Setelah bertemu dengan sahabatnya hati Natasha sedikit terobati dengan kekesalannya pada pria itu, yaahh walaupun hatinya masih sangat menggondok jika mengingat kembali kejadiannya.
selang dua Minggu pertemuannya dengan Thomas chadwik Natasha melupakan semua kenangan pertemuan pertamanya dengan pria itu.
Natasha melewati hari-harinya dengan keceriaan seperti biasanya, Anthony melihat wajah putrinya begitu ceria, ia pun penasaran hal gerangan apa yang membuat wajahnya seperti itu. "Natasha, putriku."
Natasha menengok kearah belakang "iya pa ada apa?"
"Hal gerangan apa yang membuatmu ceria seperti ini nak?"
"tidak ada apa-apa Pa, aku memang ceria seperti biasanya"
Anthony menatap putrinya sekejap "Benarkah itu?, dan tentang pria yang kamu jumpai. bagaimana menurutmu?"
Wajah Natasha langsung memerah mendengar pertanyaan tentang pria itu lagi, "biasa saja Pa?"
Anthony mengangkat alisnya sebelah mendengar jawaban dari putrinya"biasa?, apa maksud dengan kata biasa nak?."
Natasha menceritakan semuanya pada Papanya, kemudian papanya terlihat terdiam merenung diri.
Natasha merasa bersalah menceritakan hal yang tidak penting ini kepada Papanya "papa kenapa?"
Anthony menarik nafasnya dalam-dalam
"tidak apa-apa nak."
Natasha langsung menggenggam tangan Anthony "pasti Papa kecewa dengan Acha ya?."
Anthony menggelengkan kepalanya agar putrinya itu tidak merasa bersalah. "tidak kok nak, sama sekali tidak, Papa hanya merasa bersalah padamu sayang."
Natasha terdiam sejenak mencerna perkataan papanya, "bersalah bagaimana Pa?"
papanya yang tidak bisa berbohong pada putri tersayangnya menceritakan semua beban yang ada di pundaknya.
"begini sayang, sebenarnya Papa memperkenalkan kamu dengan Thomas chadwik terpaksa Papa lakukan, agar perusahaan papa tidak jatuh bangkrut.
papa tahu Thomas chadwik itu pria yang tidak pantas untukmu sayang, tapi papa terpaksa melakukan hal yang sangat tidak adil ini bagimu." cerita papa nya dengan tatapan sedih
Natasha terkejut mendengar cerita dari Papanya Namun ia tak bisa menyalahkan Papanya begitu saja, sebab Papa juga pasti melakukan ini karena menurutnya ini merupakan jalan satu-satunya. "Papa jangan sedih, lagi pula Acha kan anak papa satu-satunya, jadi wajar saja jika Acha membantu Papa."
"tapi nak" ucapan Papanya terhenti "kamu tidak kenal benar siapa itu Thomas chadwik.!"
Anthony menceritakan tentang Thomas dengan perlahan agar putrinya itu mengenal siapa yang akan dijodohkan dengannya.
"sebelum papa menjodohkannya dengan mu Thomas chadwik adalah musuh papa dalam dunia bisnis, dia menjatuhkan perusahaan papa hanya dalam sekejap mata, anak muda itu memang cerdas seperti papa waktu muda dahulu." tukasnya dengan nada rendah.
"setelah papa jatuh bangkrut dia menjabat tangan papa menawarkan bantuannya tapi dengan syarat Papa harus menuruti semua permintaannya, dan salah satunya dengan menjodohkan kamu dengannya." ceritanya sambil memegang tangan putrinya.
Natasha yang sangat shock mendengar cerita Papanya pun hanya bisa terdiam, dia tak menyangka pria itu lebih buruk lagi dari perkiraannya, tapi Natasha harus bersikap tegar dan berani menghadapi semuanya ini demi membantu papanya berjuang demi kehidupannya juga.
"Tenang saja pa" kata Natasha dengan memberi senyuman untuk papanya agar beliau tidak terlalu merasa bersalah,
" Acha ikhlas kok melakukan apa saja demi membantu dan meringankan beban papa,"
" papa tenang saja Acha akan melakukan
yang terbaik untuk papa" ucapnya dengan lembut sambil memberi kecupan dikening papanya dan meninggalkan papa nya sendiri.
lalu Acha pun beranjak menuju kamarnya,
hati nya penuh perasaan marah dan benci pada pria yang bernama Thomas chadwik, Acha tak menyangka pria yang dia jumpai nya dua Minggu yang lalu mempunyai sifat yang sangat tidak terpuji pikirnya.
suara deringan ponsel terdengar dengan samar, Natasha mencari-cari ponselnya di tempat tidur, dan melihat layar ponselnya
ada sebuah chat dari nomor yg tidak dia kenal , lalu dia pun membuka chat itu
"apa kamu punya waktu luang?" ia pun mengabaikan chat itu. tak lama kemudian ada chat masuk lagi, "kenapa tidak dibalas?" Natasha sedang merasa kesal, sehingga ia sedang tidak peduli siapa yang mengirim chat padanya. ia melemparkan ponselnya di tempat tidur. selang lima menit kemudian ponselnya pun berdering kembali kali ini bukan sebuah chat melainkan suara dari deringan ponselnya, suasana hatinya sedang tidak baik saat ini sehingga ada telepon masuk pun ia menjawabnya dengan ketus
"Hallo, siapa ini berani-beraninya menelepon pada saat seperti ini."
Thomas chadwik sangat terkejut mendengar jawaban Natasha yang sangat ketus. "Apa ku tak mengenal suara ku?"
Natasha langsung menutup mulutnya mendengar suara parau ditelepon, ia tak menyangka jika pria yang sedang dibicarakan dengan Papanya meneleponnya saat ini.
Natasha panik dan langsung menjawab dengan asal pertanyaannya. "Mr.Boy?."
Thomas merasa lebih terkejut Natasha memanggilnya dengan sebutan "Mr.Boy",
"tau darimana kamu dengan julukan ku itu?"
Natasha terdiam sejenak, tak bisa berkata apa-apa lagi. ia merasa keceplosan dengan memanggil pria itu dengan Mr.Boy.
Thomas dengan lantangnya berbicara
"oh aku tau pasti kamu mendengar julukan ku itu dari seorang supir yang mengantar mu kemarin, dasar supir sialan itu selalu saja menggosip di belakang ku."
Natasya yang mendengar makiannya hanya terdiam di telepon, pasti pak supir itu dalam masalah kali karena kecerobohan Natasha yang tak bisa mengontrol ucapannya.
"ada apa kau menelpon ku tuan Thomas chadwik?"
"apa kamu tidak membaca chat dari aku?, atau kau memang pura-pura tidak tahu."
"jadi tentang chat itu, tentu saja aku membacanya tapi aku belum sempat membalasnya dan kau langsung menelepon ku. kali apakah kau punya waktu sehingga kau bisa menelepon ku?" kata Natasha dengan nada santai.
"tentu saja aku langsung menelepon mu karna aku punya waktu senggang untuk bertemu dengan mu dan melanjutkan perkenalan kita yg tertunda kemarin."
"itu kan salah mu sendiri yang meninggalkan ku begitu saja di kafe itu."
"oke aku salah dan minta maaf padamu tapi itu semua bukan hanya kesalahanku, tapi karena salah kau juga yg datang terlambat."
Natasha terdiam, karena kekesalannya pada pria itu makin bertambah karena mendengar ucapannya. namun ia juga tak bisa menolak ajakan pria ini, dan sebelum Natasha mengiyakan ajakannya pria itu sudah duluan berbicara "bagaimana dengan makan malam nanti, akan kutunggu kau dan kali aku harap kau bisa tepat waktu dan seperti tadi nanti supirku akan menjemputmu."
Natasha belum sempat menjawab pertanyaannya, dan pria itu langsung menutup telepon nya. "dasar pria kurang ajar, tidak tahu diri. asal tutup telepon saja sebelum aku mengiyakan ajakannya" maki Natasha didalam kamar.
Pukul 17.30 sore Natasha sudah tampil rapi dan anggun, sebenarnya wajah Natasha terbilang biasa saja tapi kalau Natasha sudah berhias diri dan melayangkan senyuman simpulnya membuat siapa saja pun yang melihatnya ikut tersenyum.
Natasha menunggu merasa gelisah menunggu jemputannya "Lama sekali jemputannya, jika seperti ini ia bisa-bisa akan datang terlambat lagi." batinnya.
simbok yang melihat Nona sedang mondar-mandir dan bolak-balik melihat dari jendelan kamarnya, menghampiri nya dan menanyakan Natasha"waaah tumben sekali non Acha sudah tampil cantik dan rapi seperti ini."
Natasha tersenyum mendengar pujian dari simbok, "iya mbok aku mau pergi makan malam dengan tamunya papa yang kemarin."
"pantas saja simbok lihat didepan gerbang sana ada sebuah mobil hitam."
"yang benar mbok?"
"iya non coba saja non lihat kedepan." ucap simbok dan kemudian pergi begitu saja
Natasha pun melihat keluar melalui jendela dan benar saja tampak sebuah mobil yang kemarin dia tumpanginya didepan gerbang dan tampak seorang supir yang kemarin berbincang dengannya berdiri di samping pintu mobil.
Natasha pun segera pergi keluar menuju mobil mewah itu, "sore pak."
"sore non." sahut si pak supir.
Natasha melihat sikap pak supir tidak seperti kemarin, Natasha melihat jam ditangannya
"kali ini bapak tidak menungguku keluar terlalu lama bukan?"
tapi pak supir itu tidak menjawab pertanyaannya, tapi matanya mengarah kedalam mobil dan tiba tiba kaca jendela mobil terbuka dan ada suara yang sangat tidak asing baginya. "tidak terlalu apanya?."
Natasha yang sangat terkejut mendengar suara pria menyebalkan itu, langsung melihat kearah suara pria itu. "ohh rupanya kau disini juga menjemputku tuan Thomas chadwik?."
suara Natasha terdengar ketus, menjawab perkataan Thomas.
" tentu saja nona Natasha addrew aku disini memastikan supaya kau tidak telat lagi dan menggosipkanku dibelakang dengan supir itu." dengan bibir Thomas mengarah pada PK supir.
"mari masuk kedalam mobil non" suara pak supir itu terdengar gemetar mendengar perkataan Thomas.
Natasha masuk kedalam mobil dan duduk bersebelahan dengan pria itu hatinya tampak berdegup dengan kencangnya saat dia duduk berdekatan dengan pria itu, ada apa dengan hatinya kali ini dia merasa seakan habis "lari maraton, sampai-sampai jantungnya terus berdetak dengan kencangnya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Sabilla
Wah, Author udah up lg 👍
Lanjut dan tetap semangat yaa Thor 💪
2020-04-24
0