***
Up! Semangat! Cerita Author di tungguin!
Akhh, makasih Para Readers atas komenan nya^^ Jangan lupa Rate dan Vote nya yah. Biar Author semangat. Kali aja ada Crazy up. Yekan^^
***
Thifa merasakan ada sentuhan lembut yang mengusap kepala nya. Gadis itu mendongak sedikit, wajah nya masih tertutupi rambut. Ia sangat familiar dengan suara cowok itu.
"Gak mau ke Rumah Sakit ? Atau mau ke KUA aja, biar gue yang rawatin" tambah cowok itu lagi menepis lembut Rambut yang menutupi wajah Manis Thifa.
"Apa sih Fen? Gue capek nih " keluh nya lagi. Thifa kembali menenggelamkan wajah nya di sela - sela tangan nya.
"Yah udah Istirahat Aja dulu" Kata Arfen mengacak gemas rambut Thifa.
"Lo ngapain ke sini? " pekik Anggi, menatap intens Arfen.
"Yah mau makan lah, yah kalee mau ngamen" sahut Hasan yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelah Anggi.
"Loh? Kok kalian ada di sini juga? " tanya Melia menoleh Ke kanan, sudah ada Fandri di sebelah nya. Dan Ada Riyan juga di sana di sebelah Arfen.
"Kalo emang mau makan, kan banyak meja. Kenapa harus di sini?! " pekik Halus Thifa yang tiba - tiba mengangkat wajah nya. Menatap malas ke arah Arfen.
"Kan cuma di sini yang ada cewek cantik nya. Sisa nya jelek, Ogah gue di sana" Sahut Arfen santai, menaik turunkan alis nya menatap Gadis mungil itu.
"Udah lah. Biarin aja mereka makan di sini. Lagian kan ini meja umum" timpal Melia.
"Good Job Mel. Gue jadi suka sama lo" celetuk Fandri santai, merangkul Melia. Seketika Melia yang polos merona.
Akhirnya mereka bertujuh makan di sana. Di satu meja yang sama.
"Eh, Thif.. Nanti Kita Nikah makanan nya mau apa? " Bisik Arfen di telinga Thifa, bisikan itu pelan sekali. Dan hanya Thifa yang bisa mendengar nya.
"Nikahan nya mau berapa hari? Sayang? " tambah Arfen lagi, menepis helaian rambut yang menutupi wajah Thifa. Sontak Gadis mungil itu melotot tak percaya. Perkataan Arfen terlalu Frontal.
Thifa membulat kan matanya besar - besar ke Arah Arfen. Berharap Arfen bisa jerah. Tapi, dia adalah Arfen. Kapan dia jerah?
"Thifa? Gue mau ngomong sama lo" Sinis Cowok itu, yang sudah berdiri di sebelah Thifa yang memang duduk di pinggir.
"Zefan? Ngapain? Gue lagi makan" Sahut Thifa enggan.
"Gue mau ngomong bentar sama lo. Lo ikut gue" Paksa Zefan, berusaha menarik tangan Thifa. Tapi, Thifa dengan cepat menarik tangan nya. Arfen tersenyum puas, akh sangat puas.
"Ngomong di sini aja Zef, Gue laper soal nya. Enggak usah pindah" Paksa Thifa yang tak ingin mengalah.
Arfen diam, ia lebih suka menyaksikan nya.
"Semalam lo balik sama siapa? Naik Angkot kan? "
"Enggak sih. Gue balik sama Arfen, enggak ada Angkot soal nya"
Zefan diam, entah lah ada rasa Pedang yang menusuk di hati nya. Begitu menyesakkan saat Thifa lebih memilih Arfen.
"Kok lo Gitu sih Thif? Lo lebih milih balik sama cowok ini di banding balik sama gue. Sahabat lo sendiri! "
"Lo sahabat? Gue suaminya. Nah lebih berhak siapa? Lo apa gue? Udah sadar belum? kalo. belum, entar gue kirimin kaca yang besar deh" Sambung Arfen dengan santai nya, meminum jus yang baru saja Thifa teguk.
Melihat itu Zefan geram sendiri. Ia saja yang sudah berteman dengan Thifa tidak pernah minum satu gelas dengan Thifa, dan Arfen?
"Minuman Gue, Rese lo. Abis entar" Gerutu Thifa langsung merampas Gelas itu dari tangan Arfen. Dan meminum nya hingga habis. Dia tidak Ikhlas jika minuman Itu Arfen yang habiskan.
"Makanya, kalo mau minum tuh beli sendiri" Tambah Thifa puas, meletakkan Jus Jeruk itu lagi.
"Halah, minuman Istri kan minuman Suami. Enggak usah perhitungan lah. Lagian tuh minuman Lebih enak kalo kita satu gelas " Sahut Arfen santai, merangkul Gadis mungil nya yang tengah memutar bola matanya jengah. .
Thifa? Dia? Gue baru tau dia semanja itu
Batin Zefan, hatinya terasa terbakar melihat Kedekatan Thifa dan Arfen. Zefan menyadari, Thifa tidak pernah berperilaku manja padanya, seperti saat ini, manja pada Arfen.
"Thif? Lo belum jawab pertanyaan gue? Kenapa lo lebih milih balik sama Arfen ketimbang sama Gue? " pekik Zefan lagi, yang sudah sangat muak dengan kelakuan kedua insan itu.
"Kemarin Udah sore, enggak ada Angkot. Terus Arfen jemput. Yah udah sih Gue ikut aja, di banding gue jalan kaki. " Sahut Thifa.
"Yah udah yang penting lo baik - baik aja. Lo jaga diri! Jaga jaraj juga sama Anak ini! Dia gak baik buat lo! Ingat peringatan gue!! " Ketus Zefan berjalan pergi begitu saja.
Thifa dengan wajah polos nya menoleh ke arah Arfen. Arfen dengan cengiran tak berdosa nya mengedikkan bahu nya.
Seketika mereka semua tertawa. Entah apa sebabnya.
***
"Dimana Raisa di rawat? Gue mau jenguk dia! Dia pasti butuh gue di sisinya " Pekik halus Pria itu, dengan angkuh nya berdiri di depan--Arfen. Yah, Arfen yang tengah Asyik konser dari Meja nya.
"Raisa? Lo gak perlu tau. Raisa gak butuh bantuan lo. Dan Dia gak cinta sama lo! Mending lo jauhin dia gih" sahut Arfen santai, menatap rendah Zefan di sana.
"Jangan sok tau deh lo! Raisa suka atau enggak nya itu bukan urusan lo! "
"itu urusan gue. Urusan gue kalo ada yang ngusik kehidupan Raisa khusus nya benalu kayak lo"
"Haha!! " Zefan tertawa seketika.. Perhatian seisi kelas kini jatuh pada mereka semua. "Gaya lo seakan lo paling cinta sama Thifa. Tapi? Nyatanya apa? Lo malah super duper ngasih perlindungan ke Raisa? Maksud lo apa? Lo mau mainin hati Thifa! He! Dia itu sahabat Gue. gak bakal gue biarin lo mainin perasaan dia!! "
"Gue Emang sayang sama Thifa. Gue emang cinta sama Thifa, dan Gue emang Perduli sama Raisa. Trus, urusan nya sama lo apa? " tanya Arfen yang masih duduk di bangkunya, dengan santai menghadapi Zefan yang sudah kalut dalam emosi.
"Lo tau gak sih! Lo itu rendah banget! Menyukai dua cewek sekaligus!! "
"Hahaha! Suka? Dua cewek? Gue? Gue cuma cinta Sama Thifa. Tapi elo? Elo udah ngaca belum? Lo yakin cuma Cinta sama Raisa? Thifa enggak?? "
Jlebbbb
Pertanyaan balik itu sukses besar membuat Zefan diam tak bergeming, ia diam membatu. Dia juga bingung, kenapa begitu?
"Gue Gak cinta ke Thifa! Thifa sahabat Gue! Gue bakal lindungi dia dari lo!!! Lo jauh jauh deh dari Thifa maupun Raisa!! " Zefan pergi begitu saja. Meninggalkan kelas Ricuh nya Arfen.
***
"Euuy Cewek pendek tapi gue sayang. Tungguin dong, suami nih" Seru Arfen, segera berlari menghampiri Thifa.
"pulang bareng gue. Gue gak minta, ini perintah suami. Harus di turuti. Udah yuk ikut gue" Kata Arfen lagi, tanpa memberi ruang untuk Thifa menjawab.
"Kita balik duluan yah Guys" Tambah Arfen lagi melambaikan tangan ke arah Melia, Anggi, dan Tiga Cs nya disana. Thifa hanya bisa mengikuti Arfen begitu saja.
---
"Fen, Gimana keadaan Raisa? " tanya Thifa, sontak Arfen menghentikan langkah nya. Berbalik menatap Thifa yang sudah menunduk kaku.
***
Next?
Lanjut?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
ayolah ceritain hub e lo mah Raisa yg cmn sepupu e lo..!
2021-09-06
0
tetaplah tersenyum ☺️
🤣🤣🤣 lanjut
2021-02-13
0
Ahnaf Fajry
dulu
nathan-sheryl-andi
skrg
arfen-thifa-zevan
2020-12-09
13