Drrttt....ddrrttt.
Sesaat setelah sampai dikamarnya dilantai 3, terdengar suara ponsel pintar nya berbunyi.
"Iya"
"Maaf tuan besok ada rapat di lokasi xxx"
Ucap Melki Adnan asisten sekaligus tangan kanan Wicaksara Rayz Alkatiri.
"Bukan kah sudah ku bilang, kosongkan semua jadwal untuk 3 hari kedepan"
"Maaf tuan, saya mengosongkan jadwal tuan tapi ini mendadak dari tuan Daseno, pihak mereka meminta bertemu disana lagi pula lokasi mereka tidak jauh dari kediaman mempelai wanita tuan Haris"
"Oke"
"Baik tuan terimakasih"
Tut....tut.
Sambungan sudah dimatikan dengan sepihak oleh tuannya.
Melki menghela nafas nya, lalu meletakkan ponsel untuk meneruskan pekerjaannya, untuk rapat besok pagi dengan klien diluar kota.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 lewat, Aksa turun kebawah berniat mencari sang mommy nya. Wanita paruh baya itu sedang mengisi air mineral ke teko.
"Mom"
Nampak wanita itu sedikit tersentak kaget.
"Mengagetkan mommy saja, kenapa?"
"Besok Aksa ada meeting mendadak sepertinya tidak bisa jika harus berangkat bersama"
"Ini acara penting sepupu lelaki mu, bagaimana perasaannya jika kau tidak hadir"
"Bukan tidak hadir mom, tapi Aksa akan menyusul kesana"
Sang mommy kembali menarik nafasnya, nampak kecewa namun itu semua tugas anaknya.
"Baik lah, hati hati dijalan"
Aksa mengangguk, lalu mencium pipi mommy nya dan kembali ke kamar nya untuk istirahat. Pagi sekali Aksa sudah pergi bersama Melki dan Dino Margata untuk menuju ke lokasi yang sudah disepakati.
Iring iringan pengantin sudah berangkat dari jakarta menuju desa kecil pinggir kota yang memakan perjalanan 6 jam lama nya.
"Mom apa aksa sudah siap?"
Lelaki paruh baya sudah tampil dengan pakaian casual meski termakan usia namun kharismanya tidak lekang oleh waktu.
"Entah lah dad, kemarin malam dia bilang dengan mom, ada rapat mendadak diluar kota jadi kemungkinan menyusul saja"
"Anak itu, selalu bersikap sesuka hati"
"Bagaimana dengan Sheyla?"
"Kita ke bandara dulu jemput Sheyla, lalu segera ke kediaman mempelai wanita"
"Oh baiklah"
Mereka 10 mobil mewah menuju luar kota untuk perhelatan pernikahan dirumah mempelai wanita.
Mungkin ketika matahari tegak diatas kepala mereka baru sampai di kediaman mempelai wanita. Rumah yang kokoh, megah lagi asri karena berada di pemukiman pedesaan.
Aksara menuju ke tempat yang sudah disetujui klien nya tidak jauh dari desa tempat dilangsungkannya pernikahan sepupu lelaki satu satunya. Mereka terlihat berhenti ditempat perbelanjaan.
"Melki apakah berkasnya sudah siap?"
"Sudah tuan"
Meski Aksara berjalan posisinya sedikit melihat kearah Melki mungkin karena kecepatan mereka bertiga berjalan hingga.
Bughh.....
Tubuh Aksara menabrak seorang gadis yang sedang clingukan mencari sesuatu atau seseorang.
"Ayo jalan"
Melki melirik gadis itu, begitu pun Aksa. Namun mereka harus bergegas dengan meeting mereka.
"Tuan nona itu......"
"Nanti saja dibereskan"
Sedikit sayup sayup terdengar omelan gadis muda yang Aksara perkirakan masih dibangku sekolah menengah itu.
Mereka menuju tempat meeting disana juga sudah menunggu tuan Daseno dengan tangan kanannya, Arkan Nirkat.
"Tuan Alkatiri, silahkan"
Aksara duduk berhadapan dengan tuan Daseno, mereka membicarakan bisnis yang akan dikelolah oleh Daseno corp yaitu berbagai produk yang terbuat dari tahu sedangkan Aksara sebagai penyedia modal dengan saham penyedia modal 60% sedangkan tuan Daseno dan anak nya memegang saham sisanya. Kesepakatan terjadi, tapi jika pihak dari Daseno berkhianat maka mereka juga siap untuk menanggung akibatnya. Setelah 2 jam mereka selesai, dilanjutkan acara makan siang lalu Aksara dan 2 asistennya segera beranjak pergi menuju toko buku itu.
"Bagaimana?"
Setelah Melki mencari disana sudah tidak ada gadis yang mereka cari.
"Tidak ketemu tuan"
"Ayo segera berangkat"
Mereka segera melajukan mobil dengan kecepatan sedang karena becek.
"Jangan terlalu cepat, jalanan sedang licin"
"Baik tuan"
"Berhenti, biar aku yang mengendarai nya"
Ucap Aksara, karena dia lebih mahir dari supir nya.
"Dino duduk lah dibelakang"
"Baik tuan"
Melki beranjak dari kursi kemudi lalu menuju kursi penumpang yang terletak disebelah. Memang mobil terlihat bisa digerakkan karena tingkat menyetir Aksara lebih mahir, terang dia seorang pembalap jalanan bagaimana tidak mahir.
"Bagaimana meeting dengan Daseno apa sudah kau catat semua kontrak penting nya?"
"Sudah tuan"
"Jangn lupa dia si tua yang licin seperti belut"
"Baik tuan"
Mereka sempat sempatnya membahas meeting dimobil dalam keadaan jalanan yang licin karen tertutup sedikit lumpur.
Craaattttt.
Tiba tiba saja ban mobil melindas kubangan lumpur bercampur air.
"Oh astaga, tuan sepertinya mobil kita melindas kubangan lumpur tadi!"
"Lalu"
"Sepertinya kita menyiram seseorang dengan air lindasan ban mobil tuan"
Aksara sedikit melihat kearah spion terlihat gadis itu mengibaskan baju nya.
'Sepertinya gadis yang sama'
Namun Aksara tetap melajukan mobilnya, ingin melihat dimana rumah gadia tersebut sampai dia berhenti di ujung jalan itu.
'Rumahnya di rumah megah itu'
Aksara sedikit tersenyum memperhatikan gadis itu menghentakkan kaki juga wajahnya sedikit manyun dan lagi berlari kedalam rumah.
"Apa ada yang menarik penglihatan mu?"
Ucap Dino, menepuk pundak Aksara dari belakang.
"Ah.. hanya menatap burung murai kecil yang berbulu indah"
"Oh......"
Dino mengangguk mengerti, Dini merupakan teman sedari sekolah dasar bersama dengan Aksara. Maka dari itu direkrut menjadi asisten kedua setelah Melki.
Aksara disambut di rumah mempelai wanita, yang tak lain adalah Rista kakak sepupu dari Cinta. Rista yang bekerja sebagai pegawai biasa dikantor ALKWEY CORP sudah 2 tahun lamanya. Dia tidak tahu jika sudah berteman bahkan petinggi bisnis perusahaan tempatnya bekerja sudah jatuh cinta padanya. Rista mengenal Haris sebagai pengantar koran saja. Hingga 6 bulan lalu Rista tahu identitas Haris ketika dia mengantarkan berkas, seorang wakil CEO perusahaan tempatnya bekerja.
Aksara memandang 2 rumah yang bisa dibilang paling megah didesa itu, mereka 1 keluarga besar disediakan 1 rumah untuk menginap dengan posisi 6 kamar yang cukup luas.
"Maaf den seadanya saja"
"Oh ini lebih dari cukup mbok"
"Nama saya Sri, den kalau ada apa apa bisa dipanggil"
"Terimakasih mbok"
"Kalian berdua 1 kamar"
Mereka berdua saling pandang lalu mengangguk dan memasuki kamar yang sama.
"Kenapa kita harus berbagi kamar?"
"Aku hanya menurut pada tuan"
"Jijik kali aku bareng tidur dengan mu"
"Aku normal tuan, bukan penyuka sesama jenis"
"Tentu saja aku masih suka makan cewe, dari pada pedang punya kau"
Melki melihat kearah Dino dengan tatapan ngeri, lelaki ini bermulut sangat lemas. Mengapa tuannya yang maco bisa berteman dengan belut empang pikirnya.
"Kau tidur dilantai, aku tidur di kasur"
"Yang benar saja tuan Dino"
"Aku tidak mau kau memeluk tubuh ku"
Melki merasa kaget dengan tingkah tidak jelas Dino.
"Apa tidak kebalik, aku lebih maco dari pada kau"
"Kau"
Dino menimpukan bantal kerah Melki demikian sebaliknya.
Klek.
Pintu tiba tiba terbuka dari luar, dan itu adalah Aksara.
"Apa kalian pikir seperti anak gadis yang menginap dirumah temannya untuk pesta piyama dan perang bantal"
Buuukkk.....
Dino melempar bantal pada muka Melki, dan Melki hanya melotot tajam.
"Cepat selesaikan berkas Daseno"
"Baik tuan"
Mereka serempak menjawab.
Pukul 7 malam makan malam sudah disiapkan untuk 4 keluarga besar. Mereka menempati tempat duduk yang disediakan, makanan ala pedesaan pun dihidangkan sedikitnya 25 macam masakan. Mereka menyantap makanan dengan lahap tanpa ada yang sungkan.
Braaakkkk...
"Kakak........."
Terlihat seorang gadis dengan piyama tidurnya, roll rambut yang menempel lalu sendal rumahan yang dipakai. Aksa melihat kerah gadis itu, karena dari tempat duduk nya segera berhadapan dengan pintu masuk ruang makan.
Gadis itu sedikit beringsut, karena semua mata tertuju memandang gadis itu, gadis itu Cinta.
"Bunda sudah bilang datang jam 6 kesini!"
Bunda Armita maju mendekat kearah Cinta anak semata wayang nya yang nakal. Gadis itu tersenyum canggung dan sedikit melangkah menuju kursi.
'Oh gadis nakal ya?'
Ucap Aksara dalam hati.
Sang bude langsung berdiri.
"Maaf calon besan semua, ini adik sepupu kesayangan Rista, dia anak dari adik suami saya pak kepala desa kita"
Cinta melipat tangan di dada lalu beberapa kali mengangguk dan tersenyum sebisanya.
"Wah cantik sekali ya pak kades anak nya"
Itu bukan suara siapa pun, tapi suara mommy Diyah ibu kandung Aksara.
"Ekhheemmm...."
Mendengar suara anaknya berdehem, ibu beranak tunggal itu terdiam.
"Maklum jeng, kami hanya punya dia seorang, dia cantik tapi nakal"
Ucap bunda Armita.
"Bundaa..."
Ucap Cinta agak berbisik. Mereka semua tertawa, Dino yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Aksara berbisik.
"Bukan kah itu burung murai mu?"
Dan dengan sengaja menyenggol lengan Aksara. Aksara hanya melirik kawan karibnya yang sedang bocor mulutnya.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Daseno bapak nya si Arhan kan..pantesan anaknya playboy gitu..
2023-12-03
1
Qaisaa Nazarudin
Waahh ketemu NIH di sana Aksa dan Cinta..
2023-12-03
0
Kᵝ⃟ᴸ♤⋆ 𝕯𝖜𝖎⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜
seru sekali ya keliatannya...si dingin yg mulai tertarik duluan dan si manis,ceria,manja,dan sedikit bar2 bertemu..pasti cocok ini,bisa melengkapi satu sama lain
2023-03-10
0