Jodoh Titipan
Jodoh Titipan Bagian 1
Oleh Sept
Malaysia
Seorang pria berdiri menatap keluar jendela. Ia menatap gedung-gendung pencakar langit. Wajahnya nampak serius, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
Taqi Bassami, pria 30 tahun itu sedang memperhatikan pemandangan di depannya. Bangunan tinggi dan cukup membuatnya enggan untuk kembali ke tanah kelahiran, Jakarta.
Wajahnya mengeras, tak kala mengenang masa lalunya. Di mana ia dibully oleh kakak kelas hanya karena Taqi terlahir miskin dan memakai baju yang lusuh.
Mendadak tangannya mengepal, ada dendam yang tiba-tiba muncul dalam benaknya. Dendam pada sulitnya masa lalu. Dendam ketika harus hidup dalam serba kekurangan.
Beruntung bagi Taqi, ketika remaja, saat beberapa anak laki-laki sedang menghajarnya di tepi jalan di tengah malam. Sebuah mobil berhenti, dua orang muncul dan langsung menghampiri Taqi.
"Hentikan! Pergi! atau saya panggilkan polisi!" ancam sosok pria yang keluar dari pintu depan. Sepertinya sopir dari kendaraan mewah tersebut.
Taqi yang sudah babak belur, mengusap sudut bibirnya. Tiba-tiba, sebuah tangan mengulurkan sebuah sapu tangan.
"Pakai ini!" ucap sosok pria dewasa tersebut.
Taqi masih menundukkan wajah, ia enggan untuk mengambil benda itu. Dan tidak disangka, pria itu berjongkok di depan Taqi.
"Usap pakai ini!" titah pria yang baru Taqi temui tersebut.
Beberapa saat kemudian
Taqi sudah duduk di dalam mobil bersama pria yang bernama Yusuf tersebut. Wajahnya tampak tenang, mobilnya juga bagus. Sepertinya orang yang kaya, pikir Taqi.
"Di mana rumahmu?" tanya pria tersebut.
Taqi hanya menunduk.
"Kau tidak punya rumah?" tanya pria itu lagi.
Taqi lantas mendongak, kemudian mengucapkan sebuah alamat. Setelah melewati banyak gedung tua, akhirnya mobil berhenti.
Taqi mengucapkan terima kasih, kemudian membuka pintu dan terus berlari menjauh. Itu adalah pertama kali ia bertemu dengan sosok pria yang kini menjadi ayah angkatnya.
Setelah pertemuan pertama itu, pak Yusuf akhir pekan selalu datang ke gang di mana Taqi tinggal. Hingga sampai pada suatu kejadian, di mana Taqi dipenuhi memar di seluruh tubuhnya. Kaus putih yang dikenakan Taqi, penuh dengan bercak darah.
Tuan dermawan yang pernah menolong Taqi terlihat sangat marah, ia langsung melapor polisi. Dan memaksa Taqi ke rumah sakit. Setelah Taqi diobati, bukannya diantar. Tuan Yusuf malah membawa Taqi pulang ke rumahnya.
Ternyata ia adalah pemilik yayasan terbesar di kota itu. Hal biasa bagi pak Yusuf untuk menolong orang lain. Dan kali ini, melihat keadaan Taqi Bassami yang sudah sangat parah dan memprihatinkan, pria itu langsung memutuskan mengangkatnya menjadi anak. Menjadi kakak dari Zain, anak satu-satunya.
***
Beberapa tahun kemudian
Kediaman Zain, saudara angkat Taqi Bassami.
"Mas harus kuat, Nada yakin ... Mas Zain pasti sembuh!" ucap seorang wanita muda bermata sembab dengan suaranya yang serak. Ia sesengukan menahan tangis. Tangannya sejak tadi mengengam tangan suaminya yang sedang terbaring lemah.
Tubuh wanita itu gemetar ketika melihat suaminya yang kesulitan berbicara. Jangankan bicara, Zain bahkan kesulitan untuk bernapas. Beberapa hari yang lalu, pria 27 tahun itu terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak dan kemudian pingsan di dalam rumahnya.
Pasangan pengantin baru itu baru menikah dua bulan lalu. Zain yang semua sehat tanpa memiliki keluhan apapun, tiba-tiba hari itu drop. Salsabila Qotrunnada, wanita muda berusia 20 tahun itu pun shock.
Nada yang hari itu akan berangkat kuliah, tiba-tiba terkejut melihat suaminya yang tersenggal. Zain seperti kesulitan bernapas. Wajahnya dipenuhi bulir keringat dingin, dan Nada semakin panik saat suaminya tiba-tiba pingsan.
Sekarang, suaminya sudah ditangani oleh dokter terbaik. Tapi, sudah beberapa hari dirawat, Zain sama sekali tidak ada perubahan. Sempat drop berkali-kali, membuat Nada sama sekali tidak bisa berpikir jernih. Wanita muda itu terus saja menangis di dalam ruang perawatan.
"Mas ...!" panggil Nada lagi, kali ini sangat lirih. Ia kemudian menciumii telapak tangan dan punggung tangan suaminya. Dengan sendu ia tatap pria yang dua bulan ini menjadi imamnya. Menjadi pemimpin dalam bahtera yang baru saja mereka bangun bersama.
Sambil menggeleng dengan air mata yang terus mengalir deras, Nada kembali berbicara. Meski suaminya tidak bisa membalas ucapannya, Nada hanya ingin suami yang belum genap 100 hari ia nikahi itu, mendengar apa yang ada dalam hatinya.
"Mas Zain harus kuat, Mas Zain harus bisa lewati ini semua ... jangan tinggalin Nada Mas ... Nada nggak punya siapa-siapa," tangis Nada kembali pecah.
Wanita muda itu terisak, tidak sanggup melihat kondisi suaminya. Banyak selang yang menggelilingi tubuh Zain, membuat mata Nada selalu terasa perih jika melihatnya.
Pria yang semula gagah, sehat dan bugar itu, kenapa tiba-tiba menjadi seperti sekarang begini? Zain selama ini menjalani gaya hidup sehat. Pria itu selalu makan makanan sehat, olah raga rutin dan menjauhi zat-zat berbahaya, lalu bagaimana bisa dalam tubuh suaminya terdapat banyak penyakit yang telat untuk diketahui?
Nada seperti tidak terima, mengapa suaminya yang awalnya sehat-sehat saja harus mengalami komplikasi. Banyak penyakit yang ditemukan setelah dilakukan banyak pemeriksaan.
Mungkin terlalu stress berat, dah terlalu banyak menangis beberapa hari ini selama Zain dirawat, tiba-tiba kepala Nada terasa pusing. Matanya berkunang-kunang. Dan hitungan detik, tubuhnya jatuh perlahan ke basah ranjang.
Zain yang lemah itu nampak panik, ia ingin bicara, tapi malah merasakan sesak yang luar biasa. Yang ada hanya air mata yang keluar dari sudut matanya.
Kemudian terdengar suara panjang dan lama.
Tuttttttttt ....
Seketika ruangan Zain didatangi banyak petugas medis. Sebagian menangani Nada yang ditemukan pingsan di bawah ranjang suaminya yang telah sekarat. Sebagian lagi fokus pada Zain.
Semua tenaga medis begitu panik. Karena detak jantung Zain ternyata sudah berhenti berdetak. Berbagai tindakan medis langsung dilakukan. Demi menyelamatkan nyawa pasien.
Tapi sayang, setelah para dokter melakukan banyak tindakan, jantung Zain tidak mau kembali berdetak. Jantung itu benar-benar sudah berhenti. Begitu juga dengan napas Zain. Ia yang semula kesakitan hanya untuk bernapas, kini sudah berhenti bernapas untuk selama-lamanya.
Beberapa jam kemudian
Di ruangan lain, di sebuah ranjang rumah sakit. Nada nampak mengerakkan kelopak matanya. Tangannya juga mulai bergerak-gerak. Sepertinya ia baru sadar dari pingsannya.
Baru saja membuka mata, ia langsung dipeluk oleh seseorang. Seseorang yang sudah lama tidak ia temui.
"Sarah ... kamu di sini?" Nada melepaskan pelukan adik perempuannya yang masih duduk di bangku SMA.
"Yang sabar ya, Mbak," ucap sang adik sskali lagi.
Sarah Amelia, gadis 15 tahun itu menarik tangan kakak perempuannya. Ia merasa kasihan pada saudari yang memang tidak pernah tinggal bersama selama mereka kecil sampai kakaknya menikah dan harus menjadi janda di usia yang masih muda.
Ya, Sarah ditelpon oleh pihak keluarga Zain. Mewakili ibu Nada yang tinggal di kota lain bersama Sarah. Ia mulanya sangat kaget, mendengar kabar duka dari keluarga sang kakak. Bagaimana bisa, Mas Zain yang dua bulan lalu ia temui saat acara pernikahan, kini sudah tiada. Padahal kakak iparnya itu sangat sehat, ceria dan ramah sekali pada keluarga mereka. Meski mereka baru pertama berjumpa.
Pribadi hangat Zain dalam berhubungan dengan orang lain, membuat siapa saja yang mengenalnya, larut dalam rasa duka kehilangan yang begitu dalam. Apalagi Nada, wanita muda itu belum tahu kalau suaminya sudah dipanggil oleh sang Maha Pencipta.
"Mbak ... Mbak mau ke mana?" cegah Sarah.
Nada merasakan firasat buruk, apalagi dilihatnya Sarah matanya sudah basah dan sembab.
Tidak peduli meski tangan Sarah memegangi lengannya, Nada dengan kuat menepis tangan adiknya tersebut.
"Lepasin tangan Mbak!" seru Nada kemudian menuju ruangan Zain.
KLEK
Ruangan kosong, bahkan ranjangnya pun sudah rapi kembali. Bibir Nada mulai bergetar. Kakinya juga tiba-tiba terasa lemas.
'Tidak ... tidak mungkin!'
Rasa sesak yang mendadak menyeruak ia abaikan. Nada masih berpikir positive.
'Pasti Mas Zain dipindah ruangan. Pasti!'
Dengan langkah kaki yang gemetar, ia terus berjalan keluar.
Di ujung lorong ia lihat ummi, ibu mertuanya menangis menatap ke arahnya. Seketika matanya terasa perih. Apalagi ketika melihat ummi yang kemudian duduk tidak kuasa menahan tangis, Nada tidak punya lagi kekuatan untuk berdiri.
Istri Zain itu kembali pingsan, untung di dekatnya ada seorang perawat yang lewat. Nada pun dibawa lagi ke ruangannya.
***
"Jangan tinggalin Nada Mas ... Mas Zain ... jangan tinggalin Nada," Nada terus saja berbicara, tapi matanya terpejam.
Dokter yang memeriksa Nada, merasa prihatin dengan pasiennya. Ia kemudian mendekati ummi dan Sarah.
"Ini mungkin sangat berat bagi pasien. Kehilangan suami dan bersamaan dengan kabar yang harusnya menjadi kabar bahagia."
Dokter perempuan itu menghela napas dalam-dalam. Tidak tega melihat pasiennya. Beberapa hari ini ia memang melihat Nada berkali-kali di rumah sakit.
Ia tahu bahwa pengantin baru itu sedang menunggu suaminya. Tapi takdir sepertinya berkata lain. Hari ini, suami Nada harus pergi selama-lamanya.
"Bagaimana kondisi menantu saya, Dok?" tanya ummi sambil mengusap matanya. Ia juga tidak tega melihat menantunya memanggil manggil sang putra.
"Menantu Nyonya ... hamil!"
Lutut ummi langsung lemas, wanit paruh baya itu tidak kuasa menahan tangis. Ia meratapi nasib cucunya yang belum lahir tapi sudah tidak memiliki sosok ayah. Hati ummi hancur berkeping-keping. Lalu bagaimana dengan nasib keduanya? Bagaimana nasib Nada dan anak dalam kandungannya itu?
Ummi tidak kuasa menahan tangisnya lagi, hingga merasakan sesak dan sulit untuk bernapas. Kenyataan ini, sungguh mencekik leher.
"Ya Allah ... Nada ... Zain ... bagaimana ini?" tanya ummi dengan isak tangis yang tiada henti. BERSAMBUNG
Baca juga novel Sept yang lain
Dinikahi Milyader
suami Satu Malam
Dipaksa Menikah
Wanita Pilihan CEO
Dea I love you
Kanina Yang Ternoda
cinta yang terbelah
menikahi pria dewasa
Pernikahan Tanpa rasa
The Lost Mafia Boy
Menikahi pria Cacat
suamiku Pria Tulen
dokter Asha and KOMPOL Bimasena
crazy Rich
selengkapnya kalian bisa klik profile Sept
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
komalia komalia
mampir
2024-02-24
0
Dea Amira 🍁
mmpir
2022-12-14
0
Hasrie Bakrie
Mampir ya
2022-12-11
0