Di seberang mension Alkatiri terdapat beberapa rumah megah diantara nya milik Haris yang didiami oleh nya dan sang istri. sudah 4 purnama mereka tinggal satu atap, namun Rista enggan melangka maju.
Tok....tok.
Haris mengetuk pintu ruangan sang istri, sudah beberapa lama namun masih tidak ada respon.
"Pak, mencari bu Rista?"
Seorang OB menyapa, Haris hanya mengangguk.
"Beliau sedang membuat teh"
Haris bergegas melangkah menuju dapur kantor, niatnya ingin mengajak istri nya untuk makan malam romantis. Haris terdiam memperhatikan wanita pujaan hatinya yang kini sudah menjadi istrinya, tinggal bersama, melakukan aktifitas bareng dia tapi kenyataan nya hati wanita pujaannya itu begitu jauh dia gapai.
Terlihat Rista mengaduk teh nya, bisa Haris lihat wanita nya itu melamun, kemudian kearah jendela memandang warna gelap.
'Apa warna malam begitu dia sukai?'
Gumam haris dalam diam.
Rista terus mengaduk teh hangat nya, air mata nya tiba tiba keluar membelah pipi cantik nya.
"Kenapa keluar lagi?"
Tanya nya pada diri sendiri, sambil mengusap air mata nya. Haris jelas melotot melihat itu.
'Apakah air mata itu karena aku?'
Gumam Haris, lama haris menunggui istrinya. Semua karyawan kantor sudah pulang, tapi istrinya jika ditelpon maka dia akan berkata lembur.
Rista masih duduk memandang keluar malam yang mulai gelap, sementara Haris memutuskan untuk menunggu istrinya diluar kantor. Sempat Haris lihat, Riata menangis dengan kencang namun suaranya tertahan hanya bahu nya saja yang bergetar hebat.
"Apakah aku gagal?"
Tanya nya entah pada siapa, Haris memukul kemudi mobilnya, meninju dashboard dan terdiam.
"Kenapa kau tidak mengatakan kalau kau sakit hati pada ku, kalau kau benci aku"
"Kau sendirian menangis, apakah aku tak kau anggap, suami macam apa aku ini yang menyakiti hati istrinya"
Haris sibuk bergumam sendiri didalam mobilnya sementara ada taksi yang baru saja datang, wanita cantik muncul dari pintu kantor lalu masuk kedalam taksi itu. Rista dengan wajah berseri seri pulang ke rumah.
Sementara Haris pergi ke club malam untuk menghilangkan penat nya.
"Bos"
Jamie sudah disana menyediakan ruangan privat untuk Haris sesuai yang Haris minta.
"Pesan itu sampai aku mabuk!'
Ucap nya tegas.
"Tapi bos kau akan mati jika begitu!"
"Apa urusan mu"
Dengan cepat Jamie memesan sesuai keinginan bos nya.
Hampir 2 jam Haris minum tanpa henti.
"Antar aku pulang"
"Baik bos"
Dengan segera Jamie mengantar Haris pulang, Haris melangkah masuk dengan sedikit sempoyongan.
'Kalau Rista melihat ku, pasti dia tambah benci sama aku'
Gumam Haris berpikir.
'Aku mandi dulu dikamar bawah saja'
Sesegera mungkin Haris mandi berendam air dingin selama 1 jam, dia agak segar lalu ke dapur mengambil obat anyi mabuk diminum nya. Haris duduk lalu membuka tudung saja itu, terlihat masakan Rista yang masih hangat. Mengambil piring lalu menyendok nasi lauk pauk juga sayur dan memakannya hingga tandas. Haris naik ke dalam kamarnya.
"Dia sudah tidur"
Haris mendekat duduk disisi ranjang, memperhatikan istrinya yang tertidur menutup mata nya.
"Aku mencintai mu sayaang, maafkan aku jika aku selalu membuat hati mu sakit"
Mengelus pipi cantik yang selalu Haris lihat siang dan malam. Mengecup kening wanitanya lalu memperbaiki selimutnya, Haris segera berbaring disamping istrinya.
'Dia berbeda malam ini, bau nya juga dan kapan dia mandi'
Pikir Rista.
Sudah seminggu lalu kejadian itu, Haris terus datang ke bar, dia memilih pulang cepat dari kantor tapi mengunjungi bar. Disana dia bertemu salah satu rekan bisnisnya.
"Kebetulan kita bertemu disini, ayo kita gabung saja"
Haris mengangguk. Lalu ikut dalam satu meja, sementara Jamie hanya berdiri disamping bos nya.
"Suntuk juga ya pak dikantor apa lagi bapak dan istri sama sama bekerja pasti tidak ada waktu"
Haris menanggapi nya dengan senyuman saja.
"Saya juga begitu dulu tapi setelah istri saya mengandung anak saya dia berhenti bekerja dan menuruti apa kata saya, bukannya saya ingin kebebasan ini hanya melepas penat dikantor"
'Melepas penat gundul mu, kau ditemani dayang dayang kotor itu sudah pasti akan berbuat dosa, dasar celeng'
Umpat Jamie didalam hati.
'Anak.......'
Deg.......
Haris yang baru menghabiskan setengah minumannya segera bergegas bangkit.
"Loh pak mau kemana? ini minuman mu masih ada, ayo lanjut"
"Oh maaf aku ada urusan, malam ini aku yang traktir"
Ucap nya sambil bergegas melangkah dengan cepat diikuti Jamie dibelakang nya.
'Lah main nylonong aja lagi'
Dumel Jamie.
"Ayo cepat Jamie kita pulang"
Dengan segera Jamie mengendarai mobil dengan cepat menuju rumah bis nya.
'Kenapa tidak terpikirkan ide cemerlang itu, dia istri ku milik ku dengan memiliki seorang anak maka bagaimana pun aku selalu terikat dengan nya'
Haris senyum senyum sendiri.
Dari spion Jamie memperhatikan bos nya.
'Apa dia sudah konslet otak nya, hiii....'
Jamie ngeri sendiri.
Mereka tiba dirumah.
'Sepertinya dia sudah pulang?'
Ucap Haris dalam benaknya.
"Besok pagi sampai jumapa di kantor Jamie"
Jamie mengangguk, Haris segera masuk kedalam rumahnya. Haris menaiki anak tangga menuju kamar mereka saat ini.
Klek.
Dengan oerlahan Haris masuk, dilihatnya pintu ruang pakaian terbuka dengan segera Haris melangkah masuk.
Rista sudah mandi, dia sedang memilih pakaian rumahan berdiri didepan lemari pakaian. Tiba tiba saja sepasang tangan melingkar diperutnya. Rista tentu saja kaget hendak berontak.
"Sayang"
Kata kata Haris menghentikan Rista yang ingin pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju.
"Mas aku mau ganti baju"
Haris terdiam tanpa niat ingin melepaskan pelukannya itu.
"Aku rindu pada mu"
Sambil berkata dagu Haris disematkan pada bahu telanjang Rista, Rista merasa tak nyaman dengan keadaan ini.
"Mas"
"Ssttttt"
Haris menempelkan jari telunjuknya dibibir Rista, Haris semakin mengencangkan pelukannya.
"Aku mau ganti baju, dingin"
Happ..
Tiba tiba saja Haris menggendong Rista menuju ranjang mereka.
"Mas apa yang kau lakukan?"
Dengan sekuat tenaga Rista memberontak, dengan sekuat tenaga oula Haris mendekap tubuh istrinya yang sangat ramping.
Bugh....
Haris melempar tubuh Rista yang memang sudah lelah karena seharian berkutat didepan leptop. Rista mencium gelagat aneh Haris, dengan segera bangkit namun dengan secepat kilat Haris menarik tubuh Rista lalu menindihnya.
"Mas, mas Haris"
Tubuh Rista bahkan sudah tak tertutup apa pun, oh betapa malu nya Rista.
"Mas lepaskan aku"
Rista membuang muka,, sambil berucap.
Haris tidak peduli, dia melanjutkan niatnya.
"Aku mencintai mu Rista, aku rindu, aku menginginkan mu"
"Tidak mas, jangan lakukan itu, jika kau lakukan aku akan sangat membenci mu"
Ucap Rista, namun Haris seolah tuli akan hal itu. Haris dengan terburu melucuti busananya semakin menindih tubuh Rista, lalu melakukan penyatuan dengan istrinya. Rista terdiam, menjerit dalam hati, memejamkan matanya lalu mengalirlah air mata nya dari kedua mata indah Rista membasahi kedua pipinya. Haris melakukannya dengan sadar, dia tidak terlalu mabuk, dia ingin melakukan semua itu namun hendak memulai nya sudah barang pasti Rista menolak. Sesi percintaan yang Haris lakukan pada istri nya hampir disepanjang malam meski terkadang beberapa kali menjedanya.
Keesokan paginya sengaja Haris belum ingin bangun, dia ingin melihat istrinya lebih dulu bangun. Selang 10 menit terlihat Rista menggerakkan tubuhnya namun tidak seleluasa seperti biasanya.
"Auuuhh, sakit sekali"
Gumam Rista lirih dengan suara nya yang begitu kecil.
"Duh, bagaimana jalannya?"
Rista terdiam beberapa saat, lalu mencoba duduk ditepi ranjang dan berdiri, mencoba melangkah.
"Ahhh......."
Terlihat Rista begitu kesakitan akibat perbuatannya semalam, meski Rista menahan namun cakaran tangan lembut istrinya menandakan jika wanita itu sedikitnya menikmati malam yang mereka lalui bersama. Rista 1 jam berendam mencoba agar relaks, berharap rasa sakitnya berkurang dan kemudian hilang. Rista bangkit keluar kamar mandi, dilihatnya Haris sudah memainkan ponselnya.
"Pagi pagi sudah mandi, sudah rapih banget biasanya buat sarapan dulu"
"Aku sedang malas"
Haris bangun memakai celana pendek tidur saja, Rista segera memalingkan wajah nya lalu berjalan keluar menuju lantai bawah. Kedapur hendak membuat teh namun dimeja makan sudah penuh menu makanan.
"Ayo duduk, kita sarapan"
"Aku........"
Hap......
Rista digendong lalu didudukkan Haris dipangkuannya.
"Ayo buka mulutnya"
"Aku sarapan dikantor saja"
Rista hendak turun namun dikembali dipeluk oleh suaminya itu.
"Terimakasih yang semalam"
Mata Rista melotot.
'Jadi dia tidak mabuk semalam'
Gumam Rista.
"Ayo buka mulutnya, aku suapi ya"
Mereka makan bersama dalam satu piring.
'Benar dia menurut sekali, kenapa tidak terpikirkan dari dulu dasar bodoh'
Ucap Haris dalam hati.
Kebahagiaan sedang menghinggapi hati Haris dan keluarha yang sedang dijalaninya bersama sang istri, Rista.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
Sabaku No Gaara
jelaslah krna kmu ...gk mikir apa ya
2022-10-08
2
lupa kaj sama perjanjian 1 tahun nya?
2022-06-11
5
Yanti
aduhhh,,kesel q sama yg namax haris
2022-05-10
0