
70
Bab 68 Balasan yang Pantas Didapatkan.
71
Bab 69 Pertemuan Pertama
72
Bab 70 Kedatangan Huang Liqiang
73
Bab 71 Penjelasan
74
Bab 72 Perdebatan
75
Bab 73 Menambah Minyak ke Api
76
Bab 74 Menggunakan Kebaikan untuk Melakukan Kejahatan
77
Bab 75 Meremehkan
78
Bab 76 Pelayan Baru itu
79
Bab 77 Dia Indah
80
Bab 78 Cinta dan Niat
81
Bab 79 Karma
82
Bab 80 Tarik-Menarik
83
Bab 81 Musuh dari Musuh adalah Teman
84
Bab 82 Karena Kau adalah Kau
85
Bab 83 Harus ke Jingcheng
86
Bab 84 Pria yang Mendekati Muhua
87
Bab 85 Hari Pernikahan Huang Wushuang
88
Bab 86 Bidak Catur Tanpa Perasaan
89
Bab 87 Kepentingan Masing-Masing
90
Bab 88 Kejutan
91
Bab 89 Pria Bertopeng
92
Bab 90 Pangeran Mahkota Keracunan
93
Bab 91 Semoga Langit Melindungi Keluarga Huang
94
Bab 92 Sadarnya Huang Wushuang
95
Bab 93 Mainan
96
Bab 94 Dalangnya Harus Mati Menggenaskan
97
Bab 95 Memberikan Kesempatan
98
Bab 96 Bidak Mengambil Langkah
99
Bab 97 Pangeran Mahkota yang baru?
100
Bab 98 Kelalaian
101
Bab 99 Kasim Xia
102
Bab 100 Tersangka Utama
103
Bab 101 Dia adalah Seorang Pembunuh
104
Bab 102 Bukti-Bukti
105
Bab 103 Percayalah
106
Bab 104 Berpura-pura Bodoh
107
Bab 105 Saksi
108
Bab 106 Keterlibatan Kerajaan Zhou
109
Bab 107 Kau Masih Anggota Keluarga Huang
110
Bab 108 Kasim Gao
111
Bab 109 Pernikahan
112
Bab 110 Kau Hidup Karena Kematianmu Tidak Menguntungkan
113
Bab 111 Ketenangan?
114
Bab 112 Cerita Mereka
115
Bab 113 Hidup adalah Milik Sendiri
116
Bab 114 Hanya Tahu Cara Mengurus Orang Lain
117
Bab 115 Mengandalkan
118
Bab 116 Terima Kasih atas Kerja Kerasmu
119
Bab 117 Langkah yang Salah
120
Bab 118 Keterlibatan Permaisuri
121
Bab 119 Mengantar Keberangkatan
122
Bab 120 Kepergian
123
Bab 121 Pendamping Permaisuri
124
Bab 122 Utusan Kediaman Huang
125
Bab 123 Perjalanan ke Jingcheng
126
Bab 124 Siluman, katanya
127
Bab 125 Ingatan Sebelum Kematian
128
Bab 126 Kau Harus Hidup
129
Bab 127 Bandit Macam Apa?
130
Bab 128 Menyerah
131
Bab 129 Lan’er dan Lu Si
132
Bab 130 Mengusirku?
133
Bab 131 Anggap Saja Keajaiban
134
Bab 132 Kematiannya adalah Kutukan
135
Bab 133 Ketidakpercayaan
136
Bab 134 Dia Masih Hidup. Aku Percaya itu.
137
Bab 135 Bukan yang Kau Kenal
138
Bab 136 Kediaman Para Dewa
139
Bab 137 Wanita Pembawa Malapetaka
140
Bab 138 Hentikan Perkabungan
141
Bab 139 Bantuan & Pertemuan
142
Bab 140 Liang Fenghong
143
Bab 141 Kita Bertemu Lagi
144
Bab 142 Perjodohan?
145
Bab 143 Canggung
146
Bab 144 Hanya Ingin Jadi Kekasihmu
147
Bab 145 Memberikan Kesempatan
148
Bab 146 Untuk Apa?
149
Bab 147 Kaisar dan Raja
150
Bab 148 Alasan Sebenarnya
151
Bab 149 Dukungan
152
Bab 150 Dua Kerajaan, Dua Kubu
153
Bab 151 Empat Bersaudara, Dua Kubu Berbeda
154
Bab 152 Kekasih Huang Miaoling …?
155
Bab 153 Aku Cemburu. Tidak boleh?
156
Bab 154 Penguasa Kerajaan Wu Sebenarnya
157
Episode 155 Aku Akan Melakukannya
158
Bab 156 Motivasi
159
Bab 157 A Cheng, A Feng
160
Bab 158 Ibu Suri He
161
Bab 159 Pengakuan Wang Wuyu
162
Bab 160 Sadarnya Wang Junsi
163
Bab 161 Kunjungan sang Putri Mahkota ke Halaman Selir Feng
164
Bab 162 Berita Menyebar Cepat
165
Bab 163 Kembalinya Duri dalam Daging
166
Bab 164 Penutupan
167
Bab 165 Mereka yang Merupakan Dalang
168
Bab 166 Kerja Sama
169
Bab 167 Kutub Utara dan Mataharinya
170
Bab 168 Aku Percaya pada Putraku
171
Bab 169 Cocok, ‘kah?
172
Bab 170 Tunanganku
173
Bab 171 Apa Maksudmu?
174
Bab 172 Membangun Reputasi
175
Bab 173 Ganjaran untuk Merendahkan
176
Bab 174 Permintaan He Junzhu
177
Bab 175 Kau Kalah
178
Bab 176 Terlukanya Huang Miaoling
179
Bab 177 Kecelakaan
180
Bab 178 “Hadiah Perkenalan”, katanya
181
Bab 179 Apa Kau Tahu?!
182
Bab 180 Kau dan Aku, Tidak Mungkin
183
Bab 181 Tugasnya Selesai
184
Bab 182 Tidak Bermaksud
185
Bab 183 Ibu Suri He Ingin Bertemu
186
Bab 184 Giliranku
187
Bab 185 Celah pada Kepalsuan
188
Bab 186 Mawar Berduri
189
Bab 187 Karena Dia Menyentuh Keluargaku
190
Bab 188 Aku Akan Pastikan
191
Bab 189 Wu Rongya
192
Bab 190 Dengan Status dan Kekuasaan, Datanglah Sebuah Kewajiban
193
Bab 191 Putra Li Hongxia
194
Bab 192 Antara Zhanggongzhu dan Raja An
195
Bab 193 Hal-Hal Kecil yang Sulit Untuk Dilakukan
196
Bab 194 Tujuan Sebenarnya
197
Bab 195 Penyelidikan di Masa Lalu
198
Bab 196 Kelemahan Terbesar Ibu Suri He
199
Bab 197 Hanya Denganmu
200
Bab 198 Pelengseran Putri Mahkota
201
Bab 199 Pernikahan Putri Wu Rongya
202
Bab 200 Bunga Anggrek
203
Bab 201 Ayah Kandungnya
204
Bab 202 Pengetahuan Melampaui Semua Orang
205
Bab 203 Serangan Song Qiaolan
206
Bab 204 Kemampuan Bersandiwara
207
Bab 205 Utusan Ibu Suri Shen
208
Bab 206 Kerajaan Zhou
209
Bab 207 Tak Ada Waktu
210
Bab 208 Kehangatan
211
Bab 209 Kepergian Wang Junsi
212
Bab 210 Hukuman bagi Chen Long
213
Bab 211 Jadi, ini Maksudnya
214
Bab 212 Mengakui Kesalahan dan Membenarkannya
215
Bab 213 Di Luar Kesepakatan
216
Bab 214 Kau Tidak Menolakku
217
Bab 215 Tuduhan Liang Jian
218
Bab 216 Hukuman? Itu berkat
219
Bab 217 Kau Masih Mencintainya?
220
Bab 218 Jiang Hu dan Liang Fenghong
221
Bab 219 Guru yang Luar Biasa
222
Bab 220 Malam Hukuman
223
Bab 221 Hidup adalah Permainan
224
Bab 222 Menghilang?
225
Bab 223 Musuh Paling Mengerikan
226
Bab 224 Kutukan Berupa Berkat
227
Bab 225 Badai Akan Segera Datang
228
Bab 226 Pengalihan
229
Bab 227 Rahasia dan Kebohongan
230
Bab 228 Tibanya Huang Yade di Qinglong
231
Bab 229 Menjijikkan?
232
Bab 230 Sebelum Pesta Dimulai
233
Bab 231 Kakak-Adik Berbahaya
234
Bab 232 Ikatan yang Tak Begitu Kuat
235
Bab 233 Benda Perjanjian Pernikahan
236
Bab 234 Anggur 100 Tahun
237
Bab 235 Mengorbankan Putranya
238
Bab 236 Pemberontakan dan Revolusi
239
Bab 237 Bebasnya Li Hongxia dan Jatuhnya keluarga Liang
240
Bab 238 Serangan terhadap Wakil Jenderal Chen
241
Bab 239 Serangan Para Penyusup
242
Bab 240 Pemenggalan Kaisar Huatai
243
Bab 241 Selamat?
244
Bab 242 Jatuhnya Liang Fenghong
245
Bab 243 Membalikkan Keadaan
246
Bab 244 Kemunculan yang Tak Diduga?
247
Bab 245 Misi Penyelamatan
248
Bab 246 Bertemu Kembali
249
Bab 247 Orang yang Paling Mencurigakan
250
Bab 248 Cuka
251
Bab 249 Ketenangan Setelah Perang
252
Bab 250 Hari Eksekusi
253
Bab 251 Yang Terjadi
254
Bab 252 Menunggu Sebuah Akhir
255
Bab 253 Penghargaan
256
Bab 254 Sang Penyelamat
257
Bab 255 Di Balik Layar
258
Bab 256 Putra Tersembunyi
259
Bab 257 Pengelakan
260
Bab 258 Wu Yifeng, Shen Xifu, dan He Wudi
261
Bab 259 Keresahan Akan Tempat yang Menerimanya
262
Bab 260 Sungguh?
263
Bab 261 Usaha Untuk Menyingkirkan
264
Bab 262 Keuntungan yang Ditawarkan
265
Bab 263 Tidak Bisakah Kau Kembali?
266
Bab 264 Benang Kehidupan yang Tidak Terkait
267
Bab 265 Menikahlah Denganku
268
Bab 266 Masalah Mereka
269
Bab 267 Bukan Lagi Pertunangan
270
Bab 268 Perwakilan Kerajaan Wu
271
Bab 269 Kunjungan ke Kediaman Chen
272
Bab 270 Sepasang Merpati
273
Bab 271 Meninggalkan Kerajaan Wu
274
Bab 272 Percakapan Para Gadis
275
Bab 273 Menyetarakan Pengetahuan
276
Bab 274 Harapan Untuk Sebuah Kabar Baik
277
Bab 275 Jangan Seperti ini
278
Bab 276 Informan
279
Bab 277 Anak Singa
280
Bab 278 Kudeta di Kerajaan Tubo
281
Bab 279 Rasa Syukur
282
Bab 280 Empat Hari Lagi
283
Bab 281 Tiba di Zhongcheng
284
Bab 282 Ikatan Sahabat
285
Bab 283 Kembalinya Nona Pertama Huang
286
Bab 284 Niat Terselubung Kaisar
287
Bab 285 Siapa yang bisa kalahkan?
288
Bab 286 Cerminan Seorang Majikan
289
Bab 287 Tujuannya
290
Bab 288 Semua Berubah
291
Bab 289 Kediaman Huang Akan Kembali Meriah
292
Bab 290 Ya, Aku Pulang
293
Bab 291 Hubungan Keduanya
294
Bab 292 Pernikahan Huang Miaoling dan Liang Fenghong
295
Bab 293 Jebakan yang Telah Disiapkan
296
Bab 294 Pertarungan Huang Junyi dan Liang Fenghong
297
Bab 295 Antiklimaks
298
Bab 296 Usaha Untuk Mengerti
299
Bab 297 Apa Hubungan Kalian Berdua?
300
Bab 298 Berani Menerima Sujudnya?
301
Bab 299 Menyingkirkan Seseorang
302
Bab 300 Kembali ke Dalam Lumpur
303
Bab 301 Bumbu Penyedap
304
Bab 302 Singkirkan
305
Bab 303 Seorang Bibi dan Keponakannya
306
Bab 304 Xingren Mengandung Qinghua
307
Bab 305 Kebenaran di Hari Itu
308
Bab 306 Jebakan Tak Terduga
309
Bab 307 Bukan Orang Tak Terkalahkan
310
Book II released
311
Konfirmasi Lagi untuk Book ke 2 Phoenix Reborn
312
Ini Adalah Sebuah Kesalahan, Jangan Dibaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!