Cinta melepas kepergian kakak sepupu nya, disamping nya berdiri Elyas dan ilham.
"Sudah jangan menangis nanti jelek loh, bukannya sebentar lagi kamu juga begitu?"
"Begitu apa?"
Sambil mengusap air mata dan ingus dengan baju milik Elyas, Cinta berkata.
"Menikah, bukan kah kata ayah kamu akan menikah setelah lulus berarti beberapa bulan lagi kau akan jadi mangsanya si Arhan itu kan?"
Mata Cinta langsung terbelalak, apa kata nya setelah lulus sekolah menengah bahkan tidak bisa kuliah jika dia harua menikah. Kerena keluarga Arhan lebih kolot dari keluarga nya, bahkan wanita tidak bisa berkarir apa lagi sekolah. Bagaimana pun Cinta harus sesegera mungkin menyusun rencana nya.
"Emang kakak tau dari mana?"
Ucap Cinta, ia tidak mungkin langsung percaya pada Elyas.
"Tentu saja hasil dari rapat keluarga, bahkan ayah mu sendiri yang mengusulkan jika Rista sudah selesai dengan pernikahan nya, maka juga harus menikah tapi kami semua menentang karena ujian sekolah mu akan diadakan beberapa minggu lagi, jadi membiarkan mu fokus itu lebih baik"
Cinta tertunduk, justru sang ayah lah yang menginginkan dirinya masuk kedalam jurang yang selalu dia hindari. Lelaki yang tak pernah Cinta sukai karena kelakuan buruk nya.
"Kakak tahu kau tidak menyukai Arhan, dia seorang player, dan kakak juga sudah mengatakan ini pada ayah mu tapi ayah mu bilang jika sudah menikah Arhan pasti sangat mencintai anak nya, ayah mu terlalu menjunjung tinggi pernikahan"
"Benar"
Cinta berlalu masuk kedalam rumahnya.
Cinta berada di kamar, memikirkan rencana sekecil mungkin resiko yang dia dan keluarga nya terima. Terlebih dia tak sudi menikahi Arhan.
Tling.
Sebuah notifikasi masuk ke nomer ponsel canggihnya. Cinta melirik ponsel nya.
"Jika butuh bantuan, aku siap membantu mu apa pun"
Cinta sejenak tersenyum, lalu mengetik pesan balasan nya.
"Baik lah, setelah aku menemukan ide cemerlang ku"
Cinta mengirim nomer pada Elyas.
"Bagaimana?"
Elyas memperlihatkan pesan balasan itu.
"Bagus, kau keponakan ku yang paling pintar"
"Terimakasih paman"
Lelaki paruh baya yang bersama Elyas adalah Arkan Sinudi ayah dari Cinta.
Mereka menyusun siasat dengan rapi untuk mengelabui seseorang, tapi dimeja depan nampak seseorang yang memperhatikan mereka dengan seksama. Disana ada Ilham, kakak dari Elyas.
'Aku tidak akan membiarkan Cinta jatuh ke lubang yang kalian gali!'
Lelaki itu segera beranjak setelah menghabiskan teh manis penutup makan siang nya.
"Memang nya apa yang akan paman lakukan?"
"Tentu saja membuat seolah olah Cinta kabur dan saat itu lah paman kirim kan penjahat untuk menangkap Cinta dan menikahkannya secara paksa"
Elyas mengangguk tidak ada cara membujuk lelaki keras kepala dihadapannya yang tak lain adalah pamannya sendiri.
Hari mulai sore, Arkan juga Cinta memiliki rencananya masing masing.
Sementara Rista sudah sampai di kota, begitu pun dengan seluruh keluarga baru nya. Mension keluarga Alkatiri berada diseberang jalan, sedangkan Dimitri disebelah kanan 2 rumah dan disebelah kirinya 1 rumah saja.
"Kita sudah sampai"
Ucap Haris, dengan segera Rista turun dari mobil mewah milik keluarga lelaki yang baru menjadi suami nya itu. Lelah sudah barang pasti, Rista melangkah ke rumah milik keluarga Dimitri itu.
"Kita akan tinggal disebelah"
Dengan segera Rista berbalik menuju kesebelah kanan rumah orang tua suami nya.
"Ini kunci rumahnya, masuk lah dan istirahat, kamar nya dilantai 2"
Rista mengangguk, dia mengambil kunci yang Haris sodorkan. Rista tidak peduli, kaki suami nya melangkah kemana, ini hanya masalah waktu bagi nya menunggu 1 tahun tidak lah lama. Dia akan sabar dan mencoba tidak melihat atau mendengar apapun. Anggap saja lelaki yang pernah dia cintai Haris Dimitri sudah mati.
Rista bergegas ke dapur membuka lemari pendingin yang ada disana. Mengambil beberapa bahan makan lalu memasaknya. Nasi putih, sayur sop, ayam goreng, sambal terasi, tahu, tempe juga ada lalapan mentimun. Rista segera menuju kamar lantai paling atas untuk mandi dan berganti pakaian. Sudah 2 jam si suami nya pergi namun belum kembali, Rista tak ambil pusing. Dia duduk dimeja makan, lalu menyendok makanannya, menyantap dengan lahap setelahnya Rista mencuci piring kotor dan membersihkan dapur.
"Kemana sih? ya sudah lah tidur aja"
Sudah 2 jam Rista menunggu namun Haris tak kunjung pulang. Hingga Rista terlelap, jam sudah menunjukan pukul 11 malam.
Klek.
Pintu utama terbuka, Haris memasuki rumah yang sudah sepi. Dengan segera Haris menuju lantai 2, dilihatnya tubuh gadis yang sudah tak asing lagi. Haris mandi, berganti dengan piyama tidur.
Kruyykk.
Perutnya bernyanyi, selama dirumah miliknya disebelah yang ditempati Amira. Dia hanya memakan camilan cepat saji saja. Tidak ada yg memasak makanan rumah atau pun menyediakan teh hangat.
"Lapar sekali, di kulkas ada makanan tidak ya?"
Haris turun ke lantai bawah menuju dapur, mengambil buah juga susu minimal bisa mengganjal perut hingga tertidur. Menarik kursi dapur untuk diduduki, Haris melihat tudung saji berwarna biru, hendak menyingkirkan tudung saji itu dengan mengangkatnya. Namun dia melihat makanan ada didalam tudung saji itu, Haris tersenyum lalu mengambil piring, mangkok juga sendok. Menuju tempat rice cooker berada menyendok nasi lalu duduk menyendok sayur, mengambil ayam goreng, sambal juga lalapan dan lainnya kedalam piring nya. Haris makan dengan lahap juga menikmati makanan itu, sungguh sedap hingga semua nya habis.
Uukkkk.
Sampai bersendawa dan mengelus perutnya.
"Enak banget, kenyang banget"
"Loh udah habis aja, kan makanannya dingin"
Haris menengok lalu tersenyum.
"Tidak apa apa sayang, enak banget, udah kenyang"
Rista mengangguk.
"Makasih banyak ya"
Rista kembali mengangguk.
"Aku ke kamar ya, nanti kalau sudah selesai cepet tidur ya"
Ucap Haris seraya bangkit menuju kamarnya.
Setelah setengah jam Rista juga ikut naik, dilihat nya Haris masih membaca buku.
"Belum tidur?"
"Kan nungguin kamu"
Rista membuka selimut lalu masuk kedalamnya, Haris menutup buku nya. Dengan segera memeluk pinggang Rista, merebahkan kepalanya di dekat paha sang istri. Namun Rista hanya terdiam tanpa berkata apa pun. Bahkan ketika Haris menatapnya, Rista membuang muka.
"Maaf dan terimakasih masih mau nyisain makanan di dapur"
Ucap Haris, mungkin jika tidak ada tragedi drama telenovela dihari pernikahan mereka. Sudah pasti Rista akan memeluk suaminya, tidur bersama saling berpelukan.
"Tidur yuk"
Lanjutnya.
"Duluan saja"
Rista masih memegang ponselnya karena menerima email dari tim kerjanya. Rista melihat Haris sudah terlelap dan mendengkur halus. Ini impiannya menikah dengan lelaki yang dicintainya dan berumah tangga seumur hidup, namun impian itu sudah remuk hancur berkeping keping. Air mata Rista menetes dikedua pipinya, bisakah dia mundur atau ini hanya lah sebuah mimpi dan saat ini Rista ingin bangun segera mungkin. Rista tidak tidur hingga jam dinding menunjukan angka 5, dengan segera Rista turun ke dapur membuat 2 nasi goreng, 2 telur ceplok, ayam goreng, juga mengiris mentimun dan sambal kacang juga teh hangat tanpa gula.
"Sudah selesai, aku mau mandi dulu, setelahnya sarapan"
Ucap Rista sendirian di dapur.
Rista menuju kamar atas terdengar air mengucur, Rista menyiapkan baju kerja suaminya, lalu baju kerjanya sendiri. Rista keluar dari tempat pakaian.
"Ini baju kerja mu"
Haris menerimanya, sementara Rista masuk menuju kamar mandi. Setelah Rista keluar dari kamar mandi, si suami sudah lenyap dari kamar. Dengan segera Rista menuruni tangga, namun di dapur sana terlihat satu keluarga tak tahu diri sedang memakan masakannya. Terlihat kacau, kotor semua makanan yang dia buat berserakan dimana mana. Haris tersenyum hendak bangkit, namun Rista segera oergi ke ruang keluarga.
"Sayang ayo sarapan bareng mereka, nasi goreng nya enak loh"
"Aku sarapan di kantor aja"
"Tapi Amira sudah susah susah masak nasi goreng nya loh, yuk cobain"
"Maaf mas, aku udah terlambat"
Dengan segera Rista pergi meninggalkan rumah, entah mengapa air matanya keluar begitu saja. Dia menyetop taksi, lalu segera menuju warung langganannya. Rista memesan 2 porsi nasi goreng sekaligus untuk dia santap.
"Lagi kesel ya?"
Rista menoleh, lalu menggelengkan kepalanya.
Lelaki yang menyapa Rista adalah Dino tangan kanan juga asisten Aksara.
"Kalau tidak habis jangan dipaksa ya, aku sudah bayar semua makanan mu"
"Terimakasih pak"
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Untung aja Haris bukan peran utamanya, Bikin aku darting aja..
2023-12-03
1
Kᵝ⃟ᴸ♤⋆ 𝕯𝖜𝖎⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜
dasar Haris edan .masakan istrinya dibilang masakan Amira..dasar laki2 tulul
2023-03-10
0
Adzkia Zhafira
kok bingung dg yg di awal ya? elyas itu sebenarnya mau nolong cinta atau sekedar bersandiwara utk bantuin bapaknya cinta sih? kalau aku jd Rista pulang ke rumah mertua aja, si Haris gk bs jd suami, br sehari jd pengantin sdh disetir org lain
2022-08-28
2