***
Readers : "Author, up lagi dong"
Author : "Ukhh, apa sih yang enggak untuk para Readers Cerdas ku^^"
Jangan lupa, like, komen, and Vote nya yah guyss^^
***
Aurel! Kalo lo berani ganggu Thifa! Gue gak bakal segan - segan sama lo!!
Batin cowok itu, Arfen ingat, dan dia tau Adik kelas itu. Yah Adik kelas yang sudah entah sudah berapa kali menyatakan perasaan nya pada Arfen. Dan tentu di tolak mentah - mentah oleh Arfen.
---
" Secara geografis, Indonesia terletak di antara Benua Australia dan Asia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. itulah letak Geografis Bangsa Indonesia, kalian sudah pernah mendengar tentang Letak Geografis Indonesia. Saat menduduki bangku SMP, kan? "
Jelas pak Bram.
Fokus Thifa sudah tidak lagi ada pada materi itu, Fokus nya hanya tertuju pada Arfen, Arfen, dan Arfen. Pasalnya, ada yang aneh pada Arfen kali ini. Kenapa Arfen bersikap begitu dingin. Pikir Thifa.
Entah lah, rasanya seperti bukan Arfen yang biasa nya, membuat Thifa sedikit gagu.
"Untuk pertama kalinya, dalam sejarah pendidikan Lathifa Kenneira, melamun di tengah jam pelajaran " sindir pelan Melia, Melia sudah lelah sedari tadi memanggil Nama Thifa. Namun, Thifa nya sendiri masih asyik dalam dunia lamunan nya.
"Gue gak papa, Cuma ngerasa aneh aja"
"Aneh kenapa, Thif? Lo ngerasa aneh waktu dekat Arfen? Jantung lo berdegub kencang, dekat Arfen? Fix, lo jatuh cinta sama Arfen"
"Yee, itu mah gue sendiri juga tau"
"Tapi nih yah Thif, gue sih dukung banget lo sama Arfen, di banding sama Zefan yang jelas perasaan nya untuk Raisa. Eh iyah, Raisa? Bukan nya Arfen juga dekat sama Raisa? "
"Arfen sama Raisa sepupu"
"Lah sepupu?! Kok bisa?!! " teriak Melia, mengagetkan seisi kelas. Kini perhatian seisi kelas, dan Pak Bram tertuju pada Melia dan Thifa.
"Ekhmmm ekhmm" Kode dari pak Bram. Pertanda agar mereka semua diam.
"Maaf kan saya pak. Saya hilap" Melia bangkit berdiri, menunduk sopan.
"Ya sudah, kamu duduk lagi. "
Melia mengangguk, dan duduk kembali.
"Besok Gue jelasin" bisik Thifa.
"Kelamaan Bambank"
"mau tau gak? "
"iyah iyah, rese"
***
"Sayang... Entar Motor lo, gue suruh sopir gue di rumah yang jemput terus anter kerumah lo. Mulai besok dan seterus nya, lo. Pergi sekolah pulang sekolah bareng gue. Calon suami idaman ini. Gak boleh nolak" oceh Arfen saat Thifa baru saja duduk di mobil nya.
Yah seperti Biasa, Thifa akhir - akhir ini selalu di antar dan Jemput oleh cowok tengil, yang entah apa status nya. Pacar? Gebetan? Tidak ada yang tau.
"Hemm,, serah lo deh. Gak ada guna nya juga debat sama lo" sahut Thifa. Arfen menjalan kan mobil nya, menuju rumah calon mertua nya.
"Arfen ini apa? " tanya Thifa memegang mainan kunci, yang tergeletak di Dashboard. Thifa tidak begitu asing dengan bentuk nya. Ia merasa antara pernah dan tidak pernah melihat benda ini.
(μ)
"Ini Simbol Fisika, Miu namanya" sahut Arfen.
"oh pantes, Gue kayak pernah liat gitu bentuk nya. "
"Emang bentuk nya kayak apa? "
"Kayak Huruf U sih"
"apa? U love me?! Lo bilang U love me?"
"Dih, gendeng! Orang mah bilang nya I Love you, dia bil--"
"Love You too" sambar Arfen santai, sembari memamerkan cengiran mania yang bisa meluluh kan hati, banyak kaum hawa.
"Apaan sih lo. Receh tau gak"
"Bodoamat receh, yang penting gue gombalin elo. Kan tugas nya cowok gombal"
"oh yah, kalo lo mau. Ambil aja, buat lo. Itu bukan tanda cinta gue, Cinta gue nggak pake tanda - tanda " lanjut Arfen.
Thifa memutar matanya jengah, namun ia juga bahagia di dalam hatinya. Entah lah, bagaimana Arfen bisa tau bahwa Thifa memang menginginkan mainan kunci itu?
Thifa menatap arag depan, tampak ada perempuan yang berusaha menghentikan mobil mereka.
"Arfen berhenti " pinta Thifa, Arfen pun berhenti, Thifa membuka kaca jendela nya. Gadis mungil itu mengenali perempuan ini.
"Lo bukan nya cewek yang nabrak gue tadi? " tanya Thifa memastikan. Thifa merasa memang dia orang nya.
"Iyah kak. Oh yah kak, boleh nebeng enggak? Soal nya Aku gak di jemput" pinta nya, memasang wajah memelas.
Kalo bukan karna gue gak bakal biarin lo lama - lama sama Arfen. Gue gak bakal mau memelas gini sama elo! Humph!
Batin Aurel, Ia melirik Arfen sekilas, Arfen membuang wajah nya. Bagi Arfen, suatu kesialan jika ia menatap Aurel.
"Boleh yah kak Nebeng? " lanjut nya, masih nada memohon ke pada Thifa.
"Lo mau nebeng? Bentar, gue Chatt Fino. Lo nebeng sama dia. " Sambar Arfen santai, ia membuka Hp nya. Mengetik beberapa saat.
"Fino Otw, lo tunggu aja di sini. Kita balik duluan" lanjut Arfen.
"Tapi kan Kak, A--"
Belum sempat Aurel menyelesaikan kalimat nya. Arfen sudah lebih dulu melajukan mobil nya. Meninggalkan Aurel begitu saja. Umpatan, dan sumpah serapah sudah Aurel layangkan untuk Thifa yang duduk di sebelah Arfen.
"Arfen, lo ko--"
"Denger yah Thif, gue gak suka sembarang orang naik mobil gue. Cuma orang tertentu yang gue izinin naik nih mobil"
Thifa diam, ia bingung harus dengan apa menanggapi ucapan Arfen kali ini.
"Dan, gue lebih gak suka ada yang ganggu, waktu gue lagi berduaan sama elo. Sumpah, gue kesel banget kalo ada dia tadi!! " umpat Arfen.
Entah lah, Thifa merasa bahagia, pertama ia termasuk orang Spesial nya Arfen, dan kedua, Arfen tidak suka jika ada yang mengganggu mereka. Harus sebahagia apa Thifa?
***
Lanjuttt??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Dwi Alviana
sllu stay ma cerita ini
2021-10-04
0
Evi
kisah Nathan Ama Sheryl judulnya apa ya ?
2021-09-26
1
Hesti Pramuni
aaaiiisshh... Arfen manis deh..
2021-09-06
0