Itu yang kemarin nanya, kok belum up? Author mohon maaf, karna Kesehatan Author agak down, dan Tugas menumpuk. Niat nya hari ini juga gak up, tapi liat komenan kalian. Author Harus up^^ jadi semangat deh^^
***
"Assalamualaikum Tante.. Tantee" Seru Cowok itu, berdiri di depan pintu rumah Thifa.
Ajaran papah, Ambil hati mertua dulu
Batin Arfen, yah cowok dengan suara tengil itu adalah Arfen. Arfen ingat, kemarin malam papah nya bercerita, Tentang kisah nya dengan Sheryl. Yah, salah satu ajian nya adalah. Ambil hati Mertua.
"Assalamualaikum, Tante.. Tan--"
"Wa'alaikumussalam? Ngapain lo kesini? " ketus Thifa, langsung to the point.
"Mau Nemuin Tante lah, yah kali mau liat elo. nyokap lo Di mana? " Tanya Arfen santai. Thifa diam, ia menatap intens Pria di hadapan nya ini. Isyarat Pria itu harus segera pergi.
"Gue geram, gue sosor tuh mulut" Celetuk Arfen, bukan nya pergi, Arfen malah dengan santai nyelonong masuk. Seakan itu adalah rumah nya.
"Woi, ini Rumah gue! Sopan dong" Geram Thifa menatap punggung Arfen yang sudah masuk kerumah nya.
"Lo salah! Nih calon Rumah Mertua gue. Kalo lo gak suka, lo aja yang pergi " Sahut nya santai, sembari terus berjalan memanggil Layla.
Thifa geram, akh sangat geram. Namun, senyuman tipis yang manis tak dapat di sembunyi kan lagi. Fakta bahwa Thifa bahagia karna kedatangan Arfen juga tak dapat di pungkiri.
"Ada apa Nak? Kok pagi bener? " tanya Layla, yang baru saja menuruni tangga.
"Mau jemput anak tante, yang entar jadi menantu mamah saya" sahut Arfen, dengan sopan mencium punggung tangab Layla.
"Mimpi deh lo. Mamah Gue gak restuin" ceplos Thifa, entah apa yang merasuki nya. Dia bisa mengatakan hal itu, tapi... Di hatinya berkata hal sebalik nya.
"Udah Nak, enggak usah di pikirin ucapan Thifa. Fix, Tante kasih Restu " Potong Layla, menepuk pundak Arfen.
Arfen dan Thifa membulatkan matanya bersamaan. Restu Layla terlalu dadakan menurut Arfen.
"Mah.. Dia? "
"Iyah Thifa, mamah setuju kalian pacaran. Tapi belum setuju kalian nikah "
"Tenang Tante. Saya bakal berjuang buat dapetin Restu nya tante. Oh yah Tante, ngomong - ngomong Om dimana? "
"udah berangkat. Udah gih kalian ke sekolah juga sana"
***
Ini semua karna tukang Tambal ban itu! yah kalii benerin motor selama Dua hari?!!
Umpat Thifa membuka pintu mobil nya, ia ingat bagaimana Arfen dan Montir itu bekerja sama menyusahkan Gadis mungil yang satu ini.
"Sayang~" lirih Arfen, ketika kedua nya sudah memasuki Mobil mewah itu. Thifa menoleh seketika.
"Pendek, Tapi Gue sayang" Tambah Arfen, setelah mendarat kan ciuman nya di kening mulus Thifa.
"Ciuman pagi udah, eh... Entar balik sekolah sekali lagi yah" Celetuk Arfen melajukan Mobil nya.
Thifa memutar bola matanya jengah, akh.. Namun pipi nya terasa panas, ia yakin pipinya tengah merona kali ini. Di tambah, kalimat Terakhir Yang Arfen ucap kan.
Entar balik sekolah sekali lagi yah
Kalimat itu masih menggema jelas di telinga Thifa, membuat jantung nya berdegub tak beraturan. Arfen menoleh sebentar. Arfen tiba - tiba mangulum senyuman sumringah. Yah, tentu itu karna Ia terlalu gemas dengan gadis di sebelah nya ini. Gadis yang selalu Membuat nya hampir stres.
***
Thifa, Anggi, dan Melia Duduk di Satu meja Yang sekira nya cukup untuk 7/8 orang. Masing - masing setia akan jus jeruk yang ada di depan nya.
"Jadi kemarin lo balik naik angkot Thif? " tanya Anggi, yang menatap Thifa di depan nya.
"Enggak, gue balik sama Arfen" sahut Thifa, baru saja menyedot jus nya.
"loh kok bisa sama Arfen? Bukan nya Arfen Sama Raisa yah? " Tambah Melia.
"Dia balik lagi ke sekolah, Jemput gue katanya "
Anggi dan Melia sama - sama tersentak. Hal yang tak lazim menurut mereka tapi itu terjadi.
"Eh Thif? Lo ada rasa sama Arfen? " celetuk Melia, yang sukses membuat Thifa tersentak halus.
"Gue pribadi sih ngerasa, Arfen gak buruk - buruk amat. Buktinya dia mau jemput lo" timpal Anggi.
"Gue gak tau, Gue juga bingung. Perasaan itu hal yang membingungkan kan, enggak bisa logis gue kalo udah nyangkut soal perasaan " Thifa dengan hampa mengaduk Jus di hadapan nya.
"Tapi, nyokap gue udah ngasih restu sama Arfen. Dia dukung kita pacaran " Tambah Thifa lagi, semakin membuat Anggi dan Melia Terkejut. Pasal nya kedua sahabat nya itu tentu jelas, bahwa Layla Tidak menyukai Thifa dekat dengan Pria selama ini. Lalu, bagaimana dengan mudah memberikan Restu pada Arfen?
"Seriously? Nyokap lo itu? Ngasih restu lo pacaran? " Anggi menaikkan sebelah alisnya, menatap heran ke Arah Thifa yang sama heran nya.
"Kok bisa sih? Bukan nya baru pertama kali ketemu. Sedangkan sama Zefan aja nyokap lo belum restu kan? " tanya Melia, yang sama heran nya.
"Enggak tau deh gue. Jangan tanya gue, gue juga bingung" Thifa meluruskan tangan nya, menenggelamkan Wajah manis nya di sela - sela kedua tangan nya.
"Sayang sakit? Mau kerumah Sakit? Kok lesu? "
Thifa merasakan ada sentuhan lembut yang mengusap kepala nya. Gadis itu mendongak sedikit, wajah nya masih tertutupi rambut. Ia sangat familiar dengan suara cowok itu.
"Gak mau ke Rumah Sakit ? Atau mau ke KUA aja, biar gue yang rawatin" tambah cowok itu lagi menepis lembut Rambut yang menutupi wajah Manis Thifa.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
🦋stary🌼🌸🌼
thifa di panggila sayang juga finr fine aja seh...kadang malah lgs noleh...
2021-10-06
1
Hesti Pramuni
hadeehh...
anak sekolah..! ngomonginnya KUA mulu...!
2021-09-06
0
ïm.ålgå†år~ ✨
astaghfirullah kok ada ya cowok gitu author yg cantik atupun ganteng kirim dong cowok tengil kyk arfeb yg ganteng dan PD nya gx ketulungan
2021-03-28
0