Pagi hari Aksara sudah bangun pagi lalu keluar apartment untuk berjoging, dia melihat beberapa pasangan yang juga berkeliling hotel hanya untuk mencari keringat.
'Sayang nya kelinci kecil ku itu masih betah di sarang nya!'
Pikir Aksa dalam pikirannya.
Cinta membuka mata nya, dia ingat bahwasannya sudah menjadi seorang istri tapi pertanyaannya dimana om suami nya sepagi ini.
'Kemana om suami ku, dasar om tua'
Dengan segera Cinta pergi ke lantai dasar.
'Kalau dilihat lihat apartment ini mirip rumah ya, lumayan juga seleranya itu!'
Cinta segera pergi ke dapur untuk membuat sarapan nasi goreng nya. Tak berapa lama sarapan 2 porsi nasi goreng sudah dihidangkan diatas meja. Cinta segera mandi, karena gerah sehabis bergulat di dapur.
Klek.
Pintu apartment disensor hanya sidik jarinya seorang begitu pun lift khusus milik nya untuk menuju lantai tertinggi hotel itu.
'Sepertinya kelinci manis ku masih tertidur!'
Gumam Aksara dalam benaknya, namun ketika hendak melangkah ke lantai atas ada bau sedap yang menghampiri hidung nya berasal dari dapur. Mengintip ada dua porsi nasi goreng disana sudah tertata rapi, senyum tipis terkembang di bibir Aksara.
'Hem, rupanya begini rasanya memiliki istri'
Mengangguk sambil menaiki tangga dengan segera, Aksara disuguhi pemandangan yang begitu indah.
'Apa ini bonus nya?'
Bertanya sambil menelisik sang istri yang baru saja keluar kamar mandi dengan hanya memakai handuk sebatas paha atasnya saja.
Sedangkan Cinta tampak berjalan menuju lemari pakaian, Aksara segera masuk ke kamar mandi lalu memulai ritual mandi nya. Cinta keluar dari ruang ganti pakaian.
"Siapa dikamar mandi?"
Cinta segera menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya.
"Apa dia melihat ku tadi sewaktu keluar kamar mandi?"
Cinta bertanya pada diri sendiri.
Lalu menggelengkan kepalanya, sementara Aksara sudah selesai mandi. Mereka turun ke lantai bawah untuk menikmati sarapannya.
"Ini makan lah!"
Cinta menyodorkan piring berisi nasi goreng itu, dengan cepat Aksa melahapnya hingga tandas lalu meminum kopi nya di pagi hari.
"Aku ke ruang tamu duku"
Aksa segera menuju ruang tamu, Cinta duduk memakan nasi goreng bagiannya, hingga di sendok kedua dia memuntahkan nasi itu dan segera membuang nya.
'Kenapa tadi dia memakan nya dengan lahap?'
Ucap Cinta dalam benak nya.
"Sudah selesai makan nya?"
Cinta mengangguk, Aksa menyodorkan sebuah map.
"Apa ini?"
"Buka lah"
Cinta membuka nya, sebuah formulir untuk pendaftaran masuk ke universitas bagian design.
"Ikut aku, kita mendaftar hari ini hingga minggu depan kau bisa ke kampus"
"Baik om, Cinta ambil tas dulu"
Cinta bergegas naik ke kamar lalu membawa barang pribadinya, dompet juga ponsel. Mobil melaju dari pelataran parkir menuju kampus yang akan Cinta datangi untuk menimba ilmu.
"Ayo turun"
Mereka langsung ke ruang dekan untuk mengurus formulir pendaftaran sebagai mahasiswa di universitas tersebut. Selesai Aksa mengajak Cinta ke cafetaria kampus.
"Pesan lah"
Aksa memeriksa email yang masuk ke ponselnya. Cinta memesan menu, setelah dicatat pelayan cafe tak berapa lama pesanan mereka datang.
"Om kok bisa pesan makan tapi ga ngomong ke pelayan nya?"
"Om sering makan disini?"
Lanjut Cinta karena pertanyaan pertama tidak digubris.
"Ayo dimakan"
'Percuma makan dengan om tua ini menyebalkan'
Gerutu Cinta dalam benaknya.
"Ini kartu untuk biaya kuliah dan yang ini untuk kebutuhan sehari hari"
Cinta mengangguk.
"Ayo kita pulang"
Mereka beranjak, lalu kembali ke apartment.
Ddrrtt......dddrtttt.
Suara ponsel berdering begitu nyaring, hampir mengagetkan Cinta.
"Masuk lah, pintu terkunci dari luar, aku belum memasukkan sidik jari mu, jika butuh apa apa telpon aku"
"Iya om"
Cinta masuk kedalam apartment.
Aksa segera melajukan mobilnya ke arah mension Alkatiri, lalu memarkir mobil nya dihalaman. Terlihat ada beberapa orang sedang berbicara di ruang tamu.
"Aksa"
Yang dipanggil menoleh, ada pertanda buruk yang muncul di otak Aksara.
"Iya mom"
"Kesini, mommy mai mengenalkan seseorang pada mu"
Aksa mendekat kearah mereka, terlihat daddy nya hanya diam saja.
"Ini Karenina Aryandy, apa kau ingat?"
Aksa menggeleng, terlihat gadis manis dewasa yang manis dengan lesung pipi nya. Berumur 30 tahun itu cukup karena dihitung dengan selisih umur mereka 7 tahun.
"Kamu itu apa apa lupa ini anak nya om Ukas loh"
"Ohh, Aksa tidak ingat mom"
Aksa menjawab dengan datar.
"Ya sudah kita makan siang saja"
"Aksa kngin istirahat saja mom, Aksa sudah makan siang"
Aksa melirik gadis itu sedikit cemberut karena keinginannya tidak terlaksana.
"Ya sudah kita makan saja, biar Aksa istirahat mungkin masih cape sehabis terbang dari negara B kemarin"
Mereka menikmati makan mereka, sementara Aksara maduk ke kamar nya, mandi dan memakai pakaian rumahan.
Klek.
Sang daddy masuk lalu duduk di sofa single yang ada di kamar itu.
"Kenapa tidak kau bawa istri mu itu?"
Ditya Alkatiri memandang putra nya yang sedang mengecek email diponselnya.
"Dia ada di apartment"
"Apa kau kira ditinggalkan disana aman!"
"Entah lah dad, minimal untuk sementara"
"Istri mu akan selalu bertemu dengan Karenina karena Karenina dosen di kampus mu itu"
"Iya Aksa tahu"
"Bagaimana dengan bocah pembawa gen mu itu?"
"Aksa masih membiarkan dia dengan Caterine"
"Berhati hati lah dengan Arseno, sekarang dia akan membuka kantor dinegara ini"
"Aku mengerti dad"
"Jangan kaku pada istri mu dia masih terlalu muda"
Sang daddy segera keluar, melihat istrinya ditaman bawah sedang menyirami taman bunga kesukaan nya.
"Eh daddy, lihat kebun bunga mommy, cantik kan"
Sang suami hanya mengangguk, dengan cepat Diah Rayz mendekat pada suami nya itu. Menuangkan teh kesukaan suaminya ke dalam cangkir, teh tanpa gula.
"Mom, maksud mommy apa mengundang Karenina?"
"Ah mommy tidak"
"Mommy tidak memberi tahu daddy masalah ini kalau salah langkah lagi seperti kasus Caterine bagaimana dengan kondisi putra kita?"
"Ingat mom kita hanya memiliki seorang putra"
Lanjut Ditya pada istri nya memberi wejangan.
"Mommy cuma ingin Rayz memiliki keturunan dad"
"Kalau dia sudah memiliki pelabuhan hati ya dan sudah menemukannya bagaimana?"
"Kan lelaki bisa menikahi beberapa wanita dad?"
"Kita tidak ikut menjalani kehidupan Aksa mom, pada dasar nya cinta itu hanya pada sepasang manusia dan rumah tangga yang sehat hanya ada suami, istri juga anak anak"
"Mommy bisa kok menjaga cucu cucu mommy dan menjaga istri Rayz"
Ditya menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana jika itu terjadi pada mommy, bagaimana jika daddy yang memiliki banyak istri, apa mommy bahagia?"
Sang istri terdiam.
"Mommy berkata seperti itu karena mommy belum merasakan sendiri, jangan menyakiti pilihan putra kita nanti, jika tidak maka seluruh cucu yang mommy idamkan tidak akan terlahir karena mommy menyakiti ibu dari cucu cucu kita"
Ditya segera bangkit dari tempat duduknya, diatas sana Aksa juga terlihat menyimak pembacaraan antara dirinya dan sang istri.
Sang mommy masih berada dihalaman belakang, lalu Aksa mendekat kepada mommy nya. Menepuk bahu paruh baya itu lalu memeluk nya.
"Sayang maafkan mommy ya?"
Sang mommy meneteskan air mata nya, dengan cepat Aksa mengusap air mata nya. Aksa menggeleng dengan cepat.
"Jangan menangis mom, Rayz tidak bisa melihat mommy sedih"
Wanita itu mengangguk lalu tersenyum.
"Jika sudah memiliki pilihan beritahu mommy ya"
"Iya"
Disana sepasang mata memperhatikan lalu tersenyum simpul, dia tak lain sang daddy yang melihat putra semata wayang nya sedang menghibur istri nya.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
Meymey Yonggi
yg punya anak cowok aja sayang bgt,kenapa ayah nya cinta malah mau menjual anak nya sendiri ya ,,,bener g sih ,ini yg q simpul kan baca sampai bab ini😌🙈 klo bab awal orang" yg mau menjual cinta adalah ayah nya sendiri salah satu by😭😭😭
2022-08-23
0
dady yg bijak..uuhhhhh langsung kena ulu hati itu ucapannya..
2022-06-11
5
ㅤKᵝ⃟ᴸRaisya𝐙⃝🦜
Mak jleppppp kan mom...... seandainya Daddy memiliki banyak istri mommy siap di madu....klo aku ogah,lebih baik makan empedu dr PD dimadu😂😂😂😂
2022-04-21
5