***
Itu... Yang tadi minta up lagi.
Sini sini, ayoo merapat^^ tinggal kam like, komen, and Vote yah gess^^
***
Istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Thifa tidak bisa ikut Anggi dan Melia ke kantin, yah tentu karna dia di panggil oleh Pak Ghani.
"Kalai begitu, saya permisi pak"pamit Thifa sopan, keluar dari ruangan Wakasek itu.
Thifa menyipitkam matanya, ia melongo heran, tatkala ia melihat sendiri Arfen dan teman - temab nya yang baru saja lompat pagar, masuk ke dalam sekolah.
Gila! Gendeng!
Umpat Thifa, pasal nya Gadis Hukum ini baru pertama kali nya melihat aksi manjat memanjat pagar sekolah.
Thifa lebih tertegun lagi, saat tatapan matanya bertemu dengan Arfen. Tidak seperti Thifa yang kaku, Arfen dengan santai nya malah berjalan ke arah Thifa. Meminta teman - teman nya, agar ke kelas lebih dulu.
"Euy Cewek pendek tapi Gue sayang. Tuh mulut bisa mingkem kagak? Kalo enggak, sini gue mingkemin" celetuk Arfen santai, merangkul manis Gadis nya itu.
Sontak, secara cepat Thifa mengatupkan bibir nya rapat akurat. Terlalu bahaya jika terbuka di dekat Arfen.
"Sayang, Kenapa Kok gitu? Kaget? Enggak pernah liat orang lompat pagar? "
"Enggak liat, dan Gak mau lihat!! "
"Kan hari ini lo lihat. Gimana kalau, besok - besok elo yang lompat pagar. Wih, Ajib bener tuh"
"Enggak mau dan enggak pernah minat" ketus Thifa berjalan cepat. Kini kedua nya menjadi pusat perhatian murid - murid yang ada di sana. Banyak kusak kusuk yang mengatakan mereka pacaran.
Arfen segera mengejar Thifa, Takut jika gadis nya akan hilang.
"Lo manusia yah kan Thif? Enggak kunti yang menjelma jadi manusia? Enggak ada paku kan di kepala lo" celetuk Arfen yang berhasil mengejar Thifa, Tangan kekar nya mengacak gemas rambut gelombang gadis itu.
"Arfen! Rambut Gue entar rusak. Kalo acak gimana?! Kan aneh! Di kira orang gila gue ntar" protes Thifa memanyunkan mulut nya.
"Gak papa dong. Biar yang suka ke elo itu cuman gue. Yah gue aja, gue gak suka bagi kecantikan lo sama yang lain"
Thifa melirik tajam Arfen, kemudian berjalan begitu cepat. Tapi dengan cepat Arfen menarik kembali tangan Thifa. Membuat Gadis mungil yang hanya sebahu Arfen, menatap Badan kekar nya.
"Jalan di sebelah gue, kalo lo ilang. Trus, yang jadi binik gue siapa? Yang ngelahirin anak gue siapa? Gue kan cuma maunya elo"
"Arfen. Bisa gak itu Ocehan Gendeng simpen dulu. Kita lagi di koridor nih. Banyak yang ngomongin"
"Tenang aja, kalo yang mereka omongin kita mesra, gue ikhlas. Tapi, kalo ada yang ngomongin kita gak cocok. Siap - siap aja, gue kirim ke Kuburan Gang Encot. "
Jengah tapi manis, muak tapi menyenangkan, Enek tapi mengasyikkan. Itulah yang selalu Thifa rasakan, saat ocehan gila sudah terlontar dari mulut Arfen.
Bukhhh
Tak sengaja, ada seorang siswi yang menabrak Thifa. Membuat Thifa kehilangan keseimbangan nya, hampir saja ia terjatuh. Syukurlah ada Arfen yang sigap menangkap nya.
"Maaf, maaf, maaf kak... Aurel buru - buru soal nya. Maafin yah kak. Kakak gak papa kan? " tanya nya, mencoba membantu Thifa berdiri.
Belum sempat sisiwi kelas sepuluh itu menyentuh badan Thifa, Arfen sudah lebih dulu menepis nya kasar.
"Jalan yang bener. Sekali lagi lo nabrak cewek gue. Sengaja atau enggak, gue patahin tuh kaki" peringat Arfen, tampak sangat mengerikan. Siswi kelas sepuluh itu menelan saliva nya payah, saat menatap Arfen yang dingin. Harus diakui, Arfen terlihat sangat keren saat ini.
Thifa sendiri terkejut. Ia tidak menyangka jika cowok tengil, nan rese yang selalu mengganggu nya. Memiliki sisi Kedinginan seperti ini.
"eh iyah. Gue gak papa. Lain kali hati - hati. Meskipun lo buru - buru " Ujar Thifa. Ia langsung angkat bicara saat melihat siswi itu ketakutan.
"iyah kak. Maafin aku yah kak ...." lirih nya lagi, masih menunduk takut.
"Udah lah Yank, lagian dia yang salah. Mau ke UKS? " sambar Arfen. Thifa menggeleng pelan. Arfen dengan cepat menarik tangan Thifa, meninggalkan sisiwi itu.
Dih! Gue kira cewek nya Kak Arfen secantik apa! Lah? Gitu ternyata! Masih cantikan gue kemana - mana! Gila tuh Kak Arfen! Kenapa milih dia! Malah Nolak Gue!
Batin siswi itu, gadis itu berbalik, dan berjalan pergi.
"Arfen, kenapa kasar ke dia. Adik kelas loh. Kasihan dianya? Lagian dia kan enggak sengaja. Gak perlu lah lo sampai se kejam itu sama dia" Ujar Thifa.
"Halah, enggak usah dipikirin. Gak guna juga. Lagian siapa yang tau, cewek itu sengaja atau enggak nabrak lo" sahut Arfen.
Aurel! Kalo lo berani ganggu Thifa! Gue gak bakal segan - segan sama lo!!
Batin cowok itu, Arfen ingat, dan dia tau Adik kelas itu. Yah Adik kelas yang sudah entah sudah berapa kali menyatakan perasaan nya pada Arfen. Dan tentu di tolak mentah - mentah oleh Arfen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Zaf Msi
gang encot,🤭jd penisirin,,,,dimana tuh
2022-01-08
0
BINTANG PENGHACUR
alurnya gak berubah hadeh
2021-12-15
0
Hesti Pramuni
oo... fans kaleng rombeng yg gk mau move on..
2021-09-06
0