***
"Fen, Gimana keadaan Raisa? " tanya Thifa, sontak Arfen menghentikan langkah nya. Berbalik menatap Thifa yang sudah menunduk kaku.
"Nanya yah nanya aja, enggak usah gagu gitu kaliii." Sahut Arfen, melangkah kan kaki nya lebih dekat ke Thifa, memangkas jarak di antara mereka.
Arfen menarik lembut Dagu Thifa,
Cuppp
Dengan Sempurna mendarat kan ciuman manis nya di kening Mulus Thifa.
"Janji Gue, ciuman pulang sekolah" celetuk Arfen santai, tanpa rasa bersalah. Merangkul gadis manis itu.
Mereka berjalan ke arah Parkiran, tepat di mana Mobil Arfen berada. Kedekatan keduanya sudah menjadi Buah bibir Seluruh sekolah, banyak pandangan sirik membunuh yang di tujukan pada Thifa, Yah habisnya Arfen terlalu tampan. Thifa sama sekali tak mempedulikan tatapan mereka.
"Fen, lo belum jawab pertanyaan Gue" Kata Thifa lagi, setelah ia menutup pintu mobil Arfen.
"Habis nya, lo kenapa nanya nya kaku gitu. Santai aja kali" sahut Arfen, mulai melajukan mobil nya.
"Jadi keadaan Raisa gimana? "
"Kenapa Nanya? Gak mau Jenguk langsung sekalian aja? "
"Gak papa emang? Entar--"
"Untung Gue sayang, sayang nya pake banget lagi. kalo enggak ukh dah gue tendang lo dari mobil"
"Apa sih lo. Rese banget! Turun nih gue dari mobil "
"Kalo lo turun, terus jatuh, Entar yang rawatin gue siapa? Gue gak mau yah, nikah sama orang selain elo. Pokok nya itu elo, dan harus elo yang jadi binik gue. "
Deg.
Lagi, jantung Thifa rasanya selalu saja tak beraturan dekat Arfen, apalagi Jika Arfen sudah melayangkan Gombalan ajibb nya. Padahal, Thifa sendiri hampir setiap hari mendapat Gomabaln Arfen. Meski begitu, hatinya masih saja belum terbiasa.
"Gendeng! Gila! Siapa juga yang mau nikah sama elo!! "
"Yah elo lah yang nikah sama gue. Kalo lo gak mau, yah harus mau. Kalo kita gak jodoh, gue bakal Tahajud tiap malam biar kita jodoh. pokok nya binik gue yah elo"
Thifa memutar matanya jengah, ada rasa kesal dan bahagia menyeruak. Kebahagiaan itu tak mampu lagi menutupi senyum manis nya. Thifa tersenyum manis.
"Ukhh,, gue sakit gulaaa"
***
"Sejak Kapan Kediaman Arkasa jadi Rumah Sakit? " tanya Thifa, menyadari bahwa mereka kini ada di Halaman Keluarga Besar Arkasa.
"Kalo lo mau boleh. Apapun itu asal lo mau. Lo bilang aja sama gue, Gue bakal kasih. Asal kita udah nikah,, dan asal lo rajin kasih gue jatah" sahut Arfen santai, keluar dari mobil nya.
"cowok kok mulut nya lemes" Thifa menghela napas kasar, membuka pintu mobil nya.
"Arfen, kita ngapain ke rumah lo. Kan kita mau jenguk Raisa" keluh Thifa masih mengikuti langkah Arfen.
"Mau jemput Adik gue, Gue punya adik perempuan, oh yah Sedikit info. Lo hati - hati aja sama dia. Dia itu, ukhh... Lambe turah" peringat Arfen masuk ke dalam rumah nya.
Lambe Turah? Enggak sadar diri Fen?
Batin Thifa tersenyum kecil, ia juga mengikuti langkah Arfen. Awal masuk ke Rumah Arkasa, Thifa takjub. Barang - barang di sana terlalu mewah.
"Sayang, duduk dulu yah di sini, Tungguin gue. Gue mau Ganti baju, sekalian seret tuh bocah" Ujar Arfen, seraya mencium pucuk kepala Thifa.
"Bik! Bibik! Tolong buatin Jus jeruk yah buat Calon Istri Arfen. Nih yang duduk di sofa" Arfen segera menuju kamar nya.
Thifa sekali lagi mengedarkan pandangan nya. Melihat Rumah mewah nan elegan milik keluarga Arkasa itu lagi. Tak berapa lama ia menunggu.
"Non, Ini Jus Jeruk nya. Silahkan di minum " Ujar Perempuan Yang sudah tua itu, menunduk Sopan. Jika Thifa tebak. Dia harus nya sudah di panggil nenek.
"Akkhhh" sepertinya Kaki Wanita itu keram.
"Eh makasih bik, Lain kali enggak usah nunduk gitu, kan Thifa lebih muda. Gak baik akh, kan jadi gini" Sahut Thifa, seraya membantu Wanita tua itu, menuntun nya untuk duduk di sebelah Thifa.
"Non, Saya pembantu, enggak bisa duduk di sini "
"Gak papa bik. Saya yang tanggung jawab entar. Sini, lutut nya saya pijitin" Thifa dengan lembut memijit kaki Nenek tua itu.
"Nenek!! Nenekkk... Nenekk... kak Arfen udah pulang belum? Tadi katanya Bakal Ajak Shiren jenguk Kak Ais. Tapi sampai sekarang belum balik juga" Seru Bocah imut, dengan membawa Boneka Berwarna biru muda milik nya.
Thifa menoleh ke asal suara, mata indah Thifa menangkap Bocah Cantik, Harus Thifa akui. Dia adalah Bocah terimut yang pernah Thifa temui langsung.
Kakak ini cantik banget.. Apa dia pacar nya kak Arfen? Mijitin kaki nenek. Kakak Ini baik. Ukh,,, Kenapa dia cantik bangetttt... nanti Shiren besar secantik itu gak yah?
Batin Bocah Mungil itu berjalan Mendekati Wanita tua itu. Yah wanita itu adalah Arumi. Mamah Nathan. Nenek nya Arfen dan Shiren.
***
Next?
Lanjut??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
iihh... seruuu...!
2021-09-06
0
💚
kluarga nathan pda bengkok kena syaraf smua
2021-06-09
0
Lutha Novhia
ya ampuuun kakek nenek arfen sm2 usil
wkwkwk
2021-06-05
0