Drrttt...ddrrttt.
"Halo"
"Dasar putri tidur, jam segini sudah tidur, gimana sih"
Rista diseberang sambil cekikikan.
"Kau pasti sedang bahagiakan, akan diperistri pangeran impian mu"
"Tentu saja, ha...ha...ha"
Rista tertawa senang dengan kata kata adik sepupu perempuan satu satu nya itu.
"Kau datang lah kemari, berpesta dengan ku lebih awal, mengerti"
Cinta berpikir sejenak, lalu mengangguk.
"Baik lah, tuan putri kau ratu nya sekarang"
Sambungan telepon pun dimatikan.
Kembali ke tadi siang pada Arhan Daseno seorang pemuda yang terkenal akan kharismanya bukan hanya itu dia juga seorang pemain wanita yang cukup lihai baik dengan ketampanannya atau pun dengan pesona uang yang mengalir setiap bulan ke kantong nya.
"Han"
Tegur Nial Linka sahabat baik Arhan pemilik sebuah diskotik atau tempat warung remang remang didesa itu. Nial menggeluti bisnis tersebut dengan meraup keuntungan yang begitu besar.
"Hei bro"
Sapa Arhan, sementara Liza Arman hanya melirik sambil tersenyum kepada lelaki sebaya pacar gelap nya.
"Tumben siang siang sudah nangkring disini?"
"Dari pada nangkringin gadis orang ntar disuruh ngawinin kan bos"
Celetuk Dikta Santoro sahabat karib tongkrongan Arhan yang selalu terkenal dengan keroyalannya. Dikta terlihat menggandeng kekasihnya, Lusira Nilam.
"Aku ke toilet dulu Aa"
Ucap Liza.
Bughhh.....
Sebuah tutup botol menyambar jidat Dikta, lelaki dewasa juga konyol itu terlihat meringis. Nial sengaja melempar lelaki konyol itu, agar tidak menambah masalah.
"Sakit njir"
"Bahhhh bilang sakit, kegigit semut doang juga"
Dikte terlihat berdiri, lalu menggandeng wanitanya keluar ruangan.
"Begitu saja ngambek kaya anak gadis pak kades"
Deg.....
Tiba tiba Arhan teringat sesuatu, lelaki itu menepuk jidat nya berkali kali.
"Hei kenapa kau?"
Arhan masih tak mendengar kata2 yang dilontarkan oleh Nial.
"Hei"
Nial terpaksa menepuk bahu teman karibnya itu.
"Kenapa aku bisa lupa?"
"Lupa apa?"
Arhan menghela nafas sementara Nial masih menatapnya dengan bingung.
"Aku pamit bro!"
"Hei....."
Arhan berlari secepat kilat, sementara Nial kebingungan.
"Ada apa Al?"
Liza yang baru saja datang dari toilet menepuk bahu lelaki itu. Nial hanya menaikan bahu nya saja tanda tidak tahu. Kemudian berlalu masuk ke ruang kerjanya di lantai 2.
Liza yang ketinggalan situasi clingukan karena tidak ada orang di meja mereka nongkrong barusan.
"Hei, kemana Arhan?"
Sambil bertanya Liza mengikuti langkah Nial.
"Aku juga tidak tahu dia langsung cabut"
Ucap Nial tak berniat.
"Lalu aku?"
Ucap Liza menunjuk pada dirinya sendiri.
"Terserah, jika kau mau berkencan dengan ku juga maka aku akan mengantar mu pulang"
Liza mengangguk.
'Dasar ****** kecil'
Ucap Nial dalam hati.
'Tunggu sampai Arhan bosan, maka kau akan ku pindahkan ke markas'
Lanjutnya lagi, dengan segera Nial menggandeng masuk Liza ke dalam kamar yang khusus diperuntukan owner tempat itu.
Arhan yang berlari dengan kesetanan menuju parkiran, dia bertemu Dikta.
"Bro kenapa?"
"Aku pinjam motor mu ya"
Tanpa menunggu jawaban Dikta, Arhan segera merebut kunci motor milik pemuda itu.
"Bawa mobil ku"
Dikta hanya mengacungkan jempolnya.
"Kemana dia?"
"Mungkin menemui selingkuhannya"
Mereka menuju mobil Arhan, tanpa peduli masalah orang lain.
Begitu bodohnya Arhan meninggalkan gadis itu, pikirannya sudah bersarang kemana mana. Tanpa pertimbangan dia langsung ke toko buku tadi pagi meski pikiran realistisnya gadis itu tidak mungkin menungguinya seharian. Terang saja jam 9 pagi mereka tiba disana sekarang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Arhan bertanya pada beberapa pegawai toko, hingga dia berinisiatif untuk menyambangi rumah gadis itu.
Beberapa kali menekan bel rumah lalu keluarlah wanita paruh baya seusia ibunya.
"Selamat siang bu?"
Wanita itu tersenyum, lalu mempersilahkannya masuk. Nampak Arhan mengatur air mukanya lalu kondisinya sendiri.
"Apa Cinta sudah pulang?"
Nampak bu kades dihadapan Arhan sedikit bingung, namun tidak berapa lama.
"Sudah nak, kenapa?"
"Maaf tadi Arhan ada urusan bu, jadi suruh Cinta menunggu di toko tapi pas kembali Cinta tidak ada jadi Arhan mencari dia kemana mana"
Tutur pemuda 25 tahun itu, dengan kecepatan kepintaran kelicikan otak nya segera memutar balikan keadaan.
"Mohon dimaklumi ya nak, Cinta masih kecil mungkin dia bosan jadi langsung pulang saja"
"Apa Cinta baik baik saja bu?"
"Tentu tentu dia baik jangan khawatir"
"Baik lah kalau begitu saya pamit pulang dulu"
"Baik lah nak"
Arhan segera pamit pulang, dia tersenyum senang. Bagi nya usaha sedikit dirinya yang mencari gadis itu harus tertebus dengan sedikit kelicikan lagi pula itu tidak merugikan.
Bu Armita atau bu kades itu menggelengkan kepalanya, meski dia tahu pemuda itu seorang pemain wanita juga penipu yang licik dia tidak ingin menuduh tanpa bukti. Jika dia lakukan dengan kata kata pada suaminya, maka sang suami akan semakin gencar mendekatkan sang putri pada pemuda bejad itu.
Di salah satu kota terbesar di negara itu seorang pemuda matang, dengan karir yang cemerlang bukan hanya dari materi keluarga tapi juga dari hasil usahanya sendiri. Latar belakang keluarga yang bergelimang harta, pendidikan yang didapat dari universitas kedua terbaik di seluruh dunia juga kepiawaiannya dalam mengelola atau memanage perusahaan dapat dia buktikan di usia nya yang ke 37 tahun ini, pemuda itu sudah sukses bahkan bisa dibilang setiap hari dia bisa mandi dengan uang.
Siapa lagi dia jika bukan Wicaksara Rayz Alkatiri anak tunggal dari pasangan Ditya Alkatiri dan Diah Rayz itu. Wajahnya rupawan, penampilannya nyaris sempurna sebagai pria tampan, dengan properti yang dimiliki dihitung bisa mencapai ratusan milyar.
Jika keluarga Alkatiri merupakan raja bisnis dari garis keturunan ayahnya, maka keluarga dari sang ibu ada di negara belan benua lain begitu indah. Wicaksara atau yang sering disebut Aksara itu selalu bergelut dengan dunia bisnis dalam menaklukan musuh pembisnis dia ahlinya. Sang ayah hanya memiliki satu adik perempuan maka Aksara hanya memiliki sepupu lelaki dan perempuan. Aksara menjadi anak tunggal, bukan karena sang ibu melainkan karena ayahnya memiliki sedikit masalah kesuburan. Aksara terlahir dari proses bayi tabung.
Keluarga Alkatiri juga keluarga adik ayahnya sangat hangat dan dekat, seperti malam ini mereka makan malam bersama dan itu sudah menjadi rutinitas karena jarangnya mereka berkumpul dan hanya dengan makan malam mereka bisa menghabiskan waktu bersama keluarga.
Paramita Alkatiri adalah adik dari Ditya Alkatiri ayah kandung Aksara. Paramita dinikahi Alan Dimitri mereka mempunyai anak sepasang lelaki dan perempuan yang hanya selisih 8 dan 15 tahun dengan Aksara. Haris Dimitri dan Sheyla Dimitri.
Malam ini mereka bersama berada di rumah mewah Alkatiri, berbincang dengan santai dan bercanda.
"Kapan Sheyla akan pulang Mita?"
Ucap Ditya ayah Aksara.
"Mungkin akhir tahun mas"
Jawab Mita sekenanya karena sedang mengobrol dengan Diyah kakak ipar nya, mereka sibuk membahas perihal perhiasan yang sedang beredar dipasaran.
"Bukan Sheyla yang harus dibahas dad!"
Ucap Haris Dimitri yang sedari tadi memperhatikan kedua lelaki paruh baya yang asik main catur itu. Sejenak keduanya itu memandang kepada anggota termuda kedua mereka.
"Haris punya pengumuman"
Semuanya terdiam dan memperhatikan anak lelaki kedua yang sudah 28 tahun bersama mereka.
"HARIS AKAN MENIKAH"
Mereka semua bertepuk tangan ibarat anak lelaki itu mendapat nilai rapot tertinggi disekolah, Haris mengerutkan kening nya. Sementara para orang tua sibuk berbicara masing masing mengenai pernikahan.
"Apa tidak ada yang memberikan selamat pada ku, atau bertanya siapa pengantin wanita ku?"
Haris memandang pada Aksara, tapi Aksara acuh padanya.
"Apa kau memberitahukan siapa pacar ku"
"Untuk apa buang waktu saja, kau pikir aku tidak punya urusan"
Haris menghela nafas.
"Kami sudah tahu siapa pacar mu"
Ucap Diyah ibu dari Aksara.
"Batul kami menyelidiki pacar mu, dan kami juga sudah melamar nya"
"HAH"
Haris terkejut mendengar penuturan kedua paruh baya itu. Bukan kah dia yang melamar Rista Hiamini mengapa jadi kedua perempuan paruh baya itu.
"kapan kalian melakukannya?"
Tanya Haris yang kebingungan dengan semua pernyataan dari kedua ibu itu.
"Memang kenapa? kau ini lamban sekali, apa harus orang tua lebih dulu yang menyambangi kediaman gadis mu itu"
"Kenapa kalian ikut campur?"
Haris merasa gemas dengan mereka.
"Sudah lah yang penting kau sudah diterima oleh dia, dan kita akan kedatangan anggota keluarga baru bukan?"
Ucap Paramita ibu kandung Haris, mereka yang hadir semua nya mengangguk setuju.
"Baik lah kalian menang!"
"Kami sudah menyusun semua acara pernikahan mu kau cukup hadir dan bahagia"
Ucap Diyah ibu dari Aksara.
Haris begitu terharu hingga dia memeluk kedua wanita kesayangannya itu.
"Lebay"
Ucap Aksara sambil bangkit lalu masuk kedalam kamar nya, dilantai 2.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
alesan basi
2023-10-17
0
Cendol Dawet
sdh tau Arhan itu laki2 bejat, tp knp ortunya Cinta tetap melanjutkan perjodohan itu?
2023-03-22
0
Cendol Dawet
yeee...jgn bilang kmu iri, Aksara?
2023-03-22
0